Islam di Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
menambahkan pranala dalam |
||
(122 revisi perantara oleh 57 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Islam di Sumatera Barat''' adalah [[Islam Sunni]]. [[Orang Minangkabau]], penduduk asli Sumatera Barat dan terdiri dari 88% penduduk Sumatera Barat saat ini, secara historis memainkan peran penting dalam komunitas Muslim di Indonesia.<ref>Giap, Tan Khee et al. ''Competitiveness Analysis And Development Strategies For 33 Indonesian Provinces''. World Scientific.</ref> Hingga saat ini wilayah tersebut dianggap sebagai salah satu benteng [[Islam di Indonesia]]. [[Islam]] adalah agama yang paling dianut di [[Sumatera Barat]], sebuah provinsi di [[Indonesia]], yang dianut oleh 97,42% dari seluruh penduduk. Populasi Muslim meningkat menjadi 99,6% jika tidak termasuk [[Kepulauan Mentawai]], di mana mayoritas non-Muslim ([[Protestan]]) Sumatera Barat tinggal.<ref>{{cite web|url=http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=320&wid=1300000000|title=Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Agama yang Dianut: Provinsi Sumatera Barat|work=[[Badan Pusat Statistik]]|access-date=2012-05-03}}</ref>
== Sejarah ==
{{refimprovesect}}
=== Masuknya Islam ===
Agama Islam pertama kali memasuki Sumatera Barat pada [[abad ke-7]],
=== Perkembangan ===
Perkembangan agama Islam di Sumatera Barat menjadi sangat pesat setelah [[kesultanan Aceh]] diperintah oleh [[Alauddin al-Qahhar dari Aceh|Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar]], yang berhasil meluaskan wilayahnya hampir ke seluruh pantai barat
=== Perang Padri ===
{{utama|Perang Padri}}
Sejak [[abad ke-16]], agama Islam telah dianut oleh seluruh masyarakat [[Minangkabau]] baik yang menetap di Sumatera Barat maupun di luar Sumatera Barat. Jika ada masyarakatnya keluar dari agama Islam atau [[murtad]], secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minangkabau. Namun hingga akhir abad ke-17, sebagian dari mereka terutama yang ada di lingkungan kerajaan, belum sepenuhnya menjalankan [[syariat Islam]] dengan sempurna dan bahkan masih melakukan perbuatan yang dilarang dalam Islam. Mengetahui hal tersebut, [[ulama|ulama-ulama]] Minangkabau yang saat itu disebut [[Kaum Padri]] dalam suatu perundingan mengajak masyarakat di sekitar [[kerajaan Pagaruyung]] terutama [[Raja Pagaruyung]] untuk kembali ke ajaran Islam. Namun perundingan tersebut pada tahun [[1803]] berujung kepada konflik yang dikenal sebagai [[Perang Padri]].
Perang Padri melibatkan sesama masyarakat Minang, yaitu antara [[Kaum Padri]] dan [[Kaum Adat]]. Setelah 20 tahun konflik belangsung, pada tahun [[1833]] terjadi penyesalan di Kaum Adat<ref>{{cite journal|last=Abdullah|first=Taufik|journal=|title=Adat and Islam: An Examination of Conflict in Minangkabau|volume=2|issue=2|year=1966|pages=1–24|doi=10.2307/3350753|ref=Abdullah}}</ref> karena telah mengundang [[Belanda]] 12 tahun sebelumnya,<ref name="Rusli Amran">
== Demografi ==
=== Tempat ibadah ===
Menurut BPS Sumatera Barat (2016-2019), terdapat 4.974 masjid dan 12.444 musholla di Sumatera Barat. Berikut merupakan jumlah masjid dan musholla per kota/kabupaten di Sumatera Barat<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat|url=https://sumbar.bps.go.id/dynamictable/2020/08/27/650/jumlah-tempat-peribadatan-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-sumatera-barat-unit-2016-2019.html|website=sumbar.bps.go.id|access-date=2021-12-29}}</ref>.
{| class="wikitable sortable"
|+
!Kota/Kabupaten
!Masjid
!Musholla
|-
|[[Kepulauan Mentawai]]
|56
|26
|-
|[[Kabupaten Pesisir Selatan|Pesisir Selatan]]
|504
|769
|-
|[[Kabupaten Solok|Solok]]
|313
|984
|-
|[[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]]
|149
|920
|-
|[[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]]
|321
|1.396
|-
|[[Kabupaten Padang Pariaman|Padang Pariaman]]
|332
|2.151
|-
|[[Kabupaten Agam|Agam]]
|626
|1.327
|-
|[[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]]
|418
|916
|-
|[[Kabupaten Pasaman|Pasaman]]
|451
|618
|-
|[[Kabupaten Solok Selatan|Solok Selatan]]
|187
|247
|-
|[[Kabupaten Dharmasraya|Dharmasraya]]
|195
|420
|-
|[[Kabupaten Pasaman Barat|Pesaman Barat]]
|490
|671
|-
|[[Kota Padang]]
|633
|985
|-
|[[Kota Solok]]
|53
|77
|-
|[[Kota Sawahlunto|Kota Sawah Lunto]]
|48
|226
|-
|[[Kota Padang Panjang]]
|39
|54
|-
|[[Kota Bukittinggi]]
|44
|150
|-
|[[Kota Payakumbuh]]
|79
|306
|-
|[[Kota Pariaman]]
|36
|201
|-
|'''TOTAL'''
|'''4.974'''
|'''12.444'''
|}
===Distribusi geografi===
Berikut merupakan sebaran Muslim per kota/kabupaten di Provinsi Sumatera Barat.
{| class="wikitable sortable"
|+
!Kota/Kabupaten
!Muslim<ref>[https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Provinsi+Sumatera+Barat&wid=1300000000&lang=id]</ref>
!%
|-
|[[Kepulauan Mentawai]]
|14.897
|19.56%
|-
|[[Kabupaten Pesisir Selatan|Pesisir Selatan]]
|428.250
|99.77%
|-
|[[Kabupaten Solok|Solok]]
|347.526
|99.70%
|-
|[[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]]
|200.553
|99.37%
|-
|[[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]]
|336.353
|99.37%
|-
|[[Kabupaten Padang Pariaman|Padang Pariaman]]
|389.090
|99.50%
|-
|[[Kabupaten Agam|Agam]]
|450.981
|99.15%
|-
|[[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]]
|347.539
|99.71%
|-
|[[Kabupaten Pasaman|Pasaman]]
|252.055
|99.51%
|-
|[[Kabupaten Solok Selatan|Solok Selatan]]
|143.443
|99.42%
|-
|[[Kabupaten Dharmasraya|Dharmasraya]]
|188.691
|98.57%
|-
|[[Kabupaten Pasaman Barat|Pesaman Barat]]
|356.664
|97.68%
|-
|[[Kota Padang]]
|803.706
|96.42%
|-
|[[Kota Solok]]
|58.621
|98.70%
|-
|[[Kota Sawahlunto|Kota Sawah Lunto]]
|56.508
|99.37%
|-
|[[Kota Padang Panjang]]
|45.076
|95.89%
|-
|[[Kota Bukittinggi]]
|108.367
|97.35%
|-
|[[Kota Payakumbuh]]
|115.142
|98.56%
|-
|[[Kota Pariaman]]
|78.462
|99.26%
|-
|'''TOTAL'''
|'''4.721.924'''
|'''97.42%'''
|}
== Pandangan agama ==
Islam menempati bagian inti identitas di kalangan masyarakat Minangkabau. Orang Minangkabau dianggap sebagai Muslim yang paling saleh dalam menjalankan ritual dalam [[Rukun Islam]].<ref>Keddie, Nikki R. (1987). ''Islam and Society in Minangkabau and in the Middle East: Comparative Reflections''. Journal of Social Issues in Southeast Asia. app.1</ref> Sebagaimana dicontohkan oleh pepatah mereka ''[[Adat bersendikan syarak|Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah]]'' ("Adat berdasarkan ajaran Islam, ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an"), budaya Minangkabau dianggap menghubungkan langsung dengan ajaran agama Islam, di mana otoritas yang pertama ditopang oleh yang terakhir. Dengan demikian, meninggalkan Islam ([[murtad]]) dianggap sama saja dengan meninggalkan masyarakat Minangkabau secara lahir dan batin.<ref>Jones, Gavin W. et al, 2009: 181</ref>
== Pendidikan ==
[[Surau]] adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang berasal dari sekitar wilayah Sumatera Barat dan Selatan, di gedung pertemuan untuk tujuan keagamaan, budaya, dan perayaan, mirip dengan ''[[Zawiya (lembaga)|Zawiya]]'' Arab.<ref name="Az">Azyumardi Azra, ''Islam in the Indonesian World: An Account of Institutional Formation''. Bandung 2006, S. 63-69.</ref> Tradisi surau mendahului pendidikan Islam formal, yang menggunakan teori dan metode [[Ortodoksi|ortodoks]] yang dibawa dari luar negeri, dan dianggap memiliki akar pra-Islam, yang dapat ditelusuri kembali ke sebuah vihara yang didirikan di dekat Bukit Gombak pada tahun 1356 oleh [[Adityawarman]].<ref>Dobbin, 1992: 142</ref>
=== Tokoh Islam ===
Baris 24 ⟶ 205:
== Arsitektur ==
[[File:Masjid-Taluak-Sumatra-Barat.jpg|thumb|[[Masjid Jami Taluak]] di [[Kabupaten Agam]], menampilkan gaya arsitektur vernakular Minangkabau.]]
Masjid bergaya [[vernakular]] di Sumatera Barat dibedakan dengan atapnya yang berlapis-lapis yang terbuat dari serat yang menyerupai Rumah Gadang, bangunan tempat tinggal orang Minangkabau. Contoh masjid yang menonjol dengan desain vernakular Minangkabau adalah [[Masjid Bingkudu]],<ref>{{cite web|title=KAJIAN Arsitektur pada Masjid Bingkudu di Minangkabau dilihat dari Aspek Nilai dan Makna|author=Dina Fatimah|url=http://di.unikom.ac.id/abstrak_masjid.pdf|access-date=2022-01-29|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304130835/http://di.unikom.ac.id/abstrak_masjid.pdf|dead-url=yes}}</ref> yang didirikan pada tahun 1823 oleh kaum Padri, dan [[Masjid Jami Taluak]], yang dibangun pada tahun 1860. Lembaga keagamaan penting lainnya, [[surau]] juga sering dibangun dengan gaya vernakular Minangkabau, dengan tiga atau lima atap tingkat dan ukiran kayu di bagian depan.
==Lihat juga==
* [[Penyebaran Islam di Nusantara]]
* [[Budaya Minangkabau]]
== Referensi ==
{{reflist|2}}
==Bibliografi==
*M.D. Mansoer et al. (1970). ''Sejarah Minangkabau''. Jakarta, Bhratara.
*Dobbin, Christine. (1992). ''Kebangkitan Islam dalam ekonomi petani yang sedang berubah: Sumatra Tengah, 1784-1847''. Inis.
*Jones, Gavin W. et al. (2009). ''Muslim-Non-Muslim Marriage: Political and Cultural Contestations in Southeast Asia''. Institute of Southeast Asian Studies.
*Hamka, (1967) ''Ayahku, Riwayat Hidup Dr H. Abd. Karim Abdullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera''. Jakarta.
*{{cite book |last=Dobbin |first=Christine |title=Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy: Central Sumatra, 1784–1847 |publisher=Curzon Press |year=1983 |isbn=0-7007-0155-9}}
*Ma'mur, Ilzamudin (1995). ''Abul Ala Mawdudi and Mohammad Natsir's Views on Statehood: A Comparative Study'' Montreal: McGill University. Retrieved 28 October 2011.
{{Islam di Indonesia}}
|