Pantun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh 114.122.10.28 (bicara) ke revisi terakhir oleh Bebasnama
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(252 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{short description|Malay poetic form}}
'''Pantun''' merupakan salah satu jenis [[puisi]] lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata ''patuntun'' dalam [[bahasa Minangkabau]] yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai ''parikan'', dalam [[bahasa Sunda]] dikenal sebagai [[paparikan]], dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai ''umpasa'' (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, ber[[sajak]] akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
{{Infobox intangible heritage
| Image =
| Caption = ''Pantun''
| ICH = Pantun
| State Party =
| Type =
| Criteria =
| ID = 01613
| Region = APA
| Year = 2020
| Session =
| List =
| Link = https://ich.unesco.org/en/RL/pantun-01613
| Below =
| Note =
|Countries=[[Indonesia]], [[Malaysia]]}}
'''Pantun''' adalah salah satu jenis [[puisi]] lama yang sangat luas dikenal di [[Nusantara]]. Kata "Pantun" berasal dari kata ''patuntun'' dalam [[Bahasa Minangkabau]] yang memiliki arti "penuntun".<ref> {{cite web|title= Pantun Sebagai Teks Nyanyian di Minangkabau|url=https://www.yumpu.com/id/document/read/42621845/pantun-sebagai-teks-nyanyian-di-minangkabau-kiriman-wardizal}} </ref> Pantun memiliki nama lain dalam bahasa-bahasa daerah, dalam [[bahasa Jawa]], pantun dikenal dengan ''[[parikan]]'', dalam [[bahasa Sunda]] pantun disebut ''[[paparikan]]'' dan dalam [[bahasa Batak]], pantun dikenal dengan sebutan ''[[umpasa]]''.<ref> {{Cite news|title= Pantun: Definisi, Ciri, Jenis dan Contohnya|author= Arum Sutrisni Putri|accessdate= 4 Desember 2020|url= https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/19/170000469/pantun-definisi-ciri-jenis-dan-contohnya?page=all|first= Arum Sutrisni|last= Putri|work= [[Kompas.com]]}} </ref> Lazimnya, pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), tiap larik terdiri atas 8-12 suku kata, ber[[sajak]] akhir dengan pola a-b-a-b ataupun a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a).<ref>{{cite book|last1=Shadily|first1=Hassan|date=1984|title=Ensiklopedi Indonesia|publisher=Ictiar Baru - Van Hoeve & Elsevier Publishing Projects|location=Jakarta|pages=2546-2547}}</ref> Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama.<ref> {{cite journal|title= Menelusuri Nilai-Nilai Karakter Dalam Pantun||author= Abdul Hasim|journal= Pedagogia|volume= 14|number= 3|year= 2016|issn= 1693-5276|page= 401|url= https://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/view/5897}} </ref> Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tapi sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak memberi nama penggubahnya (anonim). Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
 
==Tradisi==
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: ''[[sampiran]]'' dan ''[[isi]]''. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
[[Indonesia]] memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam. Sebuah tradisi yang umumnya tidak tertulis berupa ucapan yang ekspresif, dan sering kali memiliki isi jenaka yang disebut "pantun" adalah seni tradisi yang dapat dijumpai secara umum di sebagian besar daerah [[Suku Melayu|Melayu]] di seluruh kepulauan [[Indonesia]]. Beberapa pertunjukan "pantun" bersifat narasi; Misalnya, tradisi "[[kentrung]]" di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]], menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang. Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional [[Indonesia]] membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "[[randai]]" dari [[Minangkabau]] wilayah [[Sumatera Barat|Sumatera Barat]], yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.<ref>{{cite web |url=https://www.britannica.com/art/pantun |title=Pantun |author=<!--Not stated--> |website=Brittanica.com |publisher=Encyclopædia Britannica |access-date=19 December 2020 }}</ref>
 
[[Karmina]] dan [[talibun]] merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
 
== Peran pantun ==
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi [[kata]] dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.<ref> {{cite journal|title= Keanekaragaman Pantun di Indonesia|author= Dinni Eka Maulina|journal= Semantik|voulume= 1|number= 1|issn= 2252-4657|page= 110|url= http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/semantik/article/view/103}} </ref>
 
Kedekatan nilai sosial dan pantun bahkan bermula dari [[Filsafat|filosofi]] pantun itu sendiri. [[Adat]] berpantun, pantang melantun adalah filosofi yang melekat pada pantun. Peribahasa tersebut mengisyaratkan bahwa pantun lekat dengan nilai-nilai sosial dan bukan semata imajinasi.<ref>{{cite web|author= Noriah Taslim|title= Pantun dan Psikodinamika Kelisanan|url= http://www.usm.my/pantun/makalah1-1.asp|access-date= 2018-02-08|archive-date= 2007-05-07|archive-url= https://web.archive.org/web/20070507065200/http://www.usm.my/pantun/makalah1-1.asp|dead-url= unfit}}</ref> Semangat hakikat pantun menjadi penuntun pada pantun. Penjelasan tersebut meneguhkan fungsi pantun sebagai penjaga dan media kebudayaan untuk memperkenalkan dan menjaga nilai-nilai masyarakat.<ref>Effendy,T. (2005). ''Pantun Nasehat. Penerbit: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu Bekerjasamsa.'' Yogyakarta: Penerbit Adicita Karya Nusa.</ref>
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
 
Sementara itu, dalam [[Budaya Minangkabau|kebudayaan Minangkabau]], pantun digunakan dalam berbagai acara adat. Misalnya dalam acara ''manjapuik marapulai'' (menjemput mempelai pria), ''batagak gala'' (upacara penobatan gelar), ''[[Batagak pangulu|batagak penghulu]]'' (upacara penobatan penghulu), atau dalam pidato upacara adat lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Fandi|first=Leo|last2=Agustina|first2=Agustina|last3=Nurizzati|first3=Nurizzati|date=2012|title=Struktur dan Fungsi Pantun Minangkabau dalam Masyarakat Pasa Lamo, Pulau Punjung, Dharmasraya|url=http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/318|journal=Pendidikan Bahasa Indonesia|language=en|volume=1|issue=1|pages=278–286|doi=10.24036/318-019883|issn=2302-3503}}</ref>
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
 
== Struktur pantun ==
Pantun memiliki struktur yang terdiri atas sampiran atau pembayang dan isi. Sampiran atau pembayang berfungsi menyiapkan rima dan irama yang dapat membantu pendengar memahami isi pantun. Pada umumnya sampiran tidak memiliki hubungan dengan isi, tetapi terkadang sampiran dapat memberi bayangan terhadap isi pantun. Isi merupakan bagian inti pantun yang berisi maksud atau pikiran yang akan disampaikan si pembuat pantun.<ref>{{cite journal|title= Korelasi Kemampuan Memahami Ciri Pantun dan Kemampuan Menentukan Jenis Pantun dengan Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Pagaralam|author= Chairil Amar|journal= Pembahsi|volume= 6|number= 1|year= 2016|page= 42|url= http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/790172}}{{Pranala mati|date=Januari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
 
Menurut [[Sutan Takdir Alisjahbana]], fungsi sampiran adalah menyiapkan rima dan irama agar pendengar dapat memahami isi pantun dengan mudah<sup>&#91;''[[Wikipedia:Citation needed|citation needed]]''&#93;</sup>. Ini dapat dipahami karena pada dasarnya, pantun merupakan sastra [[Bahasa lisan|lisan]]. Pola rima dan irama pada pantun secara eksplisit menegaskan sifat kelisanan pantun pada budaya Melayu dulu.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:
 
:Air dalam bertambah dalam
:Hujan di hulu belum lagi teduh
:Hati dendam bertambah dendam
:Dendam dahulu belum lagi sembuh
 
Aturan umum berlaku pada pantun, seperti halnya puisi lama. Misalnya, satu larik pantun terdiri atas 6-12 suku kata. Namun, aturan ini tak selalu berlaku dan bersifat kaku. Pola rima umum yang berlaku pada pantun adalah a-b-a-b dan a-a-a-a. Meski demikian, kerap diketemukan pula pola pantun yang berpola a-a-b-b.<sup>&#91;''[[Wikipedia:Citation needed|citation needed]]''&#93;</sup>
== Jenis-jenis Pantun ==
 
== Jenis-jenis pantun ==
* Pantun Agama
=== Pantun Adat ===
:Banyak bulan perkara bulan
Pantun adat adalah pantun yang berisi tentang hal-hal berbau adat dan budaya.
:Tidak semulia bulan puasa
:Lebat daun bunga tanjung
:Banyak tuhan perkara tuhan
:Berbau harum bunga cempaka
:Tidak semulia Tuhan Yang Esa
:Adat dijaga pusaka dijunjung
:Baru terpelihara adat pusaka
:Daun terap di atas dulang
 
:Anak udang mati dituba
=== Pantun Agama ===
:Dalam kitab ada terlarang
Pantun agama adalah pantun yang berisi nasihat kehidupan berdasarkan pemahaman agama.
:Yang haram jangan dicoba
:Bunga kenanga di atas kubur
:Pucuk sari pandan Jawa
:Apa guna sombong dan takabur
:Rusak hati badan binasa
:Asam kandis asam gelugur
:Ketiga asam si riang-riang
:Menangis mayat dipintudi pintu kubur
:Teringat badan tidak sembahyang
 
*=== Pantun Budi ===
Pantun jenis ini memberikan nasihat agar diri dan pendengarnya selalu berlaku baik dalam kehidupan.
:Bunga cina di atas batu
:Daunnya lepas kedalam ruang
:Adat budaya tidak berlaku
:Sebabnya emas budi terbuang
:Anak angsa mati lemas
:Mati lemas di air masin
:Hilang bahasa karena emas
:Hilang budi karena miskin
:Biarlah orang bertanam buluh
:Mari kita bertanam padi
:Biarlah orang bertanam musuh
:Mari kita menanam budi
:Ayam jantan si ayam jalak
:Jaguh siantanSiantan nama diberi
:Rezeki tidak saya tolak
:Musuh tidak saya cari
:Jikalau kita bertanam padi
:Senanglah makan adik-beradik
:Jikalau kita bertanam budi
:Orang yang jahat menjadi baik
:Kalau keladi sudah ditanam
:Jangan lagi meminta balas
:Kalau budi sudah ditanam
:Jangan lagi meminta balas
* Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.
Contoh:
:Orang Sasak pergi ke Bali
:Membawa pelita semuanya
:Berbisik pekak dengan tuli
:Tertawa si buta melihatnya
:Jalan-jalan ke rawa-rawa
:Jika capai duduk di pohon palm
:Geli hati menahan tawa
:Melihat katak memakai helm
:Limau purut di tepi rawa,
:buah dilanting belum masak
:Sakit perut sebab tertawa,
:melihat kucing duduk berbedak
 
:Itik betina beranak pinak
:jangan suka makan mentimun
:Air meluap di sungai lusi
:karna banyak getahnya
:Ilmu bermanfaat Atau tidak
:hai kawan jangan melamun
:Semua tergantung akhlaq budi
:melamun itu tak ada gunanya
 
*=== Pantun KiasJenaka ===
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung. Dengan pantun jenaka, diharapkan suasana akan menjadi semakin riang dan gembira.
:Ayam sabung jangan dipaut
:Di mana kuang hendak bertelur
:Jika ditambat kalah laganya
:Di atas lata di rongga batu
:Asam digunung ikan dilaut
:Di mana tuan hendak tidur
:Dalam belanga bertemu juga
:Di atas dada di rongga susu
:Berburu kepadang datar
:Dapatkan rusa belang kaki
:Berguru kepalang ajar
:Bagaikan bunga kembang tak jadi
:Anak Madras menggetah punai
:Punai terbang mengirap bulu
:Berapa deras arus sungai
:Ditolak pasang balik kehulu
:Kayu tempinis dari kuala
:Dibawa orang pergi Melaka
:Berapa manis bernama nira
:Simpan lama menjadi cuka
:Disangka nenas di tengah padang
:Rupanya urat jawi-jawi
:Disangka panas hingga petang
:Kiranya hujan tengah hari
* Pantun Nasihat
:Kayu cendana di atas batu
:Sudah diikat dibawa pulang
:Adat dunia memang begitu
:Benda yang buruk memang terbuang
:Kemuning di tengah balai
:Bertumbuh terus semakin tinggi
:Berunding dengan orang tak pandai
:Bagaikan alu pencungkil duri
:Parang ditetak kebatang sena
:Belah buluh taruhlah temu
:Barang dikerja takkan sempurna
:Bila tak penuh menaruh ilmu
 
=== Pantun Kepahlawanan ===
:Jalan-jalan ke kota Blitar
Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan.
:jangan lupa beli sukun
:Adakah perisai bertali rambut
:Jika kamu ingin pintar
:Rambut dipintal akan cemara
:belajarlah dengan tekun
:Adakah misai tahu takut
:Kami pun muda lagi perkasa
 
*=== Pantun PeribahasaPercintaan ===
Pantun percintaan berisi ungkapan hati seseorang akan perasannya terhadap orang lain, yaitu orang yang sedang ada dalam hatinya. Sering pula pantun ini berisi candaan terhadap orang yang dimabuk cinta.
:Berakit-rakit kehulu
:Coba-coba menanam mumbang
:Moga-moga tumbuh kelapa
:Coba-coba bertanam sayang
:Moga-moga menjadi cinta
 
=== Pantun Peribahasa ===
Pantun peribahasa menggunakan berbagai pepatah, idiom, maupun peribahasa dalam penyampaian maksudnya. Oleh karena itu, kata-kata yang disampaikan tidak dapat diartikan secara harfiah.
:Berakit-rakit ke hulu
:Berenang-renang ke tepian
:Bersakit-sakit dahulu
:Bersenang-senang kemudian
 
=== Pantun Perpisahan ===
:Ke hulu memotong pagar
Pantun jenis ini mengungkapkan rasa kehilangan si penutur pantun akibat ditinggalkan orang yang disayanginya. Bisa juga pantunnya berisi tentang harapan agar si penutur dan si pendengar bisa bertemu kembali.
:Jangan terpotong batang durian
:Pucuk pauh delima batu
:Cari guru tempat belajar
:Anak sembilang di tapak tangan
:Jangan jadi sesal kemudian
:Biar jauh di negeri satu
:Hilang di mata di hati jangan
:Kerat kerat kayu diladang
 
:Hendak dibuat hulu cangkul
=== Pantun Teka-teki ===
:Berapa berat mata memandang
Pantun teka-teki, sesuai namanya, memberikan teka-teki bagi si pendengar untuk diselesaikan. Petunjuk yang diberikan dalam pantun teka-teki sering kali terkesan tidak harfiah.
:Barat lagi bahu memikul
:Harapkan untung menggamit
:Kain dibadan didedahkan
:Harapkan guruh dilangit
:Air tempayan dicurahkan
:Pohon pepaya didalam semak
:Pohon manggis sebasar lengan
:Kawan tertawa memang banyak
:Kawan menangis diharap jangan
* Pantun Teka-teki
:Kalau tuan bawa keladi
:Bawakan juga si pucuk rebung
:Kalau tuan bijak bestari
:Binatang apa tanduk dihidung ?
:Beras ladang sulung tahun
:Malam malam memasak nasi
:Dalam batang ada daun
:Dalam daun ada isi
:Terendak bentan lalu dibeli
:Untuk pakaian saya turun kesawah
:Kalaulah tuan bijak bestari
:Apa binatang kepala dibawah ?
:Kalau tuan muda teruna
:Pakai seluar dengan gayanya
:Kalau tuan bijak laksana
:Biji diluar apa buahnya
:Tugal padi jangan bertangguh
:Kunyit kebun siapa galinya?
:Kalau tuan cerdik sungguh
:Langit tergantung mana talinya ?
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Lihat juga ==
* [[Pantun Bima]]
* [[Karmina]]
* [[Seloka]]
* [[Gurindam]]
 
== Pranala luar ==
{{Wiktionary}}
* {{en}} [https://www.youtube.com/watch?v=eEIyJFX3m8k&ab_channel=UNESCO Pantun] - UNESCO: Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity - 2020
 
{{Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia di Indonesia}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Sastra]]
[[Kategori:Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]