Perbandingan Buddhisme dengan Kekristenan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Faredoka memindahkan halaman Perbandingan Buddhisme dan Kekristenan ke Perbandingan Buddhisme dengan Kekristenan: "antara ... dan ..." atau "... dengan ..." |
||
(88 revisi perantara oleh 47 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Buddhisme|budaya}}
{{Kristen}}
[[Berkas:Christ et Buddha by Paul Ranson 1880.JPG|ka|jmpl|280px|Lukisan ''Kristus dan Buddha'' (1880) karya Paul Ranson.]]
Dalam kajian '''perbandingan antara agama Buddha dan Kristen''', sejumlah kesamaan dianggap terkandung dalam dua agama tersebut,<ref name="Buddhism 2004, page 160">Macmillan Encyclopedia of Buddhism (2004), hlm. 160</ref> bermula sejak [[misionaris]] [[Kristen]] tiba di [[Dunia Timur]] pada [[abad ke-13]], diikuti dengan kehadiran [[agama Buddha]] di [[Eropa Barat]] pada [[abad ke-18]] dan [[abad ke-19|ke-19]].<ref name=Davids/> Selama [[abad ke-20]], perbedaan antara dua agama tersebut juga mendapat sorotan.<ref name=Leslie140/>
Meskipun tampaknya ada kemiripan, agama Buddha dan Kristen memiliki perbedaan inheren dan fundamental dalam jati diri masing-masing, mulai dari konsep [[monoteisme]] yang menjadi asas pokok Kekristenan, yang berbeda dengan orientasi agama Buddha yang cenderung [[nonteisme|non-teistis]], serta bantahan terhadap kepercayaan akan Sang Pencipta dunia yang bertolak belakang dengan ajaran [[Tuhan dalam Kristen]]; lebih lanjut lagi, pentingnya [[diselamatkan oleh anugerah|penyelamatan oleh anugerah]] bertolak belakang dengan konsep [[karma]] yang tak terelakkan dalam mazhab [[Theravada]] dan sekte Buddha lainnya.<ref name=Numrich10/><ref name=Bromo515/>
Citra figur utama dua agama tersebut juga menekankan perbedaan yang menggambarkan kerangka kepercayaan masing-masing. [[Buddha Gautama]] wafat dalam damai pada usia tua,sedangkan [[Yesus]] mati menderita di atas [[penyaliban Yesus|salib]] dan mengalami kebangkitan (secara berwujud yang dapat di lihat dan diraba). Kematian Yesus dikatakan sebagai pengorbanan demi [[Penebusan Dosa|menebus dosa]] umat manusia. Sarjana Buddhis semisal [[Masao Abe]] memandang bahwa pentingnya makna penyaliban dalam agama Kristen merupakan 'jurang pemisah' yang mutlak antara agama Buddha dan Kristen.<ref name=Suzuki113/>
Banyak penelitian modern yang membantah dalil historis tentang perjalanan Yesus ke [[India]] atau [[Tibet]], atau kesan mempengaruhi-dipengaruhi antara ajaran Kristen dan Buddha, dan memandang perkara ini sebagai simbolisme paralel belaka, yang disertai oleh gejala [[paralelomania]], yaitu sikap melebih-lebihkan suatu kemiripan kecil, bahkan sepele.<ref name=Voorst17/>
== Awal dugaan kemiripan ==
Kabar tentang ajaran Buddha mulai terdengar di [[Eropa Barat]] pada [[abad ke-13]], setelah dibawa melalui perjalanan [[misionaris]] [[Kristen]] seperti [[Yohanes dari Montecorvino]], dan mulai hadir pada [[abad ke-16]] setelah misionaris seperti St. [[Fransiskus Xaverius]] bertugas di [[Dunia Timur|belahan bumi timur]].<ref name="Buddhism 2004, page 160"/>
Pada [[abad ke-19]], sebuah tema mengundang perhatian besar sejumlah pemikir. Mereka membicarakan tahun-tahun yang hilang dari [[kronologi kehidupan Yesus]], yaitu masa yang tidak disebutkan dalam kitab-kitab [[Injil]], ketika Ia berusia antara 12 sampai 30 tahun. Ada yang berspekulasi bahwa saat itu Dia pergi ke India, mengambil ide-ide Buddhisme.<ref>{{cite web | url=http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2010/04/30/brk,20100430-244493,id.html | title=Yesus Pernah Tinggal di Wihara Buddha, Benarkah? | publisher=Tempo Interaktif | date=30 April 2010 | access-date=2011-05-29 | archive-date=2010-05-03 | archive-url=https://web.archive.org/web/20100503133006/http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2010/04/30/brk,20100430-244493,id.html | dead-url=yes }}</ref>
Pada abad ke-19, beberapa ilmuwan mulai merasakan persamaan antara ajaran Buddha dan Kristen, contohnya pada tahun 1878, [[T.W. Rhys Davids]] menulis bahwa misionaris zaman dahulu yang datang ke Tibet mengamati bahwa kemiripan sudah terlihat sejak kontak pertama: "[[Lamaisme]] dengan [[lama|pendetanya yang botak]], lonceng dan rosario, arca dan [[air suci]], pemimpin agung dan kepala biara, biarawan dan rahib dengan berbagai tingkatan, prosesi dan hari puasa, [[pengakuan dosa]] dan [[penyucian]], dan pemujaan terhadap dewi suci, sangat mirip dengan [[Katolik Roma|Romanisme]], sehingga para misionaris Katolik mulanya berpikir bahwa itu merupakan imitasi agama Kristus yang didalangi oleh [[iblis]]."<ref name=Davids>{{citation| title=Encyclopædia Britannica | year=1878 | chapter=Buddhism | first=T.W. Rhys (ed.) | last=Davids}}</ref> Pada tahun 1880, Ernest De Bunsen membuat pengamatan serupa—dengan pengecualian tentang kematian Yesus di kayu salib, serta doktrin [[Penebusan Dosa]] dalam Kekristenan—bahwa banyak teks Buddhis kuno yang mirip dengan tulisan dalam [[Injil]] tentang [[kronologi kehidupan Yesus|kehidupan]] dan ajaran Yesus.<ref>Ernest De Bunsen, The Angel Messiah of Buddhists, Essenes and Christians (London, 1880), hlm. 50.</ref>
Pada tahun [[1897]], di Jerman muncul satu buku yang berjudul: “Vergleichende Ubersicht der vier Evangelien” (Studi perbandingan empat [[Injil]]) oleh S.E. Verus.<ref>S. E. Verus. Vergleichende Uebersicht (Vollständige Synopsis) der vier Evangelien in unverkürtztem Wortlaut: (Luther-Uebersetzung, rev. Ausg. Halle 1892). Leipzig: P. van Dyk, 1897. (S.E. Verus adalah nama pena dari pengarang sebenarnya: Titus Voelkel).</ref> Verus mencatat pendapat bahwa sejumlah catatan [[Alkitab]] mengenai kehidupan Yesus berisi banyak sekali persamaannya dengan kehidupan Buddha seperti yang diyakini oleh para pengikutnya saat itu.
Penulis buku ''Jesus's Godama Sources'' mengklaim bahwa dalam kebudayaan Barat, atau kebudayaan Kristen, tidak ada kesadaran untuk mengakui sikap menyerap gagasan dari luar. Untuk mendukung klaim ini, penulis mengutip kata-kata Max Muller dalam buku ''India, What Can it Teach Us'', yang menyatakan: "Secara alami, kita pasti langsung menganggap bahwa kisah-kisah Buddhis merupakan adaptasi dari buku-buku Kristen, dan bukan sebaliknya. Namun kini pemikiran para sarjana berubah. Beberapa cerita (Kristen) ditemukan dalam kitab Buddha Hinayana dan tentu saja berasal dari masa sebelum agama Kristen."<ref>{{citation| title=Jesus's Godama Sources | last=Hopkins | first=Daniel| publisher=CreateSpace Independent Publishing Platform | year=2013 | url=http://books.google.co.id/books/about/Jesus_s_Godama_Sources.html?id=dEAMlgEACAAJ&redir_esc=y| pages=65 | isbn=1480127310}}</ref>
Pada tahun 1904, William Crooke berpendapat bahwa [[rosario]] umat Kristen sesungguhnya berasal dari India, dan hadir di Eropa Barat karena [[Perang Salib]], dengan bentuk awal berdasarkan versi muslim, yaitu [[tasbih]].<ref>{{cite book|last=Crooke|first=William|url=http://books.google.com/?id=o6UCAAAAMAAJ&pg=RA5-PA407&lpg=RA5-PA407&dq=rosary+india+crusades#PPP12,M1|title=Things Indian: Being Discursive Notes on Various Subjects Connected with India|publisher=Charles Scribner's Sons|location=New York|year=1904|accessdate=2007-01-14}}</ref> Tahun 1921, [[Charles Eliot (diplomat)|Charles Eliot]], duta besar Inggris untuk Jepang juga menulis kemiripan antara ajaran Kristen dengan padanannya dalam tradisi Buddha, dan berhipotesis bahwa keduanya berpangkal pada asal yang sama.<ref>{{citation| last=Eliot | first=Charles | title=Hinduism and Buddhism, An Historical Sketch | volume=3 | publisher=General Books LLC | year=2010 | isbn=1151475882 | url=http://books.google.co.id/books?id=DFxMCaGecIgC&printsec=frontcover&dq=hinduism+and+buddhism&hl=id&sa=X&ei=ZvUPU4yvMMWNrge9-YG4AQ&ved=0CDoQ6AEwAg#v=onepage&q=hinduism%20and%20buddhism&f=false}}</ref> Pada awal abad ke-20, [[Burnett Hillman Streeter]] berpendapat bahwa ajaran moral Sang Buddha memiliki empat kesamaan dengan [[khotbah di bukit]].<ref>{{cite journal |title=Did Buddhism influence early Christianity? |first=N. S. |last=Chandramouli |publisher=The Times of India |date=1997-05-01}}</ref>
Pada akhir abad ke-20, sejarawan [[Jerry H. Bentley]] juga menulis anggapan kemiripan dan berkata bahwa ada kemungkinan "agama Buddha memengaruhi perkembangan awal agama Kristen" dan mengajukan "sejumlah hal menarik yang mengandung kemiripan seputar kelahiran, riwayat, doktrin, dan kematian antara Sang Buddha dan Yesus".<ref>{{cite book|title=Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times|first=Jerry H.|last=Bentley|publisher=Oxford University Press|year=1992|isbn=978-0-19-507640-0|page=240}}</ref> Beberapa pemuka Buddhis juga menarik hubungan antara Yesus dan Buddhisme, contohnya pada tahun 2001, [[Tenzin Gyatso|Dalai Lama]] menyatakan bahwa "Yesus Kristus juga pernah mengalami kehidupan sebelumnya," dan menambahkan bahwa "Seperti yang Anda ketahui, Ia telah mencapai tingkatan yang tinggi, entah sebagai [[Bodhisatwa]], atau orang yang tercerahkan, melalui praktik Buddhis atau semacamnya".<ref>{{citation| last=Beverley | first=James A. | chapter=Hollywood's Idol | title=[[Christianity Today]] | url=http://www.christianitytoday.com/ct/2001/june11/15.64.html | date=11 Juni 2001 | volume=Vol.45, No. 8 | accessdate=20 April 2007}}</ref>
== Kemiripan yang spesifik ==
{{see also|Mukjizat Buddha Gautama|Mukjizat Yesus Kristus}}
[[Berkas:GoddessHaririWithBaby.jpg|jmpl|150px|Arca [[Hariti]] dari [[Gandhara]], [[abad ke-2]] atau [[abad ke-3|ke-3]] Masehi. Hariti diduga sebagai asal usul pencitraan [[Bunda Maria]].<ref name="Foucher p.271">{{citation| author=Foucher |title=The Beginnings of Buddhist Art | pages=271}}</ref>]]
R.C. Amore menggarisbawahi mukjizat yang tercatat dalam bab pertama ''[[Mahavagga]]'', ''Kitab Aturan, IV'', yang menceritakan bahwa Sang Buddha pernah menunjukkan kekuatan adikodrati yang dimilikinya. Amore berpikir bahwa Yesus sendiri terpengaruh oleh ajaran Buddha, serta bahan agama Buddha terus memengaruhi agama Kristen saat masih berkembang.<ref>{{citation|url=http://books.google.com/books?id=d6RNLSC1hGEC&pg=PA22 | title = Jesus' Walking on the Sea: An Investigation of the Origin of the Narrative}}</ref> R. Stehly memberikan enam contoh kemiripan antara kisah [[Yesus berjalan di atas air]] dengan ''[[Jataka|Jataka 190]]'' dalam sastra Buddhis.
Ahli [[sinologi]] [[Martin Palmer]] mengajukan pendapat tentang kemiripan antara [[Bunda Maria]] dengan [[Kwan Im]]. Kwan Im adalah nama Tionghoa untuk seorang bodhisatwa di India dan Tibet, yaitu [[Awalokiteswara]], yang secara perlahan mengalami proses feminisasi di Tiongkok pada akhir milennium pertama, setelah periode [[proselitisasi]] oleh orang [[Nestorianisme|Kristen Nestoria]]-[[bangsa Turk|Turk]].<ref>{{citation| last=Palmer |first=Martin |title=The Jesus Sutras: Rediscovering the Lost Scrolls of Taoist Christianity | place=New York |publisher=Ballantine | year=2001 |pages=241-243}}</ref> Yayasan [[Tzu-Chi]], sebuah organisasi Buddhis Taiwan, juga memerhatikan kemiripan tersebut, dan mengomisi sebuah lukisan Kwan Im dan seorang bayi yang mirip dengan lukisan [[Madonna|Bunda Maria memangku Yesus]] pada umumnya.
Z. P. Thundy telah mensurvei kemiripan dan perbedaan antara kisah kelahiran Sang Buddha yang beribu Ratu [[Mahamaya]], dengan Yesus yang beribu Maria, dan menekankan bahwa selain adanya kemiripan—semisal kelahiran dari seorang perawan—ada pula beberapa perbedaan, contohnya Maria berumur lebih panjang daripada Yesus, sedangkan Mahamaya wafat tak lama setelah melahirkan Buddha, sebagaimana yang terjadi pada ibu [[Daftar 28 Buddha|para Buddha lainnya]] menurut kisah Buddhis.<ref name=Thundy95/> Thundy tidak menegaskan adanya bukti historis bahwa kisah kelahiran Yesus dalam Kekristenan memiliki asal usul dari kisah Buddhis, namun berpendapat bahwa dugaan itu merupakan rintisan untuk penelitian lebih lanjut.<ref name=Thundy95>{{citation| title=Buddha and Christ | first=Zacharias P. | last=Thundy | date=1 Januari 1993 | isbn=9004097414 | pages=95-96}}</ref>
== Kepercayaan yang sama sekali berbeda ==
Ada perbedaan inheren dan fundamental antara agama Buddha dan Kristen; salah satu perbedaan yang signifikan adalah [[monoteisme]] sebagai kepercayaan dasar agama Kristen dan ketergantungan terhadap [[Tuhan|Tuhan personal]], sedangkan agama Buddha pada umumnya bersifat [[nonteisme]] dan menolak adanya Tuhan personal sehingga nilai-nilai ketuhanan sudah terkandung dalam dunia itu sendiri.<ref name=Numrich10>{{citation| title=The Boundaries of Knowledge in Buddhism, Christianity, and Science | first=Paul D. | last=Numrich | year=2008 | isbn=3525569874 | pages = 10}}</ref>
[[Doa Syahadat Nicea]], yaitu kredo Kekristenan yang sering ditemui di seluruh dunia, menyatakan bahwa "Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan".<ref name=Bromo515>{{citation| title=International Standard Bible Encyclopedia: E-J | first=Geoffrey W. | last=Bromiley | year=1982 | isbn=0802837824 | pages=515-516}}</ref> Akan tetapi, gagasan penciptaan yang teistis pada umumnya terasa asing dalam filsafat Buddhis, dan perdebatan mengenai keberadaan Tuhan barangkali merupakan 'dinding penghalang' tak terelakkan antara ajaran Kristen dan Buddha.<ref name=Numrich10/><ref name=Lim34>{{citation| title = Communicating Christ in the Buddhist World | first1=Paul | last1=De Neui | first2=David | last2=Lim | year=2006 | isbn=0878085106 | pages=34}}</ref> Meskipun ajaran mazhab Buddha [[Mahayana]] menyiratkan kepercayaan akan [[Bodisatwa]], hal ini sangatlah berbeda dengan gagasan Tuhan Sang Pencipta dalam ajaran Kristen.<ref name=Lim34/><ref name=Norman149/> Sungguhpun beberapa aliran Buddhisme meyakini keberadaan [[Buddha abadi]] yang impersonal atau [[trikaya|kekuatan daya cipta]], pada umumnya ajaran Buddha memandang alam semesta sebagai sesuatu yang tak pernah dimulai dan tak akan berakhir.<ref>{{citation| first=Guang |last=Xing | title=The Concept of the Buddha | publisher=RoutledgeCurzon | place=London | year=2005 | pages=89}}</ref><ref>{{cite book|last = Hattori|first = Sho-on|title = A Raft from the Other Shore: Honen and the Way of Pure Land Buddhism|publisher = Jodo Shu Press|year = 2001|isbn = 4-88363-329-2|pages=25–27}}</ref>
Ada perbedaan inheren antara kepercayaan Kristen dan Buddha tentang [[akhir zaman]] dan [[eskatologi]].<ref name=Walls552>{{citation| title=The Oxford Handbook of Eschatology | first=Jerry L. | last=Walls | year=2010 |isbn=0199735883}}</ref> Jan Nattier menyatakan bahwa kendati Buddhisme memiliki gagasan "eskatologi relatif" yang mengacu kepada siklus kehidupan yang spesifik, istilah "eskatologi Buddha" tidak mengajarkan adanya akhir zaman, atau kepercayaan bahwa dunia akan hancur dalam satu hari; kitab Buddhis berkali-kali menekankan bahwa "[[Saṃsāra|reinkarnasi]] yang terus berputar" merupakan siklus kelahiran-kematian yang tidak pernah berawal.<ref name=Walls552/> Di sisi lain, eskatologi Kristen secara langsung mengajarkan konsep "musnahnya seluruh ciptaan" pada [[Pengadilan Terakhir|Hari Pengadilan Terakhir]], ketika dunia sudah mencapai batas umurnya.<ref>{{citation| title=The Oxford Companion to Christian Thought | first=Adrian | last=Hastings | first2=Alistair | last2=Mason | first3=Hugh | last3=Pyper | year=2000 | isbn=0198600240 | pages=206}}</ref> Ditinjau secara umum, pandangan Buddhis dan Kristen tentang akhir zaman benar-benar sama sekali berbeda.<ref name=Walls552/>
Ada perbedaan fundamental lainnya, contohnya [[diselamatkan oleh anugerah|penyelamatan oleh anugerah]] dalam agama Kristen merupakan salah satu iman pokok dalam teologinya, sedangkan mazhab Buddha [[Theravada]] mengajarkan bahwa tiada satu pun yang dapat mencampuri jalannya [[karma]] sehingga segala macam usaha penyelamatan tidak diakui dalam ajaran tersebut.<ref name=Norman149>{{citation| title=Encyclopedia of Reincarnation and Karma | first=Norman C. | last=McClelland | year=2010 | isbn=0786448512 | pages=149}}</ref> Meskipun demikian, mazhab Buddha [[Mahayana]] memandang perihal tersebut secara berbeda.<ref>{{citation| first=Richard K. | last=Payne (ed.) | title=Tantric Buddhism in East Asia | publisher=Wisdom Publications | isbn=0861714873 | year=2006 | pages=74}}</ref>
[[Penyaliban Yesus]] merupakan sebuah peristiwa bersejarah yang diyakini oleh umat Kristen sebagai upaya penebusan dosa.<ref name=Leslie140>{{citation| title=Jesus: The Complete Guide | first=J. L. | last=Houlden | year=2006 | isbn=082648011X | pages=140-144}}</ref> Maka dari itu, keyakinan ini menimbulkan perbedaan besar antara ajaran Kristen dan Buddha.<ref name=Leslie140/><ref name=Abe99>{{citation| title=Buddhism and Interfaith Dialogue | author=[[Masao Abe|Abe, Masao]]; Heine, Steven | year=1995 | pages=99-100}}</ref> Sarjana Buddhis [[Masao Abe]] berpendapat bahwa meskipun "peristiwa penyaliban" merupakan keyakinan dasar agama Kristen, tidak menutup kemungkinan bagi agama Buddha untuk mengakui pentingnya peristiwa tersebut.<ref name=Abe99/> Filsuf Buddhis [[D. T. Suzuki]] menyatakan bahwa tiap kali melihat gambaran penyaliban, ia teringat akan "jurang pemisah yang dalam" antara agama Kristen dan Buddha.<ref name=Suzuki113>{{citation| title=Mysticism, Christian and Buddhist | first=Daisetz Teitaro | last=Suzuki | year=2002 | isbn=1605061328 | pages=113}}</ref>
Perbedaan inheren dalam sistem kepercayaan juga tersirat pada citra ikonis dari dua agama tersebut.<ref name=Leslie140/> Gambaran penyaliban Yesus yang penuh derita sebagai pengorbanan untuk [[Penebusan Dosa|menebus dosa]] umat manusia merupakan ikonografi penting dalam agama Kristen, dan sama sekali berbeda dengan kematian damai yang dialami [[Buddha Gautama]] saat berumur 80 tahun, yang berbaring di bawah dua pohon serta menanti [[Nirwana]].<ref name=Leslie140/>
Selain itu, penelitian modern secara umum menolak pendapat tentang pengaruh agama Buddha terhadap Kekristenan, dan menganggapnya rekaan belaka tanpa dalil historis.<ref name=Voorst17>{{citation| last=Van Voorst | first=Robert E. | year=2000 | title=Jesus Outside the New Testament: An Introduction to the Ancient Evidence | publisher=Eerdmans Publishing | isbn=0-8028-4368-9 | pages=17}}</ref><ref name=Les140>{{citation| title=Jesus: The Complete Guide | year=2006 | first=Leslie | last=Houlden |isbn=082648011X |pages=140–144}}</ref><ref name=Borg303>{{citation| title=The Historical Jesus in Recent Research | author=Dunn, James D. G. & McKnight, Scot (ed.) | year=2006 | isbn=1-57506-100-7 | pages=303}}</ref> [[Paula Fredriksen]] menyatakan bahwa tidak ada tulisan ilmiah tepercaya yang menceritakan Yesus tanpa memakai latar belakang situasi Yahudi Palestina abad ke-1.<ref name=PaulaF26>{{citation| last=Fredriksen | first=Paula | title=From Jesus to Christ | publisher=Yale University Press | year=2000 |pages=xxvi}}</ref>
== Lihat pula ==
* [[Agama Buddha dan Kekristenan]]
* [[Indeks artikel terkait agama Buddha]]
* [[Daftar orang Kristen yang berpindah ke Buddha]]
* [[Parallelomania]]
* [[Pandangan agama tentang kebenaran]]
* [[Agama Buddha sekuler]]
== Referensi ==
{{reflist|2}}
<!--
==Buddha==
{{main|Buddha}}
[[Siddhartha Gautama|Pangeran Siddharta]] dilahirkan pada tahun [[563 SM]] di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sala. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai.{{cn}}
Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha.Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi Buddha.{{cn}}
Lima pertapa yang mendampingi Beliau di hutan Uruwela termasuk Kondañña merupakan murid pertama Sang Buddha yang mendengarkan khotbah pertama Dhammacakka Pavattana,dimana Beliau menjelaskan mengenai Jalan Tengah yang ditemukan-Nya, yaitu Delapan Ruas Jalan Kemuliaan termasuk awal khotbahNya yang menjelaskan "Empat Kebenaran Mulia".
Buddha Gautama berkelana menyebarkan Dharmaselama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia 80 tahun, saat ia menyadari bahwa tiga bulan lagi ia akan mencapai Parinibbana.
Sang Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu Parinibbana (versi Buddhisme Mahayana, 486 SM pada hari ke-15 bulan ke-2 kalender Lunar. Versi WFB pada bulan Mei 543 SM).
{{takakurat}}
==Ajaran Buddha==
Sejarah kehidupan Buddha tidak pernah mulai ditulis hingga setelah zaman [[Yesus]], maka menurut teori, para pendeta pun pasti dapat menjelaskan perihal Buddha apa pun yang mereka sukai. Sudah tentu banyak sekali ajaran akhlak agama Buddha sebelum periode ini; tetapi kata mereka yang mengakui pengaruh Kristen pada agama
Sepuluh ''Sīla'' (lihat ''Dasasīla'', ''Paritta Suci'', hal 52, "Yayasan Dhammadīpa Ārāma'' <ref name="Paritta Suci">[http://samaggi-phala.or.id/download/paritta/Paritta_Suci.pdf], paritta suci. </ref>) seperti berikut:
Baris 30 ⟶ 92:
# ''Jataruparajata pattiggahana veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi'' (Aku bertekad akan melatih diri menghindari menerima emas dan perak, uang).
Sedangkan, [[Sepuluh perintah Allah|10 perintah Allah]] yang diberikan kepada [[Musa]] secara ringkas adalah:<ref name="Kel20"/>
# Jangan menyembah ilah lain
# Jangan membuat patung
Baris 48 ⟶ 109:
Di dalam bukunya: “Buddhism”, Sir Monier Williams menulis (halaman 45), dikatakan bahwa enam murid Buddha ada seorang yang dinamakan Yasa – satu nama yang muncul dengan kata lain dari “Yasu” (Yesus){{cn}}. Begitu pula, Doktor Hermann Oldenberg di dalam bukunya: “Buddha”, mengatakan, bahwa di dalam bab pertamanya buku “Mahawaga” dikatakan bahwa pengganti Buddha pasti seorang yang bernama Rahula, yang juga dilukiskan sebagai seorang pengikut{{cn}}. “Rahula” serumpun dengan “Ruhullah” yang di dalam bahasa Ibrani adalah salah satu gelar Yesus.{{cn}}
===Penelaahan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad===
Pada tahun [[1899]], muncullah penelaahan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang luar biasa: “Masih Hindustan Mein”, yang mengemukakan secara terperinci persamaan atara Buddha dan Yesus. Semua itu bagaikan dihakimi oleh pernyataan kehidupan mereka, banyak sekali didapati, dan penulis itu menggambarkan perhatian yang sangat serupa antara nama-nama yang berhubungan dengan Buddha dan yang berhubungan dengan Yesus. “Buddha” (nama aslinya ialah Sidharta Gautama) artinya “seseorang yang menerangi”{{cn}}, dan begitu pula Yesus memanggil dirinya sendiri “Terang Dunia” (Yohanes 8:12). Yesus dipanggil “Guru” oleh para pengikutnya, dan Buddha pun dipanggil “Sasata” yang artinya sama. Kedua-duanya sama-sama dipanggil “pangeran dan “raja”. Yesus dipanggil “pelindung si lemah”. Buddha “pelindung orang yang tak mempunyai perlindungan” (Asarn Sarn). Masih banyak lagi corak yang saling berhubungan seperti itu.
Ia rupanya sama, kata Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, karena orang-orang Buddha di dalam kitab-kitabnya memproduksi kembali apa-apa yang terkandung di dalam keempat kitab Injil. Jelas sekali, bahwa persamaan antara apa yang dikemukakan Buddha dan apa yang dikemukakan Yesus adalah berlipat ganda. Secara alami pendapat itu bisa berbeda; sedangkan beberapa orang melihat Yesus telah dipengaruhi oleh agama Buddha (selama pengembarannya yang pertama ke India), sementara lainnya melihatnya seperti dialah yang mempengaruhinya.
Baris 69 ⟶ 129:
! Buddha || Yesus
|-
| Buddha diperanakkan dari
|-
|
|-
| Berita tentang kelahiran Buddha itu disiarkan beritanya dari atas langit oleh suatu asterim nampak naik ditepi langit{{cn}}. Asterim itulah disebut Bintang Utusan{{cn}}.||[[Kelahiran Yesus]] itu ditandai dengan munculnya bintang yang nampak bergerak di langit. Bintang itu disebut [[Bintang Natal]].<ref name="Mat2">[[Matius 2]]</ref>
|-
| Siddharta anak Maha Maya, lahir pada saat bulan purnama Sidhi.[http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_1]|| Yesus anak Maria, seorang anak dara yang dituruni [[Roh Kudus]], dianggap diperanakkan pada hari [[Natal]].<ref>[[Kelahiran Yesus]] diperingati pada hari [[Natal]], meskipun tidak diketahui jelas pada tanggal berapa Ia dilahirkan dan diduga bukan dalam bulan-bulan musim dingin ([[Desember]] maupun [[Januari]]).</ref>
|-
| Ketika Siddharta lahir, dua arus dingin dan hangat turun dari langit dan membasuh tubuhnya. Dia berdiri dan berjalan 7 langkah, dan di tiap langkahnya ditumbuhi bunga teratai.|| Ketika Yesus dilahirkan, maka kemuliaan Tuhan kelihatan bercahaya di luar tempat kelahiran-Nya. Sejumlah besar bala tentara sorga memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."<ref name="Luk2">[[Lukas 2]]</ref><ref>{{Alkitab|Lukas 2:8-15}}</ref>
|-
| Siddharta lahir sebagai seorang pangeran putra mahkota kerajaan Sakya di taman Lumbini, pewaris tahta ayahnya Raja Suddhodana.[http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_1]||Yesus lahir sebagai seorang yang berhak menjadi raja Israel, karena catatan silsilahnya menunjukkan Ia berada dalam garis keturunan raja-raja Israel dari raja Daud,<ref name="Mat1"/> meskipun Ia lahir di palungan (tempat makanan ternak).<ref name="Luk2"/>
|-
| Siddharta didatangi oleh pertapa tua Asita yang meramalkan bahwa ia akan menjadi Buddha. Pada kesempatan lain para pertapa yang diundang meramalkan Siddharta akan menjadi raja dunia atau seorang Buddha, kecuali pertapa bernama Kondanna yang dengan tegas mengatakan Dia akan menjadi Buddha.[http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_1]||Belum selang satu hari setelah lahir, Yesus disambut sebagai "Mesias, anak Daud".<ref name="Luk2"/> Yesus disunat menurut hukum Yahudi ketika berusia 8 tahun. Dan setelah berusia 40 hari, Yesus bertemu dengan 2 orang saleh yang mengetahui beberapa sifat ke-Tuhanan yang ada pada kanak-kanak itu.<ref name="Luk2"/> Setelah itu Yesus didatangi oleh orang-orang alim ([[orang-orang Majus dari Timur]]) yang menyembah-Nya sebagai raja.<ref name="Mat2"/>
|-
| Sidharta tumbuh dengan segala kemewahan. Di usia 7 tahun Siddharta memiliki 3 kolam bunga Teratai.[http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_1]||Kanak-kanak Yesus itu diberi hadiah persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur oleh orang-orang Majus dari Timur.<ref name="Mat2"/>
|-
| Ketika Buddha masih kanak-kanak ia berkata kepada ibunya{{cn}}: ‘Aku inilah yang terbesar di antara manusia semua’.||Ketika Yesus masih akan menjelma ke dalam rahim Maria, malaikat mengatakan kepada Maria bahwa "Namanya adalah Yesus dan Dia akan disebut anak Allah".<ref name="Luk1"/>
|-
| Setelah melahirkan, 7 hari kemudian, Maya ibunya, mati||Maria, yang melahirkan Yesus masih hidup setelah [[Kebangkitan Yesus|Yesus bangkit]] dari kematian dan [[Kenaikan Yesus|naik ke langit]].<ref>[[Kisah Para Rasul 1]]</ref>
|-
| Siddharta adalah seorang anak yang dicintai banyak orang.[http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_1]|| Yesus adalah seorang anak yang ditakuti keberadaan-Nya oleh musuh-musuh-Nya. Hidupnya terancam oleh raja [[Herodes Agung|Herodes]], yang berdaya upaya membunuh anak itu sebab takut Yesus akan dapat mengalahkannya kelak.<ref name="Mat2"/>, tetapi kemudian menjadi rabbi yang menjadi perhatian banyak orang.<ref>[[Yohanes 2]]</ref>
|-
| Siddharta adalah siswa yang terpandai dan terbaik dalam segala hal bahkan menjadi lebih pandai dari guru-guru-Nya.[http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_1]|| Ketika Yesus dibawa ke [[Bait Allah]], guru-guru-Nya heran melihat Dia.<ref name="Luk2"/> --><!--"bukan dalam Injil: Zakheus gurunya berkata kepada Yusuf: Apa sebab kamu bawa anak ini kepadaku supaya aku ajar, sedang ia lebih pandai dari padaku.--><!--
|-
| Di usia muda, Siddharta mampu melebihi para gurunya.[http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=riwayat_buddha_1]|| Setelah umur Yesus dua belas tahun, Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Bait Allah di Yerusalem. Ia duduk dalam rumah Allah di tengah-tengah para imam yang mendengarkan perkataan-Nya dan Ia bersoal jawab dengan mereka.<ref name="Luk2"/>
|-
| Maka sejarah Buddha Gautama itu jika diturunkan dari pihak Sadhodana, bapaknya, sampai kepada Maha Sammata{{cn}}, yaitu Raja yang pertama-tama di dunia, semuanya
|-
| Buddha berkata: Sembunyikanlah pekerjaanmu yang baik dan patutlah kamu mengakui dan memperlihatkan dosamu kepada dunia{{cn}}.|| Pengajaran Yesus kepada manusia, hendaklah manusia merahasiakan amalnya yang baik, sebaiknya patutlah manusia mengakui mengakui dosanya dan bertobat.<ref>[[Matius 6]]</ref>
|-
| Mara mencoba Buddha sambil katanya: Dangan kamu lanjutkan merasuk kehidupan secara agama, maka dalam tujuh hari kamu akan menjadi raja memerintah segala dunia{{cn}}.|| Setan menunjukkan kepada Yesus segala kerajaan dunia sambil katanya:
|-
| Buddha tidak memperdulikan perkataan orang jahat itu sambil berkata kepadanya: Enyahlah kamu daripadaku{{cn}}.||Yesus tidak memperdulikan perkataan Iblis dan Ia berkata kepadanya:
|-
| Setelah Mara meninggalkan Buddha, maka turunlah hujan bunga dari langit dan bau yang harum ditiup angin{{cn}}.|| Setelah
|-
| Buddha berpuasa dalam waktu lama{{cn}}.||Yesus berpuasa hingga empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya sebelum dicobai Iblis.<ref name="Mat4"/>
|-
| Bayi Buddha (Juru Selamat){{cn}} dimandikan dan tersebutlah bahwa Roh Tuhan hadir dalam air mandi suci itu{{cn}}. Artinya, tidak hanya tuhan yang mahatinggi saja ada di situ, tetapi Roh Suci pun ada sertanya, yaitu Roh yang menyanyi sebab Buddha menjelma pada tubuh anak dara Maya{{cn}}.||[[Pembaptisan Yesus|Yesus dibaptiskan]] (dimasukkan ke dalam air) pada usia sekitar 30 tahun oleh [[Yohanes Pembaptis]] dalam [[sungai Yordan]]. Pada saat ke luar dari air [[Roh Allah]] turun ke atas Yesus dalam rupa burung merpati dan terdengar suara dari surga yang mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.<ref>[[Matius 3]], [[Markus 1]], [[Lukas 3]], [[Yohanes 1]].</ref>
|-
| Pada suatu ketika, kira-kira dekat pada akhir hidupnya di dunia, tiba-tiba Buddha Gautama berubah rupa mukanya{{cn}}. Sementara ia di atas gunung di negeri Silon, datanglah terang jatuh kepadanya dan bernyala mengelilingi kepalanya{{cn}}. Rupanya seperti bulatan dari pada terang{{cn}}. Gunung itu disebut Pendawa, artinya ‘yang berupa putih-kuing’. Maka tersebutlah bahwa kemuliaan diri Gautama nampak dua kali ganda kuatnya dan dirinya terlihat sebagai arca keemasan yang gilang gemilang rupanya, sebagai terang matahari dan bulan. Pada waktu itu segala orang yang hadir berkata, bahwa Gautama itu bukan seorang manusia biasa atau seorang manusia belaka{{cn}}. Dan pada ketika itu diri Buddha terbagi menjadi tiga bagian, pada masing-masing bagian bernyala terang yang bercahaya{{cn}}.||Pada suatu ketika, [[Transfigurasi Kristus|Yesus berubah rupa muka dan pakaiannya]]: ‘Maka oleh Yesus dibawanya sertanya akan Petrus dan Yohanes dan Yakobus lalu naik ke atas sebuah gunung. Maka sementara ia meminta doa berubahlah rupa mukanya dan pakaiannya putihlah gilang-gemilang.
|-
| Buddha memperbuat beberapa mukjizat yang besar-besar untuk kebaikan manusia. Dongeng-dongeng yang berhubungan dengan kehidupannya penuh dengan mukjizat yang luar biasa dan mengherankan itu{{cn}}.||Yesus membuat [[Mukjizat Yesus|banyak mukjizat]] yang luarbiasa untuk kebaikan manusia (menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan ribuan orang dan sebagainya). Catatan kehidupannya ([[Injil]]) berisi berbagai mukjizat yang luar biasa dan mengherankan itu.
|-
| Buddha berkata: Biarlah dosa dunia ini semua tertimpa atas diriku{{cn}}, supaya dunia dapat tertolong{{cn}}.|| Yesus adalah menjadi Juru selamat bagi manusia sedunia; segala dosa dunia biarlah tertimpa kiranya atas dirinya, supaya dunia mendapat keselamatan.<ref>[[Yesaya 53]], {{Alkitab|Roma 5:6-8}}</ref>
|-
| Buddha dibayangkan sebagai sebuah badan dari pada terang{{cn}}, yang dimusuhi oleh Mara artau Naga{{cn}}, yaitu suatu kekuatan gelap{{cn}} atau ‘Ular yang berdosa’{{cn}}.||Yesus menyatakan diri "bintang fajar" yang mengalahkan ‘Ular tua’, yakni setan-setan atau musuh dan lawan.<ref>
|-
| Buddha datang tidak hendak merombak syariat{{cn}}, melainkan hendak menggenapinya{{cn}}. Ia suka mengumpamakan dirinya sendiri sebagai suatu mata rantai dalam suatu ikatan rantai panjang antara guru-guru yang mendapat ilham{{cn}}.||Yesus datang tidak hendak merombak syariat, melainkan hendak menggenapinya:
|-
| Pada suatu hari berjumpalah Ananda, sahabat Buddha{{cn}} dengan Matangi, seorang perempuan yang berderajat rendah bangsa Candala pada sebuah telaga. Sementara itu iapun meminta sedikit air kepada perempuan itu. Maka perempuan itu menyatakan kepadanya bahwa ia dalah seorang perempuan dari derajat rendah, maka ia tidak boleh dekat-dekat dengan Ananda.||Pada suatu hari, setelah Yesus melakukan perjalanan jauh, datanglah Ia ke daerah Samaria. Maka karena Ia letih berjalan, duduklah ia di dekat sebuah sumur. Datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air, lalu Yesus berkata kepadanya: ‘Berilah aku minum’. Maka sahut perempuan Samaria itu kepadanya: ‘Bagaimana hal ini, tuan seorang Yahudi minta minum kepada saya seorang perempuan Samaria, karena orang Yahudi tidak beramah tamah dengan orang Samaria’.<ref>[[Yohanes 4]]</ref>
|-
| Buddha berkata: Maka maksud segala perbuatanku adalah hendak melakukan belas kasihan kepada sesama manusia{{cn}}.||Yesus berkata:
|-
| Pada ketika Buddha mula-mula menjadi Guru, pergilah ia kenegeri Benares dan diucapkannya suatu kotbah
|-
| Barang siapa menjadi
|-
| Tertulis dalam ‘Kitab Suci Buddha’, bahwa orang banyak meminta tanda kepada Buddha supaya mereka percaya kepadanya{{cn}}.||Tertulis dalam [[Perjanjian Baru]], bahwa orang banyak meminta tanda kepada Yesus supaya mereka dapat percaya kepadanya.
|-
| Apabila Buddha sudah hampir mangkat, maka dikatakannyalah suatu nubuat tentang sesuatu yang hendak datang kelak, katanya: Hai Ananda, jika kelak aku sudah pergi, janganlah kamu menduga bahwa Buddha sudah tidak ada lagi; segala perkataan yang sudah kuajarkan dan segala perintahkuy hendaknya menjadi suatu pusaka bagimu dan kamu pandang akan dia sebagai Buddha{{cn}}.||Apabila Yesus sudah hampir kepada mangkat, maka dikatakannya suatu nubuat tentang masa yang akan datang, katanya: "Baptiskanlah mereka itu demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus dan ajarkan kepada mereka itu menurut segala sesuatu yang telah kupesan kepadamu. Bahwa sesungguhnya adalah Aku serta dengan kamu pada sedia kala hingga kepada kesudahan alam ini.<ref>{{Alkitab|Matius 28:18-20}}</ref>
|-
| Di dalam kitab Sumadewa tersebut seperti berikut: ‘membuangkan saegala kekayaan kita adalah suatu kebajikan yang amat sukar dijalankan dalam dunia ini. Barang siapa membuangkan kekayaannya, maka adalah ia seperti membuangkan jiwanya, sebab jiwa kita seakan-akan terikat pada kekayaan itu. Akan tetapi apabila hati Buddha datang pada belas kasihan, maka iapun membuangkan jiwanya seperti dibuangkannya rumput dari padanya. Apakah perlunya kita memikir-mikirkan kekayaan yang tak berguna itu! Oleh karena kebajikan yang mulia itu, ketika diri Buddha telah terlepas dari segala nafsu keduniaan dan oleh karenanya ia memperoleh ilmu keTuhanan, maka sejak itu mencapai derajat Buddha. Oleh karena itu patutlah orang yang berbudi apabila ia dapat melepaskan diri dari segala nafsu kenduniaan maka ia lalu berbuat kebaikan bagi segala mahluk sekalipun misalnya perlu ia mengurbankan jiwanya supaya ia dapat memperoleh ilmu yang nyata{{cn}}.||Maka datanglah seorang kepadanya seraya berkata: Ya rabi yang baik, apakah yang patut
|-
|
|-
| Buddha berkata: bahwa aku sekarang hendak memutar roda hukum yang mulia. Untuk maksud ini pergilah aku kenegeri Benares, akan memberi terang kepada mereka yang diliputi oleh awan kegelapan dan akan membuka pintu hidup yang kekal bagi segala manusia{{cn}}.|| Sejak Yesus telah dicobai oleh setan, maka mulailah ia mendirikan kerajaan agama dan pergilah ia dengan maksud itu kesebuah negeri Kapernaum. ‘Adapun orang-orang yang duduk dalam gelap itu melihat suatu terang besar, dan akan segala orang yang duduk di tanah bayang-bayang terang atasnya’.
Baris 145 ⟶ 199:
| Buddha berkata: ‘Meskipun kiranya langit jatuh ketanah, dan dunia ditenggelamkan dan binasa, dan gunung-gunung berbelah-belah, dan air laut menjadi kering, tetapi yakinlah engkau, hai Ananda, bahwa sabda Buddha itulah nyata adanya{{cn}}.|| ’Meski Taurat itu diberikan oleh Musa, tetapi karunia dan kebenaran ada pada Yesus. ‘Sesungguhnya aku berkata kepadamu, bahwa langit dan bumi akan lalu kelak, tetapi perkataanku ini tidak akan lalu’.
|-
| Buddha berkata: ‘Tidak ada barang suatu keinginan yang terhebat dari pada berzina. Untunglah tidak ada dua macam keinginan yang sehebat itu. Jika sekiranya ada dua, niscaya tiada seorangpun dalam segenap alam inii dapat menurut kepada kebenaran. Jagalah jangan kiranya penglihatan matamu jatuh kepada perempuan. Jika kamu beserta dengan perempuan ingatlah olehmu seakan-akan kamu tidak hadir ditempat itu. Jika kamu bercakap-cakap dengan perempuan jagalah baik-baik akan hatimu{{cn}}.||Yesus berkata: ‘Maka telah kamu dengan perkataan orang dahulu kala, yaitu jangan kamu berbuat zina; tetapi aku berkata kepadamu barang siapa yang memandang seorang perempuan serta ingin akan dia, yaitu sudah berbuat zina dengan dia dalam hatinya, maka barang siapa yang tangannya membuat ia cenderung kepada zina potonglah tangannya sebelah mana membuat ia cenderung kepada zina, demikian pula dengan anggota tubuh yang lainnya’.<ref>[[Matius 5]]</ref>
|-
| Buddha berkata: Orang berbudi patutlah meyingkirkan dirinya daripada bersuami-istri seakan-akan dipandangnya perkawinan itu sebagai sumur api yang menyala-nyala, jangan kiranya sampai dirinya terjun ke dalamnya{{cn}}.||Yesus berkata: Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti. (Matius 19:12).
Baris 157 ⟶ 211:
| Ketika Buddha hampir jadi orang bertapa, tatkala ia pergi dengan berkendaraan Kantako, yaitu seekor kuda, maka adalah diturunkan hujan bunga-bungaan dari atas oleh Dewa{{cn}}.||Ketika [[Yesus dielu-elukan di Yerusalem|Yesus masuk dalam kota Yerusalem]], dengan menunggang keledai, banyak orang menghamparkan daun palma di tengah jalan yang dilaluinya dan berteriak "Hosana".
|-
| Orang-orang pengikut Buddha
|-
|
|-
|Buddha wafat pada usia 80 tahun karena usia tua di Kushinagar, Uttar Pradesh, India, kemudian mayatnya dikremasi (dibakar sampai jadi abu).||Yesus wafat pada usia 33 tahun digantung di kayu salib di Yerusalem, dikuburkan di dalam sebuah kubur batu dan pada hari ketiga bangkit dari kematian, meninggalkan kubur itu kosong. Ia menampakkan diri setelah bangkit dari mati-Nya kepada para murid-Nya (lebih dari 500 orang) dan kemudian disaksikan murid-murid-Nya naik ke langit.<ref>Dari keempat [[Kitab Injil]] dan [[Kisah Para Rasul]]</ref>
|-
|
|-
| Buddha
|-
| Buddha Maitreya kelak akan
|-
|
|}
-->
[[Kategori:Buddha dan agama lain]]
[[Kategori:Kristen dan agama lain]]
[[Kategori:
[[Kategori:
|