Fadjroel Rachman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Puisi2 Tuan Marx dan Engels
Tris11111A (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(420 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{infobox officeholder
'''Fadjroel Rachman''' (lahir [[1964]]) adalah aktivis mahasiswa tahun 1980-an yang pernah menjalani kehidupan di balik terali penjara karena aktivitas politiknya menuntut [[Soeharto]] turun dari kursi kepresidenannya dalam aksi 5 Agustus [[1989]] . Karena dianggap sebagai orang-orang berbahaya, Fadjroel bersama lima rekannya dipindah-pindah dari penjara satu ke penjara lainnya. Dari tahanan [[Bakorstanasda]], ia dipindah ke penjara Kebonwaru, dipindah lagi ke penjara kaum kriminal kelas berat di [[Nusakambangan]], dan terakhir di [[Sukamiskin]] tempat [[Soekarno]] pernah dipenjarakan. Intelektual [[Sosialis]] [[Indonesia]] ini juga menekuni dunia media massa dan puisi-puisi perjuangan.
| honorific-prefix =
| name = Mochammad Fadjroel Rachman
| honorific-suffix =
| image = File:Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan Mochammad Fadjroel Rachman.jpg
| imagesize =
| caption =
| office = Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan
| order = ke-3
| term_start = 25 Oktober 2021
| term_end =
| president = [[Joko Widodo]] <br> [[Prabowo Subianto]]
| vicepresident =
| predecessor = Rahmat Pramono
| successor =
| office1 = Juru Bicara Presiden Republik Indonesia
| order1 = ke-9
| term_start1 = 21 Oktober 2019
| term_end1 = 26 Agustus 2021
| president1 = [[Joko Widodo]]
| vicepresident1 =
| predecessor1 = [[Johan Budi]]
| successor1 =
| birth_name = Mochammad Fadjroel Rachman
| birth_date = {{Tanggal lahir dan umur|1964|1|17}}
| birth_place = [[Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]]
| deathplace =
| deathcause =
| nationality = [[Indonesia]]
| occupation = {{unbulleted list|[[Aktivis]]|[[Pembawa acara]]|[[Pengamat politik]]|[[Peneliti]]}}
| alma_mater = [[Universitas Indonesia]]
| title =
| salary =
| term =
| party = Non Partai
| boards =
| spouse = Poppy Yoeska (1995–)
| partner =
| children =
| relations =
| website =
| footnotes =
| employer =
| height =
| weight =
}}
 
[[Doktor|Dr]]. '''Mochammad Fadjroel Rachman''', [[Sarjana Ekonomi|S.E.]], [[Sarjana Hukum|M.H.]] ({{lahirmati|[[Banjarmasin]]|17|1|1964}}<ref>{{Cite web |url=http://www.surabayapost.info/keluarga.php?kolomid=8&id=80285 |title=FADJROEL RACHMAN, CAPRES INDEPENDEN 2009 – Surabaya Pos |access-date=2008-08-22 |archive-date=2008-10-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20081012031339/http://www.surabayapost.info/keluarga.php?kolomid=8&id=80285 |dead-url=yes }}</ref>) adalah seorang [[akademisi]], dan [[politikus]] [[Indonesia]] yang menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan sejak 25 Oktober 2021. Ia juga Komisaris [[Waskita Karya|PT Waskita Karya (Persero) Tbk.]]<ref>{{Cite web |url=https://www.liputan6.com/news/read/4641179/tinggalkan-posisi-jubir-presiden-siapa-pengganti-fadjroel-rachman-di-istana |title=Salinan arsip |access-date=2021-08-27 |archive-date=2021-11-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211101102156/https://www.liputan6.com/news/read/4641179/tinggalkan-posisi-jubir-presiden-siapa-pengganti-fadjroel-rachman-di-istana |dead-url=no }}</ref>
==Aktivitas kemahasiswaan dan pengembaraan intelektual==
Fadjroel Rachman yang lahir pada tahun [[1964]] ini, saat kuliah di Jurusan Kimia [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) telah memulai mengembangkan bakat intelektualismenya dengan bergulat dengan buku-buku politik, sosial, dan ekonomi. Ia ikut membangun kembali aktivitas politik mahasiswa di ITB yang nyaris lumpuh setelah "pembersihan" pasca-1978. Pengembaraan intelektual itu mengantarkannya menjadi aktivis pers mahasiswa dengan mengelola majalah kampus [[Ganesha (majalah)|Ganesha]].
 
Fadjroel menjadi tim sukses [[Jokowi]] sejak [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|pemilihan presiden 2014]].<ref>https://bisnis.tempo.co/read/702920/jadi-komisaris-utama-adhi-fadjroel-rahman-mengaku-terkejut/full&view=ok{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada tahun 2015-2020, ia menjadi Komisaris Utama [[Adhi Karya|PT Adhi Karya (Persero) Tbk.]] Setelah itu, Jokowi mengangkatnya sebagai [[Staf Khusus Presiden]] [[Republik Indonesia]] Bidang Komunikasi sekaligus [[Juru Bicara Presiden Republik Indonesia|Juru bicara Presiden]] pada [[Kabinet Indonesia Maju]] (2019-2024).<ref>{{Cite web |url=https://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_tunjuk_jubir_dan_tujuh_orang_untuk_bantu_proses_pembentukan_kabinet |title=Salinan arsip |access-date=2020-04-02 |archive-date=2023-06-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230603144353/https://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_tunjuk_jubir_dan_tujuh_orang_untuk_bantu_proses_pembentukan_kabinet |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite news|last=Soetomo|date=23 Oktober 2019|title=Profil Fadjroel Rachman: Pernah Mendekam di LP Nusakambangan dan Sukamiskin|url=https://www.jpnn.com/news/profil-fadjroel-rachman-pernah-mendekam-di-lp-nusakambangan-dan-sukamiskin|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|access-date=23 Oktober 2019|archive-date=2022-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220120134045/https://www.jpnn.com/news/profil-fadjroel-rachman-pernah-mendekam-di-lp-nusakambangan-dan-sukamiskin|dead-url=no}}</ref>
Di kampus, Fadjroel juga aktif dalam kegiatan puisi sehingga ia pun ditunjuk menjadi Presiden Grup Apresiasi Sastra ITB. Dunia intelektual, aktivis, perpuisian, dan media massa itu digelutinya sampai kini. "Saya bukan penyair. Saya suka menulis, baik esai maupun puisi," kata Fadjroel.
Dari latar belakang keluarganya, Fadjroel jauh dari dunia [[politik]]. Persentuhannya dengan "dunia" yang lain terjadi secara kebetulan saat ia diajak oleh seorang kawannya melihat kehidupan pemulung di Tegallega, [[Bandung]]. Tuturnya, "Di situ saya mulai terbuka bahwa dunia tidak seindah di ITB ataupun di keluarga saya." Fadjroel mencoba mengabstraksikan realitas masyarakat miskin yang disaksikannya dengan mencari penjelasan dari buku-buku Sritua Arief dan teori ketergantungan [[Gunder Frank]] sampai fisikawan dan filsuf [[Karl Raimund Popper]] yang memperkenalkan metodologi sains untuk ilmu-ilmu sosial.
 
Sebelumnya, Fadjroel dikenal sebagai pengamat politik. Ia juga aktivis mahasiswa tahun 1980 hingga 1998.<ref>{{Cite news|title=Profil - Fadjroel Rachman|url=https://m.merdeka.com/fadjroel-rachman/profil/|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2021-09-09|archive-date=2022-03-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20220319040516/https://m.merdeka.com/fadjroel-rachman/profil/|dead-url=no}}</ref>
Pergaulan dengan buku-buku itu mengantarkan pergaulannya dengan sejumlah budayawan dan intelektual ternama seperti almarhum [[Soebadio Sastrotomo]], [[Mochtar Lubis]], dan [[Soedjatmoko]]. Perkenalannya dengan Soedjatmoko begitu mengesankan sehingga mengukuhkan niatnya untuk terjun dalam kegiatan intelektualisme dan aktivisme, dua dunia yang menurut Fadjroel tidak boleh dipisah-pisahkan. Atas usulan Soedjatmoko pula ia terlibat dalam Forum Pemuda Asia Pasifik di [[Tokyo]] sampai sekarang. Selama hampir tiga tahun Fadjroel melakukan penjelajahan intelektual melalui kelompok-kelompok diskusi maupun pers mahasiswa sebelum terjun sebagai aktivis. Pada tahun [[1987-1989]], tiga tahun setelah kuliah, Fadjroel bersama-sama dengan para aktivis mahasiswa lainnya melakukan advokasi untuk petani Kacapiring dan Badega.
 
== Riwayat hidup ==
==Di penjara, berpuisi dan menolak tawaran keluarga Soeharto==
Fadjroel Rachman lahir di Banjarmasin pada tanggal 17 Januari 1964. Ia memiliki darah campuran [[Suku Banjar|Banjar]] dan [[Suku Bugis|Bugis]]. Fadjroel merupakan Pelajar Teladan sejak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas se-[[Kalimantan Selatan]]. Setelah tamat SMA kemudian dia pergi ke pulau Jawa untuk kuliah di [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) Jurusan Kimia. Namun, pada tahun 1989, bersama 6 (enam) pimpinan mahasiswa Institut Teknologi Bandung, ia dikeluarkan setelah Peristiwa Lima Agustus 1989 atau [[Aksi 5 Agustus 1989]] yang menolak kehadiran Menteri Dalam Negeri Jenderal (purn) Rudini ke kampus ITB, dan menyatakan seruan Keluarga Mahasiswa ITB untuk turunnya Presiden Jenderal Besar (purn) Soeharto (Turunkan Soeharto!). Melalui rekomendasi wartawan senior Mochtar Lubis, Fadjroel mengambil kuliah Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi [[Universitas Indonesia]] dan Magister Hukum (Ekonomi) di Pasca Sarjana Fakultas Hukum [[Universitas Indonesia]] (lulus dengan predikat Cum Laude). Fadjroel adalah Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia (Komunikasi Politik).
Fadjroel bersama 20 aktivis mahasiswa lainnya sempat ditahan dua hari di polres. Dalam aksi itu kepalanya bocor dan harus mendapatkan tujuh jahitan. Ia dan kawan-kawannya baru dibebaskan setelah sekitar 5.000 mahasiswa di Bandung berunjuk rasa ke polres menuntut pembebasan mereka. Peristiwa itu justru memperteguh aktivisme Fadjroel.
 
Pada masa Orde Baru, Ia sempat mendekam di [[Lembaga Pemasyarakatan]] [[Nusakambangan]] akibat aktivitasnya menentang pemerintahan Jenderal Besar Soeharto dan Rezim [[Orde Baru]] semasa menjadi mahasiswa [[Institut Teknologi Bandung]].<ref name="okezone1">{{Cite news|author = Miftahul Ulum
Masih pada masa represif Soeharto, ia ditunjuk menjadi komandan lapangan dalam aksi long march sejauh 60 kilometer dari Kampus ITB menuju Cicalengka. Aksi itu sempat dibubarkan oleh polisi dengan menghujani peserta aksi dengan peluru karet. "Saya sempat dikejar-kejar pembantu rektor saya, [[Indra Djati]]. Ia mencoba mencegah kami mengambil start dari Kampus ITB," katanya.
|url = http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/07/23/1/130118/fadjroel-rachman-maju-ke-pilpres-2009
|title = Fadjroel Rachman Maju ke Pilpres 2009
|publisher = Okezone.com
|date = 23 Juli 2008
|accessdate = 23 Juli 2008
|archive-date = 2008-07-25
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080725083838/http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/07/23/1/130118/fadjroel-rachman-maju-ke-pilpres-2009
|dead-url = yes
|work = [[Okezone.com]]
}}.</ref> Fadjroel bersama lima rekannya dipindah-pindah dari penjara satu ke penjara lainnya. Dari Rumah Tahanan Militer [[Bakorstanasda]] Jawa Barat, ia dipindah ke Penjara Kebonwaru, lalu ke Penjara Batu di Pulau [[Nusakambangan]], dan terakhir di Penjara [[Sukamiskin]] (tempat Ir. [[Soekarno]] Presiden Pertama Republik Indonesia dipenjarakan penjajah Belanda).
 
Fadjroel merupakan cicit Pangeran Abdurrahman Kasuma bin Pangeran Berangta Kasuma (Raja Pulau Laut III) bin Pangeran Abdoel Kadir (Raja Pulau Laut II). Pangeran Aburrahman Kasuma, adik Pangeran Amir Husin Kasuma (Raja Pulau Laut IV) adalah Pejabat Raja Kerajaan Pulau Laut ke-V dari 10 Januari 1900 hingga 7 Januari 1903 di [[Kerajaan Pulau Laut]] dari trah Sultan Sulaiman Al-Mutamidullah. Sultan Sulaiman Al-Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah II atau [[Sulaiman dari Banjar]] atau Sultan Sulaiman Saidullah II adalah Sultan Banjar ke-11 dari [[Kesultanan Banjar]] atau Kesultanan Banjarmasin atau Kerajaan Banjar yang memerintah dari tahun 1801 hingga tahun 1825. Sedangkan Pangeran Abdoel Kadir adalah anak dari Ratu Salamah (Ratoe Hadji Moesa) binti Sultan Sulaiman Al-Mutamidullah, dari permaisuri Nyai Ratu Intan Sari atau Nyai Ratu Sepuh. Ratu Salamah (Ratoe Hadji Moesa) adalah adik perempuan dari Sultan Adam Al-Watsiq Billah (Sultan Banjar ke-12 yang memerintah dari 3 Juni 1825 - 1 November 1857). Adapun Raja Pulau Laut I adalah Pangeran Jaya Sumitra atau Pangeran Djaija Sumitra bin Pangeran Hadji Moesa, saudara sebapak Pangeran Abdoel Kadir.
Aktivisme Fadjroel tidak bisa lagi ditoleransi oleh penguasa [[Orde Baru]] saat ia bersama kawan-kawannya menolak kedatangan [[Rudini]] yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri. Meski Rudini pada waktu itu datang ke ITB pada masa liburan, aksi penolakan tersebut diikuti tidak kurang dari 300 orang. Spanduk-spanduk menolak Rudini dan tuntutan agar Soeharto turun digelar. Rudini meninggalkan kampus meski buntutnya Fadjroel bersama lima rekan lainnya ditangkap. Seluruh perjalanan aktivisme Fadjroel dan aktivis mahasiswa saat itu dibongkar, termasuk rencana mengadakan demo serentak mahasiswa dari berbagai kota ke Istana Merdeka. Ia bersama lima rekannya mendekam di ruang tahanan Bakorstranasda selama satu tahun sebelum akhirnya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.
 
Fadjroel mendapatkan gelar I Palattui Daeng Manrapi atau "Sosok cendekiawan, pemikir yang arif dan bijaksana, serta punya kemampuan menyampaikan fakta kebenaran demi kepentingan bangsa dan tanah air yang diamanahkan oleh negara" dari Ketua Dewan Adat Saoraja Kabupaten Bone Drs. H. A. Baso Hamid Ahmad dan Bupati Bone Dr. H.A. Fahsar Padjalangi
Di balik empat penjara yang dijalaninya, Fadjroel meneruskan kegiatan berpuisi dan penjelajahan intelektualismenya. Ia menuliskan puisi-puisinya di atas potongan kertas, menyelundupkannya ke luar penjara dengan dimasukkan di sela-sela sol sepatu. Puisi-puisi yang dituliskan di balik terali penjara itu kemudian diterbitkan dalam kumpulan puisi Catatan Bawah Tanah. "Mochtar Lubis berminat menerbitkan puisi-puisi yang tercantum dalam pledoi saya, kecuali dua puisi yang dianggap terlalu keras pada waktu itu," kata Fadjroel. Semasa dalam penjara, Fadjroel sempat ditawari oleh petinggi militer maupun keluarga Soeharto untuk minta maaf dengan janji jabatan dan sekolah ke luar negeri. Fadjroel menolak berkompromi.
 
Buku-buku yang ditulis Fadjroel diantaranya penelitian disertasi ''Indonesia Memilih Presiden'' (Kepustakaan Populer Gramedia, 2024); Tiga Antologi Puisi ''Trilogi Nusakambangan'' yaitu: ''Catatan Bawah Tanah'' (Yayasan Obor Indonesia, 1993, Edisi I) dan (Kepustakaan Populer Gramedia, 2024. Edisi II); ''Sejarah Lari Tergesa'' (Gramedia Pustaka Utama, 2004); ''Dongeng Untuk Poppy'' (Penerbit Bentang, 2007). Selain itu ''Democracy Without the Democrats: On Freedom, Democracy and The Welfare State'' (Friedrich Ebert Stiftung, 2006); ''Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat: Tentang Kebebasan, Demokrasi dan Negara Kesejahteraan'' (Penerbit Koekoesan, 2006); ''Sutan Sjahrir: Guru Bangsa'' (PDP Guntur 49, 1999. Editor); ''Menggugat Indonesia'' (Pledoi Pengadilan Mahasiswa Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 1990); ''Bertarung Demi Demokrasi: Manifesto Kedaulatan Rakyat'' (FKHJ ITB, 1990); ''Revolusi Demokrasi'' (Yayasan Obor Indonesia, 1990. Kata Pengantar).
==Karier dan gerakan mahasiswa 1998==
Ia memilih meniti karier sebagai asisten manajer di [[Grup Bukaka]], tetapi hanya bertahan selama tiga tahun. Ia kemudian merintis usaha sendiri bersama kawan-kawannya sembari melanjutkan aktivisme dan melanjutkan kuliahnya di pascasarjana [[Universitas Indonesia]] (UI) bidang studi ekonomi. Ia kembali terjun menjadi aktivis dengan statusnya sebagai anggota presidium [[Forum Wacana UI]], ikut terjun bersama ribuan mahasiswa, kembali menuntut Soeharto turun dari kekuasaannya pada tahun [[1998]]. Ketika para aktivis berlomba-lomba masuk [[partai politik]], Fadjroel memilih tetap di luar. Menyikapi [[pemilu 2004]] Fadjroel justru sangat giat menulis dan mengampanyekan golput. Fadjroel mengaku bahwa pada saatnya nanti ia akan terjun dalam partai politik bila kelak lahir partai politik yang dimotori oleh para aktivis Prodem seperti Akbayan di [[Filipina]]. Itu hanya mungkin, menurut dia, bila keberadaan partai politik lokal diberi tempat. Selama partai seperti itu tidak ada, ia akan memilih tetap di luar dan golput. Tetap dalam aktivisme, tampil di koran, televisi, acara-acara diskusi, dan tentu saja berpuisi.
 
==Pranala LuarReferensi ==
 
* {{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0408/26/humaniora/1231049.htm Puisi Sejarah Lari Tergesa]
{{reflist|2}}
* {{id}}[http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=1002 Sosialisme Fadjroel Rachman]
 
* {{id}}[http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=6619&coid=3&caid=31&gid=1 Sikapnya Terhadap Agresi Israel]
== Pranala luar ==
* {{id}}[http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0610/06/opini/3005213.htm Tuan Presiden, Tangkaplah Pembunuh Munir]
* {{Cite web|date=2015-09-23|title=Fadjroel, Kritis ke SBY Melempem ke Jokowi|url=https://republika.co.id/berita/nasional/politik/15/09/23/nv3mqg334-fadjroel-kritis-ke-sby-melempem-ke-jokowi|website=Republika Online|language=id|access-date=2021-09-09|archive-date=2021-09-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210909065459/https://republika.co.id/berita/nasional/politik/15/09/23/nv3mqg334-fadjroel-kritis-ke-sby-melempem-ke-jokowi|dead-url=no}}
* {{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0509/17/pustaka/2053895.htm Belajar dari "Intelektual Orde Baru"]
* https://www.timurkota.com/2021/09/berkunjung-ke-bone-nama-jubir-presiden.html
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0608/19/pustaka/2889946.htm Fadjroel: Tokoh dan Buku]
 
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0608/23/opini/2895607.htm Merdeka dari Hukuman Mati]
{{DEFAULTSORT:Rachman, Fadjroel}}
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0602/23/opini/2459501.htm Amerika Latin Melawan Neoliberalisme]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0404/06/opini/952885.htm Bumi Manusia, Bumi Para Koruptor]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0512/05/opini/2265007.htm Jejak Langkah (daripada) Partai Golkar]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0605/18/opini/2660429.htm Merayakan Matinya Reformasi]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0405/25/opini/1041218.htm Pengkhianatan Cendekiawan]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0504/23/opini/1702936.htm Senjakala Dasasila Bandung]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/21/opini/2523137.htm Luka Papua, Luka Indonesia]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0510/17/opini/2107734.htm Bersama (Siapapun)Kita Tetap Menderita]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/14/opini/2197914.htm Bersama Kita Reshuffle Kabinet]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/20/naper/1567148.htm Ariel Heryanto tentang Fadjroel]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/02/opini/1537213.htm Di Bawah Bendera Oposisi]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0403/26/opini/933939.htm Oposisi Sosial dan Kelas Menengah]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/07/opini/1600945.htm Dunia Intelektual dan Dagang]
*{{id}}[http://www.sosialis.org/ruang/008_070406pelopor.htm Gerakan Mahasiswa sebagai Gerakan Politik Nilai]
*{{id}}[http://www.sosialis.org/ruang/005_070406kepemimpinan.htm Kepemimpinan Politik Kaum Muda]
*{{id}}[http://www.vision.net.id/detail.php?id=1914 Resensi Novel Mahadewa Mahadewi (1)]
*{{id}}[http://www.vision.net.id/detail.php?id=1951 Resensi Novel Mahadewa Mahadewi (2)]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0510/07/humaniora/2104930.htm 233 Tahun Kesunyian]
*{{id}}[http://www.sosialis.org/ruang/004_140206partai.htm Partai Sosialis Indonesia dan Perjuangan Ideologi Sosialisme Kerakyatan]
*{{id}}[http://www.sosialis.org/ruang/002_140206thethirdway.htm The Third Way dan Jalan Baru Partai Sosialis Indonesia]
*{{id}}[http://www.sosialis.org/ruang/001_140206jalan.htm Jalan Sosialisme Kerakyatan]
*{{id}}[http://www.komunitasdemokrasi.or.id/comments.php?id=P199_0_8_0_C Sutan Sjahrir Memorial Lecture 2006]
*{{id}}[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0608/27/seni/2906958.htm Puisi2 Tuan Marx dan Engels]
[[Kategori:Aktivis Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Tokoh dari Banjarmasin]]
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Tokoh Bugis]]
[[Kategori:Kelahiran 1964]]
[[Kategori:Aktivis 98]]