Penyembahan berhala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MerlIwBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: lv:Elku pielūgšana
k Penambahan informasi #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(96 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Redirect|Berhala|konsep penyembahan berhala dalam agama Islam|Berhala (Islam)}}
'''Penyembahan berhala''' adalah istilah merendahkan untuk pemujaan berhala, benda fisik seperti [[gambar kultus]], sebagai [[dewa]],<ref>http://mw2.merriam-webster.com/dictionary/idolatry</ref> atau praktik diyakini hampir pada ibadah, seperti memberikan kehormatan yang tidak semestinya dan memperhatikan bentuk membuat selain Tuhan.<ref>''Catechism of The Catholic Church'', passage 2113, pp.460, Geoffrey Chapman, 1999</ref> Dalam [[agama Abrahamik]] semua penyembahan berhala adalah sangat dilarang, meskipun dilihat sebagai apa yang merupakan penyembahan berhala mungkin berbeda di dalam dan di antara mereka. Dalam agama-agama lain penggunaan gambar kultus diterima, meskipun istilah "penyembahan berhala" tidak mungkin digunakan dalam agama, yang pada dasarnya tidak setuju. Gambar, ide, dan objek merupakan penyembahan berhala seringkali menjadi masalah perdebatan yang cukup besar, dan di dalam semua agama Abrahamik istilah ini dapat digunakan dalam pengertian yang sangat luas, dengan tidak ada implikasi bahwa perilaku menentang untuk benar-benar merupakan dari penyembahan religius dari objek fisik.
[[Berkas:William Blake - Moses Indignant at the Golden Calf.jpg|jmpl|''Moses Indignant at the Golden Calf'', lukisan oleh [[William Blake]], 1799–1800]]
'''Penyembahan berhala''' adalah istilah mengagungkan untuk pemujaan berhala, benda fisik seperti [[gambar kultus]], sebagai [[dewa]],<ref>{{Cite web |url=http://mw2.merriam-webster.com/dictionary/idolatry |title=Salinan arsip |access-date=2011-06-07 |archive-date=2011-07-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110714074723/http://mw2.merriam-webster.com/dictionary/idolatry |dead-url=yes }}</ref> atau praktik diyakini hampir pada ibadah, seperti memberikan kehormatan yang tidak semestinya dan memperhatikan bentuk membuat selain Tuhan.<ref>''Catechism of The Catholic Church'', passage 2113, pp.460, Geoffrey Chapman, 1999</ref> Dalam [[agama Abrahamik]] semua penyembahan berhala adalah sangat dilarang, meskipun dilihat sebagai apa yang merupakan penyembahan berhala mungkin berbeda di dalam dan di antara mereka. Dalam agama-agama lain penggunaan gambar kultus diterima, meskipun istilah "penyembahan berhala" tidak mungkin digunakan dalam agama, yang pada dasarnya tidak setuju. Gambar, ide, dan objek merupakan penyembahan berhala sering kali menjadi masalah perdebatan yang cukup besar, dan di dalam semua agama Abrahamik istilah ini dapat digunakan dalam pengertian yang sangat luas, dengan tidak ada implikasi bahwa perilaku menentang untuk benar-benar merupakan dari penyembahan religius dari objek fisik.
== Larangan menyembah berhala menurut agama ==
=== Yahudi ===
{{Main|Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun}}
Larangan menyembah berhala di dalam [[agama Yahudi]] disebutkan dalam [[kitab keluaran]] pasal 20 ayat 4–5 dan termasuk [[sepuluh perintah Allah]]
{{Quote|
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Allah, tuhanmu, adalah tuhan yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.|author=Keluaran 20:4–5}}
=== Kristen ===
{{utama|Gambar religius dalam teologi Kristen|Anikonisme dalam Kekristenan}}
Gagasan-gagasan di dalam agama Kristen berkenaan dengan larangan menyembah berhala dilandaskan pada perintah pertama [[Dasatitah]] yang berbunyi:
{{quote|Jangan ada padamu ilah lain di hadapan-Ku.<ref name="Wray2011p164">{{cite book|author=T. J. Wray|title=What the Bible Really Tells Us: The Essential Guide to Biblical Literacy|url=https://books.google.com/books?id=OAewArzQ624C |year=2011|publisher=Rowman & Littlefield Publishers|isbn=978-1-4422-1293-0|pages=164–165}}</ref>}}
 
Perintah ini dijabarkan di dalam Alkitab, yakni di dalam {{Alkitab|Keluaran 20:3|ayat ke-3 dari bab 20 Kitab Keluaran}}, {{Alkitab|Matius 4:10|ayat ke-10 dari bab 4 Injil Matius}}, {{Alkitab|Lukas 4:8|ayat ke-8 dari bab 4 Injil Lukas}}, dan banyak lagi ayat lain, misalnya:<ref name="Wray2011p164"/>
{{quote|Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.|[[Kitab Imamat|Imamat]] {{Alkitab|Imamat 26:1-2|26:1-2}}<ref>{{cite book|author=Terrance Shaw|title=The Shaw's Revised King James Holy Bible|url=https://books.google.com/books?id=FAsMFyVX8_AC&pg=PA74|year=2010|publisher=Penerbit Trafford|isbn=978-1-4251-1667-5|page=74}}</ref>}}
 
Alkitab memberikan konsepsi bahwa penyembahan berhala merupakan perbuatan yang pelakunya harus diberi [[hukuman mati]]. [[Kitab Ulangan]] 17:2–7 membahas tentang hukuman mati untuk penyembah berhala.<ref>{{Cite book|last=Husaini|first=Adian|date=2005|title=Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler Liberal|location=Jakarta|publisher=Gema Insani|isbn=978-602-250-517-4|pages=46|url-status=live}}</ref> Pandangan Kristen mengenai larangan menyembah berhala secara umum dapat dibedakan menjadi dua kategori besar, yakni pandangan [[Gereja Katolik|Kristen Katolik]] dan [[Gereja Ortodoks|Kristen Ortodoks]] yang menghalalkan citra-citra religius,<ref name="Flinn2007p358">{{cite book|author=Frank K. Flinn|title=Encyclopedia of Catholicism|url=https://books.google.com/books?id=gxEONS0FFlsC&pg=PA358|year=2007|publisher=Penerbit Infobase|isbn=978-0-8160-7565-2|pages=358–359}}</ref> dan pandangan banyak jemaat [[Protestanisme|Kristen Protestan]] yang mengharamkannya. Meskipun demikian, banyak umat Kristen Protestan yang memanfaatkan citra [[salib Kristen|salib]] sebagai lambang.<ref name="Leora Batnitzky 2009 147–156">{{cite book|author=Leora Batnitzky|title=Idolatry and Representation: The Philosophy of Franz Rosenzweig Reconsidered|url=https://books.google.com/books?id=_lZYGuU7wCAC&pg=PA147| year=2009| publisher=Lembaga Pers Universitas Princeton|isbn=978-1-4008-2358-1|pages=147–156}}</ref><ref name="Ryan K. Smith 2011 79–81">{{cite book|author=Ryan K. Smith|title=Gothic Arches, Latin Crosses: Anti-Catholicism and American Church Designs in the Nineteenth Century|url=https://books.google.com/books?id=OoMJo0kJQTsC&pg=PA79| year=2011| publisher=Lembaga Pers Universitas Carolina Utara|isbn=978-0-8078-7728-9|pages=79–81}}</ref>
 
==== Kristen Katolik ====
{{multiple image
| align = right
| image1 = Blessed Virgin Mary and Jesus, Marija Bistrica.JPG
| width1 = 121
| alt1 =
| caption1 =
| image2 = Santa Maria di Licodia Madonna del Carmelo Procession.jpg
| width2 = 180
| alt2 =
| caption2 =
| footer = Penghormatan terhadap Santa Perawan Maria, Yesus Kristus, dan Madonna Hitam adalah amalan-amalan yang lumrah di dalam Gereja Katolik.
}}
 
Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks dari generasi ke generasi membela pemanfaatan ikon. Perdebatan mengenai apa yang disiratkan citra-citra dan apakah penghormatan dengan bantuan ikon-ikon di dalam gereja setara dengan dilarang menyembah berhala sudah berlangsung berabad-abad lamanya, teristimewa sejak abad ke-7 sampai dengan [[Reformasi Protestan]] pada abad ke-16.<ref name="Halbertal1992p39">{{cite book|author1=Moshe Halbertal|author2=Avishai Margalit|author3=Naomi Goldblum|title=Idolatry |url= https://archive.org/details/idolatry00halb |url-access=registration|year=1992|publisher=Lembaga Pers Universitas Harvard|isbn=978-0-674-44313-6|pages=[https://archive.org/details/idolatry00halb/page/39 39]–40, 102–103, 116–119}}</ref> Perdebatan-perdebatan ini mendukung penyertaan ikon-ikon Yesus Kristus, Santa Perawan Maria, dan para Rasul, yakni ikonografi yang diungkapkan dalam bentuk karya seni kaca patri, santo-santa daerah, dan berbagai macam lambang iman Kristen lainnya. Perdebatan-perdebatan tersebut juga mendukung amalan-amalan seperti misa Katolik, penyalaan lilin di depan gambar-gambar, hiasan-hiasan dan perayaan-perayaan Natal, serta pawai-pawai sukaria maupun pawai-pawai peringatan dengan mengusung patung tokoh-tokoh penting dalam agama Kristen.<ref name="Halbertal1992p39"/><ref name="Craighen1914">{{cite book|author=L. A. Craighen|title=The Practice of Idolatry|url=https://books.google.com/books?id=K4tbAAAAMAAJ&pg=PA21|year=1914|publisher=Taylor & Taylor|pages=21–26, 30–31}}</ref><ref name="Vance1989p5">{{cite book|author=William L. Vance|title=America's Rome: Catholic and contemporary Rome |url=https://archive.org/details/americasrome00vanc |url-access=registration|year=1989|publisher=Lembaga Pers Universitas Yale|isbn=978-0-300-04453-9|pages=[https://archive.org/details/americasrome00vanc/page/5 5]–8, 12, 17–18}}</ref>
 
Di dalam makalahnya, ''Ihwal Citra Suci'', Santo [[Yohanes dari Damaskus|Yuhana Addimasyqi]] membela pemanfaatan ikon-ikon dan citra-citra untuk menanggapi gerakan [[ikonoklasme Bizantium]] yang memprakarsai penghancuran citra-citra religius secara besar-besaran pada abad ke-8 dengan dukungan dari [[Leo III orang Isauria|Kaisar Leo III]] maupun penggantinya, [[Konstantinus V|Kaisar Konstantinus V]], saat berlangsungnya perang agama melawan [[Khilafah]] [[Bani Umayyah]].<ref>{{cite book|author=Stephen Gero|title=Byzantine Iconoclasm During the Reign of Leo III: With Particular Attention to the Oriental Sources |url=https://books.google.com/books?id=xIEwAAAAYAAJ |year=1973|publisher=Corpus scriptorum Christianorum Orientalium: Subsidia|pages=1–7, 44–45}}</ref> "Saya berani menggambar citra Allah yang tidak kasatmata, bukan dalam keadaan-Nya yang tidak kasatmata, melainkan dalam keadaan-Nya sesudah menjadi kasatmata demi kita melalui daging dan darah," ungkap Santo Yuhana Addimasyqi dalam tulisannya. Ia menambahkan pula bahwa citra-citra adalah ungkapan-ungkapan "kenangan akan mukjizat, kehormatan, kenistaan, kebajikan, maupun kejahatan", dan bahwasanya buku juga merupakan citra yang tersurat dalam bentuk lain.<ref>{{cite book|author=Saint John (of Damascus)|title=St. John Damascene on Holy Images: (pros Tous Diaballontas Tas Agias Eikonas)|url=https://books.google.com/books?id=ibnUAAAAMAAJ&pg=PA5|year=1898|publisher=T. Baker|pages=5–6, 12–17}}</ref><ref>{{cite book|author=Hans J. Hillerbrand|title=A New History of Christianity|url=https://books.google.com/books?id=pmBUIcGW4T4C&pg=PA367|year=2012|publisher=Abingdon|isbn=978-1-4267-1914-1|pages=131–133, 367}}</ref> Ia membela pemanfaatan citra-citra dalam kegiatan-kegiatan religius atas dasar doktrin Kristen tentang Yesus sebagai [[inkarnasi]] Firman Allah.<ref>{{cite book|author=Benedict Groschel|title=I Am with You Always: A Study of the History and Meaning of Personal Devotion to Jesus Christ for Catholic, Orthodox, and Protestant Christians|url=https://books.google.com/books?id=3Usg9r1NZjcC&pg=PA58|year=2010|publisher=Ignatius|isbn=978-1-58617-257-2|pages=58–60}}</ref>
 
Pernyataan Santo [[Yohanes Penginjil]] bahwa "Firman itu telah menjadi manusia" ({{Alkitab|Yohanes 1:14}}) mengisyaratkan bahwa Allah yang tidak kasatmata menjadi kasatmata, bahwasanya kemuliaan Allah mengejawantah dalam diri Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, dan oleh karena itu Allah memilih untuk membuat yang tidak kasat mata menjadi wujud yang kasatmata, yang rohani berinkarnasi menjadi wujud jasmani.<ref>{{cite book|author=Jeffrey F. Hamburger|title=St. John the Divine: The Deified Evangelist in Medieval Art and Theology|url=https://books.google.com/books?id=5S0lDQAAQBAJ |year=2002|publisher=Lembaga Pers Universitas California|isbn=978-0-520-22877-1|pages=3, 18–24, 30–31}}</ref><ref>{{cite book|author=Ronald P. Byars|title=The Future of Protestant Worship: Beyond the Worship Wars|url=https://books.google.com/books?id=Yu_jMWKICzcC&pg=PA43|year=2002| publisher=Westminster John Knox Press| isbn=978-0-664-22572-8|pages=43–44}}</ref>
 
[[File:August Kraus Pius V verehrt den Gekreuzigten.jpg|thumb|right|upright|[[Paus Pius V]] berdoa menggunakan krusifiks, lukisan karya August Kraus]]
Pembelaan terdahulu terhadap pemanfaatan citra-citra mencakup eksegesis Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Bukti pemanfaatan citra-citra religius didapati di dalam [[seni rupa dan arsitektur gereja perdana|seni rupa]] dan peninggalan-peninggalan tertulis Kristen purba. Sebagai contoh, penghormatan terhadap makam-makam dan patung-patung para [[martir]] adalah perbuatan yang jamak dilakukan komunitas-komunitas Kristen purba. Pada tahun 397, Santo [[Agustinus dari Hippo|Agustinus dari Hipo]], di dalam [[Pengakuan-pengakuan Agustinus|''Confessiones'']] bagian 6.2.2, bercerita tentang kebiasaan ibunya menyiapkan persembahan untuk patung-patung dan makam-makam para martir.<ref>{{cite book|author=Kenelm Henry Digby|title=Mores Catholici : Or Ages of Faith|url=https://books.google.com/books?id=joxbnoov0EkC&pg=PA408| year=1841|publisher=Catholic Society |pages=408–410}}</ref>
{{Quote box
|quote =
<poem>
Citra-citra berfungsi sebagai Alkitab bagi tunaaksara,
serta menggugah orang untuk beramal saleh dan berbuat kebajikan.
</poem>
|source = — [[Paus Gregorius I]], abad ke-7<ref name="Seaman2012p23"/>
|bgcolor=#ccccff
|align = right
}}
Pembelaan Kristen Katolik mengungkit bukti-bukti tekstual dari laku penghormatan lahiriah terhadap ikon-ikon, dengan berargumen bahwa ada "bermacam-macam bentuk ibadat" dan bahwasanya penghormatan yang ditunjukkan terhadap ikon-ikon sama sekali berbeda dari pemujaan terhadap Allah. Sembari mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama, argumen-argumen ini menyajikan contoh bentuk-bentuk "penghormatan" seperti dalam {{Alkitab|Kejadian 33:3|ayat ke-3 dari bab 33 Kitab Kejadian}}, dengan alasan bahwa "pemujaan adalah satu hal tersendiri, lain halnya dengan pemujaan yang dilakukan demi menghormati sesuatu yang luar biasa". Argumen-argumen ini menegaskan bahwa "penghormatan yang diberikan kepada citra tertentu sesungguhnya teralihkan kepada purwarupanya", dan bahwasanya tindakan menghormati sebuah citra Kristus tidak terhenti pada citra itu sendiri&nbsp;– materi citra itu sendiri bukanlah objek penyembahan&nbsp;– tetapi melampaui citra tersebut, sampai kepada purwarupanya.<ref>{{cite book|author1=Horst Woldemar Janson|author2=Anthony F. Janson|title=History of Art: The Western Tradition|url=https://books.google.com/books?id=MMYHuvhWBH4C&pg=PT386|year=2003|publisher=Prentice Hall|isbn=978-0-13-182895-7|page=386}}</ref><ref name="Seaman2012p23">{{cite book|author1=Natasha T. Seaman|author2=Hendrik Terbrugghen|title=The Religious Paintings of Hendrick Ter Brugghen: Reinventing Christian Painting After the Reformation in Utrecht|url=https://books.google.com/books?id=LngM5fhurbMC&pg=PA23|year=2012|publisher=Ashgate|isbn=978-1-4094-3495-5|pages=23–29}}</ref><ref>{{cite book|author=Henry Ede Eze|title=Images in Catholicism ...idolatry?: Discourse on the First Commandment With Biblical Citations|url=https://books.google.com/books?id=2h3gcuWJTlcC&pg=PA11 |year=2011|publisher=St. Paul Press|isbn=978-0-9827966-9-6|pages=11–14}}</ref>
 
Menurut ''[[Katekismus Gereja Katolik]]'', "menyembah berhala tidak sekadar mengacu kepada ibadat pagan yang batil. Orang menyembah berhala kapan saja ia [[venerasi|menghormati]] dan memuliakan sesuatu yang lain sebagai ganti [[Allah]], baik berupa [[panteon|dewa-dewi]] maupun roh-roh jahat (misalnya [[Setanisme teistis|setanisme]]), [[kewenangan|kekuasaan]], [[hedonisme|kesenangan]], [[rasisme|ras]], [[penghormatan orang yang telah meninggal|nenek moyang]], [[pemerintah|negara]], [[Mamon|uang]], dsb."<ref name=Catechism>''Catechism of The Catholic Church'', passage 2113, hlm. 460, Geoffrey Chapman, 1999</ref> Pembuatan citra-citra Yesus Kristus, Santa Perawan Maria, dan [[orang kudus|para aulia Kristen]] bersama dengan doa-doa yang ditujukan kepada mereka sudah menyebar luas di kalangan umat Kristen Katolik.<ref name="Jones1898p1">{{cite book|author=Thomas W. L. Jones|title=The Queen of Heaven: Màmma Schiavona (the Black Mother), the Madonna of the Pignasecea: a Delineation of the Great Idolatry|url=https://books.google.com/books?id=TEQQAAAAIAAJ|year=1898|pages=1–2}}</ref>
 
==== Kristen Ortodoks ====
[[Gereja Ortodoks Timur]] membedakan ''[[latria]]'' dari ''[[dulia]]''. ''Latria'' adalah menyembah Allah, dan ''latria'' terhadap segala sesuatu selain Allah diharamkan dalam ajaran Gereja Ortodoks. Di lain pihak, ''dulia'', yang didefinisikan sebagai penghormatan terhadap citra-citra, patung-patung atau ikon-ikon religius, tidak saja diperbolehkan tetapi juga diwajibkan.<ref>{{cite book|author1=Kathleen M. Ashley|author2=Robert L. A. Clark|title=Medieval Conduct|url=https://books.google.com/books?id=z6M_9muo654C&pg=PA211 |year=2001|publisher=University of Minnesota Press|isbn=978-0-8166-3576-4|pages=211–212}}</ref> Perbedaan antara ''latria'' dan ''dulia'' dijabarkan [[Thomas Aquinas|Tomas Aquinas]] di dalam ''[[Summa Theologiae]]'' bagian 3.25.<ref>{{cite book|author=Bernard Lonergan|title=The Incarnate Word: The Collected Works of Bernard Lonergan, Volume 8 |url=https://books.google.com/books?id=RnqMCwAAQBAJ&pg=PA310 |year=2016|publisher=University of Toronto Press|isbn=978-1-4426-3111-3|pages=310–314}}</ref>
 
[[File:Ostrabrama-prayer.jpg|thumb|upright=0.8|Penghormatan terhadap citra-citra Maria, yang disebut [[devosi kepada Bunda Maria]], adalah amalan yang dipermasalahkan sebagian besar umat Kristen Protestan.<ref>{{cite book|author=Rev. Robert William Dibdin|title=England warned and counselled; 4 lectures on popery and tractarianism|url=https://archive.org/details/englandwarnedan00dibdgoog|year=1851|publisher=James Nisbet|page=[https://archive.org/details/englandwarnedan00dibdgoog/page/n38 20]}}</ref><ref>{{cite book|author=Gary Waller|title=Walsingham and the English Imagination|url=https://books.google.com/books?id=qzHL_q84028C&pg=PA153|year=2013|publisher=Ashgate|isbn=978-1-4094-7860-7|page=153}}</ref>]]
Di dalam kesusastraan [[apologetika|apologetis]] ortodoks, pemanfaatan maupun penyalahgunaan citra-citra dibahas secara panjang lebar. Kesusastraan eksegesis Ortodoks merujuk kepada ikon-ikon dan [[Nehushtan|patung ular tembaga]] yang dibuat Musa (atas perintah Allah) di dalam {{Alkitab|Bilangan 21:9|ayat ke-9 dari bab 21 Kitab Bilangan}}, yakni patung yang mengandung rahmat dan kuasa Allah untuk menyembuhkan orang-orang yang digigit ular-ular sungguhan. Demikian pula [[Tabut Perjanjian]] dikedepankan sebagai bukti dari benda ritual yang di atasnya Yahweh hadir.<ref>{{cite book|author=Sebastian Dabovich|title=The Holy Orthodox Church: Or, The Ritual, Services and Sacraments of the Eastern Apostolic (Greek-Russian) Church|url=https://books.google.com/books?id=5jJDAAAAIAAJ&pg=PA21|year=1898|publisher=American Review of Eastern Orthodoxy|pages=21–22}}</ref><ref>{{cite book|author1=Ulrich Broich|author2=Theo Stemmler|author3=Gerd Stratmann|title=Functions of Literature|url=https://books.google.com/books?id=YNs9AAAAIAAJ|year=1984|publisher=Niemeyer|isbn=978-3-484-40106-8|pages=120–121}}</ref>
 
Penghormatan terhadap ikon-ikon melalui laku ''[[proskinesis]]'' diundangkan pada tahun 787 Masehi oleh [[Konsili Nicea II|Konsili Ekumene yang ke-7]].<ref name=giakalis1>{{cite book|author=Ambrosios Giakalis|title=Images of the Divine: The Theology of Icons at the Seventh Ecumenical Council|url=https://books.google.com/books?id=x6bYAAAAMAAJ |year=2005|publisher=Brill Academic|isbn=978-90-04-14328-9|pages=viii–ix, 1–3}}</ref><ref>{{cite book|author=Gabriel Balima|title=Satanic Christianity and the Creation of the Seventh Day |url=https://books.google.com/books?id=pNfqjbX2GQgC&pg=PA72 |year=2008|publisher=Dorrance|isbn=978-1-4349-9280-2|pages=72–73}}</ref> Keputusan tersebut dipicu oleh kontroversi ikonoklasme Bizantium yang mencuat sesudah meletusnya perang-perang Kristen-Muslim dan munculnya gerakan ikonoklasme di Asia Barat.<ref name=giakalis1/><ref>Patricia Crone (1980), Islam, Judeo-Christianity and Byzantine Iconoclasm, ''Jerusalem Studies in Arabic and Islam'', Jld. 2, Hlmn. 59–95</ref> Pembelaan terhadap citra-citra maupun sumbangsih sarjana Kristen asal Suriah, Yuhana Addimasyqi, benar-benar penting pada zaman itu. Gereja Ortodoks Timur sejak saat itu memuliakan penggunaan ikon-ikon dan citra-citra. [[Gereja-Gereja Katolik Timur]] juga menerima kehadiran ikon-ikon di dalam perayaan [[Liturgi Suci]] mereka.<ref>{{cite book|author=James Leslie Houlden|title=Jesus in History, Thought, and Culture: An Encyclopedia|url=https://books.google.com/books?id=17kzgBusXZIC&pg=PA369|year=2003|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-856-3|pages=369–370}}</ref>
 
==== Kristen Protestan ====
Perdebatan seputar menyembah berhala sudah menjadi salah satu faktor pembeda ajaran Kristen Katolik yang pro paus dari ajaran Kristen Protestan yang anti terhadap paus.<ref name="Milton2002p186">{{cite book|author=Anthony Milton|title=Catholic and Reformed: The Roman and Protestant Churches in English Protestant Thought |url=https://books.google.com/books?id=stwluHDJsQgC&pg=PA186 |year=2002|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-89329-9|pages=186–195}}</ref> Penulis-penulis yang menolak paus mempertanyakan amalan-amalan peribadatan dan citra-citra yang didukung umat Kristen Katolik. Banyak sarjana Protestan menggolongkan amalan-amalan peribadatan dan citra-citra Katolik sebagai "kekeliruan yang lebih besar daripada semua kekeliruan lain dalam kehidupan beragama." Amalan-amalan Kristen Katolik yang dinilai keliru oleh umat Kristen Protestan mencakup penghormatan terhadap Santa Perawan Maria, misa Katolik, meminta syafaat orang-orang kudus, serta penghormatan yang diharapkan maupun yang ditunjukkan terhadap Sri Paus.<ref name="Milton2002p186"/> Tudingan penyembahan berhala terhadap umat Kristen Katolik dilontarkan oleh berbagai macam golongan umat Kristen Protestan, mulai dari [[Gereja Inggris]] sampai [[Yohanes Calvin|Yohanes Kalvin]] di Jenewa.<ref name="Milton2002p186"/><ref>{{cite book|author=James Noyes|title=The Politics of Iconoclasm: Religion, Violence and the Culture of Image-Breaking in Christianity and Islam|url=https://books.google.com/books?id=VmcBAwAAQBAJ |year=2013|publisher=Tauris|isbn=978-0-85772-288-1|pages=31–37}}</ref>
 
[[File:Altar and bible st Johns Lutheran.jpg|thumb|right|upright|Alkitab dan [[crucifix|krusifiks]] di atas [[altar]] sebuah gereja Protestan yang berhaluan Lutheran]]
Umat Kristen Protestan tidak meninggalkan semua ikon dan lambang agama Kristen. Dalam segala macam konteks penghormatan, mereka biasanya menghindari pemanfaatan citra-citra, kecuali citra salib. Salib tetap menjadi ikon utama mereka.<ref name="Leora Batnitzky 2009 147–156"/><ref name="Ryan K. Smith 2011 79–81"/> Menurut [[Carlos Eire]], seorang profesor kajian dan sejarah agama, secara teknis, cabang-cabang utama agama Kristen memiliki ikon mereka masing-masing, tetapi maknanya berbeda-beda dari satu cabang ke cabang lain, dan "apa yang dianggap devosi oleh yang satu merupakan penyembahan berhala bagi yang lain".<ref name="Eire1989p5">{{cite book|author=Carlos M. N. Eire|title=War Against the Idols: The Reformation of Worship from Erasmus to Calvin |url=https://books.google.com/books?id=95sDFZbl4S4C |year=1989|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-37984-7|pages=5–7}}</ref> Carlos Eire menegaskan bahwa hal ini tidak saja terbukti dalam debat antar-Kristen, tetapi juga dalam tindakan para prajurit raja-raja Katolik menggantikan "berhala-berhala [[Aztek]] yang menyeramkan" di daerah-daerah jajahan mereka di Benua Amerika dengan "salib-salib dan citra-citra Maria serta orang-orang kudus yang indah-indah".<ref name="Eire1989p5"/>
 
Umat Kristen Protestan kerap menuduh umat Kristen Katolik menyembah berhala, [[ikonolatria|menyembah ikon]], bahkan menganut [[paganisme|kepercayaan pagan]]. Tuduhan semacam ini sudah lumrah diwacanakan semua golongan Kristen Protestan pada zaman [[Reformasi Protestan]]. Dalam kasus-kasus tertentu, misalnya kasus [[Puritan|Kaum Puritan]] di Inggris, segala macam benda religius diharamkan, baik yang berwujud tiga dimensi maupun yang berwujud dua dimensi, termasuk [[salib Kristen|salib]].<ref>{{cite book |last=Richardson |first=R. C. |title=Puritanism in north-west England: a regional study of the diocese of Chester to 1642 |year=1972 |publisher=[[Manchester University Press]]|location=Manchester, England|page=[https://archive.org/details/puritanisminnort0000rich/page/26 26]|isbn=978-0-7190-0477-3|url=https://archive.org/details/puritanisminnort0000rich|url-access=registration }}</ref>
 
[[crucifix|Citra tubuh Kristus pada salib]] adalah lambang kuno yang digunakan di gereja-gereja Katolik, Ortodoks, [[Anglikan]], dan [[Lutheran]], berbeda dari sejumlah jemaat Kristen Protestan yang hanya menggunakan salib polos. Dalam agama Yahudi, penghormatan terhadap ikon Kristus dalam bentuk salib dipandang sebagai menyembah berhala.<ref name="Batnitzky2000p145">{{cite book|author=Leora Faye Batnitzky|title=Idolatry and Representation: The Philosophy of Franz Rosenzweig Reconsidered|url=https://books.google.com/books?id=tOvdLMZLghUC&pg=PA145|year=2000|publisher=Princeton University Press|isbn=978-0-691-04850-5|page=145}}</ref> Meskipun demikian, sejumlah sarjana Yahudi tidak berpandangan demikian. Menurut mereka, agama Kristen berdiri di atas landasan keyakinan agama Yahudi, dan sesungguhnya bukan penyembahan berhala.<ref name="OU-Avoda Zarah">{{cite web|last=Steinsaltz|first=Rabbi Adin|title=Introduction - Masechet Avodah Zarah|url=http://www.ou.org/ou/print_this/73452|work=The Coming Week's Daf Yomi|accessdate=31 Mei 2013}}, Quote: "Over time, however, new religions developed whose basis is in Jewish belief – such as Christianity and Islam – which are based on belief in the Creator and whose adherents follow commandments that are similar to some Torah laws (see the uncensored Rambam in his Mishneh Torah, Hilkhot Melakhim 11:4). All of the rishonim agree that adherents of these religions are not idol worshippers and should not be treated as the pagans described in the Torah."</ref>
 
=== Islam ===
{{Main|Berhala (Islam)}}
Di dalam [[agama Islam]] menyembah berhala adalah salah satu perbuatan [[syirik]] yang membatalkan [[tauhid]]. Dan dakwah Rasulullah dari awal sampai akhir hayat beliau mementingkan tauhid dan memerangi syirik.<ref>{{Cite book|last=Jawas|first=Yazid bin Abdul Qodir|date=Zulhijjah 1441 / Juli 2020|title=MULIA DENGAN MANHAJ SALAF|location=Bogor|publisher=Pustaka At-Taqwa|isbn=9789791661133|pages=279|url-status=live}}</ref>
{{Quote|Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.|author=Al-'A`raf 7:191}}
{{Quote|...dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang.|author=An-Nahl 16:20}}
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{commonscat|Idolatry}}
{{agama-stub}}
[[Kategori:Penyembahan berhala| ]]
 
[[Kategori:Hukum agama]]
[[Kategori:Penyembahan berhala |Penyembahan berhala ]]
[[Kategori:Hukum Kristen]]
[[Kategori:Hukum Hindu]]
Baris 12 ⟶ 89:
[[Kategori:Topik Yahudi-Kristen]]
[[Kategori:Politeisme]]
 
[[ar:عبادة الأصنام]]
[[bg:Идолопоклонничество]]
[[ca:Idolatria]]
[[cs:Modloslužba]]
[[el:Ειδωλολατρία]]
[[en:Idolatry]]
[[es:Idolatría]]
[[eu:Idolatria]]
[[fi:Epäjumala]]
[[fr:Idolâtrie]]
[[ia:Idolatria]]
[[it:Idolatria]]
[[ja:偶像崇拝]]
[[lt:Stabmeldystė]]
[[lv:Elku pielūgšana]]
[[mk:Идолатрија]]
[[ml:വിഗ്രഹാരാധന]]
[[nl:Idool (afgodsbeeld)]]
[[no:Avgudsdyrkelse]]
[[pl:Bałwochwalstwo]]
[[pt:Idolatria]]
[[ro:Idolatrie]]
[[ru:Идолопоклонство]]
[[sl:Idolatrija]]
[[sv:Avgud]]
[[tr:Putperestlik]]
[[yi:געצנדינעריי]]
[[zh:偶像崇拜]]