Abimanyu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan terakhir (oleh 114.79.28.227) dan mengembalikan revisi 5064575 oleh Relly Komaruzaman |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
(48 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
|Image = Abhimanyu on Foot.jpg
|Caption = llustrasi Abimanyu dari buku ''Maha-Bharata, The Epic of Ancient India'' oleh Romesh Dutt, 1899.
|Nama = Abimanyu
|Devanagari = अभिमन्यु
|Ejaan_Sanskerta =
|Nama_lain = Partasuta, Partatmaja, Saubadra, Sakratmajatmaja{{br}}'''Versi wayang:'''{{br}}Angkawijaya, Jaka Pengalasan, Jaya Murcita, Wanudara, Wirabatana
|Asal =
|Istri =
* Sasirekha (''Mahabharata'' versi Telugu)
* Siti Sundari (versi wayang Jawa)
|Senjata = [[panah]]
|Kitab = ''[[Mahabharata]]''
|
|Ibu = [[Subadra]] |Kasta =
|Tokoh = ''Mahabharata''
|Dinasti = [[Dinasti Kuru|Kuru]]
|Wangsa = Candrawangsa
|Tempat =
* [[Dwaraka]]
* Plangkawati (versi wayang)
|Anak = [[Parikesit]]
}}
'''Abimanyu'''
Menurut [[mitologi Hindu]], Abimanyu adalah [[inkarnasi]] Warcasa, putra [[Candra|Dewa bulan]]. Ia membuat perjanjian bahwa putranya tinggal di Bumi hanya selama 16 tahun, sebagaimana ia tak dapat menahan perpisahan dengan putranya. Abimanyu berusia 16 tahun saat ia terbunuh dalam pertempuran.<ref name="MH67">{{Cite web |title=The Mahabharata, Book 1: Adi Parva: Sambhava Parva: Section LXVII |url=https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01068.htm |access-date=2023-02-13 |website=www.sacred-texts.com}}</ref>
== Arti nama ==
Abimanyu terdiri dari dua kata [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], yaitu ''abhi'' (artinya 'berani') dan ''
* Sakratmajatmaja (शक्रात्मजत्माज; ''Śakrātmajatmāja''), anak dari putranya Dewa [[Indra|Sakra]] (yang dimaksud putra Dewa Sakra yaitu [[Arjuna]]).<ref name = "name" />
* Arjuni (आर्जुनि; ''Ārjuni''), [[patronim]] dari nama Arjuna.<ref name="name">{{Cite book |last=Gandhi |first=Maneka |url=https://books.google.com/books?id=PkW6hs1OjyEC&q=Abhimanyu+ |title=The Penguin Book of Hindu Names |date=1993 |publisher=Penguin Books India |isbn=978-0-14-012841-3 |language=en}}</ref>
* Arjunatmaja (अर्जुनात्मज; ''Arjunātmaja''), putra Arjuna.<ref name = "name"/>
* Saubadra (सौभद्र; ''Saubhadra''), putra [[Subadra]].<ref name = "name"/>
* Janmawira (जन्मविर; ''Janmavira''), pemberani sejak lahir.<ref name = "name" />
== Kehidupan awal ==
Dalam ''[[Sabhaparwa]]'' dikisahkan bahwa para [[Pandawa]] (termasuk [[Arjuna]], ayah Abimanyu) kalah berjudi dengan para [[Korawa]]. Taruhannya adalah hukuman pengasingan selama 12 tahun, ditambah hidup dalam penyamaran selama setahun. Pada masa pengasingan itu, Abimanyu diasuh di bawah bimbingan pamannya, [[Kresna]].
Dalam ''[[Wirataparwa]]'' dikisahkan bahwa Arjuna mengakhiri masa hukumannya di keraton Raja [[Wirata]] dengan menyamar sebagai guru tari. Setelah penyamarannya diakhiri, Arjuna menikahkan Abimanyu dengan [[Utari]], putri Raja Wirata, untuk mempererat hubungan antara [[Pandawa]] dengan keluarga Raja Wirata, selain untuk menjalin persekutuan apabila perang antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] tak bisa dielakkan.<ref>{{cite web | url=https://www.sacred-texts.com/hin/m04/m04072.htm | title=The Mahabharata, Book 4: Virata Parva: Go-harana Parva: Section LXXII }}</ref>
==
Abimanyu turut serta membela ayahnya dalam [[perang di Kurukshetra]], yang menjadi klimaks [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Perang itu dilatarbelakangi dengan pertikaian antara para [[Pandawa]] dan para [[Korawa]]. Dikisahkan bahwa setelah masa hukuman para Pandawa sudah habis, dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa yang dipimpin [[Yudistira]] berniat mengambil kembali kerajaan yang seharusnya menjadi hak mereka. Namun, [[Duryodana]], pemimpin para Korawa tidak mau menyerahkan kerajaan kepadanya. Perundingan untuk mendamaikan mereka dilakukan oleh [[Kresna]], tetapi gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan. Mereka memilih [[Kurukshetra]]—suatu lapangan di sebelah utara kerajaan mereka—sebagai medan perang. ''Mahabharata'' mencatat bahwa pertempuran berlangsung selama 18 hari.<ref name = "VM" >{{Cite book|last=Mani|first=Vettam|url=https://archive.org/details/puranicencyclopa00maniuoft/page/n12/mode/1up?view=theater|title=Puranic Encyclopedia: A Comprehensive Work with Special Reference to the Epic and Puranic Literature|date=1975|publisher=Motilal Banarsidass|isbn=978-81-208-0597-2|language=en|pages=1}}</ref>
Sebagai cucu Dewa [[Indra]]—dewa senjata ajaib sekaligus dewa peperangan—Abimanyu merupakan ksatria yang gagah berani dan ganas. Karena dianggap setara dengan kemampuan ayahnya, Abimanyu mampu melawan kesatria-kesatria besar dari pihak Korawa seperti [[Drona]], [[Karna]], [[Duryodana]] dan [[Dursasana]]. Ia dipuji karena keberaniannya dan memiliki rasa setia yang tinggi terhadap ayah, paman, dan sekutunya.<ref>{{Cite web |title=The Mahabharata, Book 5: Udyoga Parva: Uluka Dutagamana Parva: Section CLXXI |url=https://www.sacred-texts.com/hin/m05/m05171.htm |access-date=2023-02-14 |website=www.sacred-texts.com}}</ref>
=== Kematian ===
[[File:Abhimanyu - Pratap Mullick.jpg|ka|thumb|Ilustrasi karya Pratap Mullick yang menggambarkan pertahanan terakhir Abimanyu di tengah formasi Cakrabyuha.]]
[[Berkas:Abhimanyu Vadh.jpg|jmpl|Abimanyu dibunuh beramai-ramai oleh para perwira Korawa. Ilustrasi dari Raja Ravi Varma Press.]]
Pada pertempuran pada hari ketiga belas, pihak [[Korawa]] menantang [[Pandawa]] untuk mematahkan formasi tempur melingkar yang dikenal sebagai [[Cakrabyuha]]. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena [[Kresna]] dan [[Arjuna]] tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi tempur. Pada hari itu, Kresna dan Arjuna sibuk bertarung dengan Raja [[Susarma]] dari [[kerajaan Trigarta|Trigarta]] dan laskar [[Samsaptaka]] yang dikenal tahan banting. Karena [[Pandawa]] telanjur menerima tantangan tersebut, mereka tidak memiliki pilihan selain menaruh harapan kepada Abimanyu yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mematahkan formasi Cakrabyuha, tetapi tidak tahu bagaimana cara keluar dari dalamnya. Untuk meyakinkan bahwa Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa bersaudara memutuskan bahwa mereka dan sekutu mereka akan mengawal Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari Cakrabyuha.<ref name = "Drona">{{Cite web |last=Ganguli |first=Kisari Mohan |date=2015-01-10 |title=The Thirteenth Day at Kurukshetra; The Death of Abhimanyu [Chapter 3] |url=https://www.wisdomlib.org/hinduism/book/mahabharata/d/doc118444.html |access-date=2023-02-14 |website=www.wisdomlib.org |language=en}}</ref>
Abimanyu berhasil menembus Cakrabyuha. Pandawa bersaudara dan sekutu mereka mencoba untuk mengikuti, tetapi dihadang oleh [[Jayadrata]], Raja [[Kerajaan Sindhu|Sindhu]], yang memakai anugerah [[Siwa]] sehingga mampu menahan serangan para [[Pandawa]]—kecuali [[Arjuna]]—hanya untuk satu hari. Setelah tertinggal, Abimanyu berjuang sendirian dalam menghadapi serangan pasukan [[Korawa]]. Abimanyu membunuh beberapa kesatria yang mendekatinya, termasuk putra [[Duryodana]], yaitu [[Laksmanakumara|Laksmana]]. Menyaksikan putra kesayangannya terbunuh, Duryodana menjadi murka dan memerintahkan segenap perwira [[Korawa]] yang ada di sana—meliputi [[Dursasana]], [[Sangkuni]], [[Aswatama]], [[Karna]]—untuk segera membunuh Abimanyu. Tanpa menghiraukan aturan perang, mereka menyerang Abimanyu secara serentak. Setelah gagal menghancurkan baju [[zirah]] Abimanyu, [[Karna]] menghancurkan busur Abimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan seluruh senjatanya terbuang. Abimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai [[perisai]] hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu dibunuh oleh putra Dursasana dengan cara menghancurkan kepalanya dengan [[gada]].<ref name = "VM" />
Abimanyu gugur saat istrinya sedang hamil tua. Putra Abimanyu, yaitu [[Parikesit]], lahir setelah kematiannya. Ia merupakan satu-satunya keturunan Arjuna yang masih hidup setelah [[Bharatayuddha]], dan melanjutkan garis keturunan [[Dinasti Kuru]]. Abimanyu sering kali dianggap sebagai kesatria yang terberani dari pihak Pandawa, yang mengorbankan dirinya pada peperangan dalam usia yang masih sangat muda.<ref name = "MH67 />
===
Berita kematian Abimanyu membuat [[Arjuna]] sangat sedih dan sakit hati. Ia sadar bahwa seandainya [[Jayadrata]] tidak menghalangai para [[Pandawa]] memasuki formasi [[Cakrabyuha]], Abimanyu pasti mendapat bantuan. Ia bersumpah akan membunuh Jayadrata pada hari berikutnya sebelum matahari tenggelam. Kalau gagal menunaikan sumpahnya, Arjuna siap membakar diri hidup-hidup. Pihak [[Korawa]] yang mengetahui sumpah tersebut segera mengatur strategi agar Jayadrata berada sangat jauh dan terlindungi dari Arjuna pada hari berikutnya. Ribuan prajurit dan kesatria Korawa mengelilingi dan mengawal Jayadrata. Arjuna berusaha menjangkau Jayadrata, tetapi ribuan pasukan Korawa mengahalanginya. Hingga matahari hampir terbenam, Jayadrata masih jauh dari jangkauan Arjuna.
Karena khawatir bahwa Arjuna tidak mampu menuntaskan sumpahnya, maka [[Kresna]] terpaksa memanfaatkan kesaktiannya. Dengan pusaka sakti [[Cakra Sudarsana]], ia menutupi sebagian matahari, sehingga suasana menjadi gelap seolah-olah matahari sudah tenggelam. Baik pihak Korawa maupun [[Pandawa]] mengira hari sudah malam, dan sesuai aturan, mereka menghentikan peperangan dan kembali ke kubu masing-masing. Dengan demikian, pihak Korawa tidak melanjutkan pertarungan sehingga Jayadrata tidak berada dalam perlindungan mereka lagi. Saat kereta perang Arjuna mendekati kereta perang Jayadrata, matahari muncul kembali. Kresna segera menyuruh Arjuna agar menggunakan kesempatan tersebut untuk membunuh Jayadrata. Arjuna mengangkat busurnya dan meluncurkan panah, memutuskan leher Jayadrata. Tepat setelah itu, hari sudah sore, matahari tenggelam dan Arjuna berhasil menuntaskan sumpahnya untuk membunuh Jayadrata.
== Pewayangan Jawa ==
[[Berkas:Angkawijaya.jpg|jmpl|Lukisan [[wayang kulit]] Raden Angkawijaya alias Raden Abimanyu]]
Dalam khazanah [[pewayangan]] [[Jawa]], Abimanyu merupakan tokoh penting. Di bawah ini dipaparkan ciri khas tokoh ini dalam budaya [[Jawa]], yang sudah berkembang dan berbeda daripada tokoh yang sama di [[India]].
=== Riwayat ===
Dalam pewayangan Jawa, Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya Murcita, Jaka Pengalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja, Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra [[Arjuna]] (salah satu dari lima kesatria [[Pandawa]]) dengan Dewi [[Subadra|Sembadra]] atau Roro Ireng (putri Prabu [[Basudewa]] [penguasa [[Mandura]]] dengan Dewi [[Dewaki]]). Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu: Sumitra, Bratalaras, Bambang [[Irawan]], Kumaladewa, Kumalasakti, [[Wisanggeni]], Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma, Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada. Abimanyu merupakan kesayangan [[dewata]]. Sejak dalam kandungan ia telah mendapat "Wahyu Hidayat", yang mampu membuatnya mengerti dalam segala hal. Dikisahkan bahwa karena pertapaannya yang khusyuk, Abimanyu mendapatkan Wahyu Makutha Raja, yaitu wahyu yang menyatakan bahwa keturunannya akan menjadi penerus takhta penguasa [[Astina]].<ref name="pitoyo"/><ref name="guritno"/>
Dalam pewayangan, Abimanyu diceritakan sebagai tokoh yang bersifat lembut, bertingkah laku baik, jujur, berhati teguh, bertanggung jawab, dan pemberani. Pendidikan militernya diajarkan langsung oleh ayahnya, sedangkan ilmu kebatinan ia dapatkan dari kakeknya, [[Byasa|Bagawan Abiyasa]]. Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah mengalahkan Prabu Jayamurcita. Ia mempunyai dua orang istri, yaitu:
* Dewi Siti Sundari, putri Prabu [[Kresna]], raja negara [[Dwaraka|Dwarawati]] dengan Dewi Pratiwi. Kisah pernikahan Abimanyu dengan Siti Sundari pertama kali muncul dalam ''Kakawin Gatotkacasraya'' karya [[Mpu Panuluh]], dan dilakonkan dalam pentas wayang kulit dengan judul ''Alap-Alapan Siti Sundari'' atau ''Jaya Murcita Ngraman''.<ref name="agus"/>
* Dewi [[Utari]], putri Prabu [[Wirata|Matsyapati]] dengan [[Sudesna|Dewi Ni Yutisnawati]], dari negara [[Wirata]], dan berputra [[Parikesit]]. Kisah pernikahan Abimanyu dengan [[Utari]] dilakonkan dalam pentas wayang kulit dengan judul ''Putu Rabi Nini'' atau ''Kalabendana Gugur''.<ref name="agus"/>
=== Bharatayuddha ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangpop van karbouwenhuid voorstellende Abimanyu TMnr 809-163i.jpg|300px|thumb|Wayang Abimanyu versi [[Bali]], menggambarkan kondisi tubuh Abimanyu yang tertancap banyak senjata menjelang kematiannya di rana Bharatayuddha.]]
Abimanyu gugur dalam [[Baratayuda]], yaitu pertempuran antara kubu [[Korawa]] melawan [[Pandawa]] di lapangan [[Kurusetra]]. Pada saat itu, kesatria dari pihak [[Pandawa]] yang berada di medan laga dan menguasai strategi perang hanya tiga orang, yakni [[Bima (Mahabharata)|Bima]], [[Arjuna]], dan Abimanyu. [[Gatotkaca]] menyingkir karena [[Karna]] merentangkan senjata ''Kunta Wijayadanu''. Bima dan Arjuna dipancing oleh kesatria lain dari pihak [[Korawa]] agar keluar dari medan pertempuran, sehingga Abimanyu saja yang diandalkan pihak [[Pandawa]] pada saat itu.<ref name="guritno">{{citation | url= https://books.google.com/books?id=mGrVCgAAQBAJ&q=abimanyu+budaya+tokoh|author= Sri Guritno, Purnomo, Soimun HP|title= Karakter Tokoh Pewayangan Mahabrata Seri v| date= 2002}}</ref>
Dengan berbagai senjata yang menancap diseluruh tubuhnya,
== Kakawin Bharatayuddha ==
Kutipan di bawah ini diambil dari ''[[Kakawin Bharatayuddha]]'', yang menceritakan pertempuran terakhir Sang Abimanyu.
{| class="wikitable" style="border:0; font-size:95%";
|-
|align=center width="50%" bgcolor="#ccccff"|'''Sloka'''||align=center bgcolor="#ccccff"|'''Terjemahan'''
|-
|''Ngkā Sang Dharmasutā
|Pada saat itu [[Yudistira]] tercengang melihat formasi perang
|-
|''Sāmpun mangkana
|Setelah demikian, mereka segera membelah dan menyerang formasi
|-
|''Ṇda tan dwālwang i
|Dengan ini tak dapat
|-
|''Ngkā ta krodha sakorawālana manah panahira lawan
|Pada waktu itu seluruh keluarga Korawa menjadi marah, dan dengan tiada hentinya mereka
|-
|''Ri pati Sang Abhimanyu ring raṇāngga.
|Ketika Abimanyu terbunuh dalam pertempuran, badannya hancur.
|}
== Galeri ==
<gallery mode=packed heights=200>
File:Avimanyu's_farewell_to_Uttara.jpg|Lukisan [[Utari]] berpisah dari Abimanyu yang akan berangkat ke [[Kurukshetra]]. Karya B.P. Banerjee.
File:The Pandava brothers' nephew Abhimanyu battles the Kaurava brother Duhshasana, from a manuscript of the Mahabharata.jpg|Ilustrasi Abimanyu bertarung melawan [[Dursasana]], dari naskah ''Mahabharata'', [[abad ke-19]], [[Himachal Pradesh]].
File:Laksmana_Kumara_shoots_arrows_at_Abimanyu,_and_Burisrawa_aims_at_him_with_a_discus._Mredah_fights_Sangut,_Or._3390_178.tiff| Lukisan Bali menggambarkan [[Laksmanakumara]] memanah Abimanyu, sementara [[Burisrawa]] memegang senjata [[cakram]].
</gallery>
== Lihat pula ==
{{Commonscat|Abhimanyu}}
* [[
* [[Perang Kurukshetra]]
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://moralstories.wordpress.com/2006/08/09/veera-abhimanyu/ Moral Stories.com: Kisah yang menceritakan keberanian Abimanyu]
* {{en}} [http://www.mahabharataonline.com/ Mahabharata Online: Situs tentang tokoh dan cerita Mahabharata]
{{Mahabharata}}
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
|