Kabupaten Raja Ampat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kembali versi |
Update data Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(157 revisi perantara oleh 71 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|nama sebuah kepulauan|Kepulauan Raja Ampat}}
{{Dati2
|
|nama = Kabupaten Raja Ampat
|lambang = Lambang Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.gif
|peta = Lokasi Papua Barat Daya Kabupaten Raja Ampat.svg
|foto = Raja Ampat, Mutiara Indah di Timur Indonesia.jpg
|caption = Kepulauan Raja Ampat
|koordinat = 01º15LU-o2º15LS & 120º10-121º10BT
|motto = ''Mbilin Kayam''
|semboyan =
|julukan = ''The Paradise of Papua''
|propinsi
|ibukota = [[Kota Waisai, Raja Ampat|Kota Waisai]]
|luas = 7559,60
|luasref = <ref name="RAJAAMPAT">{{cite web|url=https://rajaampatkab.bps.go.id/publication/2020/04/27/a323a8fc32d8d448c6adc860/kabupaten-raja-ampat-dalam-angka-2020.html|title=Kabupaten Raja Ampat Dalam Angka 2020|website=www.rajaampatkab.bps.go.id|accessdate=2 September 2020|format=pdf|archive-date=2021-11-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20211127100815/https://rajaampatkab.bps.go.id/publication/2020/04/27/a323a8fc32d8d448c6adc860/kabupaten-raja-ampat-dalam-angka-2020.html|dead-url=no}}</ref><ref name="Permendagri">{{cite web |url=http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah |title=Permendagri no.137 tahun 2017 |date=27 Desember 2017 |access-date=12 Juni 2018 |archive-date=2017-04-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170429140519/http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah |dead-url=yes }}</ref>
|penduduk = 70810
|penduduktahun = 30 Juni 2024
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=17 Oktober 2024|format=visual}}</ref>
|
|distrik = 24<ref name="RAJAAMPAT"/><ref name="Permendagri"/>
|kelurahan = 4<ref name="RAJAAMPAT"/><ref name="Permendagri"/>
|kampung = 117<ref name="Permendagri"/>
|dasar hukum = UU Nomor 26 Tahun 2002/LN Nomor 129 Tahun 2002
|tanggal = 12 April 2003
|hari jadi =
|kepala daerah = [[Bupati]]
|nama kepala daerah = [[Abdul Faris Umlati|H. Abdul Faris Umlati]]<ref>[http://tabloidjubi.com/2016/01/31/ribuan-warga-sambut-bupati-terpilih-raja-ampat/ "Ribuan Warga Sambut Bupati Terpilih Raja Ampat"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160604063214/http://tabloidjubi.com/2016/01/31/ribuan-warga-sambut-bupati-terpilih-raja-ampat/ |date=2016-06-04 }}, Tabloit Jubi, 31 Januari 2016</ref>
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati|Wakil]]
|nama wakil kepala daerah = [[Orideko Iriano Burdam]]
|sekretaris daerah = Yusup Salim
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|{{Tree list}}
* 63,96% [[Kekristenan]]
** 62,57% [[Protestan]]
** 1,39% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|35,95% [[Islam]] |0,08% [[Hindu]] |0,01% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[bahasa Biak|Biak]], [[bahasa Ma'ya|Ma'ya]], [[bahasa Melayu Papua|Melayu Papua]], [[bahasa Samate|Samate]]
|IPM = {{increase}} 66,00 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00bfac"> sedang </span><ref name="IPM">{{cite web | url =https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjIwNSMy/-metode-baru--indeks-pembangunan-manusia--umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html| title =Indeks Pembangunan Manusia, 2022-2023|website =www.bps.go.id|publihser=[[Badan Pusat Statistik]]|access-date=17 Oktober 2024}}</ref>
|kodearea = 0923
|kodepos =
|nomor_polisi = '''PB xxxx''' R*
|apbd =
|dau = Rp 486.042.052.000.-
|dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15|archive-date=2013-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130214064515/http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873|dead-url=yes}}</ref>
|flora = Anggrek Dendrobium Azureum
|fauna = Maleo Waigeo
|zona waktu = [[Waktu Indonesia Timur|WIT]]
|dau = Rp 722.606.815.000.- ([[2020]])
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=19 September 2021|format=pdf}}</ref>
|web = {{url|http://www.rajaampatkab.go.id/}}
}}
'''Kabupaten Raja Ampat''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Papua Barat Daya]], [[Indonesia]]. [[Ibukota]] [[kabupaten]] ini terletak di [[Kota Waisai, Raja Ampat|Waisai]], dimana Waisai menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Raja Ampat. Kabupaten ini memiliki 610 pulau, termasuk [[kepulauan Raja Ampat]]. Empat di antaranya, yakni [[Misool, Raja Ampat|Pulau Misool]], [[Pulau Salawati|Salawati]], [[Pulau Batanta|Batanta]] dan [[Pulau Waigeo|Waigeo]], merupakan pulau-pulau besar. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni sedangkan pulau lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama. Kabupaten ini memiliki total luas 67.379,60 km² dengan rincian luas daratan 7.559,60 km² dan luas lautan 59.820,00 km².<ref name="RAJAAMPAT"/><ref>{{Cite web|title=Sejarah – PORTAL KABUPATEN RAJA AMPAT|url=https://rajaampatkab.go.id/wp/2023/09/18/sejarah/|language=id|access-date=2024-02-28}}</ref>
==Sejarah==
{{Main|Kepulauan Raja Ampat#Asal usul dan sejarah}}
Menurut cerita mitos masyarakat asli Raja Ampat, pada suatu hari seorang wanita menemukan tujuh telur, empat diantaranya berubah menjadi pangeran dan tiga sisanya menjadi seorang wanita, hantu, dan sebuah batu. Keempat pangeran tadi berpisah lalu masing-masing berkuasa di [[Waigeo]] (Wawiyai), [[Salawati]] ([[Samate, Salawati Utara, Raja Ampat|Samate]]), [[Misool]] Barat (Waigama) dan [[Misool]] Timur (Lilinta). Sedangkan kerajaan di [[Salawati]] selatan di [[Sailolof, Salawati Selatan, Raja Ampat|Sailolof]] didirikan oleh ''fun'' Mo, seorang [[suku Moi]] yang juga berasal dari telur burung baikole, menikah dengan putri raja Waigeo, Pinfun Libit.<ref name="Mansoben 1995 hlm 232-246">{{cite book |last=Mansoben |first=Johszua Robert |author-link= |date=1995 |title=Sistem Politik Tradisional Di Irian Jaya |url= |location=Jakarta |publisher=LIPI - RUL 1995 |pages=232-246|isbn=979-8258-06-1}}</ref>
Dilihat dari sisi sejarah, Kepulauan Raja Ampat di abad ke-15 merupakan bagian dari kekuasaan [[Kesultanan Tidore]], sebuah kerajaan besar yang berpusat di [[Kepulauan Maluku]] setelah sebelumnya wilayah ini berhubungan dengan [[Kesultanan Bacan]]. Setelah ekspansi melalui hubungannya dengan [[Gurabesi]], Sultan Tidore menjalankan pemerintahan dan memungut upeti dari wilayah ini melalui raja-raja lokal yang berkuasa di [[Kerajaan Waigeo|Waigeo]], [[Kerajaan Salawati|Salawati]], [[Kerajaan Misool|Misool]], dan [[Kerajaan Waigama|Waigama]]. Sedangkan [[Kerajaan Sailolof|Sailolof]] yang pendirinya tidak memiliki hubungan darah dengan kerajaan lain juga memiliki hubungan yang sama dengan Tidore.
Istilah ''4 orang Raja'' (Waigama jika menurut sudut pandang Tidore atau Sailolof jika menurut sudut pandang lokal) dalam yang memerintah di gugusan kepulauan itulah yang menjadi awal dari nama ''Kalana Fat'' atau Raja Ampat.
== Keindahan Alam ==
Raja Ampat dikenali dengan keindahan laut dan pemandangannya. Pulau ini diakui sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati terumbu karang terbesar di dunia. Dengan lebih dari 550 varietas karang yang berbeda, 700 jenis moluska, dan 1.427 spesies ikan yang berbeda, wilayah ini merupakan pusat keanekaragaman hayati laut yang signifikan. Tujuh puluh lima persen dari seluruh spesies karang yang diketahui dapat ditemukan di perairan sekitar Kepulauan Raja Ampat, yang merupakan rumah bagi beberapa spesies paling beragam di dunia.<ref>{{Cite web|title=Raja Ampat Regency {{!}} Raja Ampat Biodiversty Eco Resort|url=https://rajaampatbiodiversity.com/where-are-we-raja-ampat-regency/|website=Raja Ampat Biodiversity Eco Resort|language=en-US|access-date=2024-02-28}}</ref>
== Geografi ==
Kabupaten Raja Ampat adalah kabupaten yang wilayahnya sebagian besar terdiri dari gugusan pulau yang terletak pada posisi 2°25' lintang utara – 4°25' lintang selatan dan 130° – 132° 55’ bujur timur. Kabupaten ini memiliki luas wilayah ±6.084,5 km². Kabupaten ini terdiri dari kurang lebih 600 buah pulau besar dan kecil, yang termasuk ke dalam pulau besar diantaranya adalah [[Pulau Salawati]]; Pulau Butanta; Pulau Misool dan Pulau Waigeo yang merupakan pulau non vulkanik, berbukit-bukit yang sebagian besar ditutupi oleh hutan hujan tropis yang lebat. Sedangkan pulau-pulau kecil yang tersebar di antara pulau besar tersebut ada yang merupakan pulau karang dan pulau non vulkanik yang banyak ditumbuhi oleh pohon kelapa dan semak belukar.<ref name="Raja Ampat">{{cite web | url = http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1503908177BAB_II_GAMBARAN_UMUM_KONDISI.pdf | title = Profil Raja Ampat | accessdate = 3 November 2020 | archive-date = 2021-03-01 | archive-url = https://web.archive.org/web/20210301121827/https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1503908177BAB_II_GAMBARAN_UMUM_KONDISI.pdf | dead-url = yes }}</ref>
=== Batas wilayah ===
Berikut adalah batas wilayah Kabupaten Raja ampat:
{{batas USBT
|utara = [[Samudera Pasifik]]
|selatan = [[Laut Seram]]
|barat = [[Laut Seram]] & [[Kabupaten Halmahera Tengah]], [[Maluku Utara]]
|timur = [[Kota Sorong]] & [[Kabupaten Sorong]]
}}
=== Topografi ===
Kabupaten Raja Ampat sebagai wilayah kepulauan, maka memiliki wilayah daratan yang relatif tidak besar dan pada umumnya topografi daerahnya didominasi oleh wilayah perbukitan yang masih dipenuhi dengan hutan alami. Sedangkan wilayah pesisir pantai memiliki karakteristik yang beragam seperti pantai landai berpasir hitam, pantai landai berpasir putih dengan terumbu karang yang sudah rusak sampai dengan yang masih perawan, pantai dalam dan hutan mangrove.
Pulau Waigeo, Pulau Salawati, Pulau Batanta dan Pulau Misool merupakan pulau non-vulkanik yang berbukit-bukit dan sebagian besar masih ditutupi oleh hutan hujan tropis yang cukup lebat. Di Pulau Waigeo terdapat gunung Nokh dengan ketinggian 715 mdpl. Sedangkan pulau-pulau kecil yang tersebar di antara empat kepulauan tersebut ada yang berupa pulau karang dan pulau non vulkanik, pulau-pulau kecil tersebut pada umumnya ditumbuhi oleh tanaman kelapa, semak-belukar dan pohon-pohon kecil.
Kemiringan lahan wilayah perencanaan merupakan lahan dengan kemiringan antara 0% sampai dengan di atas 40%. Sebagian wilayah berupa pegunungan daerah lereng-lereng yang curam seperti di Pulau Batanta, Pulau Waigeo, dan Pulau Salawati. Daerah pegunungan ini dapat mencapai 100 - 300 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian di bawah 100 meter dpl umumnya terdapat pada Pulau Salawati bagian selatan. Jika dilihat dari fisiografinya, maka Kabupaten Raja Ampat bagian utara, yaitu Pulau Waigeo dan sebagian Pulau Batanta didominasi oleh pegunungan. Sedangkan pada bagian tengah terutama Pulau Salawati cukup luas daerah datarnya. Untuk Pulau Misool walaupun sebagian besar daerahnya pegunungan, tetapi pada bagian tengah pulau terdapat daerah yang datar.<ref name="Raja Ampat"/>
=== Geologi dan Hidrologi ===
Kondisi geologi Kabupaten Raja ampat didominasi oleh formasi batuan kapur yang terbentuk pada masa kuarter. Jenis tanah yang ada disusun oleh batuan dabas, neogen dan terdapat batu gamping yang membentuk bukit-bukit rendah. Pada umumnya batu gamping tersebut bersifat padat dan mengandung pasir seperti batu gamping facet, daram, atkari, zaag, openta, sagewin, dan bogal. Sumber utama batu gamping berasal dari terumbu gamping yang berasal dari binatang laut.
Perbedaan posisi pembentukan batuan ini menimbulkan perbedaan dalam proses sedimentasinya sehingga terbentuk berbagai macam batu gamping tersebut. Jenis batuan lain di wilayah ini adalah batuan sedimen konglomerat yang penyusunannya terdiri dari balian yang tahan lapuk yaitu berupa konglomerat aneka bahan. Batuan breksi yeffman dengan butiran yang lebih besar, fragmen menyudut yang umumnya terdiri dari fragmen batuan hasil rombakan, dalam massa dasar yang lebih halus atau tersemenkan.
Golongan batuan sedimen berupa pasir juga terdapat di wilayah ini dengan kiasifikasi batu pasir dalam. Batuan sedimen serpih yang mempunyai sifat seperti lempung. Batuan serpih di mana pada bidang-bidang lapisan memperlihatkan belahan yang menyerpih dengan klasifikasi serpih lebih juga terdapat di wilayah ini. Beberapa formasi batuan yang terdapat di wilayah ini adalah Formasi Yaben, Formasi Klasafet, Formasi Waigeo, Formasi Rumai, Formasi Yarefl, Formasi Demu, dan Formasi Fafanlaf. Batu metamorf yang ada adalah batuan malihan ligu sedangkan batuan beku terdapat di batuan gunung api Batanta dan batuan Gunung Dore.
Kondisi air wilayah perencanaan secara umum masih baik karena kondisi alam yang masih alami. Beberapa sungai yang cukup besar terdapat di Pulau Waigeo di antaranya adalah Sungai Bayon dengan panjang ± 4 km dan Sungai Kamtabai, dan Sungai Kasim di Pulau Misool bagian barat. Bila dilihat potensi air tanahnya, sebagian besar wilayah daratan di Kabupaten Raja Ampat tidak memiliki air tanah tawar kecuali di pulau-pulau besar seperti Pulau Waigeo, Salawati, dan Misool.<ref name="Raja Ampat"/>
===
Berdasarkan [[klasifikasi iklim Koppen]], wilayah Kabupaten Raja Ampat ber[[iklim hutan hujan tropis]] (''Af'') dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Curah hujan maksimum di wilayah ini berlangsung pada periode [[Mei]]–[[Juli]] dengan curah hujan bulanan lebih dari 220 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Raja Ampat berkisar antara 2.000–3.000 mm per tahun dengan j umlah hari hujan di wilayah ini berkisar antara 170–230 hari hujan per tahun. Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 22°–33 °C dengan tingkat kelembapan nisbi ±83%.
{{Raja Ampat weatherbox}}
== Pemerintahan ==
=== Bupati ===
{{main|Daftar Bupati Raja Ampat}}
{| class="wikitable"
|- bgcolor="#99ccff"
!No
!colspan=2|Bupati
!Mulai Menjabat
!Selesai Menjabat
!Prd.
!colspan=2|Wakil Bupati
|-
| align=center| (2)
| align=center| [[Berkas:Abdul Faris Umlati, Bupati Raja Ampat.jpg|100px]]
| [[Abdul Faris Umlati]]
| align=center| 26 Februari 2021
| align=center| Petahana
| align=center| 4<br><small>([[Pemilihan umum Bupati Raja Ampat 2020|2020]])</small>
|[[Berkas:Orideko Iriano Burdam.jpg|100px]]
|[[Orideko Iriano Burdam|Orideko Burdam]]
|}
=== Dewan Perwakilan ===
{{main|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Raja Ampat}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Raja Ampat}}
=== Kecamatan ===
{{main|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Raja Ampat}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Raja Ampat}}
== Demografi ==
=== Penduduk ===
Penduduk kabupaten Raja Ampat pada tahun [[2019]] berjumlah 93.918 jiwa dengan rincian 50.292 jiwa laki-laki dan 43.626 perempuan. Penduduk terbanyak berada di ibukota kabupaten, yakni [[Kota Waisai, Raja Ampat|kota Waisai]], sebanyak 32.499 jiwa, dengan kepadatan 125,85 jiwa/km². Sementara penduduk paling sedikit berada di distrik [[Salawati Barat, Raja Ampat|kecamatan Salawati Barat]] yakni 1.463 jiwa, 764 laki-laki dan 699 perempuan.<ref name="RAJAAMPAT"/>
=== Agama ===
Penduduk kabupaten Raja Ampat mayoritas memeluk agama [[Kekristenan|Kristen]]. Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] 2024, pemeluk agama [[Kristen]] berjumlah 63,96%, dimana 62,57% adalah [[Kristen Protestan|Protestan]] dan sebagian kecil [[Katolik]] yakni 1,39%. Pemeluk agama [[Islam]] juga cukup signifikan berjumlah 35,95%, kemudian [[Hindu]] 0,08% dan [[Buddha]] 0,01%.<ref name="DUKCAPIL"/>
=== Suku bangsa ===
Sementara itu, etnis yang ada di Raja Ampat cukup beragam. Etnis asli kabupaten ini termasuk suku [[suku Ma'ya|Ma'ya]] ([[Suku Laganyan|Laganyan]], Wawiyai, Kawei), [[Suku Matbat|Matbat]], [[Suku Ambel Waren|Ambel Waren]], serta suku lainnya yang tersebar di setiap pulau-pulau Raja Ampat.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://metrorakyat.com/2018/02/bupati-raja-ampat-abdul-faris-umlati-se-dikukuhkan-sebagai-anak-adat-oleh-suku-suku-di-pulau-waigeo/|title=Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, Dikukuhkan Sebagai Anak Adat Oleh Suku-suku di Pulau Waigeo|website=www.metrorakyat.com|accessdate=22 Februari 2020|archive-date=2020-02-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20200222080740/https://metrorakyat.com/2018/02/bupati-raja-ampat-abdul-faris-umlati-se-dikukuhkan-sebagai-anak-adat-oleh-suku-suku-di-pulau-waigeo/|dead-url=no}}</ref> Selain itu, suku pendatang juga cukup banyak terlebih saat ini kabupaten Raja Ampat menjadi kawasan wisata favorit hingga mancanegara. Pendatang dari zaman dahulu hingga modern, seperti suku [[Suku Biak|Biak]] ([[Suku Biak Beser|Beser]], [[Suku Biak Kafdaron|Kafdaron]], [[Suku Biak Usba|Usba]], dan [[Suku Biak Wardo|Wardo]]), [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Minahasa|Minahasa]], [[Suku Batak|Batak]], dan penduduk [[Orang Asli Papua|asli]] dari berbagai kabupaten di pulau [[Papua (wilayah Indonesia)|Papua]] lainnya, sudah mulai banyak bermukim di Kepulauan Raja Ampat.
=== Budaya ===
Kabupaten Raja Ampat memiliki beragam budaya yang menjadi ciri khas kabupaten ini. Salah satu kebudayaan yang ada di Raja Ampat adalah tradisi Wala. Wala adalah sebuah tradisi lisan berupa nyanyian yang dibawakan bersamaan dengan gerakan tarian.<ref name="BUDAYA">{{Cite news|url=https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4820914/budaya-wala-sebagai-identitas-suku-matbat-di-raja-ampat|title=Budaya Wala Sebagai Identitas Suku Matbat di Raja Ampat|work=[[Detik.com|detikcom]]|accessdate=22 Februari 2020|archive-date=2020-02-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20200222080739/https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4820914/budaya-wala-sebagai-identitas-suku-matbat-di-raja-ampat|dead-url=no}}</ref> Tradisi Wala dikenal oleh [[suku Matbat]], yang merupakan suku asli dari [[Misool, Raja Ampat|pulau Misool]] dan tradisi Wala hanya digelar pada acara tertentu saja. Penduduk di Misool secara umum mengenal Tradisi Wala. Mereka menyebutnya sebagai ''lan batan o'' atau lagu tanah, yang mengkisahkan tentang asal usul ''Batan Me'' atau lahirnya komunitas di pulau Misool dan persebaran kehidupan masyarakat suku Matbat.<ref name="BUDAYA"/>
Tradisi ini sempat hampir punah, karena tidak dipelihara oleh penduduk lokal. Namun pada 8 Oktober 2019, tradisi Wala diakui sebagai budaya nasional dan telah dituangkan dalam bentuk sertifikat yang ditandangani oleh [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]], [[Effendy Muhadjir]] di [[Jakarta]].<ref name="BUDAYA"/>
==Transportasi==
===Udara===
Pada awal Mei [[2012]], landasan pacu [[Bandar Udara Marinda]] sepanjang 1.200 meter telah diresmikan oleh [[Menteri Perhubungan]] dan pejabat Raja Ampat. Landasan pacu akan diperpanjang hingga 2.000 meter dan selesai pada [[2013]].
===Laut===
Ibukota Waisai memiliki dermaga [[:Berkas:Pelabuhan Waisai, Raja Ampat, Papua Barat.JPG|Pelabuhan Laut Waisai]] yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Layanan transportasi yang tersedia antara lain kapal speed yang melayani setiap hari pada pukul 09.00 dan 14.00 WIT dari dan menuju Pelabuhan Rakyat Sorong. Biaya per bulan Oktober 2022 Rp 150.000 (ekonomi) dan Rp 250.000 (VIP).
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Dermaga Apung Waisai Raja Ampat.JPG|Dermaga Apung HDPE di Pelabuhan [[Waisai]], Raja Ampat, [[Papua Barat]]
Berkas:Pelabuhan Waisai, Raja Ampat, Papua Barat.JPG|Pelabuhan Waisai - Raja Ampat
Berkas:Pyainemo Raja Ampat.jpg|alt=Pyainemo Raja Ampat|Papan tanda peringatan untuk tidak mencoret-coret pohon dengan redaksi bahasa lokal di [[Raja Ampat]]
</gallery>
== Referensi ==
{{
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://rajaampatkab.go.id/Pemkab-Raja-Ampat www.rajaampatkab.go.id]
* {{id}} [http://www.seputarwisata.com/tempat-wisata-raja-ampat/ Wisata Raja Ampat]
{{Kabupaten Raja Ampat}}
{{Papua Barat Daya}}
{{Mayoritas Kristen Indonesia}}
[[Kategori:Kabupaten Raja Ampat| ]]
[[Kategori:Papua Barat Daya]]
[[Kategori:Tempat wisata di Papua Barat Daya]]
|