Kabupaten Kuningan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Purnamaku (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(503 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{RedireksiIndoKabKotaTempat lain|Kuningan|Kota|4=1 (disambiguasi)}}
{{Kotak info Dati II Indonesia
{{dati2|nama=Kabupaten Kuningan
|settlement_type = Kabupaten
|propinsi=[[Jawa Barat]]
|ibukotanama =[[Kuningan, Kabupaten Kuningan|Kuningan]]
|translit_lang1_type = [[Aksara Sunda]]
|luas=1178.58
|translit_lang1_type1 =[[Cacarakan]]
|penduduk=1140777
|translit_lang1_info = {{sund|ᮊᮥᮔᮤᮍᮔ᮪}}
|penduduktahun=(2007)<ref>Jumlah Penduduk Kabupaten Kuningan tahun 2007 menurut BPS Provinsi Jawa Barat</ref>
|julukan = Kota Kuda
|kepadatan=968
|provinsi = [[Jawa Barat]]
|kecamatan=32
|ibukota = [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]]
|kelurahan=376
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|kodearea=0232
|perrow = 1/2
| dau = Rp. 722.473.887.000,-
|image1=DSC.Curugputri.jpg
| dauref =(2011)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/id/590/|title=Perpres No. 6 Tahun 2011|date=2011-02-17|accessdate=2011-05-23}}</ref>
|caption1=Curug Putri di [[Taman Nasional Gunung Ciremai]]
|lambang=[[Berkas:Logo_Kabupaten_kuningan.jpg|100px]]
|image2=Tarian Buyung Syarat Akan Makna.jpg
|peta= [[Berkas:Locator_kabupaten_kuningan.png]]
|caption2 = Tari Buyung khas Kuningan
|koordinat= 108°23 - 108° 47 BT dan 6°45 - 7°13 LS
|image3=Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan001.JPG
|dasar hukum=
|caption3 = Bangunan tempat [[Perundingan Linggajati]] dilaksanakan.
|tanggal=
}}
|motto=ASRI (Aman Sehat Rindang Indah)
|lambang = Seal of Kuningan Regency.svg
|kepala daerah=[[Bupati]]
|peta = Map of West Java highlighting Kuningan Regency.svg
|nama kepala daerah= H. Aang Hamid Suganda, S.Sos.
|koordinat = <!---- gunakan [[templat:coord]]. biasanya diisi dengan koordinat alun-alun, katedral, pelabuhan, bandara, kantor polisi, kantor bupati, ataupun gedung DPRD ----> {{coord|-6.9766048|108.4849021|display=title,inline}}
|web=http://www.kuningankab.go.id/
|pushpin_map = Indonesia Jawa Barat#Indonesia Java#Indonesia
|pushpin_label = Kuningan
|pushpin_label_position = left
|dasar hukum =
|tanggal =
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1498|09|1}}
|motto = Rapih winangun kerta raharja<br/>{{small|{{su icon}} Tertib, teratur, dan penuh semangat membangun demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan lahir-batin}}
|kecamatan = 32
|kelurahan = 376
|kepala daerah = [[Daftar Bupati Kuningan|Bupati]]
|nama kepala daerah = [[Agus Toyib]] (Pj.)
|wakil kepala daerah = [[Daftar Wakil Bupati Kuningan|Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah = ''lowong''
|nama sekretaris daerah = A. Taufik Rohman (Pj.)
|nama ketua DPRD = Nuzul Rachdy
|luas = 1178,58
|penduduk = 1235854
|penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|99,29% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,66% [[Kekristenan]]
** 0,45% [[Katolik]]
** 0,21% [[Protestan]]
{{Tree list/end}}
|0,04% Kepercayaan |0,01% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa =[[Bahasa Sunda Kuningan|Sunda (Kuningan) ]]<br>[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|IPM = {{increase}} 69,71 ([[2021]])<br>{{fontcolor|Orange|sedang}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=4 Maret 2022|archive-date=2021-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20211201065917/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|dead-url=no}}</ref>
|kodearea = +62 232
|nomor_polisi = E ''xxxx'' Y*/Z*
|dau = Rp 100.586.961.000.-
|dauref = (2020)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15|archive-date=2013-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130214064515/http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873|dead-url=yes}}</ref>
|web = {{url|kuningankab.go.id}}
}}
'''Kabupaten Kuningan''', adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Ibukotanya adalah '''[[Kuningan, Kuningan|Kuningan]]'''. Letak astronomis kabupaten ini di antara 108°23" - 108°47" Bujur Timur dan 6°45" - 7°13" Lintang Selatan. Kabupaten ini terletak di bagian timur Jawa Barat, berbatasan dengan [[Kabupaten Cirebon]] di utara, [[Kabupaten Brebes]] ([[Jawa Tengah]]) di timur, [[Kabupaten Ciamis]] di selatan, serta [[Kabupaten Majalengka]] di barat. Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah 361 [[desa]] dan 15 [[kelurahan]]. Pusat pemerintahan di Kecamatan [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]].
 
'''Kabupaten Kuningan''' ([[aksara Sunda]]: ᮊᮥᮔᮤᮍᮔ᮪) adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang terletak di bagian ujung timur Provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Ibu kotanya adalah [[Kuningan, Kuningan|Kecamatan Kuningan]]. Berjarak 140&nbsp;km dari [[Kota Bandung]], 43&nbsp;km dari [[Kota Cirebon]], dan 225 km dari [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Kota Jakarta]], kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Cirebon]] di utara, [[Kabupaten Brebes]] ([[Jawa Tengah]]) di timur, [[Kabupaten Ciamis]] dan [[Kabupaten Cilacap]] ([[Jawa Tengah]]) di selatan, dan [[Kabupaten Majalengka]] di barat. Kabupaten ini dikenal karena merupakan merupakan tempat dilaksanakannya [[Perundingan Linggajati]]. Di kecamatan [[Cigugur, Kuningan|Cigugur]], beberapa warga merupakan penganut penghayat kepercayaan [[Sunda Wiwitan]].<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=31 Agustus 2024|format=Visual}}</ref>
Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya [[Gunung Ceremai]] (3.076 m) yang biasa salah kaprah disebut dengan ''Gunung Ciremai'', gunung ini berada di perbatasan dengan Kabupaten Majalengka. [[Gunung Ceremai]] adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.
 
Kuningan juga merupakan salah satu pintu gerbang masuk Jawa Barat dari sebelah timur, bersama dengan [[Kabupaten Ciamis]], [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], [[Kota Banjar]] dan [[Kabupaten Pangandaran|Pangandaran]].
== Asal nama Kuningan ==
 
{{utama|Sejarah asal nama Kuningan}}
Kabupaten Kuningan dikenal dengan julukan sebagai "''Kota Kuda''". [[Kuda]] merupakan ikon dari kabupaten ini dan dianggap merupakan hewan perwujudan dari Si Windu. Kuda gesit tersebut milik keluarga Arya Kamuning, seorang pemimpin wilayah ini pada zaman Kesultanan Cirebon dan Pajang.<ref>{{Cite news|date=2020-10-16|title=Mengenal Si Windu, Kuda Putih Perkasa yang Jadi Ikon Kabupaten Kuningan|url=https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-si-windu-kuda-putih-perkasa-yang-jadi-ikon-kabupaten-kuningan.html|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2022-02-13|editor-last=Diva|editor-first=Nurul|first=Nurul Diva|last=Kautsar|archive-date=2022-02-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220213052909/https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-si-windu-kuda-putih-perkasa-yang-jadi-ikon-kabupaten-kuningan.html|dead-url=no}}</ref>
 
== Sejarah ==
=== Etimologi ===
Terdapat beberapa hipotesis mengenai asal-usul nama Kuningan. ''Pertama'', menurut sejarawan [[Edi Suhardi Ekajati]], nama "Kuningan" berasal dari nama logam paduan [[Kuningan|dengan nama yang sama]]. Kuningan merupakan logam campuran antara tembaga, timah, dan perak, yang kemudian disepuh sehingga mengkilat seperti emas.<ref>{{Cite book|last=Ekajati|first=E.S.|date=2003|title=Sejarah Kuningan dari masa Prasejarah hingga Terbentuknya Kabupaten|location=Bandung|publisher=Kiblat Buku Utama|pages=22-24|url-status=live}}</ref>
 
Ekajati menyebut bahwa ditemukan patung dan alat keperluan rumah tangga terbuat dari kuningan di [[Jalaksana, Kuningan|Jalaksana]], tepatnya di Desa Sangkanherang. Patung itu berasal dari zaman Megalitikum. Patung ini menjadi incaran bagi kaum menak semenjak ditemukan pada tahun 1914 hingga 1950-an.<ref name=":0" />
 
Ekajati mencocokkan etimologi tersebut dengan dua cerita yang berkaitan dengan bokor kuning. Dalam kisah ''[[Ciung Wanara]]'', ada sebuah bokor terbuat dari kuningan. Bokor itu digunakan oleh [[Kerajaan Galuh|Raja Galuh]] untuk menguji seorang pendeta bernama Ajar Sukaresi yang bertapa di Gunung Padang. Ajar Sukaresi diminta Sang Raja untuk menaksir apakah Permaisurinya hamil atau tidak, dengan memasang bokor kuningan itu di perutnya. Pendeta yang sudah mengetahui rencana jahat sang Raja kemudian menaksir bahwa perut sang Permaisuri telah hamil. Raja pun berhasil mengelabui Pendeta dan sang Pendeta pun dijatuhi hukuman mati. Tak lama kemudian sang Permaisuri pun benar-benar hamil. Dengan gelap mata, Sang Raja ini marah dan menendang bokor kuningan, kuali, dan penjara besi yang berada di dekatnya. Bokor itu pun jatuh di daerah yang bernama Kuningan, sedangkan kuali di Kawali ([[Kabupaten Ciamis]]), dan penjara besi bernama Kandangwesi di [[Garut]] selatan.<ref name=":0" />
 
Dalam naskah ''[[Babad Cirebon]]'' dan juga tradisi lisan masyarakat Kuningan, bokor kuningan digunakan untuk menguji [[Sunan Gunung Jati]], salah seorang wali. Hal yang membedakan adalah waktu dan tempatnya serta tujuan dan akibatnya, tanpa adanya penendangan bokor. Secara latar tempat dan waktunya, ''Ciung Wanara'' terjadi pada zaman Hindu-Buddha di wilayah Bojong Galuh, sedangkan ''Babad Cirebon'' dan tradisi lisan terjadi pada zaman Islam di wilayah Luragung, 19&nbsp;km timur Kuningan. Naskah ''Babad Cirebon'' dan tradisi lisan menyebutkan bahwa tujuan penggunaan bokor adalah untuk menguji keluhuran ilmu yang dimiliki Sunan Gunung Jati. Putranya kelak dibesarkan oleh Ki Gedeng Luragung, penguasa daerah Luragung, dan kelak setelah dewasa diangkat oleh Sunan Gunung Jati sebagai Adipati Kuningan.<ref name=":0" />
 
Ada beberapa alternatif lain berkaitan dengan asal-usul nama Kuningan. ''Kedua'', nama Kuningan berasal dari daerah bernama ''Kajéné'' yang berarti "sesuatu yang berwarna kuning". ''Ketiga'', Kuningan berasal dari istilah ''dangiang kuning'' (sebuah ilmu gaib) yang didapatkan oleh Demunawan, penguasa awal Kuningan pada masa Galuh. ''Keempat'', "Kuningan" berasal dari wuku dan hari raya [[Hari raya Kuningan|dengan nama yang sama]].<ref name=":0" />
 
=== Masa Pra sejarah ===
 
[[File:Purbakalacipari.jpg|thumb|Situs kuburan batu pra sejarah di Taman Purbakala Cipari]]
Diperkirakan ± 3.500 tahun sebelum masehi sudah terdapat kehidupan manusia di daerah Kuningan, hal ini berdasarkan pada beberapa peninggalan kehidupan dipada zaman pra sejarahprasejarah yang menunjukkan adanya kehidupan pada zaman NeoliticumNeolitikum dan batu-batu besar yang merupakan peninggalan dari kebudayaan MegaliticumMegalitikum. Bukti peninggalan tersebut dapat dijumpai di Kampung [[Cipari, Cigugur, Kuningan|Cipari]] Kelurahan [[Cigugur, Cigugur, Kuningan|Cigugur]] yaitu dengan ditemukannya peninggalan pra-sejarah pada tahun 1972, berupa alat dari batu obsidian (batu kendan), pecahan-pecahan tembikar, kuburan batu, pekakas dari batu dan keramik. Sehingga diperkirakan pada masa itu terdapat pemukiman manusia yang telah memiliki kebudayaan tinggi.

Hasil penelitian menunjukanmenunjukkan bahwa [[Situs Cipari]] mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir NeoleticumNeoletikum dan awal pengenalan bahan perunggu berkisar padaantara tahun 1000 SM sampai dengan 500 M. Pada waktu itu masyarakat telah mengenal organisasi yang baik serta kepercayaan berupa pemujaan terhadap nenek moyang ([[animisme]] dan dinamisme). Selain itu diketemukannyaditemukannya pula peninggalan adat dari batu-batu besar dari zaman megaliticummegalitikum.{{cn}}
 
=== Masa Hindu ===
Dalam caritapandangan [[Parahyangan]] disebutkan bahwa ada suatu pemukiman yang mempunyai kekuatan politik penuh seperti halnya sebuah negara, bernama Kuningan. Kerajaan Kuningan tersebut berdiri setelah ''Seuweukarma'' dinobatkan sebagai Raja yang kemudian bergelar ''Rahiyang Tangkuku'' atau ''Sang Kuku'' yang bersemayam di ''Arile'' atau ''Saunggalah''. ''Seuweukarma'' menganut ajaran ''Dangiang Kuning'' dan berpegang kepada ''Sanghiyang Dharma'' (Ajaran Kitab Suci) serta ''Sanghiyang Riksa'' (sepuluh pedoman hidup). Ekspansi kekuasaan [[Kuningan]] pada zaman kekuasaan ''Seuweukarma'' menyeberang sampai ke negeri [[Melayu]]. Pada saat itu masyarakat [[Kuningan]] merasa hidup aman dan tentramtenteram di bawah pimpinan ''Seuweukarma'' yang bertahtabertakhta sampai berusia lama.
 
Berdasarkan sumber carita [[Parahyangan]] juga, bahwa sebelum Sanjaya menguasai Kerajaan Galuh, dia harus mengalahkan dulu ''Sang Wulan'' - ''Sang Tumanggal'' - dan ''Sang Pandawa'' tiga tokoh penguasa di [[Kuningan]] (= ''Triumvirat''), yaitu tiga tokoh pemegang kendali pemerintahan di [[Kuningan]] sebagaimana konsep ''Tritangtu'' dalam konsep pemerintahan tradisional suku [[Sunda]] Buhun. ''Sang Wulan'', Tumanggal, dan Pandawa ini menjalankan pemerintahan menurut adat tradisi waktu itu, yang bertindak sebagai ''Sang Rama'', ''Sang Resi'', dan ''Sang Ratu''. ''Sang Rama'' bertindak selaku pemegang kepala adat, ''Sang Resi'' selaku pemegang kepala agama, dan ''Sang Ratu'' kepala pemerintahan. Makanya Kerajaan [[Kuningan]] waktu dikendalikan tokoh ‘Triumvirat’ ini berada dalam suasana yang gemah ripah lohjinawi, tata tentrem kerta raharja, karena masing-masing dijalankan oleh orang yang ahli di bidangnya. Tata aturan hukum/masalah adat selalu dijalankan adan ditaati, masalah kepercayaan / agama begitu juga pemerintahannya. Semuanya sejalan beriringan selangkah dan seirama.
Menurut [[Parahyangan]], bahwa sebelum Sanjaya menguasai [[Kerajaan Galuh]], dia harus mengalahkan dulu ''Sang Wulan''–''Sang Tumanggal''–dan ''Sang Pandawa'' tiga tokoh penguasa di [[Kuningan]] (= ''Triumvirat''), yaitu tiga tokoh pemegang kendali pemerintahan di [[Kuningan]] sebagaimana konsep ''Tritangtu'' dalam konsep pemerintahan tradisional suku [[Sunda]] Buhun. ''Sang Wulan'', Tumanggal, dan Pandawa ini menjalankan pemerintahan menurut adat tradisi waktu itu, yang bertindak sebagai ''Sang Rama'', ''Sang Resi'', dan ''Sang Ratu''. ''Sang Rama'' bertindak selaku pemegang kepala adat, ''Sang Resi'' selaku pemegang kepala agama, dan ''Sang Ratu'' kepala pemerintahan. Makanya Kerajaan [[Kuningan]] waktu dikendalikan tokoh ‘Triumvirat’ ini berada dalam suasana yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, karena masing-masing dijalankan oleh orang yang ahli di bidangnya. Tata aturan hukum/masalah adat selalu dijalankan dan ditaati, masalah kepercayaan / agama begitu juga pemerintahannya. Semuanya sejalan beriringan selangkah dan seirama.
 
Ketika [[Kuningan]] diperintah Resiguru Demunawan pun (menantu Sang Pandawa), Kerajaan Kuningan memiliki status sebagai Kerajaan Agama ([[Hindu]]). Hal ini tampak dari ajaran-ajaran Resiguru Demunawan yang mengajarkan ilmu ''Dangiang Kuning''–keparamartaan, sehingga [[Kuningan]] waktu menjadi sangat terkenal. Dalam naskah carita [[Parahyangan]] disebutkan kejayaan [[Kuningan]] waktu diperintah Resiguru Demunawan atau dikenal dengan nama lain Sang Seuweukarma (penguasa/pemegang Hukum) atau ''Sang Ranghyangtang Kuku''/''Sang Kuku'', kebesaran [[Kuningan]] melebihi atau sebanding dengan [[Kerajaan Galuh]] dan [[Kerajaan Sunda|Sunda (Pakuan)]]. Kekuasaannya meliputi [[Melayu]], Tuntang, Balitar, dan sebagainya.
[[File:Paseban.jpg|thumb|180px|Bale Paseban]]
Ketika [[Kuningan]] diperintah Resiguru Demunawan pun (menantu Sang Pandawa), Kerajaan Kuningan memiliki status sebagai Kerajaan Agama ([[Hindu]]). Hal ini nampak dari ajaran-ajaran Resiguru Demunawan yang mengajarkan ilmu ''Dangiang Kuning'' - keparamartaan, sehingga [[Kuningan]] waktu menjadi sangat terkenal. Dalam naskah carita [[Parahyangan]] disebutkan kejayaan [[Kuningan]] waktu diperintah Resiguru Demunawan atau dikenal dengan nama lain Sang Seuweukarma (penguasa/pemegang Hukum) atau ''Sang Ranghyangtang Kuku''/''Sang Kuku'', kebesaran [[Kuningan]] melebihi atau sebanding dengan Kebesaran Galuh dan [[Sunda]] ([[Pakuan]]). Kekuasaannya meliputi [[Melayu]], Tuntang, Balitar, dan sebagainya.
Hanya ada 3 nama tokoh raja di Jawa Barat yang berpredikat ''Rajaresi'', arti seorang pemimpin pemerintahan dan sekaligus ahli agama (resi). Mereka itu adalah:
# Resi Manikmaya dari [[Kerajaan Kendan]] (sekitar Cicalengka - Cicalengka–[[Kabupaten Bandung|Bandung]])
# Resi Demunawan dari Saunggalah [[Kuningan]]
# Resi Niskala Wastu Kencana dari [[Kerajaan Galuh|Galuh]] [[Kawali]]
 
Perkembangan kerajaan [[Kuningan]] selanjutnya seakan terputus, dan baru pada 1175 masehi muncul lagi. [[Kuningan]] pada waktu itu menganut agama [[Hindu]] di bawah pimpinan ''Rakean Darmariksa'' dan merupakan daerah otonom yang masuk wilayah [[kerajaan Sunda]] yang terkenal dengan nama [[Pajajaran]]. [[Cirebon]] juga pada tahun 1389 masehi masuk kekuasaan kerajaan [[Pajajaran]], namun pada abad ke-15 [[Cirebon]] sebagai kerajaan [[Islam]] menyatakan kemerdekaannya dari [[Pakuan]] [[Pajajaran]].
 
Perkembangan kerajaan [[Kuningan]] selanjutnya seakan terputus, dan baru pada 1175 masehi muncul lagi. [[Kuningan]] pada waktu itu menganut agama [[Hindu]] di bawah pimpinan ''Rakean Darmariksa'' dan merupakan daerah otonom yang masuk wilayah kerajaan [[Sunda]] yang terkenal dengan nama [[Pajajaran]]. [[Cirebon]] juga pada tahun 1389 masehi masuk kekuasaan kerajaan [[Pajajaran]], namun pada abad ke-15 [[Cirebon]] sebagai kerajaan [[Islam]] menyatakan kemerdekaannya dari [[Pakuan]] [[Pajajaran]].
 
=== Masa Islam ===
Sejarah Kuningan pada masa Islam tidak lepas dari pengaruh kesultanan [[Cirebon]]. Pada tahun 1470 masehi datang ke [[Cirebon]] seorang ulama besar agama [[Islam]] yaitu ''Syeh [[Syarif Hidayatullah]]'' putra ''Syarif Abdullah'' dan ibunya ''Rara Santang'' atau ''Syarifah Modaim'' putra ''[[Prabu Siliwangi]]. Syarif Hidayatullah'' adalah murid ''Sayid Rahmat'' yang lebih dikenal dengan nama [[Sunan Ampel]] yang memimpin daerah ampeldenta di [[Surabaya]]. Kemudian ''Syeh Syarif Hidayatullah'' ditugaskan oleh [[Sunan Ampel]] untuk menyebarkan agama [[Islam]] di daerah [[Jawa Barat]], dan mula-mula tiba di [[Cirebon]] yang pada waktu Kepala Pemerintahan [[Cirebon]] dipegang oleh ''Haji Doel Iman''. Pada waktu 1479 masehi ''Haji Doel Iman'' berkenan menyerahkan pimpinan pemerintahan kepada ''Syeh Syarif Hidayatullah'' setelah menikah dengan putrinya. Karena terdorong oleh hasrat ingin menyebarkan agama [[Islam]], pada tahun 1481 Masehi ''Syeh Syarif Hidayatullah'' berangkat ke daerah [[Luragung, Kuningan]] yang masuk wilayah [[Cirebon]] Selatan yang pada waktu itu dipimpin oleh ''Ki Gedeng Luragung'' yang bersaudara dengan ''Ki Gedeng Kasmaya'' dari [[Cirebon]], selanjutnya ''Ki Gedeng Luragung'' memeluk agama [[Islam]].
[[File:Kudakuningan.jpg|thumb|Patung kuda Kuningan si Windu di taman kota]]
 
Pada waktu ''Syeh Syarif Hidayatullah'' di [[Luragung, Kuningan]], datanglah ''Ratu Ontin Nio'' istrinya dalam keadaan hamil dari negeri [[Tiongkok]] (bergelar: Ratu Rara Sumanding) ke [[Luragung, Kuningan]], dari ''Ratu Ontin Nio'' alias ''Ratu Lara Sumanding'' lahir seorang putra yang tampan dan gagah yang diberi nama ''Pangeran Kuningan''. setelah dari [[Luragung, Kuningan]], ''Syeh Syarif Hidayatullah'' dengan rombongan menuju tempat tinggal ''Ki Gendeng Kuningan'' di [[Winduherang, Cigugur, Kuningan|Winduherang]], dan menitipkan ''Pangeran Kuningan'' yang masih kecil kepada ''Ki Gendeng Kuningan'' agar disusui oleh istri ''Ki Gendeng Kuningan'', karena waktu itu ''Ki Gendeng Kuningan'' mempunyai putra yang sebaya dengan ''Pangeran Kuningan'' namanya ''Amung Gegetuning Ati'' yang oleh ''Syeh Syarif Hidayatullah'' diganti namanya menjadi ''Pangeran Arya Kamuning'' serta dia memberikan amanat bahwa kelak di mana ''Pangeran Kuningan'' sudah dewasa akan dinobatkan menjadi ''Adipati Kuningan''.
Sejarah Kuningan pada masa Islam tidak lepas dari pengaruh kesultanan [[Cirebon]]. Pada tahun 1470 masehi datang ke [[Cirebon]] seorang ulama besar agama [[Islam]] yaitu ''Syeh Syarif Hidayatullah'' putra ''Syarif Abdullah'' dan ibunya ''Rara Santang'' atau ''Syarifah Modaim'' putra ''Prabu Syarif Hidayatullah'' adalah murid ''Sayid Rahmat'' yang lebih dikenal dengan nama [[Sunan Ampel]] yang memimpin daerah ampeldenta di [[Surabaya]].
Kemudian ''Syeh Syarif Hidayatullah'' ditugaskan oleh [[Sunan Ampel]] untuk menyebarkan agama [[Islam]] di daerah [[Jawa Barat]], dan mula-mula tiba di [[Cirebon]] yang pada waktu Kepala Pemerintahan [[Cirebon]] dipegang oleh ''Haji Doel Iman''.
Pada waktu 1479 masehi ''Haji Doel Iman'' berkenan menyerahkan pimpinan pemerintahan kepada ''Syeh Syarif Hidayatullah'' setelah menikah dengan putrinya. Karena terdorong oleh hasrat ingin menyebarkan agama [[Islam]], pada tahun 1481 Masehi ''Syeh Syarif Hidayatullah'' berangkat ke daerah [[Luragung, Kuningan]] yang masuk wilayah [[Cirebon]] Selatan yang pada waktu itu dipimpin oleh ''Ki Gedeng Luragung'' yang bersaudara dengan ''Ki Gedeng Kasmaya'' dari [[Cirebon]], selanjutnya ''Ki Gedeng Luragung'' memeluk agama [[Islam]].
 
Setelah ''Pangeran Kuningan''dan ''Pangeran Arya Kamuning'' tumbuh dewasa, diperkirakan tepatnya pada bulan Muharram tanggal 1 September 1498 Masehi, ''Pangeran Kuningan'' dilantik menjadi kepala pemerintahan dengan gelar ''Pangeran Arya Adipati Kuningan'' ([[Adipati Kuningan]]) dan dibantu oleh ''Arya Kamuning''. Maka sejak itulah dinyatakan sebagai titik tolak terbentuknya pemerintahan [[Kuningan]] yang selanjutnya ditetapkan menjadi tanggal hari jadi [[Kuningan]]
 
Masuknya Agama [[Islam]] ke [[Kuningan]] tampak dari munculnya tokoh-tokoh pemimpin [[Kuningan]] yang berasal atau mempunyai latar belakang agama. Sebut saja Syekh Maulana Akbar saudara kandung [[Syekh Datuk Kahfi]], yang akhirnya menikahkan putranya, bernama ''Syekh Maulana Arifin ''saudara sepupu [[Pangeran Panjunan]], dengan ''Nyai Ratu Selawati'' penguasa [[Kuningan]] waktu itu putri Pangeran Surawisesa cucu [[Prabu Siliwangi]] yang juga menantu Prabu Langlangbuana. Hal ini menandai peralihan kekuasaan dari [[Hindu]] ke [[Islam]] yang memang berjalan dengan damai melalui ikatan perkawinan. Waktu itu di [[Kuningan]] muncul pedukuhan-pedukuhan yang bermula dari pembukaan-pembukaan pondok pesantren, seperti Pesantren Sidapurna (menuju kesempurnaan), Syekh Rama Ireng (Balong Darma). Termasuk juga di antaranya pesantren [[Lengkong, Garawangi, Kuningan|Lengkong]] oleh ''Haji Hasan Maulani''.
Pada waktu ''Syeh Syarif Hidayatullah'' di [[Luragung, Kuningan]], datanglah ''Ratu Ontin Nio'' istrinya dalam keadaan hamil dari negeri [[Cina]] (bergelar: Ratu Rara Sumanding) ke [[Luragung, Kuningan]], dari ''Ratu Ontin Nio'' alias ''Ratu Lara Sumanding'' lahir seorang putra yang tampan dan gagah yang diberi nama ''Pangeran Kuningan''. setelah dari [[Luragung, Kuningan]], ''Syeh Syarif Hidayatullah'' dengan rombongan menuju tempat tinggal ''Ki Gendeng Kuningan'' di [[Winduherang, Cigugur, Kuningan|Winduherang]], dan menitipkan ''Pangeran Kuningan'' yang masih kecil kepada ''Ki Gendeng Kuningan'' agar disusui oleh istri ''Ki Gendeng Kuningan'', karena waktu itu ''Ki Gendeng Kuningan'' mempunyai putera yang sebaya dengan ''Pangeran Kuningan'' namanya ''Amung Gegetuning Ati'' yang oleh ''Syeh Syarif Hidayatullah'' diganti namanya menjadi ''Pangeran Arya Kamuning'' serta beliau memberikan amanat bahwa kelak dimana ''Pangeran Kuningan'' sudah dewasa akan dinobatkan menjadi ''Adipati Kuningan''.
 
=== Pasca Kemerdekaan Indonesia ===
Kuningan menjadi tempat dilaksanakannya [[Perundingan Linggarjati]] pada bulan November 1946. Karena tidak memungkinkan perundingan dilakukan di Jakarta maupun di [[Yogyakarta]] (ibu kota sementara RI), maka diambil jalan tengah jika perjanjian diadakan di Linggarjati, Kuningan. Hari Minggu pada tanggal 10 November 1946 Lord Killearn tiba di Cirebon. Ia berangkat dari Jakarta menumpang kapal fregat Inggris H.M.S. Veryan Bay. Ia tidak berkeberatan menginap di Hotel Linggarjati yang sekaligus menjadi tempat perundingan.
 
Delegasi Belanda berangkat dari Jakarta dengan menumpang kapal terbang “Catalina” yang mendarat dan berlabuh di luar Cirebon. Dari “Catalina” mereka pindah ke kapal perang “Banckert” yang kemudian menjadi hotel terapung selama perjanjian berlangsung. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sjahrir menginap di desa Linggasama, sebuah desa dekat Linggarjati. Presiden [[Soekarno]] dan Wakil Presiden [[Muhammad Hatta (politisi)|Muhammad Hatta]] sendiri menginap di kediaman Bupati Kuningan. Kedua delegasi mengadakan perundingan pada tanggal 11-12 November 1946 yang ditengahi oleh Lord Kilearn, penengah berkebangsaan Inggris.
Setelah ''Pangeran Kuningan''dan ''Pangeran Arya Kamuning'' tumbuh dewasa, diperkirakan tepatnya pada bulan Muharam tanggal 1 September 1498 Masehi, ''Pangeran Kuningan'' dilantik menjadi kepala pemerintahan dengan gelar ''Pangeran Arya Adipati Kuningan'' ([[Adipati Kuningan]]) dan dibantu oleh ''Arya Kamuning''. Maka sejak itulah dinyatakan sebagai titik tolak terbentuknya pemerintahan [[Kuningan]] yang selanjutnya ditetapkan menjadi tanggal hari jadi [[Kuningan]]
 
== Geografis ==
Masuknya Agama [[Islam]] ke [[Kuningan]] nampak dari munculnya tokoh-tokoh pemimpin [[Kuningan]] yang berasal atau mempunyai latar belakang agama. Sebut saja Syekh Maulana Akbar, yang akhirnya menikahkan putranya, bernama ''Syekh Maulana Arifin'', dengan ''Nyai Ratu Selawati'' penguasa [[Kuningan]] waktu itu (putra Prabu Langlangbuana). Hal ini menandai peralihan kekuasaan dari [[Hindu]] ke [[Islam]] yang memang berjalan dengan damai melalui ikatan perkawinan. Waktu itu di [[Kuningan]] muncul pedukuhan-pedukuhan yang bermula dari pembukaan-pembukaan pondok pesantren, seperti Pesantren Sidapurna (menuju kesempurnaan), Syekh Rama Ireng (Balong Darma). Termasuk juga diantaranya pesantren [[Lengkong, Garawangi, Kuningan|Lengkong]] oleh ''Haji Hasan Maulani''.
Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108°23'–108°47' Bujur Timur dan 6°47'–7°12' Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6°45'–7°50' Lintang Selatan dan 105°20'–108°40' Bujur Timur. Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya [[Gunung Ceremai]] (3.078 m) di perbatasan dengan [[Kabupaten Majalengka]]. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.
 
Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan [[Kota Cirebon]] dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan [[Bandung]]-[[Majalengka]] dengan [[Jawa Tengah]].
=== Pasca Kemerdekaan ===
[[File:Linggarjati.jpg|thumb|Museum Perundingan Linggarjati]]
Kuningan menjadi tempat dilaksanakannya Perundingan Linggarjati pada bulan November 1946. Karena tidak memungkinkan perundingan dilakukan di Jakarta maupun di Yogyakarta (ibukota sementara RI), maka diambil jalan tengah jika perjanjian diadakan di Linggarjati, Kuningan. Hari Minggu pada tanggal 10 November 1946 Lord Killearn tiba di Cirebon. Ia berangkat dari Jakarta menumpang kapal fregat Inggris H.M.S. Veryan Bay. Ia tidak berkeberatan menginap di Hotel Linggarjati yang sekaligus menjadi tempat perundingan.
 
=== Batas Wilayah ===
Delegasi Belanda berangkat dari Jakarta dengan menumpang kapal terbang “Catalina” yang mendarat dan berlabuh di luar Cirebon. Dari “Catalina” mereka pindah ke kapal perang “Banckert” yang kemudian menjadi hotel terapung selama perjanjian berlangsung. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sjahrir menginap di desa Linggasama, sebuah desa dekat Linggarjati. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta sendiri menginap di kediaman Bupati Kuningan. Kedua delegasi mengadakan perundingan pada tanggal 11-12 November 1946 yang ditengahi oleh Lord Kilearn, penengah berkebangsaan Inggris.
Secara administratif berbatasan dengan;
 
== Letak dan pembagian administrasi ==
Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108° 23 - 108° 47 Bujur Timur dan 6° 47 - 7° 12 Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45 - 7° 50 Lintang Selatan dan 105° 20 - 108° 40 Bujur Timur.
 
Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya [[Gunung Ceremai]] (3.076 m) di perbatasan dengan [[Kabupaten Majalengka]]. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.
 
Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota [[Cirebon]] dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan [[Bandung]]-[[Majalengka]] dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan
* Sebelah Utara : [[Kabupaten Cirebon]]
* Sebelah Timur : [[Kabupaten Brebes]] (Jawa Tengah)
Baris 80 ⟶ 121:
* Sebelah Barat : [[Kabupaten Majalengka]]
 
=== Topografi ===
 
=== Pembagian administrasi ===
 
Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah 361 [[desa]] dan 15 [[kelurahan]]. Pusat pemerintahan di Kecamatan [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]].
 
Berikut adalah kecamatan-kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kuningan:
{{col-css3-begin|3}}
# Kecamatan [[Darma, Kuningan|Darma]]
# Kecamatan [[Kadugede, Kuningan|Kadugede]]
# Kecamatan [[Nusaherang, Kuningan|Nusaherang]]
# Kecamatan [[Ciniru, Kuningan|Ciniru]]
# Kecamatan [[Hantara, Kuningan|Hantara]]
# Kecamatan [[Selajambe, Kuningan|Selajambe]]
# Kecamatan [[Subang, Kuningan|Subang]]
# Kecamatan [[Cilebak, Kuningan|Cilebak]]
# Kecamatan [[Ciwaru, Kuningan|Ciwaru]]
# Kecamatan [[Karangkancana, Kuningan|Karangkancana]]
# Kecamatan [[Cibingbin, Kuningan|Cibingbin]]
# Kecamatan [[Cibeureum, Kuningan|Cibeureum]]
# Kecamatan [[Luragung, Kuningan|Luragung]]
# Kecamatan [[Cimahi, Kuningan|Cimahi]]
# Kecamatan [[Cidahu, Kuningan|Cidahu]]
# Kecamatan [[Kalimanggis, Kuningan|Kalimanggis]]
# Kecamatan [[Ciawigebang, Kuningan|Ciawigebang]]
# Kecamatan [[Cipicung, Kuningan|Cipicung]]
# Kecamatan [[Lebakwangi, Kuningan|Lebakwangi]]
# Kecamatan [[Maleber, Kuningan|Maleber]]
# Kecamatan [[Garawangi, Kuningan|Garawangi]]
# Kecamatan [[Sindangagung, Kuningan|Sindangagung]]
# Kecamatan [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]]
# Kecamatan [[Cigugur, Kuningan|Cigugur]]
# Kecamatan [[Kramatmulya, Kuningan|Kramatmulya]]
# Kecamatan [[Jalaksana, Kuningan|Jalaksana]]
# Kecamatan [[Japara, Kuningan|Japara]]
# Kecamatan [[Cilimus, Kuningan|Cilimus]]
# Kecamatan [[Cigandamekar, Kuningan|Cigandamekar]]
# Kecamatan [[Mandirancan, Kuningan|Mandirancan]]
# Kecamatan [[Pancalang, Kuningan|Pancalang]]
# Kecamatan [[Pasawahan, Kuningan|Pasawahan]]
{{col-css3-end}}
 
== Topografi ==
[[File:Gunungciremai.jpg|thumb|Gunung Ciremai (3.076 m) gunung tertinggi di Jawa Barat]]
Permukaan tanah Kabupaten [[Kuningan]] relatif datar dengan variasi berbukit-bukit terutama [[Kuningan]] bagian Barat dan bagian Selatan yang mempunyai ketinggian berkisar 700 meter di atas permukaan laut, sampai ke dataran yang agak rendah seperti wilayah [[Kuningan]] bagian Timur dengan ketinggian antara 120 meter sampai dengan 222 meter di atas permukaan laut.
 
Baris 132 ⟶ 131:
|-
| 1
| 25< - 100150
| 1025.915394,47 677
| 921,26 24
|-
| 2
| 100 150- 1.500
| 6991.414297,92631
| 5876,9035
|-
| 3
| > 1.500 - 1000
| 302.538878,15812
| 252,9141
|-
| 4
| > 1000
| 6.989,01
| 5,93
|}
</center>
 
Ketinggian di suatu tempat mempunyai pengaruh terhadap suhu udara, oleh sebab itu ketinggian merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam pola penggunaan lahan untuk pertanian, karena setiap jenis tanaman menghendaki suhu tertentu sesuai dengan karakteristik tanaman yang bersangkutan.
Kondisi wilayah Kabupaten [[Kuningan]] yang berada di kaki [[Gunung Ceremai]] (lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut) sangat bervariasi yaitu dengan ketinggian antara 25 - 2.000 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten [[Kuningan]] berada pada ketinggian antara 500 - 1.000 meter di atas permukaan laut yang mencapai 58,90%, sedangkan wilayah dengan ketinggian di atas 1.000 dpl hanya 6,08%. Kondisi itupun menyebabkan Kabupaten [[Kuningan]] mempunyai kemiringan yang bervariasi.
 
Ketinggian di suatu tempat mempunyai pengaruh terhadap suhu udara, oleh sebab itu ketinggian merupakan salah saru faktor yang menentukan dalam pola penggunaan lahan untuk pertanian, karena setiap jenis tanaman menghendaki suhu tertentu sesuai dengan karakteristik tanaman yang bersangkutan.
 
Kemiringan tanah yang dimiliki Kabupaten [[Kuningan]] terdiri dari : dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, lereng, lembah dan pegunungan. Karakter tersebut memiliki bentang alam yang cukup indah dan udara yang sejuk, sangat potensial bagi pengembangan pariwisata.
Baris 166 ⟶ 158:
|-
| 1
| 0 - 80–8
| 2861.275803,88849
| 2351,9969
|-
| 2
| 8 - 158–15
| 1824.985924,78035
| 1620,1184
|-
| 3
| 15 - 2515–25
| 2418.373437,88778
| 2015,6842
|-
| 4
| 25 - 4025–40
| 1710.043583,02776
| 148,4685
|-
| 5
| > 40
| 293.178821,99682
| 243,7620
|}
</center>
Baris 194 ⟶ 186:
Sebagian besar tekstur tanah termasuk kedalaman tekstur sedang dan sebagian kecil termasuk tekstur halus. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap tingkat kepekaan yang rendah dan sebagian kecil sangat tinggi terhadap erosi.
 
Tingkat kepekaan terhadap erosi disebabkan ketidaksesuaian antara penggunaan tanah dengan kemampuannya sehingga berakibat rusaknya proses fisika, kimia dan biologi tanah tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya intensitas tingkat kepekatan terhadap terhadap erosi adalah faktor : lereng, sistem penggarapan, pengolahan tanah, jenis tanah dan prosentasepersentase penutup tanah.
 
Tingkat kepekaan erosi di Kabupaten Kuningan diklasifikasikan menjadi lima kelas, yaitu :
Baris 204 ⟶ 196:
* Tidak Peka : 36.307,00 Ha
 
=== Jenis Tanah ===
 
Berdasarkan penelitian tanah tinjau Kabupaten Kuningan memiliki 7 (tujuh) golongan tanah yaitu : Andosol, Alluvial, Podzolik, Gromosol, Mediteran, Latosol dan Regosol.
 
* Golongan tanah Andosol terdapat di bagian barat kecamatan [[Kuningan]] yang cocok untuk ditanami tembakau, bunga-bungaan, sayuran, buah-buahan, kopi, kina, teh, pinus dan apel.
 
* Golongan tanah Alluvial terdapat di bagian timur Kecamatan [[Kuningan, Kuningan, Kuningan|Kuningan]], Kecamatan [[Kadugede, Kuningan|Kadugede]] bagian utara, Kecamatan [[Lebakwangi, Kuningan|Lebakwangi]] bagian utara, Kecamatan [[Garawangi, Kuningan|Garawangi]] dan Kecamatan [[Cilimus, Kuningan|Cilimus]] cocok untuk tanaman sawah, palawija dan perikanan.
 
* Golongan tanah Podzolik terdapat di bagian selatan kecamatan [[Kadugede, Kuningan|Kadugede]], bagian timur kecamatan [[Ciniru, Kuningan|Ciniru]], bagian timur kecamatan [[Luragung, Kuningan|Luragung]], bagian selatan kecamatan [[Lebakwangi, Kuningan|Lebakwangi]] dan kecamatan [[Ciwaru, Kuningan|Ciwaru]] cocok untuk ladang dan tanaman keras.
 
Baris 226 ⟶ 215:
|-
| 2
| Regosol coklatcokelat kelabu
| 700,00
| 0,59
|-
| 3
| Asosiasi Regosol kelabu + coklatcokelat kelabu + latosol
| 4.072,98
| 3,46
|-
| 4
| Asosiasi andosol coklatcokelat + regosol coklatcokelat
| 4.560,00
| 3,87
Baris 246 ⟶ 235:
|-
| 6
| Asosiasi Gromosol kelabu kekuningan + Gromosol coklatcokelat kelabu + regosol kelabu
| 13.204,31
| 11,20
|-
| 7
| Asosiasi mediteran coklatcokelat + latosol
| 11.569,31
| 9,82
|-
| 8
| Latosol coklatcokelat
| 890,00
| 0,76
|-
| 9
| Latosol coklatcokelat kemerahan
| 13.803,69
| 11,71
|-
| 10
| Asosiasi Latosol coklatcokelat + regosol
| 19.232,47
| 16,32
Baris 284 ⟶ 273:
| 18.313,42
| 15,54
|}</center>
|}
 
</center>
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Kuningan}}
{{:Daftar Bupati Kuningan}}
 
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuningan}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuningan}}
 
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kuningan}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kuningan}}
 
== Demografi ==
Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2010 Menurut Hasil Suseda sebanyak 1.122.376 orang dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 0,48% per tahun dan Angka Harapan Hidup (AHH) 70,76 tahun. Penduduk perempuan sebanyak 580.796 orang dan penduduk laki-laki sebanyak 564.801 orang dengan ''[[rasio jenis kelamin manusia|rasio jenis kelamin]]'' sebesar 99,3 % artinya jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. Diperkirakan hampir 25% penduduk [[Kuningan]] bersifat komuter, mereka banyak yang bermigrasi ke kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], [[Yogyakarta]] dan sebagainya.
[[File:Masjid kuningan.jpg|thumb|Mesjid Agung Syiarul Islam Kuningan]]
Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2007 Menurut Hasil Suseda sebanyak 1.102.354 orang dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,17% pertahun. Penduduk laki-laki sebanyak 549.118 orang dan penduduk perempuan sebanyak 553.236 orang dengan ''sex ratio'' sebesar 99,3 % artinya jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. Diperkirakan hampir 25% penduduk [[Kuningan]] bersifat comuter, mereka banyak yang bermigrasi ke kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], [[Yogyakarta]] dan sebagainya.
 
Penduduk Kuningan umumnya adalah suku Sunda yang menggunakan Bahasa [[Sunda]] dalam kesehariannya, namun untuk daerah perbatasan dengan Jawa tengah mereka juga ada yang bertutur dengan menggunakan [[bahasa Jawa]]. Bahasa [[Sunda]] yang digunakan didialek Kuningan memiliki ciri tersendiri (bahasa wewengkon) dibandingkan dengan bahasa Sunda yang digunakan di daerah Priangan barat. Mayoritas Penduduk [[Kuningan]] beragama [[Islam]] sekitar 98% (di daerah desa [[Manislor, Jalaksana, Kuningan|Manislor]] terdapat komunitas penduduk yang menganut aliran [[Ahmadiyah]]), lainnnya beragama Kristen [[Katolik]] yang tersebar di wilayah [[Cigugur, Cigugur, Kuningan|Cigugur]], [[Cisantana, Cigugur, Kuningan|Cisantana]], [[Citangtu, Kuningan, Kuningan|Citangtu]], Cibunut, sedangkan sisanya beragama [[Protestan]] dan [[BudhaBuddha]] yang kebanyakan terdapat di kota [[Kuningan]]. Di wilayah [[Cigugur, Cigugur, Kuningan|Cigugur]] juga terdapat penduduk yang menganut aliran kepercayaan yang disebut Aliran Jawa Sunda.
 
Sebagain besar penduduk kabupaten Kuningan bermatapencaharian sebagai petani (petani penggarap dan buruh tani), dan lainnya bekerja sebagai Pedagang, Pegawai negeri Sipil, TNI, Polisi, Wiraswasta dan sebagainya.
 
Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) Kabupaten Kuningan tahun 2007 kondisinya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu mencapai angka 50,00. Angka beban tanggungan (ABT) merupakan perbandnganperbandingan antara penduduk yang belum/tidak produktif (usia 00–14 - 14 Tahuntahun dan usia 65 tahutahun ke atas) dibanding dengan penduduk usia produktif (usia 15 - 6415–64 tahun), berarti pada tahun 2007 setiap 100 penduduk usia produktif di Kabupaten Kuningan menanggung sebanyak 50 penduduk usia belum/tidak produktif. Untuk lebih lengkapnya data penduduk serta beberapa informasi demografi kami sajikan dalam tabel di bawah ini.
 
=== Suku bangsa ===
<center>
Kabupaten Kuningan didominasi oleh penduduk dari suku [[Suku Sunda|Sunda]]. Pada [[Sensus Penduduk Indonesia 2000]], orang Sunda di kabupaten Kuningan sebanyak 950.162 jiwa atau 96,50 % dari total penduduk 984.598 jiwa. Sebagian kecil lagi adalah orang [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Cirebon|Cirebon]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Betawi|Betawi]], dan suku lainnya. Berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Kuningan berdasarkan suku bangsa sesuai data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000|Sensus Penduduk tahun 2000]];<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|title=Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000|date=1 November 2001|website=www.jabar.bps.go.id|format=pdf|pages=72|accessdate=17 September 2022|archive-date=2023-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230119175828/https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|dead-url=no}}</ref>
{| {{prettytable}}
 
|- style="background-color:#cfc;"
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! align="center" | No !! align="center" | Informasi Demografi !! align="center" | 2005 !! align="center" | 2006 !! align="center" |2007
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#E0F0FF;" |Jumlah<br>([[2000]])
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
| 1
| [[Suku Sunda|Sunda]]
| Jumlah Penduduk
! style="text-align: right;" | 950.162
|
! style="text-align: right;" | 96,50%
|
|
|-
|
| Total
| 1.069.448
| 1.089.620
| 1.102.354
|-
|
| Laki-laki
| 534.415
| 542.645
| 549.118
|-
|
| Perempuan
| 535.033
| 546.975
| 553.236
|-
| 2
| [[Suku Jawa|Jawa]]
| Laju Pertumbuhan Penduduk
| style="text-align: right;" | 8.795
| 2,80
| style="text-align: right;" | 0,89%
| 1,89
| 1,17
|-
| 3
| [[Suku Cirebon|Cirebon]]
| Sex Ratio
| style="text-align: right;" | 3.039
| 99,8
| style="text-align: right;" | 0,31%
| 99,2
| 99,3
|-
| 4
| [[Suku Minangkabau|Minangkabau]]
| Komposisi Umur
| style="text-align: right;" | 2.463
|
| style="text-align: right;" | 0,25%
|
|
|-
| 5
| [[Suku Batak|Batak]]
| 0 - 14
| style="text-align: right;" | 1.314
| 287.231
| style="text-align: right;" | 0,13%
| 287.962
| 280.119
|-
| 6
| [[Suku Betawi|Betawi]]
| 15 - 54
| style="text-align: right;" | 1.220
| 714.032
| style="text-align: right;" | 0,13%
| 726.846
| 734.830
|-
| 7
| ''Suku lainnya''
| 65+
| style="text-align: right;" | 17.605
| 68.185
| style="text-align: right;" | 1,79%
| 74.812
|-
| 87.405
! colspan="2"|Kabupaten Kuningan
! style="text-align: right;" | 984.598
! style="text-align: right;" | 100%
|-
| 5
| Angka Beban Tanggungan
| 0,50
| 0,49
| 0,50
|}
</center>
 
== Pendidikan ==
Menurut data Suseda tahun 2009, persentase penduduk dewasa yang melek huruf di Kabupaten [[Kuningan]] mencapai 98,03 % sedangkan hasil Suseda 2010 menunjukkan adanya perbaikan menjadi 98,27%. Begitu pula rata-rata lama sekolah, pada tahun 2009, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten [[Kuningan]] sekitar 8,33 tahun meningkat menjadi 8,68 tahun pada tahun 2010.
[[File:Uniku.jpg|thumb|Kampus Universitas Kuningan]]
 
Menurut data Suseda tahun 2006, persentase penduduk dewasa yang melek huruf di Kabupaten [[Kuningan]] mencapai 94,75 % sedangkan hasil Suseda 2007 menunjuken adanya perbaikan menjadi 95,52%. Begitu pula rata-rata lama sekolah, pada tehun 2006, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten [[Kuningan]] sekitar 7,16 tahun meningkat menjadi 7,55 tahun di tahun 2007.
Persentase penduduk Kabupaten [[Kuningan]] usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 72,66 persen; tamat SMP sebesar 13,73 persen; tamat SMU/SMK sebesar 10,88 persen; dan sebanyak 2,72 persen yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi). Berarti dari 1.000 orang penduduk 10 tahun ke atas hanya 27 orang yang berkesempatan menyelesaikan pendidikan tinggi (Diploma, Akademi, Perguruan tinggi).
 
Adapun Pendidikan Luar Biasa untuk siswa berkebutuhan khusus kini telah banyak ditampung di sebuah lembaga pendidikan siswa berkebutuhan khusus, di antaranya SLBN Kuningan.
 
=== Perguruan Tinggi ===
• [[Universitas Kuningan]]
 
• Universitas Islam Al-Ihya Kuningan
 
• Universitas Muhammadiyah Kuningan
 
• Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Tingginya AMH Kabupaten [[Kuningan]] disumbang oleh Kecamatan [[Kuningan, Kuningan]] dengan AMH tertinggi sebesar 99,83 % sedangkan AMH terendah dicapai oleh Kecamatan [[Cibingbin, Kuningan]] dengan AMH 80,24 persen, Sedangkan untuk RLS tertinggi tetap dicapai oleh Kecamatan [[Kuningan, Kuningan]] dengan RLS 9,59 tahun sedangkan yang terendah dicapal oleh Kecamatan [[Hantara, Kuningan]] dengan RLS 5,47 tahun.
 
== Ekonomi ==
Persentase penduduk Kabupaten [[Kuningan]] usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 72,66 persen; tamat SMP sebesar 13,73 persen; tamat SMU/SMK sebesar 10,88 persen; dan sebanyak 2,72 persen yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi). Berarti dari 1.000 orang penduduk 10 tahun ke atas hanya 27 orang yang berkesempatan menyelesaikan pendldikan tinggi (Diploma, Akademi, Perguruan tinggi).
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Kuningan pada tahun 2011 mencapai 5,43% lebih tinggi dibanding dengan dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 sebesar 4,39% dan tahun 2010 sebesar 4,99%. Sedangkan Inflasi di Kabupaten Kuningan pada tahun 2010 berdasarkan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 6,70%. Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kuningan sendiri berdasarkan harga konstan tahun 2000 untuk tahun 2011 sebesar Rp. 4,2 triliun dan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan tahun 2000 pada tahun 2011 mencapai Rp. 3,9 juta.
 
Tingkat daya beli masyarakat Kuningan tahun 2010 menurut data Suseda tercatat sebesar Rp. 549 ribu. Dan tingkat pengangguran di Kabupaten Kuningan angkanya cukup besar yaitu mencapai 7,6% dari total angkatan kerja. Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Kuningan masih didominasi oleh dua sektor ekonomi yaitu sektor pertanian dan perdagangan. Sektor pertanian masih merupakan lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada tahun 2010 dari total penduduk Kabupaten Kuningan yang bekerja, 39% bekerja di sektor pertanian dan 30% di sektor perdagangan.
Adapun Pendidikan Luar Biasa untuk siswa berkebutuhan khusus kini telah banyak ditampung di sebuah lembaga pendidikan siswa berkebutuhan khusus, diantaranya SLBN Kuningan.
 
== Seni dan Budaya ==
[[File:Serentaun.jpg|thumb|Tari Buyung dipentaskan pada upacara adat Seren Taun di Cigugur, menggambarkan para gadis yang sedang mengambil air]]
Sebagai wilayah yang berada di daerah Priangan timur, kabupaten [[Kuningan]] kaya akan seni budaya [[Sunda]] yang khas, berbeda dari wilayah [[Sunda]] bagian barat. Berikut adalah seni budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Kabupaten [[Kuningan]]:
 
Baris 391 ⟶ 378:
|-
| 1
| [[Cingcowong,Upacara minta hujan ]]
| Kecamatan [[Luragung, Kuningan|Luragung]]
|-
| 2
| [[Sintren]]
|Desa [[Dukuhbadag]]
| Kecamatan [[Cibingbin, Kuningan]]
|-
| 3
|[[Goong renteng|Goong Renteng ]]
| Kelurahan [[Sukamulya, Cigugur, Kuningan|Sukamulya]]
|-
| 4
| Tayuban
| Kecamatan [[Ciniru, Kuningan|Ciniru]]
|-
| 5
| [[Pesta Dadungdadung]]
| Kecamatan [[Subang, Kuningan|Subang]]
|-
| 6
| Gembyung Terbangan
| Desa Cilaja
[[File:Saptonankuningan.jpg|thumb|Penunggang kuda pada acara Saptonan]]
|
|-
| 7
Baris 420 ⟶ 406:
|-
| 8
| [[Wayang Golek golek]]
|
|-
| 9
| [[Kuda Lumping lumping]]
| Kelurahan Citangtu
|
|-
| 10
| [[Reog (Sunda)]]
| Desa [[Cengal]]
|-
| 11
| [[Calung]]
| Desa Cilaja
|
|-
| 12
| Tradisi Kawin Cai
| Kecamatan [[Jalaksana, Kuningan|Jalaksana]]
|}
</center>
 
== Pemerintahan ==
Sebagai sebuah Kabupaten, [[Kuningan]] dipimpin oleh seorang bupati. Bupati sebelumnya dipilih oleh DPRD. Tetapi untuk tahun 2008, pertama kalinya Kabupaten [[Kuningan]] mengadakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bupati secara langsung. Pilkada ini diikuti oleh tiga pasangan, yang dimenangkan oleh incumbent H. Aang Hamid Suganda. Berikut adalah daftar nama-nama bupati yang pernah memimpin Kabupaten [[Kuningan]]
<center>
{| {{prettytable}}
|- style="background-color:#cfc;"
! align="center" | No !! align="center" | Nama !! align="center" | Periode
|-
| 1
| Aom Adali
| 1919-1921
|-
| 2
| Mohamad Ahmad
| 1921-1940
|-
| 3
| R. Umar Said
| 1940-1942
|-
| 4
| Rifai
| 1942-1945
|-
| 5
| Noer (Bupati RI)
| 1945-1951
|-
| 6
| Sodikin (Recomba)
| 1947-1948
|-
| 7
| Holan (Recomba)
| 1948-1949
|-
| 8
| Tikok Abdrurohman
| 1951-1952
|-
| 9
| Sumitra
| 1952-1954
|-
| 10
| TB amin Abdulah
| 1954-1957
|-
| 11
| Yusuf (Pejabat)
| 1957-1958
|-
| 12
| Saleh Alibasyah
| 1958-1961
|-
| 13
|[[Tari buyung]]
| Uman Jatikusumah
| Kecamatan [[Cigugur, Kuningan|Cigugur]]
| 1961-1966
|-
| 14
| Balap Kuda [[Saptonan]]
| Suminta (Pejabat)
| Kecamatan [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]]
| 1966-1967
|}</center>
|-
| 15
| R. Aruman Wirangganapati
| 1967-1973
|-
| 16
| Karli Akbar
| 1973-1978
|-
| 17
| R.H Unang Sunarjo S.H
| 1978-1983
|-
| 18
| Drs. H. Moch. Djufri Pringadi
| 1983-1988
|-
| 19
| Drs. H. Subandi
| 1988-1993
|-
| 20
| H. Yeng D.S Partawinata SH
| 1993-1998
|-
| 21
| Drs. H. Arifin Setiamihardja MM
| 1998-2003
|-
| 22
| H. Aang Hamid Suganda
| 2003-2008
|-
| 23
| H. Aang Hamid Suganda
| 2008-2013
|}
</center>
 
== Sarana Prasarana ==
[[File:Bank Jabar Kuningan.jpg|thumb|Bank Jabar Cabang Kuningan]]
* Jalan Darat
Total jalan darat di Kabupaten [[Kuningan]] adalah sepanjang 446,10 Km
Baris 551 ⟶ 442:
 
* Telekomunikasi
Pelanggan PT. Telkom untuk daerah Kabupaten [[Kuningan]] masuk ke dalam Kandatel [[Cirebon]] yakni sebanyak 1.202 pelanggan (Tahun 2002)
 
* Sarana Kesehatan
# Rumah sakit terdapat 36 buah, 1 milik Pemda dan 25 milik swasta
# Puskesmas Pembantu = 70 buah
 
[[File:ToserbaSurya.jpg|thumb|Salah satu pusat perbelanjaan di Kuningan]]
# Puskesmas = 28 buah
# Puskesmas dengan fasilitas tempat perawatan = 6 buah
Baris 566 ⟶ 457:
# 89 Pos Pelayanan Terpadu purnama
# 7 Pos Pelayanan Terpadu mandiri
 
[[File:Grage.jpg|thumb|Hotel berbintang di kawasan Cilimus Kuningan]]
* Tenaga Kesehatan
# Dokter spesialisumum di54 Rumahorang Sakitdan Umumdokter 45,spesialis terdapat 1143 orang dokter spesialis
# Dokter gigi yang ada baik dokter gigi PNS maupun dokter gigi PTT terdapat 2019 orang
# Bidan yang ada terdapat 321 orang bidan
 
* Sarana dan Prasarana Pendidikan
# SekolahTaman DasarKanak-Kanak : 705211 buah
# Sekolah Menengah PertamaDasar : 65685 buah
# Sekolah Menengah UmumPertama 22: 88 buah
# Sekolah Menengah KejuruanUmum : 1927 buah
# Sekolah Menengah Kejuruan : 31 buah
 
* Hotel
# Hotel Berbintang : 3 buah
# Hotel Non Berbintang : 35 buah
 
[[File:Mashud.jpg|thumb|Stadion Mashud Wisnusaputra]]
* Bank
# Bank Pemerintah : 25 buah
# Bank Swasta : 7 buah
# Bank Pembangunan Daerah : 1 buah
# Bank Perkreditan Rakyat : 8 buah
 
* Sekretariat Organisasi
== Olahraga ==
# Karang Taruna Kabupaten Kuningan ada di Windusengkahan
Kuningan mempunya salah satu stadion kebanggaan yaitu Stadion Mashud Wisnusaputra yang merupakan kandang dari Pesik Kuningan yang saat ini bertanding di Divisi I
# Gerakan Pemuda Banser ada di Pendopo Bupati
# Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (KIPAN) Kabupaten Kuningan ada di Bekas Gedung Dinas Sosial Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sebelahan dengan Kantor Sekretariat DPRD dan Polres Kuningan
#Sekretariat Pramuka ada di Jalaksana bernama Sekretariat Kwarcab Pramuka Kuningan
 
== Fasilitas Olahraga ==
Kuningan mempunyai salah satu stadion yaitu [[Stadion Mashud Wisnusaputra]] yang merupakan markas dari Pesik Kuningan. Terletak persis di pusat kota Kuningan, stadion Mashud Wisnusaputra mempunyai kapasitas sebesar 10.000 penonton, termasuk ke dalam stadion kategori D+ untuk tingkat nasional. Di dalam kompleks stadion Mashud Wisnusaputra terdapat gelanggang basket, tenis lapangan, lapangan voli dan lintasan atletik, juga terdapat wisma yang representatif. Selain itu di Luragung terdapat kolam renang Tirta Agung Mas salah satu [[kolam renang ukuran olimpiade]] di Jawa Barat.
 
== Tujuan WisataPariwisata ==
{{col-css3-begin|3}}=== WisataTempat AlamWisata ===
==== Wisata Alam ====
[[File:Darma.jpg|thumb|Waduk Darma]]
* [[Talaga Remis]]
* [[Wisata Ikan Dewa Cibulan]]
* [[Taman Wisata Alam Linggajati]]
* [[Waduk Darma]]
* [[Darmaloka]]
* [[Sangkanhurip]]
* [[Desa Sitonjul]]
Baris 603 ⟶ 503:
* [[Palutungan & Curug Putri]]
* [[Curug Ngelay]]
* [[curug Bangkong]]
* [[Waduk Kuningan|Bendungan Kuningan]]
* [[Pemandian Cipanas]]
 
==== Wisata Budaya ====
* [[Situs Purbakala Cipari|Taman purbakala Cipari]]
* [[Gedung Perundingan Linggarjati]]
* [[Linggajati]]
* [[Situs Sanghiang Sagarahiang]]
[[File:Cibulan.jpg|thumb|Kolam Pemandian Cibulan]]
=== Wisata Hutan ===
* [[Desa Setianegara]]
* [[Jabranti, Karangkancana, Kuningan|Desa Jabranti]]
 
==== Wisata ZiarahHutan ====
* Desa Setianegara
* Desa Jabranti
* [[Sirkuit Geger Beas]]
 
==== Wisata Ziarah ====
* [[Cibulan]]
* [[Balong Keramat Darmaloka]]
* [[Goa Maria]]
 
==== Wisata Adat ====
* [[Seren Taun]]
* Pesta Dadung
 
{{col-css3-end}}
== Makanan Khas dan Cinderamata ==
 
=== Makanan Khas ===
[[Berkas:Tape Kng 070609 230 tdp.jpg|jmpl|Peuyeum Kuningan|145x145px]]
<center>
Makanan dan Minuman: Opak Bakar KARTIKA, Peuyeum, Jeruk Nipis Peras, Angling, Nasi Kasreng (Nasi Bungkus ciri Khas Luragung), Golono (Gorengan Khas Dari Luragung), Keripik Becak, Gaplek Luragung dan Raragudig, ketempling, rengginang.
{| {{prettytable}}
|- style="background-color:#cfc;"
! align="center" | No !! align="center" | Nama !! align="center" | Gambar
|-
| 1
| Peuyeum Ketan
Peuyeum/tape ketan ini dibuat dari ketan putih yang diasamkan/difermentasi dengan ragi khusus dan dibungkus dengan daun jambu.
Peuyeum ketan membutuhkan waktu 3-4 hari sampai matang
Rasa asamnya itulah yang menjadi ciri khasnya. Dijual dalam wadah ember hitam bertuliskan Tape Ketan Asli
[[Cibeureum, Cibeureum, Kuningan|Cibeureum]], ada juga yang dijual dalam bentuk kemasan kecil kotak plastik.
| [[Berkas:Tape Kng 070609 230 tdp.jpg|thumb|180px|Tape Kuningan yang dibungkus daun [[jambu air]] ]]
|-
| 2
| Koecang
Koecang adalah makanan sejenis bacang yang terbuat dari beras ketan yang dikukus dan dibungkus dengan daun bambu
| [[File:Kwecang.jpg|thumb|180px|Koecang makanan sejenis Bacang]]
|-
| 3
| Wajit Subang
Wajit adalah makanan yang terbuat dari campuran antara beras ketan, gula merah dan parutan kelapa yang dibungkus dengan daun
| [[File:Wajit cililin.jpg|thumb|180px|Wajit Subang]]
|-
| 4
| Leupeut
Leupeut adalah makanan yang terbuat dari ketan yang dikukus dan di bungkus oleh daun kelapa
| [[File:Leupeut.jpg|thumb|100px|180px|Leupeut]]
|-
| 5
| Papais
Papais ada beberapa jenis seperti papais monyong (berbentuk limas), papais pisang (nagasari) dan sebagainya. Rasanya pun ada yang manis dan asin. Pada umumnya bahan utama papais adalah beras ketan atau singkong dan dibungkus oleh daun pisang.
| [[File:Papais.jpg|thumb|Papais]]
|-
| 6
| Jawadah
Jawadah adalah makanan sejenis dodol terbuat dari campuran beras ketan dan gula merah. Dibuat dalam ukuran besar baru dipotong-potong
| [[File:Jawadah.jpg|thumb|180px|Jawadah]]
|-
| 7
| Opak Bakar
Opak Bakar adalah makanan sejenis keripik dengan bahan utama beras ketan yang dibakar ada dua rasa yitu manis dan asin
| [[File:Opak bakar.jpg|thumb|180px|Opak Bakar]]
|-
| 8
| Emping Tangkil/Melinjo
Emping Tangkil/Melinjo adalah makanan sejenis keripik dengan bahan utama melinjo yang dipipihkan dalam berbagai ukuran dan rasa baik manis atau asin
| [[File:Empingmelinjo.jpg|thumb|180px|Emping melinjo]]
|-
| 9
| Raginang/Renginang
Raginang/Renginang adalah makanan sejenis keripik dengan bahan utama beras ketan
| [[File:Raginang.jpg|thumb|180px|Raginang/Renginang]]
|-
| 10
| Keripik Gadung
Keripik Gadung adalah makanan keripik yang terbuat dari gadung (sejenis Ubi)
| [[File:Gadung.jpg|thumb|180px|Keripik Gadung]]
|-
| 11
| Gemblong/Kicimpring
Gemblong/Kicimpring adalah makanan keripik yang terbuat dari ketela pohon
| [[File:Gemblong2.jpg|thumb|180px|Gemblong]]
|-
| 12
| Rujak Kangkung
Rujak Kangkung adalah rujak dengan lalapan utama kangkung dengan sambal yang pedas.
| [[File:Rujak kangkung.jpg|thumb|180px|Rujak kangkung]]
|-
| 13
| Hucap
Hucap adalah makanan yang terdiri dari ketupat, tahu dan saus kacang.
| [[File:Hucap.jpg|thumb|180px|Hucap]]
|-
| 14
| Es Cuing/Cincau
Es Cuing/Cincau adalah minuman yang terdiri dari cincau, serutan es, santan dan air gula merah.
| [[File:Cincau.jpg|thumb|180px|Es Cuing/Cincau]]
|}
</center>
 
=== Cendera mata ===
 
* Batu Ony
* Makanan lainnya : Angling, Nasi Kasreng(Nasi Bungkus ciri Khas Luragung), Golono (Gorengan Khas Dari Luragung), Keripik Becak, Gaplek Luragung dan Raragudig
 
=== Cinderamata ===
 
* Batu Onix
* Batu Granit
* Suiseki
Baris 716 ⟶ 540:
* Calung
 
== Akses Transportasi ==
=== [[Angkot]] Dalam Kota ===
* angkot 01 jurusan Kuningan - PasarKuningan–Pasar baru-[[Kadugede, Kadugede, Kuningan|Kadugede]]
* angkot 02 jurusan Pramuka-[[Kadugede, Kadugede, Kuningan|Kadugede]]
* angkot 03 jurusan Pasar baru-[[Padamenak, KuninganJalaksana, Kuningan|Padamenak]]
* angkot 04 jurusan Pramuka-[[Padamenak, KuninganJalaksana, Kuningan|Padamenak]]
* angkot 05 jurusan [[Cirendang, Kuningan, Kuningan|Cirendang]]-[[Kertawangunan, Sindangagung, Kuningan|Kertawangunan]]
* angkot 06 jurusan Pasar baru-[[Kertawangunan, Sindangagung, Kuningan|Kertawangunan]]
Baris 728 ⟶ 552:
* angkot 09 jurusan Pramuka-[[Cigugur, Cigugur, Kuningan|Cigugur]]
* angkot 10 jurusan Pramuka-[[Kertawangunan, Sindangagung, Kuningan|Kertawangunan]]
* angkot 15 jurusan Puncak-Kuningan
* angkot 16 jurusan Cisantana-Kuningan
 
=== [[Bus Antarantarkota|Bus KotaAntarkota]] ===
* Luragung Jaya jurusantrayek [[Kuningan]]-[[Jakarta]]
* SetiaPrimajasa Negaratrayek jurusan [[Kuningan]]-[[Jakarta]] (Lebak Bulus)
* SahabatPrimajasa jurusantrayek [[Kuningan]]-[[Jakarta]]Bekasi
* PowerSetia realNegara Asia Luragung jurusantrayek [[Kuningan]]-[[Jakarta]]
* PutraSahabat Luragung jurusantrayek [[Kuningan]]-[[Jakarta]] dan trayek [[Kuningan]]-[[Pulomerak, Cilegon|Merak]]
* PutriPutra Luragung jurusantrayek [[Kuningan]]-[[Jakarta]]
* DAMRIPutri jurusanLuragung trayek [[Kuningan]]-[[BandungJakarta]]
* LuragungDAMRI Termudatrayek [[Kuningan]]-[[JakartaBandung]]
* AmanLuragung SejahteraTermuda trayek [[Kuningan]]-[[BandungJakarta]]
* Bintang Luragung trayek [[Kuningan]]-[[Jakarta]]
 
* Sinar Jaya trayek [[Kuningan]]-[[Jakarta]]
== Tokoh-tokoh Kuningan ==
* Aman Sejahtera trayek [[Kuningan]]-[[Bandung]]
* [[Anies Baswedan]]
* Sugeng Rahayu trayek [[Kuningan]]-[[Surabaya]]
* [[Maudy Koesnaedi]]
* Citra adi lancar trayek [[Kuningan]]–[[Yogyakarta]]
* [[Edi Suhardi Ekadjati]]
* Akas Harapan kita trayek [[Kuningan]]–[[Probolinggo]]
* [[Mashud Wisnusaputra]]
* Akas Mila Sejahtera trayek [[Kuningan]]-[[Sumenep]]
* [[Mohamad Surya]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
* {{id}} [http://www.kuningankab.go.id/ Pemerintah Kabupaten Kuningan]
* {{id}} [http://www.jabar.go.id/jabar/public/33393/kabkot_detail.htm?id=70789 Pemerintah Propinsi Jawa barat]
* {{id}} [http://www.yanpudo-bkc.web.id/bkc-kuningan-uniku-cup-karate-championship Kejuaraan Karate Kuningan Uniku Cup]
 
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi}}
 
{{Kabupaten Kuningan}}
{{jabar}}
{{Authority control}}
 
{{jawa-barat-stub|[[Kategori:Kabupaten Kuningan}}| ]]
 
[[Kategori:Kabupaten Kuningan|Kabupaten Kuningan]]
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Barat|Kuningan]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Kuningan]]
 
[[en:Kuningan Regency]]
[[fr:Kabupaten de Kuningan]]
[[jv:Kabupatèn Kuningan]]
[[map-bms:Kabupaten Kuningan]]
[[nl:Kuningan (regentschap)]]
[[su:Kabupatén Kuningan]]