Masjid Keramat Banua Halat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menghapus Kategori:Masjid di Indonesia; menambahkan Kategori:Masjid di Kalimantan Selatan menggunakan HotCat |
Wadaihangit (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Masjid di Kabupaten Tapin menggunakan HotCat |
||
(19 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|image=Masjid Al-Mukarromah, Tapin.jpg
|caption=
|building_name=Masjid
|location={{flagicon|Indonesia}} [[Kabupaten Tapin|Tapin]], [[Indonesia]]
|province=[[Kalimantan Selatan]]
|district=[[Tapin Utara, Tapin|Tapin Utara]]
|geo=
|religious_affiliation=[[Islam]] – [[Sunni]]
|website=
|architect=
Baris 25:
|materials=Ulin
}}
'''Masjid
== Sejarah ==
[[Berkas:Masjid Keramat Banua Halat 4.jpg|jmpl|Tampak depan Masjid Keramat Banua Halat]]
Tidak diketahui pasti kapan [[masjid]] ini dibangun. Menurut sejarah, masjid yang dikeramatkan tersebut dibangun H. Syafrullah atau yang dikenal orang terdahulu sebagai '''Datu Ujung''' (dalam versi lain ada yang juga menyebutkan kalau [[masjid]] ini didirikan oleh Haji Mungani Salingnata pada tahun [[1840]]). Datu Ujung ini memiliki kehebatan yang masih dikenal sampai sekarang, yaitu ''tiang miring''. Tiang ini menjadi salah satu tiang utama di masjid tersebut.▼
[[Berkas:Masjid Keramat Banua Halat.jpg|jmpl|Masjid Keramat Banua Halat]]
[[Berkas:Masjid Keramat Banua Halat 2.jpg|jmpl|Bentuk atap lancip merupakan ciri khas dari Masjid bersejarah di Kalimantan Selatan]]
[[Berkas:Masjid Keramat Banua Halat 3.jpg|jmpl|Bagian atap Masjid Keramat Banua Halat]]
▲Tidak diketahui pasti kapan [[masjid]] ini dibangun. Menurut sejarah, masjid yang dikeramatkan tersebut dibangun H. Syafrullah atau yang dikenal orang terdahulu sebagai
Sebagai tokoh masyarakat yang dikenal, Datu Ujung bersama masyarakat membangun masjid keramat untuk tempat ibadah masyarakat sekitar. Saat pembangunan masjid tersebut tiang-tiang masjid dicari Datu Ujung ke desa [[Batung, Piani, Tapin|Batung]], Kecamatan [[Piani, Tapin|Piani]]. Menurut sejarah pula, tiang-tiang itu hanya ditendang Datu Ujung dengan kesaktiannya hingga bisa dihanyutkan ke [[sungai]] dan sampai di depan Masjid Keramat yang berada di pinggiran [[Sungai Tapin]].
Setelah masjid selesai, warga mengadakan ''selamatan''. Saat selamatan itu ternyata ikan untuk di makan warga kurang, lalu Datu Ujung berpesan kepada warga untuk jangan makan dahulu sebelum ia datang karena Datu Ujung akan mengambil
Melihat warga yang tidak mengindahkan pesannya tersebut, membuat Datu Ujung jadi marah hingga dia menghentakkan kakinya ke tanah hingga menimbulkan bekas tanah yang miring. Hingga sekarang, bekas pijakan tanah tersebut yang berada di di bagian pojok kanan masjid masih membekas.
== Mengeluarkan minyak ==
Di salah satu tiang
▲Di salah satu tiang [[masjid]], terdapat sebuah tiang yang mengeluarkan minyak. Tidak diketahui pasti kapan minyak itu keluar dan sebabnya. Banyak pengunjung masjid yang takjub akan hal itu. Bahkan mereka berebut mengelus sebuah tiang berminyak itu dengan kapas, tisu hingga lembaran uang kertas. Berbagai niat dan permintaan pun mereka utarakan saat mengusap tiang itu.<ref name="Masjid Keramat"></ref>
== Sempat dibakar ==
▲[[Masjid]] ini pernah dibakar oleh [[Kolonial Belanda|Belanda]]. Pada saat terbakar, hampir seluruh material bangunan masjid yang berada di tepian sungai itu ludes. Yang tersisa hanya satu tiang utama yang kini terus mengeluarkan minyak itu. Kemudian, pada tahun [[1862]] '''Masjid Al-Mukarromah''' dibangun kembali.<ref name="Masjid Keramat">[http://202.146.4.120/read/artikel/13688/wow-tiang-masjid-di-tapin-selalu-keluarkan-minyak Banjarmasin Post - Tiang Masjid di Tapin Selalu Keluarkan Minyak]</ref>
== Peristiwa unik ==
Baris 49 ⟶ 50:
Pada tahun [[1935]], saat lantai masjid ditegel dan dalam tahap akhir, datang seorang pengunjung bernama Ibu Zahra dari [[Balikpapan]] ke Masjid Keramat Banua Halat. Baru saja masuk ke masjid, tiba-tiba saja Ibu Zahra dirasuki Datu Ujung dan berkata, "tolong bekas kedudukanku jangan diratakan, sebab itu menjadi ciri khas masjid ini”.
Tidak hanya itu, Datu Ujung juga berpesan apabila ada orang yang berziarah ke masjid ini, biar tidak ketemu Datu
Cerita lainnya, masjid ini memiliki tajau (bejana) besar sebanyak 3 buah yang berasal dari abad 10 – 11 dinasti Tsung. Namun sekarang tersisa 2, sebab salah satunya pecah. Tajau ini pun dipercaya warga sebagai tempat memandikan bayi dan orang yang ingin sembuh dari suatu penyakit. Bahkan sudah banyak yang terbukti kebenarannya. Selain itu tajau dulunya hingga sekarang masih dipergunakan untuk berwudhu bagi para jamaah.
Baris 55 ⟶ 56:
Sementara itu, kisah yang pernah terjadi di masjid ini adalah saat masjid ini pernah kehilangan sebuah jam dinding kuno yang besar, dicuri si "tangan panjang" pada tahun [[1975]]. Sehari usai jam besar tersebut dicuri, keesokan harinya jam tersebut dikembalikan orang yang mengambilnya ke tempat semula, dan anehnya orang tersebut menjadi hilang ingatan alias gila hingga akhirnya meninggal dunia.
Hingga sekarang masjid ini masih dikeramatkan, setiap hari selalu ada saja peziarah yang datang dan membaca doa selamat di masjid ini. Bahkan, setiap datangnya bulan mualidurrasul, di masjid ini digelar
== Referensi ==
Baris 61 ⟶ 62:
== Pranala luar ==
* [http://www.
* https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/masjid-tua-banua-halat-atau-masjid-al-mukarramah/
{{DEFAULTSORT:Keramat Banua Halat}}▼
{{Masjid di Indonesia}}
▲{{DEFAULTSORT:Keramat Banua Halat}}
[[Kategori:Masjid di Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten Tapin]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:Masjid di Kabupaten Tapin]]
|