Bunga bangkai raksasa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(112 revisi perantara oleh 60 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Speciesbox
| genus = Amorphophallus
| species = titanum
| name = Kibut / Bunga Bangkai Raksasa
| status = EN
| status_system = IUCN3.1
| status_ref = <ref name=iucn>{{cite journal | authors = Yuzammi & Hadiah, J.T. | title = ''Amorphophallus titanum'' | journal = [[IUCN Red List of Threatened Species]] | volume= 2018| page = e.T118042834A118043213 | year = 2018| doi = 10.2305/IUCN.UK.2018-2.RLTS.T118042834A118043213.en }}</ref>
| image = Titan-arum1web.jpg
| image_width = 200px
| authority = ([[Odoardo Beccari|Becc.]]) Becc. ex Arcang
}}
'''Bunga bangkai
Kibut sering dipertukarkan dengan [[padma raksasa]] atau ''[[Rafflesia arnoldii]]''. Mungkin karena kedua jenis [[tumbuhan]] ini sama-sama memiliki [[bunga]] yang berukuran raksasa, dan keduanya sama-sama mengeluarkan [[bau]] yang tak enak. Jenis-jenis ''[[Amorphophallus]]'' juga dapat dijumpai pada hutan hujan tropis di [[Stasiun Penelitian Hutan Tropis]] (SPHT) [[Taman Nasional Kayan Mentarang]] di Lalut Birai, Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau. Tumbuhan ini hanya ada di [[Indonesia]]. Amorphophallus titanum juga terdapat di tiga Kebun Raya yang berada di Indonesia, tumbuhan tersebut terakhir kali mekar pada tahun 2020 di [[Kebun Raya Bogor]]<ref>https://www.antaranews.com/berita/1234943/di-kebun-raya-bogor-amorphophallus-titanum-mekar-sempurna</ref> , tahun 2024 di [[Kebun Raya Cibodas]]<ref>https://nationalgeographic.grid.id/read/134068487/mekarnya-amorphophallus-titanum-merayakan-172-tahun-kebun-raya-cibodas?page=all</ref> dan [[Kebun Raya Purwodadi]]<ref>https://www.antaranews.com/berita/4397473/momen-langka-bunga-bangkai-mekar-pertama-kali-di-kebun-raya-purwodadi</ref>.
== Pemerian ==
[[Berkas:Bunga bangkai.jpg|
Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan [[fase generatif]]. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti [[lingga]] (sebenarnya adalah [[tongkol]] atau ''spadix'') yang dikelilingi oleh [[seludang bunga]] yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan ''protogini'': bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah [[penyerbukan sendiri]]. Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, [[Jerman]] yang menghasilkan bunga setinggi 2,
Di kawasan SPHT Taman Nasional Kayan Mentarang, jenis kibut ini dapat tumbuh dengan tinggi kisaran 1,5 meter dengan lebar sekitar 50–70 cm. Banyak dijumpai di sekitar pinggir sungai dan daerah dataran lembap. Bunga ini mekar sekitar bulan November dan yang terakhir dijumpai pada tanggal 23 November 2013 (Misoniman/POLHUT TN Kayan Mentarang). Pada fase vegetatif, kibut ini muncul daun dan batang mencapai 2,5 meter dengan diameter sekitar 25 cm.
== Pendahuluan ==
Bunga bangkai dalam bahasa latin disebut ''[[Amorphophallus]]'' yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “''Amorphos''” yang berarti “cacat, tanpa bentuk” dan “''phallos”'' yang berarti “penis”.<ref name=":0">https://alamendah.org/2010/11/12/fakta-tentang-bunga-bangkai-amorphpophallus/</ref> Terdapat 170 jenis bunga bangkai di seluruh dunia dan sekitar 25 jenis di antaranya bisa ditemui di Indonesia yaitu delapan jenis di Sumatra, enam di [[Jawa]], tiga di [[Kalimantan]], dan satu di [[Sulawesi]].<ref>Hetterscheid, W., and S, Ittenbach. 1996. Everything you always wanted to know abaout ''Amorphophallus'' but were afraid to stick your nose into. ''Aroideana'' 19.p.7-131.</ref>
== Ciri-ciri ==
* Warna kelopak merah hati, jingga, dan kehijauan.<ref name=":0" />
* Warna tongkol keunguan serta kuning.
* Mengeluarkan bau busuk.
* Tingginya bisa mencapai 5 meter dan berdiameter 1,5 meter, bagian yang menjulang tinggi ke atas atau yang disebut spadix. Bagian pelindung bunga yang mekar disebut braktea
* Biji berwarna merah.
* Masa mekarnya 7 hari.
== Habitat ==
* Hutan hujan Sumatra (Kerinci, Lampung).<ref name=":1">Yuyun,S, P., dan Yuzammi. 2008. Pendugaan Keragaman Genetik Amorphophallus titanum Becc. Berdasarkan Marka Random Amplifed Polymorphic DNA. Jurnal Biodiversitas 9(2): 103-107.</ref>
* Iklim [[Tropika|tropis]] dan [[subtropis]].
* Tumbuh di bawah kanopi ''(undergrowth).''
* Ketinggian 120–365 mdpl.
* Tanah berkapur.
* Di [[hutan sekunder]], ladang-ladang penduduk, pinggir sungai atau di tepi hutan.
== Siklus hidup ==
''A. titanum'' memiliki tiga siklus hidup yang jelas, yaitu tahap vegetatif, dorman, dan generatif. Siklus vegetatif terutama untuk pertumbuhan umbi yang dapat mencapai bobot hingga 100 kg. Siklus ini dimulai pada awal musim hujan dengan dihasilkannya satu daun tunggal yang besar, dan berlangsung selama 6–12 bulan, dilanjutkan siklus dorman selama 1–4 tahun sebelum memasuki siklus pembungaan. Siklus pembungaan umumnya tidak teratur <ref>Bown, D. 1988. Aroids, Plants of The Arun Family. London: Century.</ref>
== Perkembangbiakan ==
* Bunga bangkai (''[[Amorphophallus]]'') mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah. Fase selanjutnya, generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi.<ref name=":0" />
* Perkembangbiakan juga dibantu oleh burung rangkong, yang di mana akan memakan biji dari bunga bangkai dan akan dibuang melalui feses, namun makin berkurangnya populasi burung rangkong akibat perdagangan liar maka populasi bunga bangkai juga berkurang.
== Keragaman genetik ==
Keragaman genetik dideteksi dengan ''[[Reaksi berantai polimerase|PCR]]'' menggunakan primer [[Amplifikasi Acak Polimorfisme DNA|''RAPD'']]. Hasil menunjukkan bahwa diperoleh 143 fragmen ''[[Asam deoksiribonukleat|DNA]]'' yang berukuran dari 100 bp hingga 1,1 Kb, di mana 137 (95,80%) di antaranya merupakan pita polimorfik dengan indeks marka yang tinggi. Rata-rata setiap primer menghasilkan 17,8 pita yang dapat dideteksi. Jumlah pita polimorfik tertinggi (23) terdapat pada primer OPU-07, sedangkan jumlah terendah (13) terdapat pada primer OPU-03.<ref name=":1" />
== Ancaman ==
* Menurut [[IUCN]] termasuk dalam ''[[IUCN Red List|red list]]'' <ref>http://www.iucnredlist.org/search</ref>
* Populasi bunga bangkai liar sudah makin berkurang karena habitat alaminya banyak mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan permukiman. Penyebab lainnya adalah masyarakat yang merasa terancam dengan bau busuk bunga ini, lalu memotong bunga dan daunnya.<ref><nowiki>https://www.wwf.or.id/program/spesies/bunga_bangkai/</nowiki></ref>
== Konservasi ==
* Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 (Lampiran PP. No. 7/1999)<ref>ksdae.menlhk.go.id/assets/uploads/Lampiran-PP-Nomor-7-Tahun-1999.pdf</ref>
* [[Pelestarian in situ|In situ]] dan [[Pestarian ex situ|ex situ]] <ref>Esti, M. dan Yuzammi. 2016. Konservasi Ek-situ Jenis ''Amorphophallus'' SPP di Kebun Raya Liwa Kab. Lampung Barat, Provensi Lampung. ''Prosiding Seminar Nasional Biologi'' 85-92.</ref>
* Mata uang Rp500 rupiah pada tahun 1982 <ref name=":2">Wijaksono, Katarina, U. N., Djaja, S.H., dan Irawati. 2012. Perbanyakan ''Amorphophallus titanum'' Becc (Araceae) dengan Teknologi In Vitro. ''Jurnal Biologi Indonesia'' 8(2): 343-354</ref>
*Maskot pada kebun raya di Jerman yaitu [[Botaniche Gärten Bonn]] (kebun raya di Jerman) <ref name=":0" />
== Kultur In-vitro <ref name=":2" /> ==
* Kultur jaringan bunga bangkai sudah pernah dilakukan pada tahun 1988 oleh Kohlenbach.<ref name=":2" />
* Pada tahun 2011, Irawati dkk, melakukan kultur in-vitro kembali dan berhasil mendapatkan planlet dari eksplan urat daun ''A''.''titanium'', dengan menggunakan medium Murashige dan Skoog (MS) dan perlakuan penyinaran 1000 lux, 16 jam per hari dengan suhu 28 °C. Biakan diamati setelah 6–8 minggu setelah penanaman.
== Fakta unik ==
* Umbi pada bunga bangkai dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman, dan obat-obatan.<ref name=":0" />
* Sebutir biji bunga bangkai membutuhkan waktu 20–40 tahun untuk berbunga.
* Ketika mekar suhu bunga akan mencapai 50–60 <sup>o</sup>C dan mengeluarkan asap.
== Lain-lain ==
==
* [[Padma raksasa]]
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Taxonbar|from=Q431224}}
[[Kategori:Amorphophallus|titanum]]
[[Kategori:Flora endemik Indonesia]]
[[Kategori:Bunga]]
[[Kategori:Flora Indonesia]]
{{Tumbuhan-stub}}
|