Mandala (sejarah Asia Tenggara): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.2+) (bot Mengubah: en:Mandala (Southeast Asian political model) |
Anesmnuswan (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(21 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kegunaanlain|Mandala}}
[[Berkas:Southeast Asian Historical Mandalas.svg|
'''Mandala''' (मण्डल) adalah istilah [[bahasa Sanskerta]] yang bermakna "lingkaran". [[Mandala]] digunakan sebagai model untuk menggambarkan pola penyebaran pengaruh kekuasaan politik dalam sejarah purba [[Asia Tenggara]] ketika kekuasaan setempat memegang peranan penting. Konsep sejarah-politik mandala ini berkaitan dengan kecenderungan modern untuk memandang persatuan kekuasaan politik, misalnya kekuasaan [[kemaharajaan]] atau [[Negara kebangsaan|negara-bangsa]] besar di kemudian hari. Hal ini merupakan hasil dari kemajuan teknologi pembuatan peta pada abad XV.<ref>{{cite news
<blockquote>"Peta sejarah purba Asia Tenggara berevolusi dari jejaring permukiman prasejarah yang muncul dalam catatan sejarah sebagai serpihan-serpihan yang membentuk mandala yang kadang saling tumpang tindih."<ref>O.W. Wolters, 1999, p. 27</ref></blockquote>
Baris 20 ⟶ 21:
| pages =
| format =
| language =
| quote =
| archiveurl = https://web.archive.org/web/20120420042629/http://epublications.bond.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1007&context=cewces_papers&sei-redir=1&referer=http:%2F%2Fwww.google.co.id%2Furl%3Fsa=t&rct=j&q=mandala%20srivijaya%20political%20federation&source=web&cd=11&ved=0CBgQFjAAOAo&url=http%3A%2F%2Fepublications.bond.edu.au%2Fcgi%2Fviewcontent.cgi%3Farticle%3D1007%26context%3Dcewces_papers&ei=xrfkTu3fKdDQrQfpmuCSCA&usg=AFQjCNHApSYyFUfMf3LtiD2a95urqw-X5w&sig2=SrOqXV_mGyJ6xCRIIOpJQA#search=%22mandala%20srivijaya%20political%20federation%22
| archivedate = 2012-04-20
| dead-url = yes
}}</ref>
Dalam beberapa hal, sistem mandala ini mirip dengan sistem [[feodal]] di Eropa, negara-negara bagian atau negeri bawahan terikat oleh tuannya melalui hubungan tribut yaitu memberikan persembahan berupa [[upeti]]. Dibandingkan dengan sistem feodal, sistem mandala ini memberikan lebih banyak kebebasan kepada negeri bawahannya; hubungannya lebih bersifat hubungan pribadi antar penguasanya; dan
== Sejarah ==
[[Berkas:Mandalas1360-2.png|
Secara sejarah, kekuatan mandala utama antara lain [[Kerajaan Khmer]] di [[Kamboja]], [[Sriwijaya]] di [[
Masuknya Islam di Nusantara melihat penerapan sistem ini yang masih berlanjut dalam pembentukan pemerintahan, seperti pembentukan koalisi [[Negeri Sembilan]] pada abad ke-18 yang berfokus pada [[Seri Menanti]] sebagai pusat yang diapit oleh empat [[luak]] dalam dan empat daerah luar.<ref>{{Cite journal|last=Tambiah|first=Stanley Jeyaraja|year=2013|title=The galactic polity in Southeast Asia|url=https://www.journals.uchicago.edu/doi/full/10.14318/hau3.3.033|journal=HAU: Journal of Ethnographic Theory|publisher=University of Chicago Press|volume=3|issue=3|pages=504-506|via=}}</ref> Contoh lainnya yaitu kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Jawa setelah Majapahit.
{{Reflist}}▼
Sistem ini berakhir dengan kedatangan kekuasaan Eropa pada pertengahan abad XIX. Secara budaya mereka memperkenalkan praktik geografis Eropa yang beranggapan setiap wilayah hanya dikuasai satu penguasa. Dalam praktik, kolonisasi di [[Indochina Prancis]], [[Malaya Britania]] dan Birma, serta [[Hindia Belanda]] memaksa penguasa kolonial ini untuk menetapkan batas wilayah koloni milik mereka. Wilayah kerajaan bawahan ini lalu dibagi-bagi antara koloni-koloni Eropa ini dan kerajaan Siam.
== Kewajiban ==
Kewajiban di setiap sisi hubungan bervariasi sesuai dengan kekuatan hubungan dan keadaan. Misalnya di [[Semenanjung Malaka|Semenanjung Malaya]], pada umumnya negara bawahan wajib membayar [[bunga mas]], upeti tetap berbagai barang berharga dan budak, dan miniatur pohon emas dan perak (''bunga mas dan perak''). Penguasa tuan membalas dengan hadiah yang sering kali lebih berharga daripada yang diberikan oleh negara bawahan. Namun, negara bawahan juga harus menyediakan orang dan perbekalan ketika dipanggil, paling sering pada saat perang. Manfaat utama bagi negara bawahan adalah perlindungan dari invasi oleh kekuatan lain, meskipun seperti yang dicatat oleh sejarawan Asia Tenggara Thongchai Winichakul, ini sering kali merupakan "perlindungan seperti mafia"<ref>{{Cite book|author=Thongchai Winichakul|year=1994|title=Siam Mapped|page=88}}</ref> dari ancaman tuannya sendiri. Dalam beberapa kasus, penguasa juga mengendalikan suksesi di negara bawahan, tetapi secara umum campur tangan dalam urusan dalam negeri negara bawahan itu minimal: dia akan mempertahankan pasukan dan kekuatan perpajakannya sendiri, misalnya. Dalam kasus hubungan yang lebih renggang, "tuan" mungkin menganggapnya sebagai salah satu upeti, sedangkan "negara bawahan" mungkin menganggap pertukaran hadiah murni bersifat komersial atau sebagai ekspresi niat baik (Thongchai p. 87).
== Referensi ==
▲{{Reflist}}
* Chandler, David. ''A History of Cambodia''. Westview Press, 1983. ISBN 0-8133-3511-6 ▼
* Chutintaranond, Sunait, "Mandala, segmentary state, and Politics of Centralization in Medieval Ayudhya," ''Journal of the Siam Society'' 78, 1, 1990, p. 1.▼
== Bacaan lanjutan ==
▲* Chutintaranond, Sunait, "Mandala, segmentary state, and Politics of Centralization in Medieval Ayudhya," ''Journal of the Siam Society'' 78, 1, 1990, p.
* Lieberman, Victor, ''Strange Parallels: Southeast Asia in Global Context, c. 800-1830, Volume 1: Integration on the Mainland'', Cambridge University Press, 2003.
* Stuart-Fox, Martin, ''The Lao Kingdom of Lan Xang: Rise and Decline'', White Lotus, 1998.
* Tambiah, S. J., ''World Conqueror and World Renouncer'', Cambridge, 1976.
* Thongchai Winichakul. ''Siam Mapped''. University of Hawaii Press, 1984. ISBN 0-8248-1974-8
* Wolters, O.W. ''History, Culture and Region in Southeast Asian Perspectives''. Institute of Southeast Asian Studies, 1982. ISBN 0-87727-725-7
* Wolters, O.W. ''History, Culture and Region in Southeast Asian Perspectives''. Institute of Southeast Asian Studies, Revised Edition, 1999.
* Wyatt, David. ''Thailand: A Short History'' (2nd edition). Yale University Press, 2003. ISBN 0-300-08475-7
== Lihat pula ==
[[Kategori:Sistem politik]]
[[Kategori:Sejarah Asia Tenggara]]
▲[[vi:Hệ thống Mandala]]
|