Bilis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k std taxobox
k Membatalkan 1 suntingan oleh Yaman nenen luwu (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa(Tw)
Tag: Pembatalan
 
(27 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| image = Mystaco_padang_Weber.jpg
| image_width = 275px
| image_caption = Bilis, ''Mystacoleucus padangensis''<br> lukisanLukisan menurut Weber &dan deDe Beaufort (1916)
| regnum = [[Animalia]]
| phylum = [[Chordate|Chordata]]
Baris 9:
| classis = [[Actinopterygii]]
| ordo = [[Cypriniformes]]
| subordofamilia = [[CryptodiraCyprinidae]]
| familia = [[Cyprinoidea]]
| genus = ''[[Mystacoleucus]]''
| species = '''''M. padangensis'''''
| binomial = ''Mystacoleucus padangensis''
| binomial_authority = ([[Pieter Bleeker|Bleeker]], 1852)<ref>{{aut|FishBase}}: [http://www.fishbase.us/summary/Mystacoleucus-padangensis.htm ''Mystacoleucus padangensis'' (Bleeker, 1852)]</ref>
| synonyms =
''Capoeta padangensis'' <small>Bleeker, 1852</small><ref>{{aut|Bleeker, P.}}. 1852. ''Nat. Tijdschr. Ned. Indië'', '''III''': 593.</ref>, <br>
''Systomus (Capoëta) padangensis'' <small>Bleeker, 1860</small><br/>
''Puntius (Capoëta) padangensis'' <small>Bleeker, 1863</small><br/>
''Mystacoleucus padangensis'' <small>Günther, 1868</small><ref>{{aut|Günther, A.}} 1868. ''Cat. Brit. Mus.'' '''VII''': 206.</ref>
}}
 
'''Bilis''', '''bilih''' atau '''bako''' (''Mystacoleucus padangensis'') adalah sejenis [[ikan]] air tawar]] anggota [[familia|suku]] [[Cyprinidae]]. Ikan iniyang menyebar terbatas ([[endemik]]) di pulau [[Sumatra]]; , terutama di [[danau|danau-danau]]Danau [[Singkarak]] dan [[Danau Maninjau]], di [[Sumatera Barat]], serta sungai-sungai kecil di sekitarnya;, dan juga ditermasuk [[SungaiBatang Kuantan]], di [[Kabupaten Kuantan Singingi|Taluk]] yang berhulu ke Danau Singkarak.<ref name="weber"/>. Kini ikan bilis juga di[[introduksi|diintroduksi]] ke [[Danau Toba]], di [[Sumatera Utara]].<ref name="karta"/>.
 
== Pengenalan ==
Ikan putihan berukuran kecil, panjang total mencapai 116 [[milimeter|mm]]. Sisik-sisik dengan [[gurat sisi]] 37-3937–39 buah; moncong dengan 2dua sungut kecil atau tak ada. Terdapat duri kecil yang mengarah ke depan di muka sirip punggung (''procumbent dorsal spine''), yang kadang-kadang tersembunyi di bawah sisik.<ref name="weber"/><ref name="kottelat93">{{aut|Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo}}. 1993. ''Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi''. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 51.</ref>.
 
Tinggi tubuh di awal sirip punggung 3½ kali berbanding panjang standar (yakni panjang tanpa sirip ekor). Panjang kepala 4-54–5 kali berbanding panjang standar. Pangkal sirip punggung kurang lebih sejajar dengan awal sirip perut, kira-kira berbetulan dengan sisik gurat sisi ke-12 atau ke-13, dan terpisah dari belakang kepala oleh 12 sisik.<ref name="weber">{{aut|Weber, M. and L.F. de Beaufort}}. 1916. [http://www.archive.org/details/fishesofindoaust03weberich ''The Fishes of The Indo-Australian Archipelago''] '''III''':110. E.J. Brill. Leiden.</ref>
 
Rumus sirip punggung IV (jari-jari keras, duri).8-98–9 (jari-jari lunak, bercabang); sirip dubur III.8; sirip dada I.14-1514–15; dan sirip perut II.9. Jari-jari keras terakhir (yakni duri yang terbesar) pada sirip punggung dengan gerigi di sisi belakangnya. Sirip perut kurang lebih sepanjang sirip dada, tidak mencapai [[anus]], dipisahkan oleh 3tiga deret sisik dari gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 18 sisik.<ref name="weber"/>
 
Ekor menggarpu dalam; sirip-siripnya dengan ujung meruncing. Sisik-sisik berwarna [[perak]], dengan sirip punggung dan sirip ekor bermargin kehitaman.<ref name="weber"/>
 
== Ekologi ==
[[FileBerkas:Mystaco padang 120310-0238 tdp.JPG|thumbjmpl|leftkiri|180px|Ikan bilis yang telah dikeringkan]]
[[FileBerkas:Mystaco padang 120310-0228 tdp.JPG|thumbjmpl|leftkiri|180px|Biasa dijual di pasar-pasar]]
Bilis merupakan ikan penghuni [[danau]], namuntetapi beruaya ([[migrasi]]) ke arah hulu ketika hendak memijah. Makanan utama ikan ini adalah [[detritus]] dan [[zooplankton]]; akan tetapi bilis juga mau memakan [[fitoplankton]] dan bahan nabati lain yang jatuh ke badan air.<ref name="karta">{{aut|Kartamihardja, E.S. & K. Purnomo.}} 2006. [http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/26201/seminar_nasional_ikan_IV-1.pdf?sequence=1 Keberhasilan introduksi ikan bilih (''Mystacoleucus padangensis'') ke habitatnya yang baru di Danau Toba, Sumatera Utara]. ''Prosiding Seminar Nasional Ikan IV''.</ref>
 
Ikan bilih memijah dengan cara menyongsong aliran air sungai yang bermuara ke danau. Di sekitar [[Danau Singkarak]], sungai-sungai tersebut di antaranya adalah Sungai[[Batang Sumpur]], Paninggahan, dan Muaro Pingai. NampaknyaTampaknya tidak ada musim memijah yang tertentu, karena selalu ada saja induk yang beruaya masuk ke sungai dan bertelur. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pemijahan ikan bilih adalah arus air dan substrat dasar sungai. Ikan ini memilih perairan sungai yang jernih dengan suhu air yang relatif rendah, antara 24-2624–26&nbsp;°C, dan dasar sungai yang berbatu kerikil dan atau pasir. Telur-telur dikeluarkan induk-induk ikan di dasar sungai, dibuahi oleh ikan jantan, dan tenggelam ke dasar untuk kemudian hanyut terbawa arus air masuk ke danau.<ref name="pur">{{aut|Purnomo, K., E.S. Kartamihardja & S. Koeshendrajana.}} 2006. [http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/42156 Upaya pemacuan stok ikan bilih (''Mystacoleucus padangensis'') di Danau Singkarak]. ''Prosiding Seminar Nasional Ikan IV''.</ref><ref>{{aut|Kartamihardja, E.S & A.S. Sarnita.}} 2008. ''Populasi Ikan Bilih di Danau Toba''. Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.</ref>
 
== Pemanfaatan ==
Ikan bilis merupakan ikan konsumsi yang penting, setidaknya secara lokal di Sumatera Barat. Ikan ini mendominasi hingga 73,8% produksi ikan Danau Singkarak dipada tahun 2003, yang totalnya mencapai 352,3 ton.<ref name="pur"/>. Akan tetapiNamun produksi ini sebetulnya sudah banyak menyusut, apabila dibandingkan dengan produksi dipada tahun 1998 sebesar 736,46 ton; dan penyusutan produksi ini sudah diramalkan sebelumnya.<ref>{{aut|Arsil, P.}} 1999. [http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-poppyarsil-28674 Kajian pemanfaatan sumberdaya ikan bilih (''Mystacoleucus padangensis'' Blkr) di Danau Singkarak, Sumatera Barat].{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Tesis pada Program Studi Teknik Lingkungan ITB (tidak diterbitkan).</ref>.
[[File:Mystaco padang 120310-0228 tdp.JPG|thumb|left|180px|Biasa dijual di pasar-pasar]]
Ikan bilis merupakan ikan konsumsi yang penting, setidaknya secara lokal di Sumatera Barat. Ikan ini mendominasi hingga 73,8% produksi ikan Danau Singkarak di tahun 2003, yang totalnya mencapai 352,3 ton<ref name="pur"/>. Akan tetapi produksi ini sebetulnya sudah banyak menyusut, apabila dibandingkan dengan produksi di tahun 1998 sebesar 736,46 ton; dan penyusutan produksi ini sudah diramalkan sebelumnya<ref>{{aut|Arsil, P.}} 1999. [http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-poppyarsil-28674 Kajian pemanfaatan sumberdaya ikan bilih (''Mystacoleucus padangensis'' Blkr) di Danau Singkarak, Sumatera Barat]. Tesis pada Program Studi Teknik Lingkungan ITB (tidak diterbitkan).</ref>.
 
Umumnya ikan bilih diolah dengan cara dikeringkan dan diasinkan sehingga awet untuk waktu yang lama. Ikan ini sempat menjadi komoditas ekspor hingga dijual ke negeri jiran [[Malaysia]] dan [[Singapura]]. Sayangnya penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan inilah yang sempat membawa ikan bilih menuju kepunahan.
 
== Pelestarian ==
Di habitat aslinya, selain upaya penebaran ikan bilih yang dihasilkan dari pembenihan, penyediaan suaka buatan dianggap rnenjadi alternatif lebih baik untuk rnenyelamatkan populasinya dari kepunahan. Oleh karena itu, pada tahun 2003 model suaka buatan untuk ikan bilih telah dibangun di Sungai Sumpur, salah satu sungai yang bermuara ke Danau Singkarak. Suaka tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk memproduksi benih ikan bilih secara alami. Hasil evaluasi rnenunjukkan bahwa suaka buatan dapat berfungsi baik. sehingga suaka sejenis perlu dibangun di beberapa lokasi penangkapan seperti di Sungai Paninggahan dan Muara Pingai sebagai sentra penangkapan ikan bilih dengan sistem alahan.<ref name="pur"/>
 
Di habitat aslinya, selain upaya penebaran ikan bilih yang dihasilkan dari pembenihan, penyediaan suaka buatan dianggap rnenjadimenjadi alternatif lebih baik untuk rnenyelamatkanmenyelamatkan populasinya dari kepunahan. Oleh karena itu, pada tahun 2003 model suaka buatan untuk ikan bilih telah dibangun di Sungai[[Batang Sumpur]] di [[Kabupaten Pasaman Barat]], salah satu sungai yang bermuara ke Danau Singkarak. Suaka tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk memproduksi benih ikan bilih secara alami. Hasil evaluasi rnenunjukkan bahwa suaka buatan dapat berfungsi baik., sehingga suaka sejenis perlu dibangun di beberapa lokasi penangkapan seperti di Sungai Paninggahan dan Muara Pingai sebagai sentra penangkapan ikan bilih dengan sistem alahan.<ref name="pur"/>
Awalnya, Ikan bilih dianggap hanya bisa hidup di [[Danau Singkarak]], namun sejak tahun 2003, ikan bilih mulai dicoba untuk diperkenalkan untuk dibudidayakan di luar danau tersebut. Melalui penelitian [[Institut Pertanian Bogor|IPB]] dihasilkan bahwa ikan bilih dengan penanganan tertentu dapat diperkenalkan ke [[habitat]] danau lain. Hingga saat ini danau lain sebagai tempat budidaya baru ikan bilih adalah [[danau Toba]] di [[Sumatera Utara]].
 
Awalnya, Ikan bilih dianggap hanya bisa hidup di [[Danau Singkarak]], namuntetapi sejak tahun 2003, ikan bilih mulai dicoba untuk diperkenalkan untuk dibudidayakan di luar danau tersebut. Melalui penelitian [[Institut Pertanian Bogor|IPB]] dihasilkan bahwa ikan bilih dengan penanganan tertentu dapat diperkenalkan ke [[habitat]] danau lain. Hingga saat ini danau lain sebagai tempat budidaya baru ikan bilih adalah [[danauDanau Toba]] di [[Sumatera Utara]].
==Nama lokal==
''Bilih'' dalam [[bahasa Minangkabau]] juga berarti ‘iblis’ atau ‘setan’. Namun asal nama ikan ini sebetulnya adalah [[dialek]] Minang atau pelafalan Minang untuk ‘bilis’, yakni ikan-ikan kecil sebangsa [[teri]]; dikarenakan bentuk yang menyerupai satu sama lain walau sebenarnya sangat jauh kekerabatannya.
 
== Nama lokal ==
==Jenis yang berkerabat==
''Bilih'' dalam [[bahasa Minangkabau]] juga berarti ‘iblis’ atau ‘setan’. Namun asal nama ikan ini sebetulnya adalah [[dialek]] Minang atau pelafalan Minang untuk ‘bilis’, yakni ikan-ikan kecil sebangsa [[teri]]; dikarenakan bentuk yang menyerupai satu sama lain walau sebenarnya sangat jauh kekerabatannya.
Bilis berkerabat dekat dengan [[genggehek]] (''Mystacoleucus marginatus'') yang sebarannya lebih luas. Genggehek bertubuh lebih besar, hingga 200 mm.
 
== CatatanJenis kakiyang berkerabat ==
Bilis berkerabat dekat dengan [[genggehek]] (''Mystacoleucus marginatus'') yang sebarannya lebih luas. Genggehek bertubuh lebih besar, hingga 200 &nbsp;mm.
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
{{commons cat| Mystacoleucus padangensis}}
{{Taxonbar|from=Q6425980}}
 
 
 
[[CategoryKategori:Cyprinidae]]
[[CategoryKategori:Ikan Indonesia]]
[[CategoryKategori:Ikan konsumsi]]
[[Kategori:Danau Singkarak]]
[[Kategori:Sumatera Barat]]