Agastya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Botrie (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8.2
 
(20 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:WLA lacma 12th century Maharishi Agastya.jpg|thumb|240px|rightjmpl|Arca Resi Agastya dari [[Bihar]], [[India]]. Agastya digambarkan sebagai sosok [[resi]] yang berjanggut dan berperut buncit.]]
[[Berkas:067 Siva Mahaguru Agastya, Cando Banon, Magelang, Central Java, 8-9th c (23194265930).jpg|jmpl|Patung Agastya dari [[Candi Banon]] ([[Museum Nasional Indonesia|Museum Nasional]])]]
'''Agastya''' ([[bahasa Tamil|Tamil]]:அகத்தியர் Akattiyar, [[Sanskerta]]:अगस्त्य, [[bahasa Melayu|Melayu]]: Anggasta, [[bahasa Thai|Thai]]: Akkhot) adalah seorang [[resi]] dari [[India Selatan]]. Di dalam sejarah penyebaran Agama Hindu, Resi Agastya adalah sangat terkenal jasa-jasanya. Menurut pustaka ''[[Purana]]'' dan ''[[Mahabharata]]'', beliaudia lahir di Kasi ([[Benares]]) sebagai penganut [[Siwa]] yang taat.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/agastya/|title=Agastya|last=BPCB Jateng|first=|date=2 Maret 2016|website=Indonesiana|access-date=5 Agustus 2020}}</ref>
 
Oleh karena kebesaran dan kesucian Maha Rsi Agastya, maka juga disebut [[Batara Guru]] sebagai perwujudan Siwa di dunia mengajarkan [[dharma]].<ref name=":0" /> Di dalam sejarah agama Hindu di Indonesia, Maha Rsi Agastya disucikan namanya dalam prasasti-prasasti dan kesusastraaan-kesusastraan kuno. Yang terdahulu sekali menyebut nama beliaudia ialah prasasti[[Prasasti DinayaDinoyo]] di Jawa Timur tahun[[Kalender Saka|Tahun Saka]] 682 di mana seorang Rajaraja bernama [[Gajayana]] membuat pura suci yang sangat indah untuk Maha Rsi Agastya dengan maksud untuk memohon kekuatan suci untuk mengatasi kekuatan yang gelaphebat.
 
== Kehidupan ==
 
=== Kelahiran Agastya ===
Riwayat kehidupan Agastya tidak diceritakan secara kronologis, namun tersebar dalam berbagai literatur. Agastya merupakan anak dari Pulastya.<ref>{{Cite web|url=https://www.dollsofindia.com/library/rishis-2/|title=Ancient Rishis of India - Part 2 - Kanva {{!}} Kapila {{!}} Kashyapa {{!}} Lopamudra {{!}} Markandeya {{!}} Parashara {{!}} Parashurama {{!}} Pulastya {{!}} Valmiki {{!}} Vasishtha {{!}} Vishvamitra {{!}} Vyasa|last=Viswanathan|first=Priya|date=2020-01-16|website=Dolls of India|language=en|access-date=2020-08-07}}</ref> Catatan lain menyatakan bahwa Agastya lahir dari dalam kendi tanah dari setelah dilakukan [[yadnya]] oleh Dewa [[Baruna]] dan Dewa [[Mitra (dewa)|Mitra]] yang memunculkan Dewi [[Urwasi]]. Kelahiran Agastya juga dibarengi oleh kelahiran kembarannya, [[Wasista]]. Kemunculan mereka dari kendi tanah membuat keduanya dikenal juga sebagai "''kumbhayoni''" atau "''maitrawaruni''" yang berarti lahir dari kendi.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=XF_a3cfrcLQC&pg=PA218&redir_esc=y#v=onepage&q=agastya&f=false|title=Between Jerusalem and Benares: Comparative Studies in Judaism and Hinduism|last=Goodman|first=Hananya|date=2012-02-01|publisher=SUNY Press|isbn=978-1-4384-0437-0|location=|pages=218|language=en|url-status=live}}</ref> Agastya tumbuh dengan tubuh yang pendek. Ia kemudian mempelajari [[Weda]] dan berbagai senjata gaib. Kemampuannya bertambah dan semakin mahir.<ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=w9pmo51lRnYC&pg=PA200&redir_esc=y#v=onepage&q=agastya&f=false|title=Encyclopaedia of the Hindu World|last=Garg|first=Gaṅgā Rām|date=1992|publisher=Concept Publishing Company|isbn=978-81-7022-374-0|location=|pages=199|language=en|url-status=live}}</ref>
 
=== Perjalanan ke selatan ===
Disebutkan dalam [[Ramayana]] oleh cerita [[Rama]] kepada [[Sita]], Agastya melakukan perjalanan ke selatan India dan tinggal di sana. [[Gunung Windya]] diceritakan memiliki rasa iri pada [[Gunung Himalaya]], sehingga puncaknya menutupi langit dan mempersulit makhluk hidup untuk melewatinya. Agastya kemudian datang dan meminta ijin untuk melewatinya dan meminta gunung tersebut untuk menunduk selama ia berjalan di atasnya. Agastya memilih untuk tinggal dan gunung tersebut diceritakan masih menunggu Agastya lewat. Selain itu, selama tinggal di sana Agastya juga membunuh dua iblis yang memakan korban 9.000 orang.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=4Wzg6wFJ5xwC&pg=PA138&redir_esc=y#v=onepage&q=agastya&f=false|title=Ramayana|last=Buck|first=William|date=1981|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-22703-3|location=|pages=138-139|language=en|url-status=live}}</ref> Keberadaan Agastya di selatan dipercaya untuk menjaga keseimbangan bumi bersama dengan dewa lainnya yang tersebar di penjuru bumi lainnya.
 
=== Pernikahan dengan Lopamudra ===
Agastya juga memiliki seorang istri bernama [[Lopamudra]]. Dalam [[Mahabharata]] Lopamudra dikenal sebagai hasil tangan Agastya yang dibuat dari berbagai bagian paling indah dari hewan. Mengetahui bahwa Raja [[Kerajaan Widarbha|Widarbha]] tidak dikaruniai anak, sang petapa memberikan perempuan tersebut sebagai anak raja.<ref>{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m03/m03096.htm|title=The Mahabharata, Book 3: Vana Parva: Tirtha-yatra Parva: Section XCVI|website=www.sacred-texts.com|access-date=2020-08-08}}</ref> Saat raja mengetahui bahwa sudah saatnya Putri Lopamudra untuk menikah, ia mencari nasihat Agastya. Kemudian petapa tersebut meminang Putri Lopamudra. Walaupun ayahnya sungkan, tetapi dengan rela hati Lopamudra menerima pinangan Agastya dan keduanya melangsungkan pernikahan. Sebagai seorang petapa, Agastya meminta Lopamudra untuk hidup sederhana dan meninggalkan kekayaannya.<ref>{{Cite web|url=http://www.mythfolklore.net/india/encyclopedia/lopamudra.htm|title=Lopamudra|website=www.mythfolklore.net|access-date=2020-08-07}}</ref>
 
Suatu saat Agastya ingin tidur bersama Lopamudra dan memenuhi janjinya kepada nenek moyangnya, namun Lopamudra menolak. Lopamudra meminta suaminya untuk memberikannya kekayaan seperti yang dimiliki ayahnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=QrLKAgAAQBAJ&pg=PA34&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=Myth and Mythmaking: Continuous Evolution in Indian Tradition|last=Leslie|first=Julia|date=2014-02-04|publisher=Routledge|isbn=978-1-136-77881-0|location=|pages=34|language=en|url-status=live}}</ref> Meskipun menurut Agastya hal tersebut bertentangan dengan kesederhanaan petapa, tetapi demi memenuhi janjinya pada nenek moyangnya, ia berusaha memenuhi keinginan Lopamudra.<ref>{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m03/m03097.htm|title=The Mahabharata, Book 3: Vana Parva: Tirtha-yatra Parva: Section XCVII|website=www.sacred-texts.com|access-date=2020-08-08}}</ref>
 
Untuk memenuhi hal tersebut ia menemui tiga raja, yakni [[Srutarwa]], [[Bradnashva]], dan [[Trasadasyu]], namun ketiganya tidak memiliki kekayaan yang cukup untuk dibagikan kepadanya.<ref>{{Cite book|url=https://doi.org/10.1007/978-94-024-1036-5_551-1|title=Hinduism and Tribal Religions|last=Pelissero|first=Alberto|date=2018|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-94-024-1036-5|editor-last=Jain|editor-first=Pankaj|location=Dordrecht|pages=1–3|language=en|doi=10.1007/978-94-024-1036-5_551-1|editor-last2=Sherma|editor-first2=Rita|editor-last3=Khanna|editor-first3=Madhu}}</ref> Bersama tiga raja ia pergi menemui [[Illwala]]. Keempat tamu disuguhi daging yang merupakan [[Batapi]], saudaranya. Mengetahui apa yang ada di balik sajian tersebut, ketiga raja menjadi sedih dan putus asa, tetapi Agastya meyakinkan mereka dengan memakan seluruh sajian. Ketika waktu makan selesai, Ilwala memanggil saudaranya untuk keluar, tetapi Agastya hanya melepaskan tawa dan mengatakan bahwa ia sudah mencerna Batapi. Hal tersebut membawa kesedihan bagi Illwala, tetapi ia tetap memberikan apa yang dicari oleh keempat tamunya. Tiga raja dan sang petapa kemudian kembali dengan emas dan harta benda lainnya.<ref>{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m03/m03099.htm|title=The Mahabharata, Book 3: Vana Parva: Tirtha-yatra Parva: Section XCIX|website=www.sacred-texts.com|access-date=2020-08-08}}</ref> Setelah Agastya menunjukkan apa yang ia dapat, ia kemudian tidur dengan Lopamudra dan dikaruniai anak, yakni [[Dredhasyu]].
 
== Catatan Mengenai Pengaruh di Asia Tenggara ==
Tokoh Agastya memegang peranan penting dalam penyebaran agama Hindu di [[Asia Tenggara]], terutama [[Jawa]], [[Indonesia]]. Hal ini dikuatkan dengan keberadaan [[Prasasti Dinoyo]] yang diperkirakan dibuat pada Tahun Saka 682. Dalam prasasti disebutkan mengenai pembangunan tempat tinggal untuk Rsi Agastya. Prasasti lain yang mencatat mengenai keberadaan Agastya yakni [[Prasasti Porong]]. Prasasti ini berisi tentang beberapa nama lain yang disematkan pada Agastya. Selain itu juga nama petapa ini juga tercatat di [[Ratu Boko]].<ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=X7YfAAAAIAAJ&pg=PA13&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions, Religionen|last=Gonda|first=Jan|date=1975-01-01|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-04330-5|location=|pages=13|language=en|url-status=live}}</ref>
 
Selain prasasti, terdapat beberapa teks yang memperkuat pengaruh keberadaan Agastya dalam penyebaran agama. [[Kakawin Hariwangsa]] menyebutkan keberadaan Agastya sebagai penuntun dari [[Jayabaya|Raja Jayabaya]]. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penganut [[Wisnu]] dan [[Siwa]] sebagai bentuk pendewasaan dari raja tersebut.<ref name=":2" /> Selain itu, teks[[Agastyaparwa]] yang ditulis dalam [[Bahasa Jawa Kuno]] dan [[Bahasa Sanskerta]]. Isinya berupa pertanyaan Dreshasyu yang mewakili seorang siswa kepada ayahnya yang mewakili seorang guru mengenai alasan manusia naik ke surga atau ke neraka. Teks ini dibuat dengan format yang mirip dengan percakapan di India. Beberapa bangunan di Asia Tenggara juga menunjukkan pengaruh Agastya lewat patung dan ukiran. [[Candi Prambanan]] yang terletak di [[Jawa Tengah]] memiliki patung Agastya yang dapat ditemukan di sebelah selatan komples candi.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=QKgraWbb7yoC&pg=PA1101&redir_esc=y#v=snippet&q=agastya&f=false|title=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor|last=Ooi|first=Keat Gin|date=2004|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-770-2|location=|pages=1101|language=en|url-status=live}}</ref>
 
== Pertapaan ==
Dalam beberapa purana, disebutkan Agastya memiliki beberapa pertapaan seperti: [[Agastyapuri]] dan [[Akolha]] di sekitar [[Nashik]]; [[Kolhapur]], [[Maharashtra]]; [[Sarai Aghat]], [[Uttar Pradesh]]; [[Agastya Kuta]], [[Gunung Trilunelveli|Gunung Trinelveli]]; [[Agastyamuni]], [[Gharwal]]; dan beberapa lokasi di selatan [[India]].<ref name=":1" />
 
== Referensi ==
<references />
 
== Pranala luar ==
{{commons category}}
* {{en}} [http://www.tillai.com/ Home of God Natarajar]
* {{en}} [http://www.agasthiar.org/ Agasthiar.org]{{Pranala mati|date=November 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{en}} [http://www.agnisiksha.org/ Agnisiksha.org]
* {{en}} [http://www.ias.ac.in/currsci/dec252005/2174.pdf Folklore and Astronomy: Agastya a sage and a star]
* {{en}} [http://www.puja.net/wordpress/podcast-2/ Podcast on Agastya with recitation of his Aditya Hridayam and Lalitha Trishati] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081201114657/http://www.puja.net/wordpress/podcast-2/ |date=2008-12-01 }}
 
{{tokoh mitologi hindu-bio-stub}}
 
[[Kategori:Resi]]
[[Kategori:Hindu]]
[[Kategori:India]]
[[Kategori:Biografi]]
 
[[de:Agastya]]
[[en:Agastya]]
[[es:Agastya]]
[[fr:Agastya]]
[[gu:અગસ્ત્ય]]
[[hi:महर्षि अगस्त्य]]
[[ja:アガスティヤ]]
[[kk:Агастья]]
[[ml:അഗസ്ത്യൻ]]
[[mr:अगस्त्य]]
[[nl:Agastya]]
[[pt:Agastya]]
[[ru:Агастья]]
[[simple:Agastya]]
[[sv:Agastya]]
[[ta:அகத்தியர்]]
[[te:అగస్త్య మహర్షి]]
[[zh:投山仙人]]