Maria Ulfah Santoso: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Crisco 1492 (bicara | kontrib) +bahasa |
k Perempuan |
||
(61 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
'''[[Meester in de Rechten|Mr.]] [[Hajjah|Hj.]] Raden Ayu Maria Ulfah''' atau Maria Ulfah Santoso atau Maria Ulfah Soebadio Sastrosatomo ({{lahirmati|[[Serang]], [[Banten]]|18|8|1911|[[Jakarta]]|15|4|1988}}) atau dahulu dikenal sebagai ''Maria Ulfah Santoso'' adalah salah satu mantan Menteri Sosial pada [[Kabinet Sjahrir II]]. Nama Santoso diambil dari nama suami pertama dan nama Soebadio Sastrosatomo diambil dari nama suami kedua setelah suami pertama meninggal dunia.
Ia adalah perempuan [[Indonesia]] pertama yang meraih gelar sarjana [[hukum]], memangku jabatan menteri dan anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]].<ref name="Ens">{{id}}Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3317</ref> Ia memulai kariernya sebagai tenaga honorer bagian perundang-undangan Kabupaten [[Cirebon]].<ref name="Ens" /> Ia juga menjadi guru AMS [[Muhammadiyah]] Jakarta pada tahun 1943.<ref name="Ens" />
Selama pendudukan Jepang ia bekerja di [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia|Departemen Kehakiman]], kemudian pindah ke [[Kementerian Luar Negeri Indonesia|Departemen Luar Negeri]].<ref name="Ens" /> Pada tahun 1946, setahus setelah Deklarasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Subadio diangkat menjadi [[Menteri Sosial]] dalam [[Kabinet Sjahrir]].<ref name="Ens" /> Pada tahun 1946-1947, ia menjabat sebagai sekretaris Perdana Menteri/Dewan Menteri di Jakarta.<ref name="Ens" /> Pada tahun 1950-1961, Subadio menjadi ketua Panitia Sensor [[Film]] di Jakarta.
Selain jabatan tetapnya itu, ia aktif dalam mengikuti kongres-kongres yang diselenggarakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.<ref name="Ens" /> Pada tahun 1968, ia menjabat sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA).<ref name="Ens" /> Untuk jasa-jasanya, Maria Ulfah Subadio dianugerahi penghargaan Satya Lencana Karya Satya Tingkat II pada tahun 1961; Bintang Maha Putera Utama (1973).<ref name="Ens" />
Semasa hidupnya Subadio menikah dua kali, yang pertama dengan Mr. Santoso (1848), dan dengan Soebadio Sastrosatomo yang aktif dalam gerakan kemerdekaan [[Republik Indonesia]], anggota KNIP, Parlemen Republik Indonesia Sementara, Dewan Perwakilan Rakyat Sementara, dan DPR hasil Pemilu I (1955).<ref name="Ens" />
== Riwayat ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM In juni 1950 organiseerde de leiding van de KOWANI (Kongres Wanita Indonesia) in Djakarta een congres dat door alle afdelingen in Indonesië werd bijgewoond TMnr 10000217.jpg|jmpl|259x259px|Maria Ulfah pada [[Kongres Wanita Indonesia]] (KOWANI) pada Juni 1950 di [[Jakarta]].]]
Maria Ulfah lahir dari pasangan Raden [[Mochammad Achmad]] dan Raden Ayu [[Chadidjah Djajadiningrat]] yakni saudara dari Prof. Dr. [[Hoesein Djajadiningrat]] dan [[Achmad Djajadiningrat]]. Mochammad Achmad adalah seorang dari beberapa saja orang Indonesia yang pada awal abad ke-20 selesai menempuh pendidikan di HBS (setingkat SMA). Mochammad Achmad kemudian menjabat sebagai Bupati [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]].
Tahun 1929 Maria Ulfah pergi ke [[Belanda]] bersama ayahnya, adik perempuannya, Iwanah dan adik laki-lakinya Hatnan. Ibunya pada waktu itu sudah meninggal. Di Belanda Maria Ulfah memilih studi hukum di [[Leiden]]. Pilihan itu jatuh, karena menurutnya, kedudukan wanita secara hukum masih sangat lemah sehingga perlu diperbaiki.
Di [[Belanda]], ia menjadi anggota perhimpunan mahasiswa/i Leiden, ''Vereeniging van Vrouwelijke Studenten Leiden'' (VVSL). Keinginan untuk ikut serta dalam gerakan emansipasi wanita berubah menjadi perjuangan menuju emansipasi dan kemerdekaan bagi seluruh bangsa [[Indonesia]].
Tokoh-tokoh nasional kerapkali ia jumpai di [[Belanda]]. Maria Ulfah sering ikut terlibat percakapan ayahnya dengan [[Haji Agus Salim]] yang untuk beberapa lamanya pernah tinggal di [[Belanda]]. Perbincangan mereka berkisar sekitar perkoperasian dan soal buruh. [[Muhammad Hatta]] juga sering hadir di sana.
Di [[Belanda]] Maria Ulfah mengenal [[Sjahrir]] lewat iparnya, [[Djoehana Wiradikarta]]. Sjahrir begitu banyak memberikan pengaruh secara ideologis kepada Maria Ulfah. Ia pernah meminjamkan buku karangan seorang gadis pengikut [[Mao Zedong]]. Maria Ulfah juga membaca buku pembelaan “''Indonesie klaagt aan''" (Indonesia Menggugat). Bersama [[Sjahrir]] Maria Ulfah mengikuti rapat-rapat politik.
Sjahrir juga merencanakan akan membuat wisma buruh seperti di [[Belanda]] saat nanti ia kembali ke [[Indonesia]]. Ide [[Sjahrir]] rupanya paralel dengan keinginan Maria Ulfah yang hendak mengangkat derajat wanita. Sesudah empat tahun belajar, tahun 1933 ia pun menjadi wanita [[Indonesia]] pertama yang memperoleh gelar ''[[Meester in de Rechten|Mesteer]]''/Mr. ([[sarjana hukum]]).<ref>{{Cite web|title=HARUS KAMU TAHU : Maria Ulfah menjadi perempuan Indonesia pertama yang meraih gelar Sarjana Hukum|url=https://munasprok.go.id/Web/baca/562#:~:text=HARUS%20KAMU%20TAHU%20:%20Maria%20Ulfah,yang%20meraih%20gelar%20Sarjana%20Hukum&text=Maria%20Ulfah%20lahir%20di%20Serang,dan%20Raden%20Ayu%20Chadidjah%20Djajadiningrat.|website=munasprok.go.id|access-date=2023-11-14}}</ref>
Di Indonesia [[Sjahrir]] mendirikan [[Partai Sosialis Indonesia|Partai Sosialis]]. Belum ditemukan data apakah Maria Ulfah juga ikut bergabung dengan [[Sjahrir]]. Namun yang jelas, oleh Presiden [[Soekarno]] Maria Ulfah diangkat sebagai Menteri Sosial pertama RI.<ref>{{Cite book|last=Penerangan|first=Indonesia Departemen|date=1955|url=https://books.google.co.id/books?id=eL7lAAAAMAAJ&pg=PA153&lpg=PA153&dq=Mr.+Raden+Djody+Gondokusumo&source=bl&ots=_KUMCGYoMW&sig=ACfU3U2rTqAdIsLRIGA6rKbkDmB8ZdLpnA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjkgMyMxdbzAhUSfisKHbkiDGQQ6AF6BAgoEAM#v=onepage&q=Mr.%20Raden%20Djody%20Gondokusumo&f=false|title=Tjalon-tjalon Dewan Perwakilan Rakjat untuk pemilihan umum I 1955|publisher=Kementerian Penerangan, Bag. Dokumentasi|language=id}}</ref>
[[Berkas:Maria Ulfah Santoso.jpg|jmpl|Aktivis hak-hak perempuan Indonesia Maria Ulfah Santoso]]
Maria Ulfah sangat memiliki ikatan emosional dengan [[Kuningan]] dan Linggarjati tentunya. Kalau foto Maria Ulfah terpampang di [[Gedung Perundingan Linggarjati]], sudah pasti karena ia memiliki peran, meski bukan dalam kapasitas sebagai juru runding. Dalam perundingan Linggarjati sendiri [[Sjahrir]] yang ditunjuk menjadi pimpinan delegasi.
Peran Maria Ulfah ada pada pilihan ia untuk menjadikan Linggarjati sebagai tempat perundingan. Maria Ulfah mengusulkan Linggarjati kepada [[Sjahrir]]. Mungkin saja ada keinginan Maria Ulfah untuk bernostalgia dengan kota dimana ia dibesarkan. Tapi yang jelas, Maria Ulfah menganggap Linggarjati secara geografis bisa menjadi alternatif tempat karena baik pihak [[Indonesia]] dan [[Belanda]] sempat menemui jalan buntu.
[[Soekarno]] dan Hatta yang saat itu berkedudukan di [[Yogyakarta]] (sebagai ibu kota sementara), menawarkan Yogyakarta sebagai tempat perundingan. Sudah pasti pilihan itu ditolak mentah-mentah oleh Belanda karena mereka justru menginginkan perundingan dilaksanakan di [[Jakarta]] yang saat itu mereka kuasai.
Disamping itu, Maria Ulfah bisa memberikan jaminan dari sisi keamanan. Ini bisa dimengerti karena Residen [[Cirebon]], Hamdani maupun Bupati Cirebon [[Makmun Sumadipradja]], kebetulan berasal dari Partai Sosialis. Artinya mereka adalah “anak buah” Sjahrir. Saat perundingan, Sjahrir menginap di Gedung Sjahrir di dekat kolam renang Linggajati, sementara Soekarno-Hatta bermalam di pendopo [[Kabupaten Kuningan]]. Pendek cerita, dilaksanakanlah [[Perundingan Linggarjati|Perundingan Linggajati]] yang Draftnya ditandatangani pada 15 November 1946 di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Sementara penandatanganan resmi dilakukan pada 25 Maret 1947.
== Meninggal dunia ==
[[Berkas:Ny. H. Maria Ulfah Subadio SH - TMPNU Kalibata.jpg|jmpl|Makam Maria Ulfah Subadio di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Jakarta|310x310px]]
Maria Ulfah Santoso menghembuskan napas terakhir pada [[15 April]] [[1988]]. Ia dikebumikan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], [[Jakarta]].<ref>{{Cite web|last=PROKLAMASI|first=MUSEUM PERUMUSAN NASKAH|date=2017-12-22|title=Maria Ulfah: Tokoh Pejuang Kemerdekaan Wanita dan Bangsa|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mpnp/maria-ulfah-tokoh-pejuang-kemerdekaan-wanita-dan-bangsa/|website=Museum Perumusan Naskah Proklamasi|language=id|access-date=2023-11-14}}</ref>
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/122006/30/khazanah/sundapedia.htm Itje dari Serang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929102905/http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/122006/30/khazanah/sundapedia.htm |date=2007-09-29 }}
* {{id}} [http://www.sunangunungdjati.com/blog/?p=10230 Maria Ulfa,Sjahrir dan Kuningan]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
== Referensi ==
{{reflist}}
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial]]|pendahulu=[[A.D. Tjokronegoro]]|pengganti=[[Soeparjo]]|tahun=
{{kotak selesai}}
{{BPUPKI}}
{{DEFAULTSORT:Ulfah, Maria}}
[[Kategori:
[[Kategori:Aktivis perempuan Sunda]]
[[Kategori:Intelektual Sunda]]
[[Kategori:Pejuang HAM Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Sosialis Indonesia]]
[[Kategori:Politikus perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh hukum Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh hukum Sunda]]
[[Kategori:Tokoh pergerakan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh politik Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Banten]]
[[Kategori:Tokoh dari Kuningan]]
[[Kategori:Tokoh dari Serang]]
[[Kategori:Anggota BPUPKI]]
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
[[Kategori:Menteri Sosial Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Sjahrir II]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Sjahrir III]]
[[Kategori:
[[
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]
|