Nanaet Duabesi, Belu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: Merapikan artikel, removed stub tag
 
(23 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kecamatan
{{kecamatan
|nama = Nanaet Dubesi
|peta = <!-- Tuliskan nama berkas lengkap. -->
|dati2=Kabupaten
|gambar = <!-- Tuliskan nama berkas lengkap. -->
|nama dati2=Belu
|caption = <!-- Diisi dengan keterangan gambar. -->
|luas=- km&sup2;
|provinsi = Nusa Tenggara Timur
|penduduk=-
|dati2 = Kabupaten
|kelurahan=-
|nama camatdati2 =- Belu
|nama camat = <!-- Camat -->
|kepadatan=- jiwa/km&sup2;
|nama sekcam =
|provinsi=Nusa Tenggara Timur
|kode pos = <!-- 52354 -->
|luas = <!-- .. km² -->
|penduduk = <!-- .. jiwa -->
|kepadatan = <!-- .. jiwa/km&sup2;² -->
|kelurahan =-
|suku bangsa =
|agama =
|kemendagri =
|alamat =
|telepon =
|website =
}}
'''Nanaet Dubesi''' adalah sebuah [[Kecamatan]] di [[Kabupaten Belu]], [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]].
 
'''Nanaet Dubesi''' adalah sebuah [[Kecamatan]] di [[Kabupaten Belu]], [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Letaknya di atas Pegunungan yang memisahkan dua Negara antara Indonesia Dan Timor Leste. Letaknya sekitar 40 Km dari ibu kota kabupaten Belu Atambua.
==Etimologi==
 
Nanaet melambangkan pria atau laki-laki dan Dubesi melambangkan wanita. Dalam masa kerajaan Naitimu wilayah Nanaet Dubesi merupakan wilayah pusat kerajaan Naitimu. Diceriterakan bahwa pusat kerajaan Naitimu tua merupakan wilayah adat Nanaet dan Dubesi. Di bukit Nanaet terdapat petunjuk akan aktivitas manusia tempo dahulu. Ritus tradional ksadan Nanaet biasa dilaksanakan di sebuah tempat di bukit Nanaet. Ada banyak ceritera mitis magis seputar Nanaet Dubesi.
== Etimologi ==
Juga ceritera tentang kepahlawanan rakyat Naetimu tempo dahulu tentang perang melawan kolonial Belanda. Menurut legenda perang Nanaet diceriterakan bahwa rakyat Naitimu berusaha mempertahankan benteng ini mati-matian sebelum direbut oleh Belanda. Perang Nanaet disebabkan oleh karena banyak beban-beban terhadap rakyat dan ketidakpuasan rakyat termasuk raja Naitimu terhadap kolonial Belanda. Dewasa ini kecamatan Nanaet terdiri atas beberapa desa. Beberapa desa itu dapat disebutkan dua yakni desa Nanaet dan desa Dubesi.{{fact}}
''Nanaet'' melambangkan pria dan ''Dubesi'' melambangkan wanita. Berdasarkan istilah ini, ada kemungkinan terdapat leluhur orang Naitimu dari perkawinan antara leluhur pria yang berasal dari Nanaet dan leluhur wanita yang berasal dari Dubesi. Perkawinan antara Nanaet dan Dubesi melahirkan keturunan orang tetum yang menyebut dirinya Nanaet Dubesi. Karena perkawinan Nanaet-Dubesi menganut paham patriarkat, maka keturunan Nanaet Dubesi lebih cocok disebut dengan nama Nanaet saja.<ref>Blasius Mengkaka, Halilulik, Naitimu dan Don Bisenti da Costa.</ref>
 
== Sejarah dan Mitos ==
Dalam masa kerajaan Naitimu, wilayah Nanaet-Dubesi merupakan wilayah pusat kerajaan Naitimu. Pusat kerajaan Naitimu tua merupakan wilayah adat Nanaet dan Dubesi. Di bukit Nanaet, terdapat petunjuk adanya aktivitas manusia tempo dahulu hingga saat ini. Ritus tradisional di Ksadan Nanaet biasa dilaksanakan di sebuah tempat di bukit Nanaet. Ada banyak suku rumah di Timor Tengah yang mengaku dirinya datang dari Nanaet. Beberapa suku rumah yang berdiam di wilayah Naitimu seperti: Suku Asulaho, suku Lia nain, suku Bere Nahak, suku Umamalae, suku Ekfatu, suku Sose-Halek, dll. Ada kemungkinan, kata Nanaet menunjukkan nama tempat asal atau tempat tinggal nenek moyang orang Naitimu selama jangka waktu yang lama bisa benar. Ketika muncul kekristenan dan relasi dengan Belanda, banyak penduduk menyingkir dan mencari daerah baru. Ada yang menyingkir karena terjadi persoalan perebutan kekuasaan dan ketidakpuasan antara kalangan bangsawan sendiri di Nanaet. Misalnya suku Asulaho di Nurobo-Belu yang mengaku berasal dari suku Asulaho Nakreu-Belu. Kedua rumah adat Suku Asulaho (Nurobo dan Nakreu) mengaku bermigrasi keluar dari kawasan Nanaet karena konflik dengan bangsawan Naitimu yang bertindak sewenang-wenang. Menurut kedua rumah adat ini, sesama keturunan raja, tidak boleh saling menindas. Ada banyak ceritera mistis magis seputar Nanaet Dubesi. Misalnya ada mitos tentang adanya seekor Naga (Luksaen) penjaga gua pada Ksadan Nanaet. Naga tersebut baru akan memberi jalan kepada pengunjung bila dilakukan ritus pembunuhan ayam jantan merah.
 
Menurut legenda perang Nanaet, diceriterakan bahwa rakyat Naitimu berusaha mempertahankan benteng Nanaet mati-matian sebelum direbut oleh kolonial Belanda. Perang Nanaet disebabkan beban dan ketidakpuasan rakyat termasuk raja Naitimu terhadap perjanjian Plakat Pendek (''Korte Verlaring'') kolonial Belanda. Dalam legenda perang Nanaet, diceriterakan pasukan Belanda berhasil menguasai pusat pertahanan kerajaan Naitimu itu setelah mengalahkan para panglima perang Naitimu yang bertahan di dalam benteng Nanaet. Pasukan Belanda melakukan isolasi terhadap pasukan Naitimu yang bertahan di dalam benteng Nanaet dengan salah satu cara ialah berusaha untuk menguasai sumber mata air Nanaet. Pasukan Naitimu kalah akibat kalah peralatan senjata. Senjata pasukan Naitimu ialah ''rama'' (busur), sumpit yang disebut ''kahuk'', ''surik'' (pedang), ''diman'' (lembing) dan batu-batu besar di Nanaet. Sementara pasukan Belanda menggunakan senjata modern.
 
Nama Nanaet Dubesi juga menjadi nama bagi raja Naitimu. Di Naitimu, terdapat istilah Nai faen yakni raja Naitimu yang diangkat oleh bangsawan asli Nanaet untuk menjadi raja Naitimu. Raja-raja Nai faen lain yang juga menjadi penguasa ''Zelbsbestuurder'' (wakil resmi penguasa kolonial) misalnya: Don Bisenti da Costa yang merupakan putera raja Lidak, juga raja Fransiskus Manek dan raja Baltasar Th. Siri. Bertitik-tolak dari istilah Nai faen ini, maka ada kemungkinan pemunculan raja yang berasal dari suku Tetum Nanaet yang disebut ''Naikukun'' (penguasa tetum asli Nanaet) yang dalam masa pemerintahan Belanda disebut penguasa Volksbestuurder (penguasa adat). Menurut legenda Lakaan, raja pertama Naitimu ialah Nai Timu Mauk yang berasal dari Lakaan. Nai Timu Mauk disebut Naitimu menurunkan raja-raja Naitimu. Dewasa ini kecamatan Nanaet terdiri atas beberapa desa. Beberapa desa itu dapat disebutkan dua yakni desa Nanaet dan desa Dubesi.<ref>Blasius Mengkaka, Meneropong Status Halilulik, Ibu Kota Desa Atau Ibu Kota Kecamatan.</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://belukab.bps.go.id/publication BPS Kabupaten Belu]
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Prodeskel Binapemdes Kemendagri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
* {{id}} [http://www.belukab.go.id/ Situs Resmi Kabupaten Belu]
* {{id}} [https://nanaetdubesi.belukab.go.id/ Situs Resmi Kecamatan Nanaet Dubesi]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Nanaet Dubesi, Belu}}
{{Kabupaten Belu}}
 
{{kecamatan-stub}}
{{Authority control}}