Kesultanan Johor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
VoteITP (bicara | kontrib)
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(21 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH{{hatnote|Lihat pula [[Sejarah Johor]].}}
{{EngvarB|date=October 2019}}
{{Use dmy dates|date=October 2019}}
{{Infobox country
| native_name = {{lang|ms-Arab|کسلطانن جوهر}}
| conventional_long_name= Kesultanan Johor
| common_name = Johor
| religion = [[Islam Sunni]]
| flag_p1 =
| p1 = Kesultanan Malaka
| p2 = Kesultanan Pahang
| flag_s1 = Flag of Sultanate of Siak Sri Indrapura.svg
| s1 = Kesultanan Siak Sri Indrapura
| flag_s2 = Flag of Riau-Lingga Sultanate.svg
| s2 = Kesultanan Lingga
| flag_s3 = Flag of the British Straits Settlements (1904–1925).svg
| s3 = Negeri-Negeri Selat
| flag_s4 = Flag of Johor.svg
| s4 = Johor
| flag_s5 = Flag of Pahang (1853 - 1887).svg
| s5 = Pahang
| year_start = 1528
| year_end = 1855
| date_start =
| date_end =
| event_start =
| event_end =
| image_flag = [[File:White Flag of the Malay Sultanates.svg|90px]]<br/>[[File:Flag of Johor (1855–1865).svg|90px]]
| image_coat =
| flag_type = [[Bendera Kesultanan Johor]]
| image_map = Partition of the Johor Empire.png
| image_map_caption = Peta yang menunjukkan pembagian Kesultanan Johor sebelum dan sesudah [[Perjanjian Inggris-Belanda 1824|Perjanjian Inggris-Belanda]] tahun [[1824]], dengan Kesultanan Johor pasca-partisi ditampilkan dalam warna ungu paling terang, di ujung [[Semenanjung Malaya]]
<ref>{{cite book |first1=Peter |last1=Turner |author2=Hugh Finlay |title=Malaysia, Singapore and Brunei |url=https://books.google.com/books?id=tXGoCJaIk7cC |year=1996 |publisher=[[Lonely Planet]] |isbn=978-0-86442-393-1 }}</ref>
| capital = {{plainlist|
* Sayong Pinang
* <small>(1528–1536)</small>
* [[Muar (town)|Muar]]
* <small>(1536–1540)</small>
* [[Johor Lama]]
* <small>(1540–1564)</small>
* <small>(1571–1587)</small>
* Bukit Seluyut
* <small>(1564–1570)</small>
* Batu Sawar
* <small>(1587–1615)</small>
* <small>(1642–1673)</small>
* [[Bintan]]
* <small>(1617–1618)</small>
* [[Lingga, Johor|Lingga]]
* <small>(1618–1623)</small>
* <small>(1812–1824)</small>
* [[Kepulauan Tambelan]]
* <small>(1623–1641)</small>
* [[Kota Tinggi]]
* <small>(1641–1642)</small>
* <small>(1685–1699)</small>
* <small>(1678–1685)</small>
* <small>(1708–1716)</small>
* <small>(1718–1788)</small>
* Panchor
* <small>(1700–1708)</small>
* [[Pekan, Pahang|Pekan]]
* <small>(1788–1795)</small>
* [[Singapura]]
* <small>(1819–1824)</small>
}}
| common_languages = [[Bahasa Melayu|Melayu]]
| government_type = Monarki
| title_leader = [[Sultan Johor|Sultan]]
| leader1 = [[Alauddin Riayat Shah II dari Johor|Alauddin Riayat Shah II]]
| year_leader1 = 1528–1564
| leader2 = [[Ali Iskandar dari Johor|Ali Iskandar]]
| year_leader2 = 1835–1855
| title_deputy = [[Bendahara]]
| deputy1 = Tun Khoja Ahmad
| year_deputy1 = 1513–1520
| deputy2 = [[Tun Ali of Pahang|Tun Ali]]
| year_deputy2 = 1806–1857
| currency = [[Tin ingot]], koin emas dan perak asli
| today = {{flag|Malaysia}}<br>{{flag|Indonesia}}<br>{{flag|Singapura}}
| demonym =
| area_km2 =
| area_rank =
|GDP_PPP=|GDP_PPP_year=|HDI=|HDI_year=}}
{{Sejarah Malaysia}}
 
'''Kesultanan Johor Riau ('''[[Abjad Jawi|Melayu]]''':‏کسلطانن جوهر رياو‎‎''') atau '''Kesultanan Johor Lama''', '''Johor Empire,''' atau turut juga disebut '''Kemaharajaan Melayu''' adalah sebuah kesultanan Melayu berlandaskan [[Islam]] yang didirikan oleh '''Sultan Alauddin Riayat Syah II''' pada tahun 1528, putra dari '''Sultan Mahmud Syah I''', Raja terakhir '''Kesultanan Melaka'''.
 
Pada puncak kejayaannya kerajaan ini memerintah kawasan yang saat ini meliputi beberapa wilayah di [[Indonesia]], [[Malaysia]] dan [[Singapura]]. Yakni mencakup [[Johor]], [[Pahang (negara bagian)|Pahang]], [[Terengganu]], [[Selangor]], [[Negeri Sembilan]], Tanjung Tuan Melaka, [[Singapura|Muar, ]][[Batu Pahat]], Singapura, Pulau Tinggi, [[Kabupaten Karimun|Kepulauan Karimun]], [[Pulau Bintan|Kepulauan Bintan]], [[Bulang, Batam|Bulang]], [[Pulau Lingga|Lingga]], [[Bunguran Barat, Natuna|Bunguran]], [[Bengkalis, Bengkalis|Bengkalis]], [[Kabupaten Kampar|Kampar]], [[Kabupaten Siak|Siak]], [[Jambi]] dan pulau-pulau lain di lepas pantai timur [[Semenanjung Malaya]].
 
Dalam perjalanan sejarahnya, ibukota Johor Riau kerap berpindah-pindah karena berbagai alasan. Mulai dari [[Kota Kara bintan|Kota Kara]] (Bintan), Pekantua (Riau), Sayong Pinang (Malaysia), Johor Lama (Malaysia), [[Daik, Lingga, Lingga|Daik]], [[Pulau Lingga|Lingga]], [[Kota Tanjungpinang|Tanjung Pinang]], [[Singapura]] dan lainnya.
 
Semasa zaman penjajahan, beberapa wilayah Johor di bagian semenanjung Malaysia dijajah oleh Inggris, sementara beberapa wilayah Johor di Riau dijajah oleh Belanda. Inilah yang dikemudian hari menyebabkan pemisahan antara Johor dan Riau, dimana pada saat ini wilayah Johor di Semenanjung Malaysia menjadi bagian dari Negara Malaysia, sedangkan wilayah Johor di Riau menjadi wilayah dari Indonesia.
 
Berdirinya kerajaan Johor-Riau tidak terlepas dari runtuhnya Kesultanan Melaka. Pada tahun 1511, Melaka runtuh ditangan Portugis dan Sultan Mahmud Syah I yang ketika itu memerintah Melaka melarikan diri ke Pahang, lalu ke Bentan atau Pulau Bintan dan mendirikan pusat pemerintahan baru bernama Kota Kara.
 
Di Pulau Bintan, Sultan Mahmud Shah berusaha untuk membangunkan kekuatan kembali dengan mengumpulkan semua prajurit terlatihnya. Beberapa serangan dan boikot jalur perdagangan dilakukan terhadap Portugis. Usaha itu membuat Portugis yang telah menguasai Melaka mengalami banyak kerugian. Portugis muka dan pada tahun 1526,
 
Pedro Mascarenhaas memimpin angkatan laut Portugis untuk menyerang Kota Kara di Bintan. Angkatan laut Portugis yang kuat tidak mampu dikalahkan oleh Sultan Mahmud Syah. Sultan dilarikan oleh orang-orang kepercayaannya keluar Pulau Bintan dengan melintasi Selat Melaka dari Bintan menuju Pekantua Kampar, tepatnya di wilayah Kabupaten Pelalawan saat ini dan wafat disana. Dengan wafatnya Sultan Mahmud Syah I, berakhirlah riwayat trah Sri Parameswara memerintah Melaka.
 
Sultan Mahmud Syah wafat dengan meninggalkan beberapa orang putra dan putri, diantaranya adalah Sultan Mudzaffar yang mendirikan kerajaan Perak, dan Sultan Ali yang mendirikan kerajaan Johor-Riau.
 
Sultan Mudzaffar dan keturunannya terus menerus menjadi penguasa Kesultanan Perak, sementara Sultan Ali dan keturunannya terus menerus menjadi penguasa Kesultanan Johor-Riau.
 
== Daftar Nama-Nama Sultan Penguasa Johor ==
Wangsa Parameswara
 
Wangsa ini berasal dari keturunan raja-raja Melaka pertama hingga terakhir. Setelah Melaka dihancurkan Portugis, Sultan Mahmud Syah I, Raja Melaka ke-8 melarikan diri ke Kampar, Riau bersama anaknya dan mangkat di sana.
 
Raja Muzaffar putra Sultan Mahmud Syah I ditabalkan menjadi Sultan Perak yang pertama dengan menggelarkan dirinya sebagai Sultan Muzaffar Syah. Sedangkan putra lainnya, Raja Ali mendirikan Kesultanan Johor Riau yang dinisbatkan sebagai pelanjut tahta kesultanan Melaka.
 
Oleh sebab itu pemberian nomor pada nama-nama sultan yang serupa di Kesultanan Johor Riau merupakan kelanjutan dari nama-nama dari Sultan Melaka.
{| class="wikitable"
|-
! Periode !! Nama Raja !! Catatan dan peristiwa penting
|-
| colspan="3" |Wangsa Parameswara (Wangsa Melaka)
|-
| 1528-1564 || Sultan Alauddin Riayat Syah II || Mendirikan Kesultanan Riau Johor
|-
| 1564-1570 || [[Sultan Muzaffar Syah II dari Johor|Sultan Muzaffar Syah II]] ||
|-
| 1570-1571 || [[Sultan Abdul Jalil Syah I dari Johor|Sultan Abdul Jalil Syah I]] || Serangan [[Imperium Portugis|Portugis]] pada 1587
|-
|1571-1579
|Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah II
|
|-
| 1597-1615 || Sultan Alauddin Riayat Syah III || Serangan Portugis tahun 1604, membuat perjanjian dengan [[VOC]] tahun 1606
|-
| 1613-1615 || Masa peralihan || Penaklukan [[Kesultanan Aceh]] tahun 1613
|-
| 1615-1623 || [[Abdullah Ma'ayat Syah dari Johor|Sultan Abdullah Muayat Syah]] || Di bawah pengaruh Kesultanan Aceh
|-
| 1623-1673 || [[Abdul Jalil Syah II dari Johor|Sultan Abdul Jalil Syah III]] || Melepaskan diri dari Aceh selepas mangkatnya [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]]
|-
| 1673-1677 || Masa peralihan || Penaklukan [[Kesultanan Jambi|Jambi]] tahun 1673
|-
| 1677-1685 || [[Ibrahim Syah dari Johor|Sultan Ibrahim Syah]] ||
|-
| 1685-1699 || Sultan Mahmud Syah II ||Dibunuh dalam perjalanan menunaikan Sholat Jum'at
|-
| 1718-1722 || [[Raja Kecil]] ||Putra Sultan Mahmud Syah II yang dilarikan ke Sumatera ketika masih dalam kandungan.
Menuntut kembali takhta dari keluarga Bendahara dengan dukungan penuh Pagaruyung, Riau, Jambi, Palembang, dan Orang Laut di Kepulauan Riau.
Memindahkan pusat kerajaan ke Riau
|-
| colspan="3" |Wangsa Bendahara
|-
|1699-1718
|Sultan Abdul Jalil Riayat Syah IV
|Kekosongan pemerintahan akibat terbunuhnya Sultan Mahmud Syah II membuat pembesar kerajaan melantik Bendahara sebagai Sultan.
Ditaklukkan Raja Kecil dan dikembalikan menjadi Bendahara
Dibunuh Raja Kecil atas persengkongkolan pemberontakan
|-
| 1728-1760 || [[Sulaiman Badrul Alam Syah dari Johor|Sulaiman Badrul Alam Syah]] || Putra Sultan Abdul Jalil Riayat Syah IV
Merebut kembali takhta Johor dari Raja Kecil atas bantuan VOC dan 5 Bugis bersaudara
|-
| 1760-1770 || Masa peralihan || Penaklukan Raja Ismail
|-
|
|
|
|-
| 1779-1781 || [[Ismail dari Siak|Raja Ismail]] ||
|-
| 1781-1791 || [[Yahya dari Siak|Raja Yahya]] ||
|-
| 1791-1811 || [[Sayyid Ali dari Siak|Sultan Sayyid Ali]] ||
|-
| 1811-1818 || [[Sayyid Ibrahim dari Siak|Sultan Sayyid Ibrahim]] ||
|-
| 1818-1819 || Masa peralihan || Siak melepaskan diri dari Johor, kemudian diperebutkan [[Imperium Britania|Inggris]] di [[Singapura]] dan [[Belanda]] di [[Tanjungpinang]]
|-
| 1819-1824 || [[Abdul Rahman dari Lingga|Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah]]** <br /> [[Husain dari Singapura|Sultan Husain]]*** || Johor diklaim oleh 2 raja
|-
| 1824-1855 || Masa peralihan || Johor menjadi wilayah jajahan Inggris****
|-
| 1855-1862 || [[Daeng Ibrahim dari Johor|Daeng Ibrahim]] || Tumenggung Johor*****
|-
| 1862-1895 || [[Abu Bakar dari Johor|Sultan Abu Bakar ibni Daeng Ibrahim]] ||
|-
| 1895-1959 || [[Ibrahim dari Johor|Sultan Ibrahim ibni Sultan Abu Bakar]] || Kemerdekaan [[Malaysia]], Johor menjadi bagian dari Malaysia
|-
| 1959-1981 || [[Ismail dari Johor|Sultan Ismail ibni Sultan Ibrahim]] ||
|-
| 1981-2010 || [[Iskandar dari Johor|Sultan Iskandar ibni Sultan Ismail]] ||
|-
| 2010-sekarang || [[Ibrahim Ismail dari Johor|Sultan Ibrahim Ismail ibni Sultan Iskandar]] ||
|-
| colspan="13" style="text-align:left;font-size:88%;" |'''Catatan:'''<br /> * Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]] versi [[Raffles]].<br /> ** [[Kesultanan Lingga|Raja Lingga]] di bawah perlindungan Belanda. <br /> *** Raja Singapura di bawah perlindungan Inggris. <br />**** Pengaruh [[Perjanjian London tahun 1824]].<br /> ***** Diangkat oleh Inggris menjadi raja di Johor.
|}
 
==Catatan kaki==
 
[[Kategori:Kesultanan Johor| ]]