Budaya Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahman Priadi (bicara | kontrib)
kasih kolom
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(403 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum [[Indonesia]] merdeka pada tahun 1945. Budaya Indonesia dapat juga diartikan bahwa Indonesia memiliki beragam suku bangsa dan budaya yang beragam seperti tarian daerah, pakaian adat, dan rumah adat.<ref>{{Cite news|last=Putri|first=Arum Sutrisni|title=Keragaman Etnik dan Budaya Indonesia|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/19/160000569/keragaman-etnik-dan-budaya-indonesia|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-09-24|editor-last=Putri|editor-first=Arum Sutrisni}}</ref> Budaya Indonesia tidak hanya mencakup budaya asli [[Pribumi-Nusantara|bumiputera]], tetapi juga mencakup budaya-budaya [[Pribumi-Nusantara|pribumi]] yang mendapat pengaruh budaya [[Budaya Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Budaya Arab-Indonesia|Arab]], [[Budaya India-Indonesia|India]], [[Melanesia]] dan [[Budaya Eropa|Eropa]].
{{taknetral}}
[[Berkas:Indonesian Culture.jpg |thumb|Berbagai aspek kebudayaan Indonesia: Bendera Merah Putih, Wayang Kulit, Garuda Pancasila, Keris, Nusantara, Candi Borobudur, tarian Papua, Masjid Raya Baiturrahman, Rumah Gadang Minangkabau, ukiran kayu khas Toraja, Sate, Angklung, tari Pendet dari Bali, Tumpeng, Gamelan, serta Batik dan Songket.]]
[[Berkas:Dancer look.jpg|thumb|Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia]]
 
'''Budaya Indonesia''' adalah seluruh [[Budaya|kebudayaan nasional]], kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum [[Indonesia]] merdeka pada tahun [[1945]].
 
== Kebudayaan nasional ==
[[Kebudayaan nasional]] adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional atau jati diri bangsa.<ref>{{Cite news|title=Pentingnya Kebudayaan sebagai Pondasi Karakter Bangsa|url=https://nasional.kompas.com/read/2019/12/24/06360051/pentingnya-kebudayaan-sebagai-pondasi-karakter-bangsa|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-09-24|last=Setyowati|first=Agnes|editor-last=Margianto|editor-first=Heru}}</ref> Definisi kebudayaan nasional menurut ''TAP MPR No.II tahun 1998'', yakni:
{{cquote2|Kebudayaan nasional yang berlandaskan [[Pancasila]] adalah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa [[Indonesia]] dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli baibagi Masyarakat PendukukungnyaPendukungnya, Semarang: P&K, 199}}
 
kebudayaanKebudayaan nasional dalam pandangan [[Ki Hajar Dewantara]] adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta [[bahasa nasional]]. Kebudayaan nasional bisa juga berarti sifat wutuhnya bangsa, teristimewa mengenai tingkatan atau derajat kemanusiaannya, baik lahir maupun batin.<ref>{{Cite web|title=Ki Hadjar Dewantara tentang Kebudayaan Nasional (1): Kebudayaan Itu Sifat Wutuhnya Bangsa|url=https://www.perwara.com/2018/kebudayaan-itu-sifat-wutuhnya-bangsa/|website=Warta Kebangsaan|language=id-ID|access-date=2020-09-24}}</ref> Definisi yang diberikan oleh [[Koentjaraningrat]] dapat dilihat dari peryataannyapernyataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
 
Pernyataan yang tertera pada [[GBHN]] tersebut merupakan penjabaran dari [[UUD 1945]] Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
 
Sebelum di amandemendiamendemen, [[UUD 1945]] menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan [[kebudayaan nasional]]. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsabangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari BangaBangsa Indonesia yang sudah sadar dan menglamimengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.<ref>Direktorat Sejarah dan Nilai Tradsional, Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan Nasional Kini dan dipada Masa Depan</ref>
 
== Wujud kebudayaan daerah di Indonesia ==
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
=== Rumah adat ===
[[Berkas:Rumah Gadang.jpg|jmpl|200px|Rumah gadang, rumah adat sumatera barat]]
Berikut adalah daftar rumah adat di [[Indonesia]]
{{col|2}}
* [[Aceh]]:
** [[Rumoh Aceh]]
** [[Rumah Krong Bade|Krong Bade]]
* [[Sumatera Utara]]:
** [[Rumah Balai Batak Toba|Balai Batak Toba]]
** [[Rumah Bolon|Bolon]]
** [[Omo Hada]] (Nias)
** [[Rumah Panggung|Rumah Deli]] (Melayu dan Pesisir)
** [[Siwaluh Jabu]] (Karo)
* [[Sumatera Barat]]:
** [[Rumah Gadang]]
** [[Uma]] (Mentawai)
* [[Riau]]:
** [[Rumah Melayu|Selaso Jatuh Kembar]]
** [[Lontiok]]
* [[Kepulauan Riau]]: [[Rumah Belah Bubung|Belah Bubung]]
* [[Jambi]]:
** [[Rumah Panggung]]
* [[Bangka Belitung]]: [[Rumah Rakit]]
* [[Bengkulu]]: [[Rumah Bubungan Lima|Bubungan Lima]]
* [[Sumatera Selatan]]:
** [[Rumah Limas]]
** [[Rumah Ulu]]
** [[Rumah Pesirah]]
* [[Lampung]]:
** [[Nuwo Sesat]]
** [[Lamban Pesagi]]
* [[Jakarta]]: [[Rumah Kebaya]] (Rumah Bapang) dan [[Rumah Gudang]]
* [[Jawa Barat]]:
** [[Keraton Kasepuhan]]
** [[Rumah Jolopong|Jolopong]]
* [[Banten]]: [[Rumah adat Baduy|Imah Baduy]]
* [[Yogyakarta]]: [[Bangsal Kencono]]
* [[Jawa]]:
** [[Joglo]] ([[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]])
** [[Tanean Lanjhang]] (Madura)
* [[Bali]]: [[Gapura Candi Bentar]]
* [[Nusa Tenggara Barat]]: [[Rumah Adat Dalam Loka|Dalam Loka]] (Sumbawa)
* [[Nusa Tenggara Timur]]:
** [[Lopo]]
** [[Sao Ata Mosa Lakitana]]
** [[Rumah Musalaki]]
** [[Uma Lulik]] (Belu)
* [[Kalimantan Barat]]: [[Rumah Panjang]]
* [[Kalimantan Tengah]]: [[Rumah Betang]]
* [[Kalimantan Selatan]]: [[Rumah Banjar]]
* [[Kalimantan Timur]]: [[Rumah Lamin]]
* [[Kalimantan Utara]]: [[Rumah Baloy]]
* [[Sulawesi Utara]]:
** [[Rumah Adat Woloan|Woloan]] (Minahasa)
** [[Rumah Bolaang Mongondow|Komalig]] (Bolaang Mongondow)
** Sabua ([[Sangir]])
* [[Gorontalo]]:
** [[Dulohupa]]
* [[Sulawesi Tengah]]:
** [[Souraja]] (Kaili)
** [[Rumah Tambi|Tambi]] (Lore)
** Lagian (Loinang)
* [[Sulawesi Tenggara]]:
** [[Rumah Laika|Laika]] (Tolaki)
** [[Rumah Adat Banua Tada|Banua Tada]] (Wolio)
** Kampiri (Moronene)
* [[Sulawesi Selatan]]:
** [[Bola Soba]] ([[Bugis]])
** [[Balla Lompoa]] ([[Makassar]])
** [[Tongkonan]] ([[Toraja]])
* [[Sulawesi Barat]]:
** [[Rumah Adat Boyang|Boyang]] ([[Mandar]])
** [[Rumah Adat Banoa Sibatang|Banua Sibatang]] (Kalumpang)
** Banua Layuk ([[Mamasa]])
* [[Maluku Utara]]: [[Sasadu]]
* [[Maluku]]: [[Rumah baileo|Baileo]] (dari [[bahasa Portugis]])
* [[Papua Barat Daya]]: [[Rumah Kaki Seribu|Mod Aki Aksa]]
* [[Papua Barat]]: [[Rumah adat igkojei|Igkojei]]
* [[Papua Tengah]]: [[Rumah Karapao]]
* [[Papua]]: [[Rumah Kariwari]]
* [[Papua Pegunungan]]: [[Rumah Honai]]
* [[Papua Selatan]]: [[Rumah Jew]]
{{end-col}}
 
=== [[Daftar rumah adat di Indonesia|RumahUpacara adat]] ===
Upacara adat merupakan suatu bentuk [[tradisi]] yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut [[adat kebiasaan]] masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih.<ref>{{Cite news|last=Yasmin|first=Puti|title=7 Upacara Adat di Indonesia dan Tujuannya yang Wajib Diketahui|url=https://travel.detik.com/travel-news/d-4929176/7-upacara-adat-di-indonesia-dan-tujuannya-yang-wajib-diketahui|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=2020-09-24}}</ref> Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai [[universal]], bernilai sakral, suci, religius, dilakukan secara turun-temurun serta menjadi kekayaan [[kebudayaan]] nasional.
[[Berkas:Rumah Gadang.jpg|thumb|200px|Rumah gadang, rumah adat sumatera barat]]
* Aceh: [[Rumoh Aceh]]
* Sumatera Barat: [[Rumah Gadang]]
* Riau: [[Rumah Adat Melayu Selaso Jatuh Kembar]], [[Lontiok]]
* Sumatera Selatan: [[Rumah Limas]]
* Jawa: [[Joglo]]
* Papua: [[Honai]]
* Sulawesi Selatan: [[Tongkonan]] (Tana Toraja), [[Bola Soba]] (Bugis Bone), [[Balla Lompoa]] (Makassar Gowa)
* Sulawesi Tenggara: [[Istana buton]]
* Sulawesi Utara: [[Rumah Panggung]]
* Kalimantan Barat: [[Rumah Betang]]
* Nusa Tenggara Timur: [[Lopo]]
* Maluku: [[Balieu]] (dari bahasa [[Portugis]])
 
Unsur-unsur dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.
=== Tarian ===
 
Jenis-jenis upacara adat di [[Indonesia]] antara lain: Upacara [[kelahiran]], [[perkawinan]], [[kematian]], penguburan, pemujaan, pengukuhan [[kepala suku]] dan sebagainya.
 
Beberapa upacara adat tradisional yang dilaksanakan masyarakat antara lain:
 
==== Sumatra ====
* [[Peucicap]] di [[Aceh]]
* [[Peusijuek dapu]] di [[Aceh]]
* [[Peutron Aneuk]] di [[Aceh]]
* [[Pemamanen]] di [[Aceh]]
* [[Cawir Metua]] di [[Sumatera Utara]]
* [[Jamu Laut]] di [[Sumatera Utara]]
* [[Margondang]] di [[Sumatera Utara]]
* [[Serak gulo]] di [[Sumatera Utara]]
* [[Tabuik]] di [[Sumatera Barat]]
* [[Balimau]] di [[Sumatera Barat]] dan [[Lampung]]
* [[Makan bajamba]] di [[Sumatera Barat]]
* [[Basuh Lantai]] di [[Kepulauan Riau]]
* [[Mandi safar Melayu]] di [[Kepulauan Riau]]
* [[Ratif saman]] di [[Kepulauan Riau]]
* [[Tepuk tepung tawar]] di [[Kepulauan Riau]]
* [[Belangiran]] di [[Lampung]]
* '''Ngumbay Pekon''' di Sakhmawon [[Lampung Barat]]
* [[Gawi]] di [[Lampung]]
* [[Ngambabekha]] di [[Lampung]]
* Tayuhan Bimbang Paksi di [[Lampung]]
 
==== Jawa ====
[[Berkas:Wayang Kulit Indonesia, Yogyakarta.jpg|jmpl|200px|Wayang Kulit]]
* '''Padusan''', di Jawa Tengah. '''Padusan''' dikenal sebagai semacam upacara bersih diri yang dilakukan menjelang bulan puasa. Biasanya warga dan masyarakat melakukan ini di sungai yang mengalir atau sumber air (umbul)
* [[Seren taun]] di [[Jawa Barat]]
* [[Mitoni]], [[tedak siti]], [[ruwatan]], [[kenduri]], [[grebegan]] di [[Jawa Tengah]], [[Yogyakarta]] dan [[Jawa Timur]]
* [[Jolenan]] di [[Kabupaten Purworejo]], [[Jawa Tengah]]
* [[Dugderan]] oleh masyarakat [[Semarang]]
* [[Kasodo]] oleh masyarakat [[Tengger]]
* [[Seblang]] oleh masyarakat [[Suku Osing|Osing]]
 
==== Kalimantan ====
 
===== Kalimantan Barat =====
* [[Gawai Dayak]] masyarakat [[Dayak]]
* [[Saprahan]] masyarakat [[Melayu Pontianak]]
* [[Robo-robo]] masyarakat [[Melayu]] [[Mempawah]]
* [[Cap Go Meh]], masyarakat [[Tionghoa]] [[Singkawang]]
 
===== Kalimantan Tengah =====
* [[Tiwah]] masyarakat [[Suku Dayak Ngaju|Dayak Ngaju]]
* Nyanggar & Babarasih Banua, masyarakat [[Melayu]] [[Kotawaringin]]
 
===== Kalimantan Selatan =====
* [[Baayun Mulud]] masyarakat [[Banjar]]
* [[Badudus]] masyarakat Banjar
* [[Bapapai]] masyarakat Banjar
* Maturi Dahar masyarakat Banjar
* [[Aruh Baharin]] masyarakat [[Dayak Meratus]]
* [[Mappanretasi]] masyarakat [[Bugis Pagatan]]
* [[Macceratasi]] masyarakat [[Mandar]] [[Kotabaru]]
 
===== Kalimantan Timur =====
* [[Erau]] di [[Kabupaten Kutai Kartanegara|Kutai Kartanegara]]
==== Sulawesi ====
* [[Mapasilaga tedong]] suku [[Toraja]]
* [[Rambu solo]] [[suku]] Toraja
* [[Sayyang Pattudu]] suku [[Mandar]]
==== Nusa Tenggara ====
* [[Ngaben]] di [[Bali]]
* [[Nelu Bulanin|Nelu bulanin]] di [[Bali]]
* [[Nyongkolan]] di [[Pulau Lombok|Lombok]]
* [[Pasola|Pasola sumba]] di [[Pulau Sumba]]
==== Maluku ====
* [[Kololi kie]] di [[Maluku Utara]]
* [[Joko kaha]] atau [[Bakayab Hai]] di [[Maluku Utara]]
* [[Saro badaka]] di [[Maluku Utara]]
* [[Pin uba]] di [[Maluku Utara]]
* [[Pukul sapu]] di [[Maluku]]
* [[Abdau]] di Maluku
* [[Buka sasi lompa]] di Maluku
==== Papua ====
* [[Barapen]] atau [[Bakar batu]] di [[Papua]]
* [[Sanepen]] di [[Biak]]
=== Aksara ===
{{main|Aksara Nusantara}}
Aksara Nusantara merupakan beragam [[aksara]] atau [[aksara|tulisan]] yang digunakan di [[Indonesia]] untuk secara khusus menuliskan [[daftar bahasa di Indonesia|bahasa daerah]] tertentu, meskipun penggunaannya untuk sekarang tergeser oleh [[alfabet Latin]].
* [[Aksara Bali]] untuk menuliskan [[bahasa Bali]].
* [[Aksara Batak]] untuk menuliskan [[bahasa Batak]].
* [[Aksara Jawa]] (''Hanacaraka'') untuk menuliskan [[bahasa Jawa]].
* [[Aksara Jawi]] untuk menuliskan [[bahasa Melayu]] dan rumpunnya.
* [[Aksara Kaganga]] untuk menuliskan [[bahasa Rejang]].
* [[Aksara Lampung]] untuk menuliskan [[bahasa Lampung]].
* [[Aksara Lontara]] untuk menuliskan [[bahasa Bima]], [[bahasa Bugis|Bugis]], [[bahasa Luwu|Luwu]], [[bahasa Makassar|Makassar]], dan [[bahasa Mandar|Mandar]].
* [[Pegon|Aksara Pegon]] untuk menuliskan [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Sunda|Sunda]].
* [[Aksara Bali#Baluq Olas|Aksara Sasak]] untuk menuliskan [[Bahasa Sasak]]
* [[Aksara Sunda]] untuk menuliskan [[bahasa Sunda]].
 
=== Teater dan drama ===
[[Berkas:Wayang Wong Bharata Pandawa.jpg|ka|jmpl|360px|[[Pandawa]] dan [[Kresna]] dalam suatu adegan pagelaran ''wayang wong''.]]
{{main|Teater Nusantara}}
Teater merupakan tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak umum. Seni teater adalah jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan drama secara langsung yang dipentaskan di atas panggung.<ref>{{Cite news|last=Welianto|first=Ari|title=Seni Teater: Pengertian, Sejarah, Unsur dan Jenisnya|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/16/160000369/seni-teater--pengertian-sejarah-unsur-dan-jenisnya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-09-24|editor-last=Welianto|editor-first=Ari}}</ref> Teater di Indonesia banyak macamnya, berikut macam-macam teater Indonesia:
{{col|2}}
* [[Arja]] ([[Bali]])
* [[Aceh]]: [[Tari Bines]], [[Didong]], [[Tari Guel]], [[Tari Mesekat]], [[Tari Ratéb Meuseukat]], [[Tari Saman]], [[Tari Seudati]], [[Tari Laweut]], [[Tari Likok Pulo]], [[Tari Pho]], [[Tari Rapa'i Geleng]], [[Tari Ula-ula Lembing]], [[Tari Pukat]]
* [[Bakaba]] ([[Sumatera Barat]])
* [[Sumatera Utara]]: [[Tortor]], [[Tari Sapu Tangan]], [[Tari Adok]], [[Tari Anak]], [[Tari Pahlawan]], [[Tari Lagu Duo]], [[Tari Perak]], [[Famaena]]
* [[Calonang]] ([[Bali]])
* [[Sumatera Barat]]: [[Tari Piring]], [[Tari Payung]], [[Tari Indang]], [[Tari Pasambahan]], [[Tari Lilin]]
* [[Drama gong]] ([[Bali]])
* [[Riau]]: [[Zapin]], [[Rentak Bulian]], [[Serampang Dua Belas]]
* [[Kepulauan RiauDulmuluk]]: ([[MadahSumatera GurindamSelatan]])
* [[Warahan]] ([[Lampung]])
* [[Jambi]]: [[Sekapur Sirih]], [[Selampit Delapan]]
* [[Gambuh]] ([[Bali]])
* [[Bengkulu]]: [[Tari Andun]], [[Bidadei Teminang]], [[Tari Kejei]]
* [[Teater Flamboyant|Flamboyant]] ([[Sulawesi Barat]])
* [[Sumatera Selatan]]: [[Gending Sriwijaya]], [[Bekhusek]], [[Tanggai]]
* [[KepulauanJanger]] Bangka([[Jawa BelitungTimur]]:, [[Tari CampakBali]])
* [[Kecak]] ([[Bali]])
* [[Lampung]]: [[Bedana]], [[Sembah]], [[Tayuhan]], [[Sigegh]], [[Labu Kayu]]
* [[Jakarta]]:Kemidi [[Cokekrudat]], ([[YapongNTT]])
* [[Ketoprak]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Jawa Barat]]: [[Bangbarongan]], [[Bengberokan]], [[Jaipongan]], [[Tari Cikeruhan]], [[Tari Topeng Cirebon]], [[Tari Topeng Priangan]], [[Kuda lumping]], [[Reog (Sunda)]]
* [[Komidi Bangsawan|Komedi bangsawan]] ([[Sumatra]], [[Jawa]])
* [[Jawa Tengah]]: [[Ebeg]], [[Topeng Ireng]], [[Kuda lumping]], [[Tari Topeng Sinok]], [[Tari Topeng Brebes]], [[Reog (Banjarharjo)]]
* [[Komedie Stamboel 1891-1903|Komedi stambul]] (kini mati)
* [[Yogyakarta]]: [[Tari Golek Menak]], [[Kuda lumping]]
* [[Kondobuleng]] ([[Sulawesi Selatan]])
* [[Jawa Timur]]: [[Tari Remo]], [[Kuda lumping]], [[Reog (Ponorogo)]]
* [[Lenong]] ([[DKI Jakarta]])
* [[Bali]]: [[Joged Bumbung]], [[Gambuh]], [[Kecak]], [[Legong]], [[Sanghyang]], [[Tari Bali]], [[Tari Janger]], [[Tari Pendet]], [[Tari Rejang]]
** [[Lenong denes]]
* [[Nusa Tenggara Timur]]: [[Caci]], [[Caci Melo]], [[Likurai]], [[Bidu]], [[Tebe]], [[Bonet]], [[Pado'a]], [[Rokatenda]]
** [[Lenong preman]]
* [[Kalimantan]]: [[Tari Banjar]], [[Tari Kanjar]], [[Manasai]], [[Tari Pedang]], [[Tari Giring-Giring]], [[Tari Pala]], [[Tari Pinggan]], [[Tari Hudog]]
* [[Longser]] ([[Jawa Barat]])
* [[Gorontalo]]: [[Tari Saronde]], [[Tari Elengge]], [[Tari Dana-Dana]], [[Tari Polopalo]], [[Tari Pore-Pore]]
* [[Sulawesi TengahLudruk]]: ([[DeroJawa Timur]])
* [[Mak Yong|Makyong]] ([[Riau]], [[Sumatera Utara]])
* [[Sulawesi Selatan]]: [[Pajoge]], [[Tari Pakarena]], [[Tarian Anging Mamiri]], [[Tari Padduppa]]
* [[Sulawesi TenggaraMamanda]]: ([[TariKalimantan MaluloSelatan]])
* [[Masres]] ([[Jawa Barat]])
* [[Maluku]] dan [[Maluku Utara]]: [[Cakalele]], [[Orlapei]], [[Katreji]]
* [[PapuaMendu]]: ([[MusyohKepulauan Riau]], dan [[YosimKalimantan PancarBarat]])
* [[Oprak alang]] ([[Jawa Tengah]] bagian utara)
{{EndDiv}}
* [[Randai]] ([[Sumatera Barat]])
* [[Reog (Ponorogo)|Reog]] ([[Jawa Timur]])
* [[Sandiwara Sunda]] ([[Jawa Barat]])
* [[Sanghyang]] ([[Bali]])
* [[Sendratari Ramayana]] ([[Yogyakarta]], [[Bali]])
* [[Srandul]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Topeng banjet]] ([[Jawa Barat]])
* [[Ubrug]] ([[Banten]])
* [[Wayang bangsawan]] ([[Kepulauan Riau]])
* [[Wayang golek]] ([[Jawa Barat]])
* [[Wayang kulit]] ([[Jawa]])
* [[Wayang orang]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Wayang potehi]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Wayang rumput]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Wayang topeng]] ([[Jawa Timur]])
{{end-col}}
Pada masa [[Hindia Belanda]], sebuah teater [[Komedie Stamboel 1891-1903|komedi stambul]] pernah populer. Teater ini adalah suatu bentuk seni pertunjukan teater sandiwara keliling yang pada waktu itu lahir untuk memenuhi hiburan bagi rakyat. Sebenarnya teater keliling ini mirip dengan teater yang ada di Eropa, seperti halnya pertunjukan sirkus. Komedi stambul mati pada tahun 1891. Pada umumnya, pertunjukannya bersumber dari cerita-cerita Melayu, Arab, Persia, India, Gujarat, Eropa, dan opera.
 
Seiring berjalannya waktu, seni [[teater modern]] berkembang di [[Indonesia]] dengan gaya [[drama]] mereka yang berbeda. Kelompok [[teater]], [[tari]], dan [[drama]] terkemuka seperti [[Teater Koma]] semakin populer di [[Indonesia]] karena [[drama]] mereka sering menggambarkan [[satire|sindiran sosial]] dan politik masyarakat [[Indonesia]].
 
=== Tarian ===
[[Berkas:Dancer look.jpg|jmpl|Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia]]
{{main|Tarian Indonesia}}
[[Tarian]] Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Biasanya tarian berfungsi untuk menyambut tamu, peringatan hari atau peristiwa tertentu atau bentuk ritual keagamaan.<ref>{{Cite news|date=2018-04-13|title=10 Tari Tradisional Indonesia Paling Populer|url=https://nasional.sindonews.com/berita/1297268/15/10-tari-tradisional-indonesia-paling-populer|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2020-09-24|last=Sindo|first=Koran}}</ref> Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa [[Austronesia]] dan [[Melanesia]], dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di [[Asia]] bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi [[kuno]] tarian dan [[drama]] dilestarikan di berbagai [[sanggar]] dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
 
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori [[sejarah]], seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era [[Hindu]]-[[Buddha]], dan era [[Islam]]. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari [[keraton]] (tari istana) yang didukung kaum [[bangsawan]], dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari [[kontemporer]].
=== Lagu ===
{{main|Daftar lagu daerah Indonesia}}
{{col|2}}
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah [[lagu]] atau [[musik]] yang berasal dari suatu [[daerah]] tertentu dan menjadi [[populer]] dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias ''noname''.
* [[Jakarta]]: [[Kicir-kicir]], [[Jali-jali]], [[Lenggang Kangkung]], [[Keroncong Kemayoran]], [[Surilang]], [[Terang Bulan]]
* [[Maluku]]: [[Rasa Sayang-sayange]], [[Ayo Mama]], [[Buka Pintu]], [[Burung Tantina]], [[Goro-Gorone]], [[Huhatee]], [[Kole-Kole]], [[Mande-Mande]], [[Ole Sioh]], [[O Ulate]], [[Sarinande]], [[Tanase]]
* [[Riau]]: [[Soleram]], [[Kebangkitan Melayu]], [[Tanjung Katung]], [[Bungo Cempako]], [[Lancang kuning]], [[Ayam Putih Pungguk]], [[Makan Sirih]], [[Uyang Bagan Tak Ondak Belaya]], [[Mak Long]], [[Tuanku Tambusai]], [[Pak Ngah Balek]], [[Puteri Tujuh]], [[Dedap Durhaka]], [[Kutang Barendo]].
* [[Aceh]]: [[Bungong Jeumpa]], [[Lembah Alas]], [[Piso Surit]]
* [[Kalimantan Selatan]]: [[Ampar-Ampar Pisang]], [[Paris Barantai]], [[Saputangan Bapuncu Ampat]]
* [[Nusa Tenggara Timur]]: [[Anak Kambing Saya]], [[Oras Loro Malirin]], [[Sonbilo]], [[Tebe Onana]], [[Ofalangga]], [[Do Hawu]], [[Bolelebo]], [[Lewo Ro Piring Sina]], [[Bengu Re Le Kaju]], [[Aku Retang]], [[Gaila Ruma Radha]], [[Desaku]], [[Flobamora]], [[Potong Bebek Angsa]]
* [[Sulawesi Selatan]]: [[Angin Mamiri]], [[Pakarena]], [[Sulawesi Parasanganta]], [[Ma Rencong]]
* [[Sumatera Utara]]: [[Anju Ahu]], [[Bungo Bangso]], [[Cikala Le Pongpong]], [[Bungo Bangso]], [[Butet]], [[Dago Inang Sarge]], [[Lisoi]], [[Madekdek Magambiri]], [[Mariam Tomong]], [[Nasonang Dohita Nadua]], [[Rambadia]], [[Sengko-Sengko]], [[Siboga Tacinto]], [[Sinanggar Tulo]], [[Sing Sing So]], [[Tapian Nauli]]
* [[Papua]]/[[Irian Barat]]: [[Apuse]], [[Yamko Rambe Yamko]]
* [[Sumatera Barat]]: [[Ayam Den Lapeh]], [[Barek Solok]], [[Dayung Palinggam]], [[Kambanglah Bungo]], [[Kampuang Nan Jauh Di Mato]], [[Ka Parak Tingga]], [[Malam Baiko]], [[Kampuang nan Jauh di Mato]], [[Kambanglah Bungo]], [[Indang Sungai Garinggiang]], [[Rang Talu]]
* [[Jambi]]: [[Batanghari]], [[Soleram]]
* [[Jawa Barat]]: [[Bubuy Bulan]], [[Cing Cangkeling]], [[Es Lilin]], [[Karatagan Pahlawan]], [[Manuk Dadali]], [[Panon Hideung]], [[Peuyeum Bandung]], [[Pileuleuyan]], [[Tokecang]]
* [[Kalimantan Barat]]: [[Cik-Cik Periuk]], [[Cak Uncang]], [[Batu Ballah]], [[Alok Galing]], [[Tandak Sambas]], [[Sungai Sambas Kebanjiran]], [[Alon-Alon]]
* [[Sumatera Selatan]]: [[Cuk Mak Ilang]], [[Dek Sangke]], [[Gending Sriwijaya]], [[Kabile-bile]], [[Tari Tanggai]]
* [[Banten]]: [[Dayung Sampan]]
* [[Sulawesi Utara]]: [[Esa Mokan]], [[O Ina Ni Keke]], [[Si Patokaan]], [[Sitara Tillo]]
* [[Jawa Tengah]]: [[Gambang Suling]], [[Gek Kepriye]], [[Gundul Pacul]], [[Ilir-ilir]], [[Jamuran]], [[Bapak Pucung]], [[Yen Ing Tawang Ono Lintang]], [[Stasiun Balapan]]
* [[Nusa Tenggara Barat]]: [[Helele U Ala De Teang]], [[Moree]], [[Orlen-Orlen]], [[Pai Mura Rame]], [[Tebe Onana]], [[Tutu Koda]]
* [[Kalimantan Timur]]: [[Indung-Indung]]
* [[Jambi]]: [[Injit-Injit Semut]], [[Pinang Muda]], [[Selendang Mayang]]
* [[Kalimantan Tengah]]: [[Kalayar]]
* [[Jawa Timur]]: [[Keraban Sape]], [[Tanduk Majeng]]
* [[Bengkulu]]: [[Lalan Belek]]
* [[Bali]]: [[Mejangeran]], [[Ratu Anom]]
* [[Sulawesi Tenggara]]: [[Peia Tawa-Tawa]]
* [[Yogyakarta]]: [[Pitik Tukung]], [[Sinom]], [[Suwe Ora Jamu]], [[Te Kate Dipanah]]
* [[Sulawesi Tengah]]: [[Tondok Kadadingku]], [[Tope Gugu]]
* [[Sulawesi Barat]]: [[Bulu Londong]], [[Malluya]], [[Io-Io]], [[Ma'pararuk]]
* [[Gorontalo]]: [[Hulondalo li Pu'u]] , [[Bulalo Lo Limutu]] , [[Wanu Mamo Leleyangi]]
{{EndDiv}}
 
Lagu kedaerahan mirip dengan [[lagu kebangsaan]], namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti [[Manuk Dadali]] dari [[Jawa Barat]] dan [[Rasa Sayange]] dari [[Maluku]]. Hal itu dikarenakan lagu daerah dibuat berdasarkan gaya, tradisi, serta bahasa yang sesuai dengan daerahnya.<ref>{{Cite news|last=Sari|date=2019-10-01|title=Mengenal Ciri Khas Lagu Daerah dan Fungsinya, Perlu Dilestarikan|url=https://hot.liputan6.com/read/4075839/mengenal-ciri-khas-lagu-daerah-dan-fungsinya-perlu-dilestarikan|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|first=Nisa Mutia|editor-last=Shidqiyyah|editor-first=Septika}}</ref>
 
{{main|Daftar lagu nasional Indonesia}}
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
 
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah [[Indonesia Raya]] yang diciptakan oleh [[Wage Rudolf Soepratman]].
=== Musik ===
[[Berkas:Traditional indonesian instruments04.jpg|jmpl|250px|Gamelan]]
* [[Jakarta]]: [[Keroncong Tugu]].
{{main|Musik di Indonesia}}
* [[Maluku]]:
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keragaman alat musiknya.<ref>{{Cite news|title=7 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Terkenal dan Mendunia|url=https://www.merdeka.com/jabar/7-alat-musik-tradisional-indonesia-yang-terkenal-dan-mendunia-kln.html|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|last=Astuti|first=Novi Fuji|editor-last=Fuji|editor-first=Novi}}</ref> Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya [[Zaman Perunggu]] bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama [[gendang]] dan [[gong]]. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik [[sasando]] dari [[Pulau Rote]], [[angklung]] dari [[Jawa Barat]], dan musik orkestra [[gamelan]] yang kompleks dari [[Jawa]] dan [[Bali]]
* [[Melayu]]: [[Hadrah]], [[Makyong]], [[Langgam]]
* [[Minangkabau]]:
* [[Aceh]]:
* [[Makassar]]: [[Gandrang Bulo]], [[Sinrilik]]
* [[Pesisir Sibolga/Tapteng]]: [[Sikambang]]
* [[Jawa Barat]]: [[karawitan]]
* [[Serang Banten]] [pencak silat]
 
Musik di [[Indonesia]] sangat beragam dikarenakan oleh [[suku-suku di Indonesia]] yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.<ref>Indonesian Geography http://countrystudies.us/indonesia/28.htm</ref> Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. [[Musik tradisional]] yang paling banyak digemari adalah [[gamelan]], [[angklung]] dan [[keroncong]], sementara musik modern adalah [[musik populer|pop]] dan [[dangdut]].
=== Alat musik ===
=== Seni pertunjukan ===
[[Berkas:Traditional indonesian instruments04.jpg|thumb|250px|Gamelan]]
Indonesia adalah negara yang memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisinya. Beberapa tradisi tersebut bersifat seni pertunjukan dan saat ini sudah berkembang di Nusantara.<ref>{{Cite news|last=Diningtyas|date=2020-02-06|title=Deretan Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia, Ada yang Sudah Mendunia|url=https://nasional.okezone.com/read/2020/02/06/337/2164354/deretan-seni-pertunjukan-tradisional-indonesia-ada-yang-sudah-mendunia|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2020-09-26|first=Alifa Muthia}}</ref> Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
Berikut adalah macam-macam seni pertunjukan di Indonesia:
{{col|2}}
* [[JawaBajidoran]]: ([[Gamelan]],Jawa [[Kendang JawaBarat]].)
* [[Banjet]] ([[Jawa Barat]] bagian utara)
* [[Nusa Tenggara Timur]]: [[Sasando]], [[Gong dan Tambur]], [[Juk Dawan]], [[Gitar Lio]].
* [[Barongan]] (hampir di seluruh daerah)
* [[Gendang Bali]]
* [[Barongsai]] (daerah dengan komunitas Tionghoa signifikan)
* [[Gendang Simalungun]]
* [[Bejanggeran]] ([[Pulau Lombok|Lombok]])
* [[Gendang Melayu]]
* [[GandangBurokan]] ([[Jawa TabuikBarat]])
* [[SasandoDrama gong]] ([[Bali]])
* [[TalempongGambuh]] ([[Bali]])
* [[CalempongHadrah]] ([[Pulau KamparJawa]])
* [[Hudoq]] ([[Kalimantan Timur]])
* [[Tifa]]
* [[SaluangKecak]] ([[Bali]])
* [[Kethoprak]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Rebana]]
* [[Kuda lumping]] ([[Pulau Jawa]])
* [[Bende]]
* [[Lengger]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Kenong]]
* [[Lengguk]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Keroncong]]
* [[Lenong]] ([[DKI Jakarta]])
* [[Serunai]]
* [[Liang liong]] ([[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]])
* [[Jidor]]
* [[SulingLudruk]] ([[Jawa LembangTimur]])
* [[Mak Yong|Makyong]] ([[Riau]])
* [[Suling Sunda]]
* [[Mamanda]] ([[Kalimantan]])
* [[Dermenan]]
* [[Ondel-ondel]] ([[DKI Jakarta]])
* [[Saron]]
* [[Oprak alang]] ([[Jawa Tengah]] bagian utara)
* [[Kecapi]]
* [[Gambus|Orkes gambus]] (hampir di seluruh daerah)
* [[Bonang]]
* [[Randai]] ([[Sumatera Barat]])
* [[Angklung]]
* [[Reog Ponorogo|Reog]] ([[Jawa Timur]])
* [[Calung]]
* [[Ronggeng Deli]] ([[Sumatera Utara]])
* [[Kulintang]]
* [[GongRudat]] ([[Jawa KemadaBarat]])
* [[GongSaman]] Lambus([[Aceh]])
* [[RebabSanghyang]] ([[Bali]])
* [[Seblang]] ([[Jawa Timur]])
* [[Tanggetong]]
* [[Sendratari Ramayana]] ([[Yogyakarta]], [[Bali]])
* [[Gondang Batak]]
* [[Sintren]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Kecapi]]
* [[Srandul]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Kesok-Kesok]]
* [[Tanjidor]] ([[DKI Jakarta]])
* [[Saluang]]
* [[Tarling]] ([[Jawa Barat]])
{{EndDiv}}
* [[Wayang bangsawan]] ([[Kepulauan Riau]])
* [[Wayang golek]] ([[Jawa Barat]])
* [[Wayang kulit]] ([[Pulau Jawa]])
* [[Wayang orang]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Wayang potehi]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Wayang rumput]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Wayang topeng]] ([[Jawa Timur]])
* [[Tari Zapin|Zapin]] ([[Pulau Kalimantan]])
{{end-col}}
 
 
=== Seni gambar dan lukis ===
{{Main|Lukisan Indonesia}}
Lukisan Indonesia sebelum abad ke-19 sebagian besar terbatas pada seni dekoratif, dianggap sebagai kegiatan religius dan spiritual, sebanding dengan seni Eropa pra-1400. Nama-nama seniman pada kala itu anonim, sebab pencipta manusia dipandang jauh lebih penting daripada kreasi mereka untuk menghormati dewa atau roh. Beberapa contoh adalah seni dekoratif ''[[kenyah]]'', yang didasarkan pada motif alam endemik seperti [[pakis]] dan [[rangkong]], umumnya ditemukan pada dinding rumah panjang Kenyah untuk tujuan estetika. Seni tradisional yang terkenal lainnya adalah [[ukiran kayu Toraja]] yang geometris. Lukisan Bali pada awalnya merupakan gambar narasi untuk menggambarkan adegan legenda Bali dan skrip [[agama Hindu]]. Lukisan-lukisan Bali klasik sering menghiasi manuskrip lontar dan juga langit-langit paviliun [[pura]] dan [[kuil]].
 
Di bawah pengaruh kekuasaan [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]], seni lukis yang cenderung ke arah lukisan gaya Barat muncul—pada abad ke-19. Di [[Belanda]], istilah "Lukisan Indonesia" diterapkan pada lukisan-lukisan yang diproduksi oleh Belanda atau seniman asing lainnya yang tinggal dan bekerja di—bekas—Hindia Belanda. Pelukis asli Indonesia abad ke-19 yang paling terkenal adalah [[Raden Saleh]] (1807–1877), seniman [[pribumi-Nusantara|pribumi]]—bercampur darah [[Arab-Indonesia|Arab]]—pertama yang belajar di [[Eropa]]. Seninya sangat dipengaruhi oleh [[romantisisme]]. Pada tahun 1920, [[Walter Spies]] menetap di [[Bali]], ia sering dikreditkan dengan menarik perhatian tokoh budaya Barat ke budaya dan kesenian Bali. Karya-karyanya telah mempengaruhi seniman dan pelukis Bali. Kini, Bali memiliki salah satu tradisi melukis yang paling jelas dan paling kaya di Indonesia.
 
1920-an hingga 1940-an adalah masa pertumbuhan [[nasionalisme]] di Indonesia. Periode sebelumnya gerakan [[romantisme]] tidak dilihat sebagai gerakan murni Indonesia dan tidak berkembang. Pelukis mulai melihat dunia alami untuk [[inspirasi]]. Beberapa contoh pelukis Indonesia selama periode ini adalah [[Bali Ida Bagus Made]] dan realis [[Basuki Abdullah]]. Asosiasi Pelukis Indonesia (Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia atau [[PERSAGI]], 1938–1942) dibentuk selama periode ini. PERSAGI menetapkan [[filosofi]] [[seni kontemporer]] yang melihat karya seni sebagai refleksi dari pandangan individu atau pribadi seniman serta ekspresi pemikiran budaya nasional.
 
Sejak tahun 1940-an, para seniman mulai menggabungkan teknik-teknik Barat dengan citra dan budaya di Asia Tenggara. Pelukis yang berakar dalam gerakan revolusioner [[Perang Dunia]] dan periode pasca Perang Dunia mulai muncul selama periode ini, seperti [[Sudjojono]], [[Affandi]], dan [[Hendra]]. Selama tahun 1960-an, unsur-unsur baru ditambahkan ketika abstrak ekspresionisme dan [[seni Islam]] mulai diserap oleh komunitas seni. Juga selama periode ini, kelompok pelukis yang lebih peduli tentang realitas [[orang Indonesia|masyarakat Indonesia]] mulai muncul, mengambil inspirasi dari masalah sosial seperti pembagian antara orang kaya dan orang miskin, [[polusi]], dan [[penggundulan hutan]]. Identitas nasional Indonesia ditekankan oleh para pelukis ini melalui penggunaan gaya dokumenter yang realistis. Selama periode [[Soekarno]], seni yang terlibat secara sosial ini secara resmi dipromosikan, tetapi setelah tahun 1965, popularitasnya menurun karena kecenderungan yang diduga [[PKI|komunis]].
 
Tiga akademi seni yang menawarkan pelatihan formal yang luas dalam seni visual adalah [[Institut Teknologi Bandung]] yang didirikan pada 1947; [[Akademi Seni Rupa Indonesia]] (ASI) atau ASRI, sekarang dikenal sebagai ISI, di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] diresmikan pada 1950; dan [[Institut Kesenian Jakarta]] (IKJ), dibuka pada tahun 1970.
=== Seni patung ===
* [[Jawa]]: [[Patung Buto]]
* [[Bali]]: [[Garuda Wisnu Kencana]]
* [[Papua]]: [[Asmat]]
=== Pakaian adat ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Si gale gale dans TMnr 20025981.jpg|jmpl|220px|Ulos yang dipakai penari Sigale gale.]]
Berikut adalah daftar pakaian adat di [[Indonesia]]:
{{col|2}}
* [[Aceh]]
** [[Ulee Balang]]
* [[Sumatera Utara]]:
** [[Ulos]]
** [[Suri-suri]]
** [[Gotong]]
** [[Gara Gara]]/[[Beka buluh]]
** [[Baru Oholu]] dan [[Õröba Si’öli]] (Nias)
** [[Sari]] ([[India-Indonesia|India]])
* [[Sumatera Barat]] (Minang):
** [[Anak Daro]]
** [[Marapulai]]
** [[Baju Kurung]]
** [[Minang Roki]]
** [[Pakaian Penghulu]]
** [[Pakaian Bundo Kanduang]]
* [[Riau]] dan [[Jambi]] (Melayu):
** [[Baju Kurung]], [[Sarung]] dan [[Songkok]]
** [[Kebaya Laboh]]
** [[Cekak Musang]]
** [[Teluk Belanga]]
* [[Kepulauan Riau]] (Melayu)
** [[Baju kurung keke]]
** [[Cekak musang]]
** [[Baju gunting Cina]]
** [[Kain cual Anambas]]
** [[Kebaya labuh]]
** [[Sunting Melayu]]
** [[Tanjak]]
** [[Teluk belanga]]
** [[Tudung manto]]
* [[Bangka Belitung]] (Melayu)
** [[Kain Cual]], [[Paksian]] dan [[Sungkon]]
* [[Sumatera Selatan]] (Melayu):
** [[Songket]]
** [[Aesan Gede]]
* [[Lampung]]:
** [[Tapis]]
** [[Siger Lampung|Siger]]
** [[Selempang Pinang]]
** [[Seraja Bulan]]
** [[Kikat]]/[[Tanjak]]
** [[Tumpal/Songket]]
** [[Ketupung]]
** [[Teluk Belanga]]
** [[Belah Buluh]]
* [[Jakarta]]
** [[Baju Koko]] dan [[Caping]]
** [[Kebaya Encim]]/Hwa Kun dan Kembang Goyang
** Punjabi ([[India-Indonesia|India]])
* [[Jawa]]:
** [[Batik]]
** [[Beskap]] dan [[Blangkon]]
** [[Kebaya]]
** [[Dodotan]]
** [[Baju Pesa'an]] (Madura)
** [[Kebaya Rancongan]] (Madura)
* [[Bali]]:
** [[Kemben]]
** [[Kancrik]]
** [[Kain gringsing]]
* [[Nusa Tenggara Timur]]:
** [[Tenun Ikat]]
** [[Pakaian Tais]]
** [[Beti]] / [[Taimuti]]
* [[Kalimantan Barat]]
** [[King Baba]]
** [[King Bibinge]]
** [[Burai King Burai]]
* [[Kalimantan Selatan]]
** [[Sasirangan]]
** [[Laung]]
* [[Kalimantan Timur]]
** [[Sarung Samarinda]]
* [[Sulawesi Utara]] (Minahasa)
** [[Wuyang]]
** [[Pasalongan Rinegetan]]
** [[Baju Kurai]]
** [[Baju Banjang]]
** [[Baju Ikan Duyung]]
** [[Tonaas Wangko]]/[[Walian Wangko]]
* [[Sulawesi Tengah]] (Toraja)
** [[Kondi Limanan]]
** [[Kalando Limanan]]
* [[Sulawesi Selatan]] (Bugis/Makassar):
** [[Baju Bodo]]
** [[Jas Tutup]]
** [[Baju La'bu]]
* [[Sulawesi Barat]] (Mandar):
** Baju Adat Mandar
* [[Maluku]]
** [[Baju Cele]]
* [[Papua]]:
** [[Manawou]]
* [[Papua Pegunungan]]
* [[Koteka]]/Holim, [[Yokal]] dan [[Sali]] (suku Dani)
* [[Papua Selatan]]
** [[Pummi]] dan [[Tok]] (suku Asmat)
* [[Papua Barat]]:
** [[Ewer]]
{{end-col}}
 
=== Seni suara ===
* [[Jawa]] : [[Sinden]]
* [[Sunda]] : [[Juru Kawih]]
* [[Sumatera Utara]], [[Riau]]: [[Talibun]]
* [[Gorontalo]]: [[Dikili]]
* [[Kepulauan Riau]]: [[Ghazal]], [[Kompang]]
* [[Kalimantan Tengah]] : [[Karungut]]
 
=== Kesusastraan ===
{{main|Sastra Indonesia}}
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di [[Asia Tenggara]]. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
 
Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 bagian besar yakni lisan dan tulisan.<ref>{{Cite web|date=2019-05-21|title=Pengertian Sastra dan Perkembangannya di Indonesia|url=https://intenselynews.com/pengertian-sastra-di-indonesia/|website=Intensely News|language=id-ID|access-date=2020-09-26}}{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah [[Kepulauan Indonesia]]. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan [[Bahasa Melayu]] (dimana bahasa Indonesia adalah satu [[turunan]]nya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah [[Melayu]] (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti [[Malaysia]] dan [[Brunei]]), demikian pula [[bangsa Melayu]] yang tinggal di [[Singapura]].
 
=== Masakan ===
[[Berkas:Food Sundanese Restaurant, Jakarta.jpg|jmpl|ka|260px|Contoh hidangan Indonesia khas [[Sunda]]; ikan bakar, [[nasi timbel]] (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, [[sambal]], [[tempe]] dan [[tahu]] goreng, dan [[sayur asem]]; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah [[kobokan]].]]
{{main|Masakan Indonesia|Gastronomi Indonesia}}
{{seealso|Daftar masakan Indonesia}}
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam [[budaya]] dan [[tradisi]] berasal dari [[kepulauan Nusantara]] yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti [[kemiri]], [[cabai]], [[temu kunci]], [[lengkuas]], [[jahe]], [[kencur]], [[kunyit]], [[kelapa]] dan [[gula aren]] dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari [[masakan India|India]], [[masakan Tionghoa|Tiongkok]], [[masakan Timur Tengah|Timur Tengah]], dan [[masakan Eropa|Eropa]] (terutama [[masakan Belanda|Belanda]], [[masakan Portugis|Portugis]], dan [[masakan Spanyol|Spanyol]]).
 
Perbedaan antara masakan di satu daerah dan daerah lain begitu jauh.<ref>{{Cite news|last=koran|first=Yosep suprayogi|date=2014-11-27|title=Makanan Indonesia adalah...?|url=https://travel.tempo.co/read/624888/makanan-indonesia-adalah|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2020-09-26|editor-last=koran|editor-first=Yosep suprayogi}}</ref> Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan [[regional]] yang dipengaruhi secara lokal oleh [[Kebudayaan Indonesia]] serta pengaruh asing. Sebagai contoh, [[beras]] yang diolah menjadi [[nasi putih]], [[ketupat]] atau [[lontong]] (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga [[jagung]], sagu, [[singkong]], dan [[ubi jalar]]. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, [[ikan]] atau sayur disisi piring.
 
=== Film ===
[[Berkas:Loetoeng Kasaroeng p67.jpg|jmpl|200px|Poster film ''[[Loetoeng Kasaroeng]]'' tahun [[1926]].]]
{{main|Perfilman Indonesia}}
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya [[bioskop]] pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah [[Tanah Abang]], [[Batavia]] dengan nama ''[[Gambar Idoep]]'' yang menayangkan berbagai film bisu.<ref>{{Cite news|title=Bioskop Pertama Indonesia Berdiri di Tanah Abang Jakarta Pusat pada 1900, Ini Deretan Film Pertama|url=https://wartakota.tribunnews.com/2020/06/24/bioskop-pertama-indonesia-berdiri-di-tanah-abang-jakarta-pusat-pada-1900-ini-deretan-film-pertama|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|last=Kintoko|first=Irwan Wahyu}}</ref><ref>{{Cite web|last=Senin|last2=Desember 2018|first2=10 Desember 2018 12:12 WIB 10|date=2018-12-10|title=Bioskop pertama di Indonesia berdiri pada Desember 1900|url=https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/75sEO5/bioskop-pertama-di-indonesia-berdiri-pada-desember-1900|website=indozone.id|language=id-ID|access-date=2020-09-26|last3=Wib|first3=12:12|archive-date=2022-09-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220915000430/https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/75sEO5/bioskop-pertama-di-indonesia-berdiri-pada-desember-1900|dead-url=yes}}</ref> Bioskop tersebut didirikan bukan di sebuah gedung, tapi di sebuah rumah.<ref>{{Cite news|title=Cerita bioskop pertama di Indonesia|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-bioskop-pertama-di-indonesia.html|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|last=Harera|first=Muhammad Mirza|editor-last=Syafirdi|editor-first=Didi}}</ref>
 
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di [[Indonesia]] adalah [[film bisu]] tahun 1926 yang berjudul ''[[Loetoeng Kasaroeng]]''cdan dibuat oleh sutradara [[Belanda]] [[G. Kruger]] dan [[L. Heuveldorp]].<ref>{{Cite news|last=Gischa|first=Serafica|title=Loetoeng Kasaroeng: Film Pertama Buatan Indonesia|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/31/120000069/loetoeng-kasaroeng--film-pertama-buatan-indonesia|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica}}</ref> Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan [[Hindia Belanda]], wilayah [[jajahan]] [[Kerajaan Belanda]]. Film ini dibuat dengan didukung oleh [[aktor]] lokal oleh [[Perusahaan Film]] [[Jawa NV]] di [[Bandung]] dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di [[teater]] ''[[Elite and Majestic]]'', [[Bandung]].
 
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai [[bioskop|bioskop-bioskop]] lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, ''[[Catatan si Boy]]'' (1987), ''[[Blok M (film)|Blok M]]'' dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain [[Onky Alexander]], [[Meriam Bellina]], [[Lydia Kandou]], [[Nike Ardilla]], [[Paramitha Rusady]], dan [[Desy Ratnasari]].<ref>{{Cite news|last=Safi|date=2020-01-01|title=Kabar Terbaru 6 Pemain Wanita di Film Lawas 'Catatan Si Boy'|url=https://hot.liputan6.com/read/4146242/kabar-terbaru-6-pemain-wanita-di-film-lawas-catatan-si-boy|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-09-26|first=Muhammad Fahrur|editor-last=Fahrudin|editor-first=Nanang}}</ref>
 
Selain film-film komersial, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul ''[[Pasir Berbisik]]'' yang menampilkan [[Dian Sastrowardoyo]] dengan [[Christine Hakim]] dan [[Didi Petet]].<ref>{{Cite news|last=Times|first=I. D. N.|last2=Fasrinisyah|title=6 Film Dian Sastrowardoyo Era 2000-an yang Sulit Dilupakan|url=https://www.idntimes.com/hype/throwback/fasrinisyah-suryaningtyas/film-dian-sastrowardoyo-era-2000-an-agp-c1c2|work=IDN Times|language=id|access-date=2020-09-26}}</ref> Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh [[Christine Hakim]] seperti ''[[Daun di Atas Bantal]]'' yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film [[Garin Nugroho]] yang lainnya, seperti ''[[Aku Ingin Menciummu Sekali Saja]]'', juga ada film ''[[Marsinah (film)|Marsinah]]'' yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata.<ref>{{Cite news|last=Liputan6.com|date=2004-07-23|title=Meski Berpolitik, Garin Nugroho Tak Lupa Film|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/218471/meski-berpolitik-garin-nugroho-tak-lupa-film|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-09-26}}</ref> Selain itu juga ada film film seperti ''[[Beth (film)|Beth]]'', ''[[Novel tanpa huruf R]]'', ''[[Kwaliteit 2]]'' yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. [[Festival Film Indonesia]] juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
 
=== Agama dan filsafat ===
{{Main|Agama di Indonesia|Filsafat Indonesia}}
[[Islam]] adalah [[agama]] mayoritas di [[Indonesia]], dengan hampir 88% [[orang Indonesia]] menyatakan [[Muslim]] menurut sensus tahun 2000, menjadikan [[Indonesia]] sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, sehingga [[Indonesia]] dijuluki dengan "''The Most Big Muslim Population''". Populasi lainnya adalah 9% [[Kristen]] (yang kira-kira dua pertiga adalah [[Protestan]] dengan sisanya [[Katolik]]), 2% [[Hindu]], 1% [[Buddha]], dan [[Agama Konghucu|konghuchu]] 0.05%
 
=== Perayaan publik ===
{{main|Hari libur nasional di Indonesia}}
{|class="wikitable"
! Tanggal (kalender Gregorian) !! Tanggal (tarikh agama) !! Nama perayaan !! Keterangan
|-
| 1 Januari || || [[Tahun Baru Masehi]] || Tahun baru sekuler
|-
| || 12 [[Rabiul awal]] || [[Maulid Nabi Muhammad|Maulid]] [[Nabi Muhammad]] || Ulang tahun Nabi [[Muhammad]]
|-
| Januari–Februari || || [[Tahun Baru Imlek]] || Hari pertama pada bulan pertama [[kalender Tionghoa]]
|-
| Maret || 1 Kasa 40 Pawukon || [[Nyepi|Hari Raya Nyepi]] (Tahun Baru Saka) || Tahun baru [[kalender Saka]]
|-
| Maret–April || || Wafat dan Kebangkitan [[Yesus Kristus]] ([[Jumat Agung]] dan [[Paskah]]) || Tanggal Paskah bervariasi. Lihat [[Computus]]
|-
| 1 Mei || || [[Hari Buruh]] ||
|-
| Mei–Juni || || Kenaikan [[Yesus Kristus]] ||
|-
| Mei || Setiap Mei pada [[Waisak]]ha || [[Waisak]] || Di Indonesia dirayakan sebagai ''Trisuci Waisak'', untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam [[Buddhisme|agama Buddha]]; Ulang tahun [[Siddharta Gautama|Buddha]], pencerahan dan kematiannya. Tanggal bervariasi menurut [[kalender Buddha]]
|-
| || 27 [[Rajab]] || [[Isra Mikraj]] Nabi [[Muhammad]]||
|-
| 1 Juni || || [[Hari Lahir Pancasila]] || Hari libur publik sejak tahun [[2016]], menandai tanggal pidato [[Soekarno]] tahun 1945 tentang ideologi nasional
|-
| 17 Agustus || || [[Proklamasi Kemerdekaan RI|Hari Proklamasi Kemerdekaan RI]] || [[Soekarno]] and [[Mohammad Hatta]] sebagai proklamator
|-
| || 1–2 [[Syawal]] || [[Idul Fitri]] (Lebaran Mudik) || Tanggal bervariasi menurut [[kalender Islam]]
|-
| || 10 [[Zulhijjah]] || [[Idul Adha]] (Lebaran Haji)|| Tanggal bervariasi menurut [[kalender Islam]]
|-
| || 1 [[Muharram]] || [[Tahun Baru Hijriyah]]|| Hari pertama bulan [[Muharram]], mengawali [[Tahun Baru Hijriyah]]
|-
| 25 Desember || || [[Hari Natal]] ||
|-
|}
 
== Kongres Kebudayaan Indonesia ==
Bangsa Indonesia telah memiliki semangat untuk memajukan kebudayaan dari zaman kolonial Hindia Belanda. Semangat itu tergambar dari penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Indonesia. Dari waktu ke waktu, Kongres Kebudayaan Indonesia dilaksanakan untuk menjawab peran kebudayaan terhadap perkembangan zamannya.
 
=== Masa Kolonial ===
'''Kongres Kebudayaan Indonesia pertama kali dilaksanakan pada 1909'''..Hal ini tidak lepas dari mulai tumbuhnya kalangan pelajar dan mengemukakan gagasan tentang "bangsa". Walaupun pada 1909, kongres ini masih kental dengan budaya Jawa, tetapi mulai terlihat semangat baru untuk memajukan kebudayaan sendiri di tengah kolonialisme. Kongres pertama ini juga menghasilkan Java Institut, yang selanjutnya banyak bepartisipasi dalam penyelenggaraan berbagai kongres kebudayaan pada masa kolonial.
 
Java Institut telah melaksanakan enam kongres kebudayaan yaitu pada 1919, 1921, 1924, 1926, 1929 dan 1937. '''Pada 1919''', topik Utama masih berorientasi pada pengembangan kebudayaan Jawa, khususnya sejarah dan kebudayaan. '''Pada kongres '''1921'''''', topik yang diangkat adalah pendidikan musik dan sejarah kepada para siswa bumiputra, khususnya kebudayaan Sunda. Kongres yang diselenggarakan di Kota Bandung ini juga memiliki topik terkait kesenian asing. Masa itu, peserta mengajukan tiga sikap dalam menanggapi kesenian asing. Pertama, membuang budaya lama dan membangun budaya baru. Sedangkan yang kedua, adalah budaya lama dipelihara. Terakhir, budaya baru disesuaikan dengan budaya lama. Para peserta kongres mengambil sikap yang ketiga. Kongres pada tahun-tahun selanjutnya mengangkat topik akan dijelaskan secara berurutan. '''Pada 1924''', perhatian kepada kebudayaan daerah dalam penyelenggaraan Pendidikan. '''Pada 1926''', Bahasa, bumi dan suku bangsa Jawa timur. '''Pada 1929''', pengajaran filsafat timur dan sastra dalam dunia Pendidikan. '''Pada 1937''' adalah mengangkat perhatian yang besar kepada kebudayaan Bali.
=== Gambar ===
* Jawa: [[Wayang]].
* Tortor: [[Batak]]
 
=== PatungMasa Kemerdekaan ===
'''''Setelah Indonesia Merdeka sampai tahun 1960, telah dilaksanakan 5 kali Kongres Kebudayaan'''''. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
* Jawa: [[Patung Buto]], [[patung Budha]].
* Bali: Garuda.
* [[Irian Jaya]]: Asmat.
 
* Kongres Kebudayaan I pada 1948, mengangkat topik upaya seniman, cendekiawan dan budayawan untuk meletakkan dasar pembangunan bangsa yang berwawasan budaya;
=== Pakaian ===
* Kongres Kebudayaan II pada 1951, mengangkat topik usaha pemecahan di bidang kesenian seperti hak pengarang/hak cipta, perkembangan kesusastraan, kritik seni, sensor film dan organisasi kebudayaan;
* Jawa: [[Batik]].
* Kongres Kebudayaan III pada 1954, mengangkat topik Pendidikan kebudayaan bagi kaum pelajar, masyarakat kota, buruh dan tani;
* [[Sumatra Utara]]: [[Ulos]], Suri-suri, Gotong.
* Kongres Kebudayaan IV pada 1957, mengangkat topik kebudayaan dan arsitektur;
* [[Sumatra Barat]]/ [[Minang]]:[[Anak Daro & Marapule]].
* Kongres Kebudayaan V pada 1960, mengangkat topik kebudayaan dan ekonomi.
* [[Riau]]/ [[Melayu]]:[[Baju Kurung Melayu]], [[Kebaya Laboh]], [[Cekak Musang]], [[Teluk Belanga]]
* [[Sumatra Selatan]] [[Songket]]
* [[Lampung]]: [[Tapis]]
* [[Sasiringan]]
* [[Tenun Ikat]] [[Nusa Tenggara Timur]]
* Bugis - Makassar[[Baju Bodo dan Jas Tutup]], [[Baju La'bu]]
* Papua Timur : Manawou
* Papua Barat : Ewer
* NTT:
* sulawesi tenggara
 
=== Masa Pemerintahan Presiden Soeharto dan Reformasi ===
=== Suara ===
Ada jeda yang panjang selama lebih dari tiga puluh tahun baru Kongres Kebudayaan VI dilaksanakan kembali pada 1991. Penjelasan secara singkat sebagai berikut:
* Jawa: [[Sinden]].
* Sumatra: Tukang cerita.
* Talibun: (Sibolga, Sumatera Utara)
* Gorontalo: (Dikili)
 
* Kongres Kebudayaan VI pada 1991, membahas lima topik Utama, yaitu warisan budaya, penyaringan dan pengembangan; kebudayaan nasional, kini dan masa depan; daya cipta dan pertumbuhan kesenian daerah dan nasional; kebudayaan dan sector-sector kehidupan masyarakat; kebudayaan nasional dan dunia.
=== Sastra/tulisan ===
* Kongres Kebudayaan VII pada 2003, membahas kebijakan dan strategi kebudayaan Indonesia yang melingkupi 16 pokok topik, di antaranya:
* Jawa: [[Babad Tanah Jawa]], karya-karya [[Ronggowarsito]].
*# integrasi dan disintegrasi,
* Bali: karya tulis di atas Lontar.
*# krisis otoritas,
* Sumatra bagian timur (Melayu): [[Hang Tuah]]
*# desentralisasi politik daerah
* Sulawesi Selatan [[Naskah Tua Lontara]]
*# identitas dan transisi
* Timor [[Ai Babelen]], [[Ai Kanoik]]
*# konflik dan kekerasan
*# warisan budaya
*# kesetaraan gender
*# hukum dan korupsi
*# reinterpretasi dan reposisi adat dan tradisi
*# pendidikan
*# ekonomi kerakyatan
*# bahasa dan simbol
*# budaya pop dan hiburan
*# religi dan spiritualitas
*# ilmu pengetahuan dan teknologi
*# lingkungan hidup
* Kongres Kebudayaan VIII pada 2008, bertema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" yang melingkupi 15 pokok bahasanf:
*# film/seni media
*# sastra
*# bahasa
*# seni rupa
*# media massa
*# seni pertunjukkan
*# ekonomi kreatif
*# hak kekayaan intelektual
*# diplomasi kebudayaan
*# warisan budaya
*# kebijakan dan strategi kebudayaan
*# pendidikan
*# filantropi kebudayaan
*# identitas budaya
*# etika
* Kongres Kebudayaan IX pada 2013. Kongres yang diselenggarakan di Yogyakarta ini pernah menuai kecaman dari beberapa kalangan aktivis dan seniman. Kekecawaan aktivis mengenai kongres ini masih dapat dilihat jejaknya di internet. Salah satunya adalah Hanny Setiawan yang menuliskan artikel dengan judul "[https://www.kompasiana.com/hannysetiawan/551fdfa7a33311fa29b674dd/kongres-kebudayaan-kongres-abal-abal Kongres Kebudayaan, Kongres Abal-abal]" di kolom Kompasiana. Kongres Kebudayaan IX pada 2013 menghasilkan 5 rekomendasi, di antaranya [https://www.kompasiana.com/hannysetiawan/551fdfa7a33311fa29b674dd/kongres-kebudayaan-kongres-abal-abal D]:
*# demokrasi
*# pendidikan
*# diplomasi kebudayaan
*# pengelolaan kebudayaan
*# generasi muda sebagai sumber kebudayaan
* Kongres Kebudayaan X pada 2018. Kongres Kebudayaan 2018 menghasilkan 7 agenda strategis kebudayaan dan 7 resolusi yang menjawab agenda strategis.
 
=== MakananLihat pula ===
{{mainPortal|Daftar masakan Indonesia|Asia|Budaya}}
* Timor: [[Jagung Bose]], [[Daging Se'i]], [[Ubi Tumis]].
* [[Budaya Aceh]]
* Riau : [[Asam Pedas]] , [[Bolu Kemojo]] , [[Kue Bangkit]] , [[Lempuk Durian]], [[Galopung]], [[Rendang Dodo]],[[Jangko Duyan]]
* [[Budaya Jawa]]
* Sumatera bagian Barat: [[Sate Padang]], [[Rendang ]]
* [[Budaya Maluku]]
* Sumatera bagian Selatan: [[Pempek Palembang]], [[Celimpungan]], [[Laksan]]
* Jakarta: [[SotoBudaya BetawiMelayu]]
* [[Budaya Minangkabau]]
* Jogjakarta: [[Gudeg]]
* [[Budaya Sunda]]
* Jawa Timur: [[Rawon]], [[Pecel]]
* Gorontalo: [[BindeBudaya BiluhutaTimor]]
* Sulawesi Utara: [[Bubur Manado(Tinutuan)]]
* Sulawesi Selatan: [[Coto Makassar]], [[Pallubasa]], [[Es pisang hijau]]
 
'''Budaya Peranakan'''
=== Kebudayaan Modern Khas Indonesia ===
* [[Budaya Arab-Indonesia]]
* Musik Dangdut: [[Elvie Sukaesih]], [[Rhoma Irama]].
* [[Budaya India-Indonesia]]
* Film Indonesia: "[[Daun di Atas Bantal]]" (1998) yang mendapat penghargaan Film terbaik di "Asia Pacific Film Festival" di [[Taipei]].
* [[Budaya Tionghoa-Indonesia]]
* Sastra: [[Pujangga Baru]].
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://kongres.kebudayaan.id/ Website Resmi Kongres Kebudayaan Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190123175347/http://kongres.kebudayaan.id/ |date=2019-01-23 }}
*[http://www.azamku.com/pakaian-adat-tradisional-indonesia.html Pakaian Adat Indonesia]
* [http://www.azamkudisukai.com/macam2014/08/gambar-macamdan-tariannama-tradisionalrumah-adat-di-indonesia.html/ TarianGambar TradisionalRumah Adat Indonesia]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.azamku.com/gambar-rumahpakaian-adat-tradisional-indonesia.html RumahPakaian Adat Indonesia]
* [http://kongres.kebudayaan.id/sejarah/ Sejarah Kongres Kebudayaan Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190302040519/http://kongres.kebudayaan.id/sejarah/ |date=2019-03-02 }}
*[http://www.azamku.com/alat-musik-tradisional-indonesia.html Alat Musik Tradisional Indonesia]
 
{{Topik Indonesia}}
Baris 213 ⟶ 604:
 
[[bn:ইন্দোনেশিয়া#সংস্কৃতি]]
[[en:Culture of Indonesia]]
[[es:Cultura de Indonesia]]
[[fr:Culture indonésienne]]
[[ja:インドネシア文化]]
[[jv:Budaya Indonésia]]
[[lt:Indonezijos kultūra]]
[[ms:Kebudayaan Indonesia]]
[[pt:Cultura da Indonésia]]
[[ro:Arta și cultura Indoneziei]]