Byasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Mengubah: ne:व्यास(ऋषि)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(22 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TMH Infobox|width1=275|width2=240
| Nama = Byasa
| Image = Sage Vyasa.jpg
| Caption = Resi Byasa dalam lukisan India modern.
| Devanagari = व्यास
Baris 13:
| Anak = [[Suta (resi)|Suta]]
}}
'''Byasa''' atau '''Wiyasa''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: व्यास; ''Vyāsa'') (dalam pewayangan disebut '''Resi Abiyasa''') adalah figur penting dalam agama [[Hindu]]. Ia juga bergelar ''Weda Wyasa'' (orang yang mengumpulkan berbagai karya para [[resi]] dari masa sebelumnya, membukukannya, dan dikenal sebagai ''[[Weda]]''). Ia juga dikenal dengan nama '''Krishna Dwaipayana'''. Ia adalah [[filsuf]], [[sastrawan]] [[India]] yang menulis epos terbesar di dunia, yaitu ''[[Mahabharata]]''. Sebagian riwayat hidupnya diceritakan dalam ''[[Mahabharata]]''.
 
== Kelahiran ==
Baris 32:
== Tokoh ''Mahabharata'' ==
 
Selain dikenal sebagai tokoh yang membagi ''[[Weda]]'' menjadi empat bagian, Byasa juga dikenal sebagai penulis (pencatat) sejarah dalam ''[[Mahabharata]]'', namuntetapi ia juga merupakan tokoh penting dalam riwayat yang disusunnya itu. Ibunya ([[Satyawati]]) menikah dengan [[Santanu]], Raja [[Hastinapura]]. Dari perkawinannya lahirlah [[Citrānggada]] dan [[Wicitrawirya]]. Citrānggada gugur dalam suatu pertempuran, sedangkan Wicitrawirya wafat karena sakit. Karena kedua pangeran itu wafat tanpa memiliki keturunan, Satyawati menanggilmemanggil Byasa agar melangsungkan suatu ''[[yadnya]]'' (upacara suci) untuk memperoleh keturunan. Kedua janda Wicitrawirya yaitu [[Ambika]] dan [[Ambalika]] diminta menghadap Byasa sendirian untuk diupacarai.
 
Sesuai dengan aturan upacara, pertama [[Ambika]] menghadap Byasa. Karena ia takut melihat wajah Byasa yang sangat hebat, maka ia menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, Byasa berkata bahwa anak Ambika akan terlahir buta. Kemudian [[Ambalika]] menghadap Byasa. Sebelumnya [[Satyawati]] mengingatkan agar Ambalika tidak menutup mata supaya anaknya tidak terlahir buta seperti yang terjadi pada Ambika. Ketika Ambalika memandang wajah Byasa, ia menjadi takut namun tidak mau menutup mata sehingga wajahnya menjadi pucat. Byasa berkata bahwa anak Ambalika akan terlahir pucat. Anak Ambika yang buta bernama [[Dretarastra]], sedangkan anak Ambalika yang pucat bernama [[Pandu]]. Karena kedua anak tersebut tidak sehat jasmani, maka Satyawati memohon agar Byasa melakukan upacara sekali lagi. Kali ini, Ambika dan Ambalika tidak mau menghadap Byasa, namuntetapi mereka menyuruh seorang dayang-dayang untuk mewakilinya. Dayang-dayang itu bersikap tenang selama upacara, maka anaknya terlahir sehat, dan diberi nama [[Widura]].
 
Ketika [[Gandari]] kesal karena belum melahirkan, sementara [[Kunti]] sudah memberikan keturunan kepada [[Pandu]], maka kandungannya dipukul. Kemudian, seonggok daging dilahirkan oleh Gandari. Atas pertolongan Byasa, daging tersebut dipotong menjadi seratus bagian. Lalu setiap bagian dimasukkan ke dalam sebuah kendi dan ditanam di dalam tanah. Setahun kemudian, kendi tersebut diambil kembali. Dari dalamnya munculah bayi yang kemudian diasuh sebagai para putera [[Dretarastra]].
Baris 41:
 
== Penutur sejarah ''Mahabharata'' ==
[[Berkas:VyasaGanesha dictatingwrite Mahabharata.jpg|left|thumb|240pxjmpl|Lukisan yang menggambarkan Resi Byasa menceritakan kisah ''Mahabharata'' kepada Dewa [[Ganesa]] (Batara Gana).]]
Pada suatu ketika, timbul keinginan Resi Byasa untuk menyusun riwayat keluarga [[Bharata (raja)|Bharata]]. Atas persetujuan Dewa [[Brahma]], Hyang [[Ganesa|Ganapati]] ([[Ganesa]]) datang membantu Byasa. Ganapati meminta Wyasa agar ia menceritakan ''Mahabharata'' tanpa berhenti, sedangkan Ganapati yang akan mencatatnya. Setelah dua setengah tahun, ''Mahabharata'' berhasil disusun. Murid-murid Resi Byasa yang terkemuka seperti [[Pulaha]], [[Jaimini]], [[Sumantu]], dan [[Wesampayana]] menuturkannya berulang-ulang dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
 
Baris 54:
 
=== Perkawinan ===
[[Berkas:Byasa-kl.jpg|thumbjmpl|rightka|Byasa dalam pewayangan]]
 
[[Durgandini]] kemudian menjadi permaisuri [[Sentanu]], raja [[Hastina]]. Ia melahirkan [[Citrānggada|Citranggada]] dan [[Citrawirya]]. Masing-masing secara berturut-turut naik takhta menggantikan [[Sentanu]]. Namun, keduanya masih muda ketika meninggal. [[Citrānggada|Citranggada]] meninggal saat belum menikah, sedangkan [[Citrawirya]] meninggal saat belum memiliki putra.
Baris 63:
 
=== Sebagai raja dan pendeta ===
Pewaris sah takhta [[Hastina]] sesungguhnya adalah [[Bisma]] putra [[Sentanu]] dari istri pertama. Namun ia telah bersumpah tidak akan menjadi raja, sehingga sebagai pengganti [[Citrawirya]], Abyasa pun naik takhta sampai kelak ketiga putranya dewasa. Setelah tiba saatnya, Abyasa pun turun takhta digantikan [[Pandu]] sebagai raja [[Hastina]] selanjutnya. Ia kembali menjadi pendeta di pertapaan Ratawu yang terletak di pegunungan Saptaarga. Abyasa merupakan pendeta agung yang sangat dihormati. Tidak hanya keluarga [[Hastina]] saja yeng menjadikannya tempat meminta nasihat, namunjugatetapijuga dari negeri-negeri lainnya.
 
=== Akhir hayat ===
Baris 71:
 
== Lihat pula ==
{{commonscat|Vyasa}}
* ''[[Weda]]''
* ''[[Mahabharata]]''
 
{{Portalbar|Asia|India|Agama|Mitologi|Sastra|Biografi}}
 
{{Tokoh Mahabharata}}
{{tokoh mitologi hindu}}
{{Hindu Awatara}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Filsuf Hindu]]
Baris 85 ⟶ 87:
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
[[Kategori:Resi]]
 
[[cs:Vjása]]
[[de:Vyasa]]
[[en:Vyasa]]
[[es:Viasa]]
[[fr:Vyāsa]]
[[gu:વ્યાસ]]
[[hi:वेदव्यास]]
[[it:Vyāsa]]
[[ja:ヴィヤーサ]]
[[jv:Abyasa]]
[[kn:ವೇದವ್ಯಾಸ]]
[[ko:브야사]]
[[ml:വേദവ്യാസൻ]]
[[ms:Byasa]]
[[ne:व्यास(ऋषि)]]
[[pl:Wjasa]]
[[pt:Vyasa]]
[[ru:Вьяса]]
[[sa:वेदव्यासः]]
[[sv:Vyasa]]
[[ta:வியாசர்]]
[[te:వ్యాసుడు]]
[[th:ฤๅษีวยาส]]
[[uk:В'ясадева]]
[[zh:广博仙人]]