Suko Sudarso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Pengusaha Indonesia menjadi Wirausahawan Indonesia
 
(86 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
|honorific-prefix =
|name = Suko Sudarso
|image = Suko_Sudarso_2Suko Sudarso.jpg
|imagesize =
|caption =
|birth_date = {{birth date and age|1942|3|20}}
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|bordertepi|link=Hindia Belanda|25px]] [[Kota Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|death_date =
|death_place =
Baris 16 ⟶ 17:
|religion = [[Islam]]
}}
'''Suko Sudarso''' adalah seorang tokoh politik dan pengusaha [[Indonesia]] yang lebih dulu dikenal sebagai aktivis [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia]] (GMNI) [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) era 1960-an.
 
Ia lahir di [[Semarang]] dan merupakan anak kedua dari pasangan '''Raden Panji Sudarso Suryomijoyo''' (mantan Bupati [[Purwokerto]] dan Wedana Semarang hingga akhirnya diangkat menjadi Wakil Gubernur [[Provinsi Jawa Tengah]]) dan '''Raden Ayu Tuti Amini''' (cicit dari '''Raden Mas Surowignyo''', salah satu panglima perang [[Pangeran Diponegoro]] yang kemudian menjadi bupati pertama [[Blitar]]). Dari kedua orangtuanya ini Suko mendapatkanmendapat darah kebangsawanan [[Surakarta]]. Ayahnya adalah keturunan langsung '''Surahadimenggala I''' (Bupati ke-10 Semarang sekaligus menantu dari Sri Paduka [[Mangkunagara I]]). Nama keluarga Surahadimenggalan yang merupakan keturunan langsung [[Ki Ageng Pandan Arang]] I (Bupati pertama Semarang, putra Sultan [[Demak]] [[Adipati Unus]]) dikenal harum di Semarang sebagai simbol perlawanan pada penjajah saat [[Perang Jawa]]. Sedangkankarena ibundasikap Sukomereka adalahyang keturunansangat langsungmendukung dariperjuangan '''Surowignyo''', salah satu panglima perang [[Pangeran Diponegoro]] yang kemudian menjadi bupati pertama [[Blitar]].
== Latar Belakang Keluarga ==
Ia lahir di [[Semarang]] dan merupakan anak kedua dari pasangan '''Raden Sudarso Suryomijoyo''' (mantan Bupati [[Purwokerto]] dan Wedana Semarang hingga akhirnya diangkat menjadi Wakil Gubernur [[Provinsi Jawa Tengah]]) dan '''Raden Ayu Tuti Amini'''. Dari kedua orangtuanya ini Suko mendapatkan darah kebangsawanan [[Surakarta]]. Ayahnya adalah keturunan langsung '''Surahadimenggala I''' (Bupati ke-10 Semarang sekaligus menantu dari Sri Paduka [[Mangkunagara I]]). Nama keluarga Surahadimenggalan yang merupakan keturunan langsung [[Ki Ageng Pandan Arang]] I (Bupati pertama Semarang, putra Sultan [[Demak]] [[Adipati Unus]]) dikenal harum di Semarang sebagai simbol perlawanan pada penjajah saat [[Perang Jawa]]. Sedangkan ibunda Suko adalah keturunan langsung dari '''Surowignyo''', salah satu panglima perang [[Pangeran Diponegoro]] yang kemudian menjadi bupati pertama [[Blitar]].
 
Kakak kandung Suko satu-satunya, '''Raden rara Sri Kusmaning Purwati''', menikah dengan '''Letda.TNI.drg.Raden Djoko Soedibyo Sajjid''' (mantan Kepala Direktorat Gigi [[Kementerian Kesehatan Indonesia]] yang juga salah satu pejuang sentral [[pertempuran 10 November]] dan adik dari Guru Besar [[Kedokteran gigi]] [[Universitas Gadjah Mada]] [[Yogyakarta]] '''Prof.drg.Moerniati Sajjid''') yang merupakan putra dari seorang saudagar kaya [[Surabaya]] dan pendiri '''Yayasan Pendidikan Mardiputra''', '''Raden Mohammad Sajjid'''.
 
== Barisan Soekarno ==
Suko yang merupakan alumni [[Teknik fisika|Teknik Fisika]] ITB ini adalah salah satu tokoh sentral mahasiswa [[Indonesia]] pada masa transisi [[orde lama]] ke [[orde baru]]. Ketika terjadi pergolakan massa mahasiswa secara besar-besaran untuk menumbangkan pemerintahan [[Presiden Soekarno]], ia konsisten untuk berdiri di samping Soekarno hingga akhir kekuasaannya.
 
Manuver politiknya yang sangat berani pada masa gonjang-ganjing 1966/1967 itu antara lain ialah tampil kedepan sebagai Komandan Barisan Soekarno (duduk sebagai Wakil Komandan adalah [[Siswono Yudo Husodo]]), sebuah kekuatan tandingan yang terdiri dari [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI), GMNI dan berbagai elemen nasionalis lain untuk menanggapi gerakan anti Soekarno yang merajalela saat itu. Karena perilaku politiknya yang ''progressive'' revolusioner itulah ia sempat merasakan dinginnya penjara [[Polisi Militer]] dan mendapat hukuman ''drop-out'' (DO) sementaraskorsing dari bangku kuliah bersama 9para sahabatnya.
 
== Bisnis ==
Sejak masa kuliah di ITB, Suko telah merintis perjalanan bisnisnya dengan menjadi distributor bawang. Ia menjadi penghubung antara petani di [[Brebes]] dengan para pedagang di [[Bandung]].
Setelah pemerintahan orde baru berhasil mengendalikan situasi nasional, berangsur orang-orang seperti Suko kembali dilirik dan berusaha dirangkul oleh pemerintah. Tercatat dalam sejarah, para sahabat Suko (termasuk Siswono) akhirnya mengisi daftar nama menteri kabinet pemerintahan orde baru. [[Presiden Soeharto]] pun berulang kali menawari Suko posisi di kabinetnya, namun Suko tak bergeming dan memilih untuk tetap 'bersuara dari luar'.
 
Setelah pemerintahan ordeOrde baruBaru berhasil mengendalikan situasi nasional, berangsur orang-orang seperti Suko kembali dilirik dan berusaha dirangkul oleh pemerintah. Tercatat dalam sejarah, para sahabat Suko (termasuk Siswono) akhirnya mengisi daftar nama menteri kabinet pemerintahan ordeOrde baruBaru. [[Presiden Soeharto]] pun berulang kali menawari Suko posisi di kabinetnya, namuntetapi Suko tak bergeming dan memilih untuk tetap 'bersuara dari luar'.
Di awal era 1990-an akhirnya tercipta kedekatan antara Suko dan Soeharto, namun bukan dalam hal politik melainkan dalam bidang bisnis. Perusahaan konstruksi Suko sukses mendapatkan berbagai tender strategis dalam pembangunan ibukota Jakarta. Hal ini membuatnya sempat tercatat sebagai salah satu orang dekat keluarga Cendana dan masuk jajaran 10 orang terkaya Indonesia.
 
Di awalpertengahan eramasa 1990-anorde baru akhirnya tercipta kedekatan antara Suko dan Soeharto, namun bukan dalam hal politik melainkan dalam bidang bisnis. Perusahaan konstruksi Suko sukses mendapatkan berbagai tender strategis dalam pembangunan ibukotaibu kota Jakarta. Hal ini membuatnya sempat tercatat sebagai salah satu orang dekat keluarga[[Soeharto|Keluarga Cendana]] dan masuk jajaran 10 orang terkaya Indonesia.
Pada masa itu masyarakat mengenal Suko sebagai pemilik berbagai pusat perbelanjaan modern, [[Pulau Bidadari]] ([[Kepulauan Seribu]]), [[Putri Duyung Cottage]] [[Ancol]], Hotel Pantai Matahari [[Anyer]] dan berbagai landmark Indonesia lainnya. Dikisahkan ketika itu keluarga Suko telah memiliki kapal pesiar dan pesawat pribadi sebagai simbol kesuksesan ekonomi mereka.
 
== PDI-PerjuanganPolitik ==
Ketika arus [[reformasi]] bergulir, Suko memutuskan untuk kembali mengenakan 'jaket politik'nya. Kiprahnya sebagai Wakil Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) [[PDI-Perjuangan]] (duduk sebagai Ketua Balitbang adalah [[Kwik Kian Gie]]) sangat berperan dalam usaha memenangkan partai banteng moncong putih itu pada Pemilu 1999.
 
Dalam suasana politik yang gonjang-ganjing dipada tahun 1998, ia mengatur pertemuan [[Megawati Sukarnoputri]] dengan Kepala Staf Sosial-Politik [[TNI]], Letjend [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Pertemuan berlangsung dalam suasana yang menegangkan di Salemba, kantor sosial-politik ABRI. “Waktu itu pertemuan berlangsung di ruang gelap, semua lampu dimatikan agar tak ada staf yang tahu,” ujar Suko mengenang masa sulit itu.
 
Pada Sidang Umum MPR 1999 Suko juga ikut merancang '''“kelompok pelangi”''' untuk mendukung Megawati duduk sebagai RI-1. Suko yakin benar bahwa Fraksi TNI yang dipimpin [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY,]] lebih mendukung Megawati ketimbang [[Abdurrahman Wahid]]. Ia sudah mengatur agar Megawati bisa bertemu [[Akbar Tandjung]] ([[Partai Golongan Karya]]) dan [[Matori Abdul Djalil]] ([[Partai Kebangkitan Bangsa]]). “Kalau pertemuan ini mulus, maka bergabunglah tiga pilar: TNI, Golkar, dan PKB,” kata Suko. Tapi Mega menolak apabila ada syarat yang diajukan kepadanya. “Wah, hilang muka saya di depan teman-teman,” jelas Suko.Namun Sepertiseperti dicatat sejarah, akhirnya Megawati kalah dalam pemungutan suara dari Abdurrahman Wahid.
 
Suko sempat ditawari Megawati untuk duduk sebagai [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia|Menteri Koordinator Perekonomian RI]] di [[Kabinet Persatuan Nasional|kabinet Presiden Abdurrahman Wahid]], namun ia justru menolak dan mengajukan nama [[Kwik Kian Gie]] untuk menduduki jabatan tersebut. Ketika banyak orang berkomentar sinis bahwa sahabatnya itu adalah keturunan Tionghoa, Suko menanggapi singkat, "Saya kenal dia sejak masa sekolah di Semarang. Dia 'Cina', tapi nasionalis Indonesia,". Selain itu Suko berperan dalam penunjukan sahabatnya yang lain, [[Bondan Gunawan]] sebagai Menteri Sekretaris Negara RI.
Suko semakin jauh dari lingkaran Megawati setelah ia mengajukan konsep pemisahan kepala pemerintahan dan kepala negara. Ia sarankan Megawati hanya menjadi kepala negara karena tak memiliki pengalaman di birokrasi. “Ini prinsip politik saya. Mega tak tahu pekerjaan seorang dirjen,” kata Suko. Dan kerenggangan hubungan keduanya mencapai puncak ketika Suko merasa tidak dibela oleh PDI-Perjuangan dalam kasus dana [[Bulog]] yang melibatkan '''Suwondo''' dan lainnya di zaman Presiden Abdurrahman Wahid itu. Ia dituding ikut mendapat kucuran dana Bulog yang akhirnya tak terbukti di persidangan dan Suko dinyatakan tidak bersalah sama sekali pada kasus tersebut.
 
Hubungan Suko dengan Megawati retak setelah Suko merasa tidak dibela oleh PDI-Perjuangan dalam kasus dana [[Bulog]] yang melibatkan '''Suwondo''' dan lainnya di zaman Presiden Abdurrahman Wahid itu. Ia dituding ikut mendapat kucuran dana Bulog yang akhirnya tak terbukti di persidangan dan Suko dinyatakan tidak bersalah sama sekali pada kasus tersebut. Dan kerenggangan hubungan keduanya (Suko dan Megawati) mencapai puncak ketika ia mengajukan konsep pemisahan kepala pemerintahan dan kepala negara saat Megawati menjadi Presiden RI. Ia sarankan Megawati hanya menjadi kepala negara karena tak memiliki pengalaman di birokrasi.
== Partai Demokrat ==
Setelah tempat di belakang layar Megawati bukan lagi miliknya, Suko akhirnya merapat ke SBY. Sejak itu ia masuk dalam jajaran nama-nama 'barisan sakit hati' PDI-Perjuangan bersama [[Arifin Panigoro]], [[Roy B.B. Janis]], [[Laksamana Sukardi]] dan beberapa tokoh lainnya. Suko kemudian ikut berperan dalam pendirian [[Partai Demokrat]] yang akhirnya sukses mengalahkan PDI-Perjuangan pada Pemilu 2004. Ia menuturkan, “Sampai detik terakhir, sebelum Mega memutuskan menggandeng [[Hasyim Muzadi]], SBY masih berharap menjadi wakil presidennya Mega,”. Kiprahnya selama menjadi tim khusus calon presiden SBY ini membuatnya kembali sering terlihat di publik dengan image baru sebagai 'orang Cikeas'.
 
Setelah hubungannya memburuk dengan Megawati, Suko merapat pada SBY. Pasca Presiden SBY dilantik, Suko diberi tanggungjawab untuk memimpin '''[http://www.gerakanindonesiabersatusumut.wordpress.com Gerakan Indonesia Bersatu]''' (GIB). GIB sendiri adalah sebuah organisasi ''underbouw''massa SBYyang mendukung jalannya roda pemerintahan yang bertugasbersih menyuarakandan propagandamenjaga untuk4 memperluaspilar dukungankebangsaan rakyat(Pancasia, padaUUD sang1945, presidenNKRI, Bhinneka Tunggal Ika). Nama lain yang ikut aktif disana adalah '''Heru Lelono'''.
 
Suko juga berperan dalam penyusunan [[Kabinet Indonesia Bersatu]]. Ia turut menyumbang beberapa nama untuk menduduki jabatan menteri. Salah satunya adalah [[Siti Fadilah Supari]] sebagai Menteri Kesehatan RI yang notabene adalah dokter pribadinya.
== Partai Kebangkitan Nasional Ulama ==
 
Suko bertahan di Partai Demokrat hingga dirinya gagal diajukan sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat. Karena berbagai alasan kekecewaan, ia merapat padamendukung [[Muhammad Jusuf Kalla]] pada Pemilu 2009. Dengan partai yang diketuainya, [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama]] (PKNU), bersama '''Choirul Anam''' dan [[Alwi Shihab]] ia berjuang untuk memuluskan langkah JK meraih posisi RI-1. Namun akhirnya sejarah mencatat JK mengalami kekalahan telak pada Pemilu itu. PKNU pun hanya berhasil finish di urutan 12 dari 38 partai politik yang terdaftar, dan sayangnya hanya 9 partai (Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI-Perjuangan, [[Partai Keadilan Sejahtera]], [[Partai Amanat Nasional]], [[Partai Persatuan Pembangunan]], PKB, [[Partai Gerakan Indonesia Raya]] dan [[Partai Hati Nurani Rakyat]]) yang berhak menduduki kursi parlemen.
 
== Kehidupan Saat Ini ==
Kini Suko mengaku lebih senang menjadi 'teman seorang presiden'. Disamping kesibukannya sebagai pengusaha yang memiliki banyak perusahaan (termasuk perusahaan di bidang energi), ia kini aktif memimpin '''Komunitas Nasionalis Religius Indonesia''' (KNRI). Selain itu Suko bersama [[Taufiq Kiemas]], Siswono dan beberapa sesepuh kaum nasionalis Indonesia lainnya juga masih aktif duduktercatat sebagai anggota Dewan Kehormatan Presidium Alumni (PA) GMNI. Pengagum fanatik Bung Karno ini berpesan agar pemimpin Indonesia berikutnya sebelum mencalonkan diri lebih transparan dan membuat sketsa siapa saja yang akan menjadi pembantu-pembantunya. Ia merasa telah dua kali ikut 'menjadikan' Presiden, namun belum memenuhi harapannya yaitu Kesejahteraan Rakyat Indonesia.
 
“Saya masih yakin Presiden SBY mau mendengar suara ''civil society'', para purnawirawan dan TNI, demi keselamatan serta kemajuan bangsa dan negara ke depan. Saya melihat, Presiden SBY berkeinginan menyatukan energi, pandangan, dan gagasan bangsa ini untuk membangun Indonesia ke depan. Itu harus kita sadari, dan jangan lupa kita menghadapi masalah bersama yang bukan main kompleksnya,” ujarnya.
 
== Generasi Penerus ==
Salah satu figur dari keluarga besar Sudarso yang mencoba ikut terjun di dunia politik adalah '''Raden Mochammad Bagus Pratomo Ryagede'''. Cicit pria tertua Raden Sudarso Suryomijoyo yang dikenal sebagai tokoh pemuda dari [[Temanggung]] ini adalah seorang mahasiswa [[Teknik perminyakan]] di [[Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta]] (kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal I Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan) yang tengah merintis langkah sebagai aktivis GMNI layaknya Suko ketika muda. Ia juga telah dipercaya untuk menduduki jabatan Ketua Garda Mangkunagaran (organisasi pemuda [[Pura Mangkunagaran]] Surakarta Hadiningrat) Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
 
Pada tahun 2003 Bagus mencetuskan sebuah manifesto politik yang ia beri nama '''MANIS'''. MANIS adalah akronim dari [[Militerisme]], '''Agamisme''', [[Nasionalisme]], '''Intelektualisme''' dan [[Sosialisme]]. Ideologi yang ia rumuskan ini bertumpu pada keyakinan bahwa Indonesia akan mencapai kesejahteraan umum jika golongan militer, rohaniawan, nasionalis, intelektualis dan sosialis telah berada dalam satu koridor visi dalam membangun bangsa.
 
== Buku ==
 
* '''Bung Karno: Islam-Pancasila-NKRI''' Penerbit: Komunitas Nasionalis Religius Indonesia
* '''Bung Karno: Masalah Pertahanan-Keamanan''' Penerbit: [[Gramedia]] Widiasarana Indonesia
* '''Gymnastik Politik Nasionalis Radikal''' Penerbit: RajaGrafindo Persada
 
== Artikel Terkaitterkait ==
 
* [[Soekarno]]
* [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia]]
Baris 78 ⟶ 70:
* [[Muhammad Jusuf Kalla]]
 
== Pranala Luarluar ==
 
* [http://marhaenisme.com/?p=263]
* [http://marhaenisme.com/?p=263] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160307221358/http://marhaenisme.com/?p=263 |date=2016-03-07 }}
* [http://rimanews.com/read/20101022/3914/sekali-lagi-sby-harus-rombak-kabinet-jika-tak-ingin-jatuh]
* [http://rimanews.com/read/20101022/3914/sekali-lagi-sby-harus-rombak-kabinet-jika-tak-ingin-jatuh] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101025201406/http://www.rimanews.com/read/20101022/3914/sekali-lagi-sby-harus-rombak-kabinet-jika-tak-ingin-jatuh |date=2010-10-25 }}
* [http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=73747:suko-sudarso-presiden-sby-harus-kita-jaga&catid=47&Itemid=27]
* [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/09/13/LK/mbm.20040913.LK88874.id.html]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2008/09/09/0606056/Heru.Lelono..Man.Behind.Blue.Energy.and.Supertoy] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140323105007/http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2008/09/09/0606056/Heru.Lelono..Man.Behind.Blue.Energy.and.Supertoy |date=2014-03-23 }}
* [http://wap.gatra.com/artikel.php?id=1040]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://news.detik.com/read/2007/12/22/193143/870072/10/suko-sudarso-tidak-logis-saya-bertemu-adelin-lis-di-cikeas]
* [http://berita.liputan6.com/read/2667/sidang_soewondo_kembali_menghadirkan_dua_saksi]
* [http://syahrialnasution.blogspot.com/2008/10/pembantu-lama-juga-berpikir-untuk.html]
* [http://www.tempo.co.id/ang/min/01/20/nas2.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050226021526/http://www.tempo.co.id/ang/min/01/20/nas2.htm |date=2005-02-26 }}
* [http://gerakanindonesiabersatusumut.wordpress.com/profil-gib/]
* [http://pipl.com/directory/name/Jusuf/Ramli/]
Baris 94 ⟶ 87:
* [http://soehat.wordpress.com/2011/03/01/penghianatan-gmni-terhadap-marhaenisme/]
* [http://www.lensaindonesia.com/2011/12/14/sby-bisa-kalahkan-soeharto-jika-diberi-kesempatan-lima-periode.html]
* [http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id=35] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140323104617/http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id=35 |date=2014-03-23 }}
* [http://www.antaranews.com/view/?i=1241907621&c=NAS&s=POL]
 
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:PengusahaWirausahawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Tokoh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]