Konferensi Asia–Afrika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+ja |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Penambahan gelar ( ? ) [ * ] VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(242 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox summit meeting
|name=Konferensi Asia–Afrika
|other_titles=
|dates=18 – 24 April 1955
|country={{flag|Indonesia}}
|cities=[[Kota Bandung|Bandung]]
|chairperson=[[Roeslan Abdulgani]]<br>{{small|[[Daftar Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Luar Negeri Indonesia]]}}
|participants=304 perwakilan
|image=Plenary session during the Bandung Conference.png
|caption=Sidang Pleno Konferensi Bandung}}
[[Berkas:Gedung.Merdeka.jpg|jmpl|[[Gedung Merdeka]], tempat utama pada tahun 1955]]
{{external media
| topic = Arsip [[Konferensi Asia-Afrika]] di [[Bandung]]
| float = right
| width = 20em
| video1 = [https://www.youtube.com/watch?v=-3dG7wB9WcM Konfrensi Asia Afrika oleh Humas Arsip Nasional RI.]
}}
'''Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika''' (disingkat '''KTT Asia–Afrika''' atau '''KAA'''; juga dikenal sebagai '''Konferensi Bandung''') adalah pertemuan negara-negara [[Asia]] dan [[Afrika]] yang sebagian besar baru saja merdeka, yang berlangsung pada tanggal 18–24 April 1955 di [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].<ref>{{cite web|date=3 January 2017|title=Final Communiqué of the Asian-African conference of Bandung (24 April 1955)|url=https://www.cvce.eu/en/obj/final_communique_of_the_asian_african_conference_of_bandung_24_april_1955-en-676237bd-72f7-471f-949a-88b6ae513585.html|publisher=Centre Virtuel de la Connaissance sur l'Europe|format=PDF}}</ref> Dua puluh sembilan negara yang berpartisipasi mewakili total populasi 1,5 miliar orang, 54% dari populasi dunia.<ref>[http://www.dailynews.lk/2005/04/21/fea01.htm Bandung Conference of 1955 and the resurgence of Asia and Africa] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120513090833/http://www.dailynews.lk/2005/04/21/fea01.htm|date=13 May 2012}}, ''Daily News'', [[Sri Lanka]]</ref> Konferensi ini diselenggarakan oleh Indonesia, [[Burma pasca-kemerdekaan (1948–1962)|Burma]] (Myanmar), [[India]], [[Dominion Ceylon|Ceylon]] (Sri Lanka), dan [[Dominion Pakistan|Pakistan]] dan dikoordinasikan oleh [[Roeslan Abdulgani]], sekretaris jenderal [[Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia]].
Tujuan konferensi ini adalah untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan budaya Afrika-Asia dan untuk menentang [[kolonialisme]] atau [[neokolonialisme]] oleh negara mana pun. Konferensi ini merupakan langkah menuju pembentukan [[Gerakan Nonblok]] (GNB), namun kedua inisiatif ini berjalan secara paralel selama tahun 1960-an, bahkan sempat saling bertentangan sebelum Konferensi GNB ke-2 Kairo pada tahun 1964.<ref name="Bogetić">{{cite journal|last=Bogetić|first=Dragan|date=2017|title=Sukob Titovog koncepta univerzalizma i Sukarnovog koncepta regionalizma na Samitu nesvrstanih u Kairu 1964.|trans-title=The Conflict Between Tito's Concept of Universalism and Sukarno's Concept of Regionalism in the 1964 Summit of Non-Aligned Countries in Cairo|journal=Istorija 20. Veka|publisher=Institute for Contemporary History, [[Belgrade]]|volume=35|issue=2|pages=101–118|doi=10.29362/IST20VEKA.2017.2.BOG.101-118|doi-access=free|s2cid=189123378}}</ref>
Pada tahun 2005, pada peringatan 50 tahun konferensi tersebut, para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika bertemu di Jakarta dan Bandung untuk meluncurkan Kemitraan Strategis Asia-Afrika (NAASP). Mereka berjanji untuk mempromosikan kerja sama politik, ekonomi, dan budaya antara kedua benua.
==
=== Latar belakang ===
Konferensi Asia-Afrika didahului oleh [[Persidangan Bogor]] pada tahun 1949. Persidangan Bogor merupakan pendahuluan bagi [[Colombo Plan]] dan Konferensi Asia-Afrika. Persidangan Bogor ke-2 diadakan pada 28—29 Desember 1954.<ref name="jktpost" />
Konferensi Asia-Afrika merefleksikan apa yang oleh para penyelenggara dianggap sebagai keengganan kekuatan Barat untuk berkonsultasi dengan mereka mengenai keputusan yang mempengaruhi Asia dalam pengaturan ketegangan [[Perang Dingin]]; keprihatinan mereka atas ketegangan antara [[Republik Rakyat Tiongkok]] dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi hubungan perdamaian Tiongkok dengan diri mereka sendiri dan Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan pemerintahan kolonialnya di [[Aljazair]]; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan kasusnya dalam perselisihan dengan [[Belanda]] di [[Nugini]] Barat ([[Irian Barat]]).
[[Soekarno]], presiden pertama Republik Indonesia, menggambarkan dirinya sebagai pemimpin kelompok negara ini, yang kemudian ia gambarkan sebagai "NEFOS" (''Newly Emerging Forces'', Kekuatan Dunia Baru).<ref name="Cowie, H.R. 1993">Cowie, H.R. (1993). ''Australia and Asia. A changing Relationship'', 18.</ref> Pada 4 Desember 1954, [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] mengumumkan bahwa Indonesia telah berhasil mendapatkan masalah [[Irian Barat]] yang ditempatkan dalam agenda sidang [[Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa]] tahun 1955.<ref>United Nations General Assembly, Report of the First Committee A/2831</ref> Rencana untuk konferensi Asia-Afrika diumumkan pada bulan yang sama.<ref>Parker, "Small Victory, Missed Chance" (2006), hlm. 156.</ref>
=== Persidangan ===
[[Berkas:1955年4月周恩来、尼赫鲁与吴努在万隆会议期间交谈.jpg|jmpl|[[Zhou Enlai]], [[Jawaharlal Nehru|Nehru]], dan [[U Nu]] berdiskusi di sela-sela Konferensi Asia-Afrika.]]
[[Berkas:Sino-Indonesian Dual Nationality Treaty signing.jpg|jmpl|Penandatanganan [[Perjanjian Kewarganegaraan Ganda Indonesia-Tiongkok|perjanjian kewarganegaraan ganda]] Tiongkok-Indonesia.]]
Perdebatan besar berpusat pada pertanyaan apakah [[pendudukan Soviet|kebijakan Soviet di Eropa Timur]] dan Asia Tengah harus dikecam bersama dengan kolonialisme Barat. Sebuah memo dikirimkan oleh 'Bangsa Muslim di bawah Imperialisme Soviet', menuduh pemerintah Soviet melakukan pembantaian dan deportasi massal di wilayah Muslim, tetapi hal tersebut tidak pernah diperdebatkan.<ref name=Shindler>{{cite book|last1=Shindler|first1=Colin|title=Israel and the European Left|date=2012|publisher=Continuum|location=New York|page=205|accessdate=18 Juni 2018|language=en}}</ref> Sebuah konsensus dicapai di mana "kolonialisme dalam semua manifestasinya" dikutuk, secara implisit mengkritik Uni Soviet, serta Barat.<ref>[http://www.britannica.com/EBchecked/topic/51624/Bandung-Conference Bandung Conference], di [[Encyclopædia Britannica]]</ref> Tiongkok memainkan peran penting dalam konferensi ini dan memperkuat hubungannya dengan negara-negara Asia lainnya. Setelah selamat dari [[Kashmir Princess|upaya pembunuhan]] dalam perjalanan menuju konferensi, perdana menteri Tiongkok, [[Zhou Enlai]], menunjukkan sikap yang moderat dan damai yang cenderung untuk menenangkan kekhawatiran beberapa delegasi anti-komunis mengenai niat Tiongkok.
Kemudian dalam konferensi tersebut, Zhou Enlai menandatangani artikel tersebut dalam deklarasi penutup yang menyatakan bahwa [[Tionghoa perantauan]] memiliki loyalitas utama kepada negara asal mereka, bukan ke Tiongkok – masalah yang sangat sensitif untuk tuan rumah Indonesia dan untuk beberapa negara peserta lainnya. Zhou juga menandatangani [[Perjanjian Kewarganegaraan Ganda Indonesia-Tiongkok|perjanjian]] [[kewarganegaraan ganda]] dengan [[Menteri Luar Negeri Indonesia]] [[Sunario]].
[[Zakaria bin Muhammad Amin]], delegasi dari [[Bengkalis, Bengkalis|Bengkalis]], [[Riau]], yang sebelumnya berpartisipasi dalam Konferensi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah se-Indonesia pada 10–14 Maret 1955, mendiskusikan mengenai isu desentralisasi yang pada saat itu dialami oleh beberapa provinsi di Indonesia, salah satunya [[Sumatera Tengah]].{{Sfn|Pahlefi|2022|p=187}}
=== Lini masa ===
* 23 Agustus 1953 – [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Ali Sastroamidjojo]] ([[Indonesia]]) di [[Dewan Perwakilan Rakyat Sementara]] mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia.<ref name="jktpost">{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/news/2015/04/23/asian-african-conference-timeline.html|title=Asian-African Conference Timeline|date=23 April 2015 |accessdate=25 April 2015 |work=[[The Jakarta Post]]}}</ref>
* 25 April–2 Mei 1954 – Berlangsung [[Colombo Plan]] di [[Sri Lanka]]. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya Konferensi Asia-Afrika.<ref name="jktpost" />
* 28–29 Desember 1954 – Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakan [[Persidangan Bogor]]. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.<ref name="jktpost" />
* 18–24 April 1955 – Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh Presiden [[Soekarno]] dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan [[Dasasila Bandung]].<ref name="jktpost" />
== Pelopor ==
* {{flagicon|INA}} [[Ali Sastroamidjojo]]
* {{flagicon|PAK}} [[Muhammad Ali Bogra]]
* {{flagicon|IND}} [[Jawaharlal Nehru]]
* {{flagicon|SRI}} [[John Kotelawala]]
* {{flagicon|MYA}} [[U Nu]]
== Peserta ==
[[File:Asian-African Conference Participants.svg|thumb|480px|29 negara yang menghadiri Konferensi Asia-Afrika.]]
[[File:NAM Members.svg|thumb|480px|Negara-negara anggota Gerakan Nonblok (2012). Negara-negara biru muda memiliki status pengamat.]]
{{columns-list|colwidth=22em|* {{flagdeco|Afganistan|1931}} [[Kerajaan Afganistan]]
* {{flagdeco|Myanmar|1948}} [[Burma pasca-kemerdekaan (1948–1962)|Burma]]
* {{flagdeco|Kamboja|1953}} [[Kerajaan Kamboja (1953–1970)|Kerajaan Kamboja]]
* {{flagdeco|Ceylon|1951}} [[Dominion Ceylon]]
* {{flagdeco|Tiongkok}} [[Sejarah Republik Rakyat Tiongkok (1949-1976)|Republik Rakyat Tiongkok]]<sup>1</sup>
* {{flagdeco|Siprus|colonial}} [[Siprus Britania|Siprus]]<sup>2</sup>
* {{flagdeco|Mesir|1922}} [[Republik Mesir]]
* {{flagdeco|Etiopia|1897}} [[Kekaisaran Etiopia]]
* {{flagdeco|Gold Coast}} [[Pantai Emas (koloni Britania)|Pantai Emas]]
* {{flagdeco|India}} [[India|Republik India]]
* {{flagdeco|Indonesia}} [[Era Demokrasi Liberal (1950–1959)|Republik Indonesia]]
* {{flagicon image|Naval ensign of Iran (1964–1979).svg}} [[Iran Pahlavi|Negara Kekaisaran Iran]]
* {{flagdeco|Irak|1924}} [[Kerajaan Irak]]
* {{flagdeco|Jepang|1947}} [[Jepang]]
* {{flagdeco|Yordania}} [[Yordania|Kerajaan Hasyimiyah Yordania]]
* {{flagdeco|Laos|1952}} [[Kerajaan Laos]]
* {{flagicon image|Flag of the Lebanese Republic.png}} [[Lebanon|Republik Lebanon]]
* {{flagdeco|Liberia}} [[Liberia]]
* {{flagdeco|Libya|1951}} [[Kerajaan Libya]]
* {{flagdeco|Nepal|old}} [[Kerajaan Nepal]]
* {{flagdeco|Pakistan}} [[Dominion Pakistan]]
* {{flagdeco|Filipina|1936}} [[Filipina|Republik Filipina]]
* {{flagdeco|Arab Saudi|1938}} [[Arab Saudi|Kerajaan Arab Saudi]]
* {{flagdeco|Suriah|1932}} [[Republik Suriah (1930–58)|Republik Suriah]]
* {{flagicon image|Flag of Sudan (Bandung Conference).svg}} [[Sudan Inggris-Mesir|Sudan]]<sup>3</sup>
* {{flagdeco|Thailand}} [[Thailand|Kerajaan Thailand]]
* {{flagdeco|Turki}} [[Turki|Republik Turki]]
* {{flagdeco|Vietnam Utara|1945}} [[Vietnam Utara|Republik Demokratik Vietnam]] (Utara)
* {{flagdeco|Vietnam Selatan|1945}} [[Vietnam Selatan|Negara Vietnam]] (Selatan)
* {{flagdeco|Yaman|1927}} [[Kerajaan Mutawakkiliyah Yaman]]
}}
{{quote|<sup>1</sup> Negara yang diakui sebagian. [[Taiwan|Republik Tiongkok]] diakui secara internasional sebagai pemerintahan Tiongkok yang sah oleh sebagian besar masyarakat internasional pada saat itu.}}
{{quote|<sup>2</sup> Siprus kolonial prakemerdekaan diwakili oleh [[Daftar Presiden Siprus|presiden pertamanya]], [[Makarios III]].<ref>[http://www.mfa.gov.cy/mfa/mfa2006.nsf/All/11E2EC1C0EE098C6C225727C002A04A8?OpenDocument Cyprus and the Non–Aligned Movement]
{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160303222630/http://www.mfa.gov.cy/mfa/mfa2006.nsf/All/11E2EC1C0EE098C6C225727C002A04A8?OpenDocument |date=2016-03-03 }}, Ministry of Foreign Affairs, (April 2008)</ref>|}}
{{quote|<sup>3</sup> Prakemerdekaan [[Sudan Inggris-Mesir]] diwakili oleh [[Daftar Perdana Menteri Sudan|Perdana Menteri]] Ismail al-Azhari dan menggunakan [[Bendera Sudan|bendera]] sementara.}}
Beberapa negara diberi "status pengamat". Seperti halnya [[Brasil]], yang mengirim Duta Besar Bezerra de Menezes.<ref>{{cite book |editor1-last=Palacios |editor1-first=Marco |editor2-last=Weinberg |editor2-first=Gregorio |title=Historia general de América Latina. |date=1999 |publisher=Editorial Trotta |location=Madrid |isbn=9789233031579 |pages=341–2 |language=es}}</ref><ref>{{cite book |last1=Seibert |first1=Gerhard |editor1-last=Visentini |editor1-first=Paulo Fagundes |editor2-last=Seibert |editor2-first=Gerhard |title=Brazil-Africa relations : historical dimensions and contemporary engagements, from the 1960s to the present |date=2019 |publisher=James Currey |location=Oxford |isbn=9781847011954 |page=18}}</ref>
== Deklarasi ==
{{Utama|Dasasila Bandung}}
Sepuluh poin deklarasi mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia, dinamakan ''[[Dasasila Bandung]]'', yang menggabungkan prinsip-prinsip [[Piagam PBB]] diadopsi dengan suara bulat:
{{quotation|
# ''Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB ([[Perserikatan Bangsa-Bangsa]])
# ''Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
# ''Mengakui persamaan semua [[suku]] bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
# ''Tidak melakukan [[intervensi]] atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
# ''Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan [[Piagam PBB]]
# ''Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
# ''Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun [[merdeka|kemerdekaan]] [[politik]] suatu negara
# ''Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, [[arbitrasi]] (penyelesaian masalah hukum) , ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB
# ''Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
# ''Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional''<ref>{{cite journal| last = Jayaprakash| first = N D | title = India and the Bandung Conference of 1955 – II | journal = People's Democracy – Weekly Organ of the Communist Party of India (Marxist) |volume = XXIX | issue = 23 | date = 5 Juni 2005 |url=http://pd.cpim.org/2005/0605/06052005_bandung%20conf.htm |publisher= |accessdate=7 Februari 2007| archiveurl= https://web.archive.org/web/20070311133351/http://pd.cpim.org/2005/0605/06052005_bandung%20conf.htm| archivedate= 11 Maret 2007 <!--DASHBot-->| deadurl= no | language=en}}</ref>}}
Komunike akhir dari Konferensi ini menggarisbawahi perlunya negara-negara berkembang untuk melonggarkan ketergantungan ekonomi mereka pada negara-negara industri terkemuka dengan memberikan bantuan teknis satu sama lain melalui pertukaran ahli dan bantuan teknis untuk proyek-proyek pembangunan, serta pertukaran pengetahuan teknologi, bagaimana dan pembentukan lembaga pelatihan dan penelitian regional.
== Dampak dan peninggalan ==
Konferensi ini diikuti oleh Konferensi Solidaritas Rakyat Afro-Asia di Kairo<ref>Mancall, Mark. 1984. China at the Center. hlm. 427</ref> pada September (1957) dan Konferensi [[Beograd]] (1961), yang mengarah pada pembentukan [[Gerakan Non-Blok]].<ref>Nazli Choucri, "The Nonalignment of Afro-Asian States: Policy, Perception, and Behaviour", ''Canadian Journal of Political Science / Revue canadienne de science politique'', Vol. 2, No. 1.(Mar., 1969), pp. 1-17.</ref> Pada tahun-tahun kemudian, konflik antara negara-negara yang tidak tergoyahkan mengikis solidaritas yang diekspresikan dalam konferensi ini.
=== Pertemuan kedua (2005) ===
{{utama|Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2005}}
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 021-05.jpg|jmpl|ka|Prangko peringatan 50 tahun Konferensi Asia-Afrika]]
Untuk memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala Negara negara-negara Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di [[Bandung]] dan [[Jakarta]] antara [[19 April|19]]-[[24 April]] [[2005]]. Sebagian dari pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu.
[[Sekjen PBB]], [[Kofi Annan]], [[Perdana Menteri Jepang]], [[Junichiro Koizumi]], [[Presiden Tiongkok]], [[Hu Jintao]], [[Presiden Pakistan]], [[Pervez Musharraf]], [[Presiden Afganistan]], [[Hamid Karzai]], [[Perdana Menteri Malaysia]], [[Abdullah Ahmad Badawi]], [[Sultan Brunei]], [[Hassanal Bolkiah]] dan [[Presiden Afrika Selatan]], [[Thabo Mbeki]] ikut hadir di Bandung dalam pertemuan ini. KTT Asia-Afrika 2005 menghasilkan NAASP (''New Asian-African Strategic Partnership'', Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika), yang diharapkan akan membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan para rakyat Asia dan Afrika.<ref>{{cite web|title=Seniors official meeting|url=http://www.kemlu.go.id/Documents/NAASP/Hyperlink%201.pdf|publisher=MFA of Indonesia|date=|accessdate=1 Oktober 2012|archive-date=2013-12-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20131216185053/http://www.kemlu.go.id/Documents/NAASP/Hyperlink%201.pdf|dead-url=yes}}</ref>
=== Pertemuan ketiga (2015) ===
[[Berkas:Asian-African Summit (April22, 2015).jpg|jmpl|ka|Peserta Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2015]]
{{utama|Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2015}}
Konferensi Asia-Afrika ke-60 dilaksanakan di 2 kota yaitu Jakarta pada 19-23 April 2015 dan Bandung pada 24 April 2015 dengan agenda meliputi "''Asia-Africa Business Summit''" dan "''Asia-Africa Carnival''". Tema yang dibawa adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan Selatan, kesejahteraan, serta perdamaian.<ref>{{Cite news|url=http://news.liputan6.com/read/2212836/72-negara-pastikan-ikut-kaa-di-jakarta-bandung|title=72 Negara Pastikan Ikut KAA di Jakarta-Bandung|publisher=''[[Liputan6.com]]''|last=Tuwo|first=Andreas Gerry|editor-last=Hatta|editor-first=Raden Trimutia|language=id|work=[[Liputan6.com]]}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://www.antaranews.com/berita/492681/kaa-2015-dari-asia-afrika-untuk-dunia|title=KAA 2015, dari Asia Afrika untuk dunia|publisher=''Antaranews.com''|accessdate=24 April 2015|last=Setiawanto|first=Budi|editor-last=Ratomo|editor-first=Unggul Tri|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}</ref> KTT Asia-Afrika 2015 diikuti sebanyak 89 kepala negara/pemerintahan dari 109 negara di kawasan Asia dan Afrika, 17 negara pengamat dan 20 organisasi internasional, dan 1.426 perwakilan media domestik dan asing.
Para peserta di antaranya adalah [[Perdana Menteri Jepang]], [[Shinzo Abe]], [[Presiden Tiongkok]], [[Xi Jinping]], [[Perdana Menteri Singapura]], [[Lee Hsien Loong]], [[Raja Yordania]], [[Abdullah II dari Yordania]], [[Perdana Menteri Malaysia]], [[Najib Tun Razak]], [[Presiden Myanmar]], [[Thein Sein]], [[Raja Swaziland]], [[Mswati III dari Swaziland|Mswati III]] dan [[Perdana Menteri Nepal]], [[Sushil Koirala]].
Konferensi Asia Afrika 2015 telah menghasilkan 3 dokumen yaitu Pesan Bandung (''Bandung Message''), Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan Deklarasi kemerdekaan [[Palestina]].<ref>{{cite web|url=http://setkab.go.id/inilah-hasil-hasil-ktt-asia-afrika-ke-60-di-jakarta-22-23-april-2015|title=Inilah Hasil-Hasil KTT Asia Afrika ke-60, Di Jakarta, 22-23 April 2015|publisher=''Setkab.go.id''|accessdate=23 April 2015}}</ref>
<!--
GAYA BAHASA YANG DIGUNAKAN SEPERTI BERITA, SEMBUNYIKAN DAHULU
=== Kim Jong-un Akan Hadir di KAA ke-60 ===
Menurut informasi, dari 109 negara, 17 observer yang diundang, sampai beberapa hari lalu yang menyatakan partisipasi 85 negara. Kepala negara yang konfirmasi hadir itu sebanyak 24 kepala negara. Tapi, konten lebih lengkap ada di Kementerian Luar Negeri.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sempat dikabarkan akan hadir dalam Konferensi Asia Afrika (KAA). Hal tersebut sebelumnya diberitakan di yonhap.kr.co, Minggu 25 Januari lalu. Jika kehadiran itu benar-benar terjadi, hal ini merupakan yang pertama bagi pemimpin Korea Utara itu menghadiri pertemuan internasional. Semenjak dia mengambil alih pemerintahan Korea Utara pada 2011, belum pernah ada laporan resmi mengenai perjalanan luar negeri Kim Jong-un.
Tetapi sebelumnya dikabarkan, Dubes Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK/Korut) untuk Indonesia Ri Jong Ryul membantah informasi kedatangan 'Supreme Leader'. Dia mengatakan, Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat DPRK Kim Yong-nam yang akan datang ke Tanah Air, bukan Kim Jong-un.<ref>[http://news.liputan6.com/read/2194448/24-kepala-negara-akan-hadir-di-kaa-termasuk-kim-jong-un 24 Kepala Negara Akan Hadir di KAA, Termasuk Kim Jong-un? - Liputan6.com]</ref> Apabila Kim Jong-un bisa hadir di KAA ke-60, maka ini merupakan sejarah baru.
=== Indonesia Galang Deklarasi Dukungan Palestina Merdeka ===
Sebentar lagi acara skala internasional Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun ini akan digelar. Undangan untuk beberapa negara terkait pun telah dikirim. Penanggung jawab Panitia Nasional Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) Luhut Pandjaitan mengatakan, dari 109 negara di Asia dan Afrika, tidak semua mendukung kemerdekaan Palestina. Karena itu, Pemerintah RI akan mendorong peserta KAA yang hadir, agar turut mendukung deklarasi tersebut. Dukungan pemerintah Indonesia terhadap Palestina sebagai negara merdeka, akan diwujudkan dalam pelaksaan Konferensi Asia Afrika (KAA). Indonesia akan menggalang deklarasi dukungan penuh. Hingga saat ini draf dukungan Palestina merdeka masih dibahas perwakilan Indonesia di New York.‎ Luhut di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 31/3/2015 mengatakan, "Saya belum tahu perkembangan terakhir. Tapi itu menjadi usulan dari pemerintah Indonesia dan itu janji presiden. Kementerian Luar Negeri kita masih melobi itu. Mudah-mudahan bisa kita capai." Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia mempunyai arti penting bagi Palestina. Seperti komitmen Jokowi sejak awal menjadi presiden, pemerintah RI akan terus mendorong deklarasi ini, agar Palestina menjadi negara merdeka dan masuk anggota PBB. "Dan itu saya pikir, sangat penting untuk kita dorong mengenai kemerdekaan Palestina dan dukungan penuh Palestina masuk PBB," tegas Luhut.<ref name="indonesia_galang_deklarasi">[http://news.liputan6.com/read/2200064/indonesia-galang-deklarasi-dukungan-palestina-merdeka-di-kaa Indonesia Galang Deklarasi Dukungan Palestina Merdeka di KAA – Liputan6.com]</ref>) Hal ini, mendukung bagi kemerdekaan suatu bangsa, merupakan komitmen Indonesia sejak diproklamasikan sebagaimana tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
=== Raja Yordania Akan Bahas Pemahaman Islam ===
Salah satu yang telah menerima undangan dan menyatakan ingin menghadiri acara yang akan dilaksanakan di Jakarta dan Bandung pada 22-24 April mendatang adalah Yordania. Namun kepastian kehadiran Raja Yordania, Abdullah II belum bisa dipastikan. Masih perlu menunggu konfirmasi dari pihak protokol kerajaan. Hal itu, disampaikan Raja Abdullah II kepada Utusan Khusus Presiden RI, Alwi Shihab, di Istana Hussainiya, Amman, Yordania, Rabu 18 Maret 2015.
Pada pertemuan tersebut, Raja Yordania dan Utusan Khusus Presiden RI juga mendiskusikan berbagai isu penting di kawasan yang menjadi perhatian bersama. Salah satu isu yang mengemuka adalah mengenai pentingnya pengembangan pemikiran dan pemahaman Islam yang moderat di kalangan umat Islam.
"Kedua pihak memandang bahwa langkah tersebut dapat mendorong berkembangnya pemikiran dan gerakan umat Islam yang membawa pesan damai dan manfaat bagi seluruh umat manusia," demikian dijelaskan pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang diterima Jumat, 20/3/2015.<ref>[http://news.liputan6.com/read/2194360/terima-undangan-kaa-raja-yordania-bahas-pemahaman-islam Terima Undangan KAA, Raja Yordania Bahas Pemahaman Islam – Liputan6.com]</ref> -->
== Lihat pula ==
* [[Konferensi Hubungan Asia]]
* [[Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2005]]
* [[Perserikatan Bangsa Bangsa]]
* [[Gerakan Non Blok]]
* [[Perang Dingin]]
* [[Dunia Ketiga]]
* [[Prangko peringatan Konferensi Asia Afrika]]
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
=== Bibliografi ===
* Parker, Jason C. "Small Victory, Missed Chance: The Eisenhower Administration, the Bandung Conference, and the Turning of the Cold War." Dalam ''The Eisenhower Administration, the Third World, and the Globalization of the Cold War.'' Ed. Kathryn C. Statler & Andrew L. Johns. Lanham, MD: Rowman & Littlefield, 2006. {{ISBN|0742553817}}
== Bacaan lebih lanjut ==
* ''Asia-Africa Speaks From Bandung.'' Jakarta: Departemen Luar Negeri, Republik Indonesia, 1955.
* Ampiah, Kweku. ''The Political and Moral Imperatives of the Bandung Conference of 1955: the Reactions of the US, UK and Japan.'' Folkestone, UK: Global Oriental, 2007. {{ISBN|1-905246-40-4}}
* Brown, Colin. 2012. "The Bandung Conference and Indonesian Foreign Policy", Bab 9 dalam Anne Booth, Chris Manning dan Thee Kian Wie, 2012, ''Essays in Honour of Joan Hardjono'', Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
* Kahin, George McTurnan. ''The Asian-African Conference: Bandung, Indonesia, April 1955.'' Ithaca: Cornell University Press, 1956.
* Lee, Christopher J., ed, ''Making a World After Empire: The Bandung Moment and Its Political Afterlives''. Athens, OH: Ohio University Press, 2010. {{ISBN|978-0896802773}}
* Mackie, Jamie. ''Bandung 1955: Non-Alignment and Afro-Asian Solidarity.'' Singapore: Editions Didier Millet, 2005. {{ISBN|981-4155-49-7}}
* Finnane, Antonia, dan Derek McDougall, eds, ''Bandung 1955: Little Histories''. Melbourne: Monash Asia Institute, 2010. {{ISBN|978-1-876924-73-7}}
* {{Cite book |last=Pahlefi |first=Riza |url=https://books.google.com/books?id=_TCJEAAAQBAJ&q=Zakaria+&pg=PA158 |title=BENGKALIS: NEGERI JELAPANG PADI |date=2022-08-11 |publisher=CV. DOTPLUS Publisher |isbn=978-623-6428-59-7 |language=id}}
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.fordham.edu/halsall/mod/1955nehru-bandung2.html Modern History Sourcebook: Prime Minister Nehru: Speech to Asian-African Conference Political Committee, 1955]
* {{en}} [http://www.fordham.edu/halsall/mod/1955sukarno-bandong.html Modern History Sourcebook: President Sukarno of Indonesia: Speech at the Opening of the Asian-African Conference, 18 April 1955]
* {{en}} {{cite web|url=http://www.namegypt.org/Relevant%20Documents/00Asian_African_Conference%5B1%5D.pdf|title=Asian-African Conference: Communiqué; Excerpts|publisher=Egyptian presidency website|date=24 April 1955|accessdate=23 April 2011|archiveurl=https://www.webcitation.org/5y9oJwFjk?url=http://www.namegypt.org/Relevant%20Documents/00Asian_African_Conference%5B1%5D.pdf|archivedate=2011-04-23|dead-url=yes}}
{{Cold War}}
{{South-South}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Perang Dingin]]
[[Kategori:Kota Bandung]]
[[Kategori:Konferensi internasional di Indonesia]]
[[Kategori:Konferensi Asia-Afrika]]
|