Mangkunegara II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ranggajaya (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh 36.72.214.246 (bicara) ke revisi terakhir oleh Cyduck
Tag: Pengembalian
 
(76 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{No footnotes}}
{{Infobox Presidentroyalty
| honorific-prefix = K.G.P.A.A.
| name = Mangkunegara II<br/>{{jav|ꦩꦁꦏꦸꦤꦒꦫ꧇꧒꧇}}
| spouses = 26 selir dengan keturunan<ref name=silsilah/>
| image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Mankoe Negoro II bestuurde tussen 1796 en 1835 het gebied Mangkoe Negaram onafhankelijk van de soesoehoenan TMnr 10001296.jpg
| office religion = Istana MangkunegaranIslam
| order occupation = 2
| term_startmother = [[1796]]GKR. Alit
| term_endfather = KPH. =Prabu [[1835]]Hamijaya
| issue = 69<ref name=silsilah>Sumahatmaka et al. 1973. Pratelan Para Darah Dalem Soewargi Kangdjeng Goesti Pangeran Adipati Arja Mangkoenagara I hing Soerakarta Hadiningrat: Asalsilah djilid I. Mangkunegaran. Surakarta.</ref>
| predecessor = [[Mangkunegara I]]
| successorhouse = [[Mangkunegara IIII|Mangkunegaran]]
| birth_date temple name =
| birth_place posthumous name =
| death_date era dates =
| death_place full name =
| death_place = [[Pura Mangkunegaran]], [[Surakarta]], [[Hindia Belanda]]
| nationality =
| partytitle = Kangjeng Gusti Pangeran =Adipati Arya
| death_date = {{death date and age|1835|01|17|1768|01|05}}
| spouse =
| birth_place = [[Pura Mangkunegaran]], [[Surakarta]], [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]]
| children =
| birth_date = {{birth date|1768|01|05}}
| profession =
| religionbirth_name = BRM. = Sulama
| signaturesuccessor = [[Mangkunegara = III]]
| predecessor = [[Mangkunegara I]]
| coronation =
| reign = 1796–1835
| succession = [[Mangkunagara|Adipati Mangkunegaran]] ke-2
| caption = Lukisan potret Mangkunegara II, koleksi [[Tropenmuseum]]
| nationalityalt =
| image = Portrait of Mangkunegara II.jpg
| queen = KBRAy. Adipati Mangkunegara II
}}
 
'''Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II''' adalah Adipati kedua dari [[Kadipaten Mangkunegaran]]. Kekuasaannya berlangsung selama kurang lebih 39 tahun (1796-1835) dan banyak terlibat dalam persaingan politik yang penting. Bahkan [[Legiun Mangkunegaran]] yang berada di bawah kendali perintahnya juga terlibat dalam [[Perang Srondol]] untuk membantu pasukan gabungan [[Kekaisaran Prancis Pertama]] - [[Belanda]] melawan [[Perusahaan Hindia Timur Britania Raya]] yang menguasai [[Nusantara]], penyerangan [[Perusahaan Hindia Timur Britania Raya|Inggris]] ke [[Kesultanan Yogyakarta|Yogyakarta]] tahun 1812, serta [[Perang Jawa]] membantu [[Kesultanan Yogyakarta]] melawan pasukan [[Diponegoro]] (1825 - 1830).
[[Berkas:Lambang Mangkunegara-edit.png|right|250px|thumb|Lambang Mangkunegaran]]
'''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II''' (disingkat K.G.P.A.A. Mangkunegara II atau Mangkunegara II saja) adalah raja yang kedua di Negeri [[Mangkunegaran]]. Nama kecilnya ialah '''Raden Mas Sulomo''', sedangkan gelar-gelar lainnya adalah '''Pangeran Surya Mataram''', '''Pangeran Surya Mangkubumi''', dan '''Pangeran Adipati Prangwadana'''. Ia adalah cucu sekaligus penerus tahta pendahulunya, [[Mangkunegara I]]. Ayahnya ialah [[Pangeran Arya Prabuwijaya]], putra dari Mangkunegara I yang meninggal dalam usia muda, sedangkan ibunya ialah Ratu Alit, cucu dari [[Paku Buwono III]]. Pemerintahan Mangkunegara II berlangsung selama kurang-lebih 40 tahun (1796-1835).
 
== Asal usulUsul ==
KGPAA. Mangkunegara II memiliki nama kecil yaitu BRM. Sulama. Beliau merupakan putra dari KPH. Prabu Hamijaya dengan GKR. Alit yang merupakan putra dari Susuhunan Pakubuwana III. Sehingga dalam diri KGPAA. Mangkunegara II mengalir darah [[Paku Buwono III|Susuhunan Pakubuwana III]] dan [[Mangkunegara I|KGPAA. Mangkunegara I]]. Tampil sebagai Adipati di [[Mangkunegaran|Pura Mangkunegaran]] menggantikan kakeknya yang wafat di tahun 1795. Hal ini menjadi peristiwa yang menarik mengenai metode suksesi di Pura Mangkunegaran yang nampak berbeda dengan saudara tua pecahan Mataram lainnya. Perbedaan ini makin tampak dalam pergantian dan masa pemerintahannya.{{butuh rujukan}}
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II berasal dari keluarga [[Pangeran Arya Prabuwijaya]] yang lahir dari [[Ratu Alit]].Dalam diri Mangkunegara II mengalir darah [[Paku Buwono III]] dan [[Mangkunegara I]].
Tampil sebagai raja di Negeri [[Mangkunegaran]] menggantikan kakeknya yang wafat tahun 1795.Tampilnya Mangkunegara II menggantikan Kakeknya merupakan catatan yang menarik berhubung suksesi di Istana [[Pangeran Sambernyawa]] berbeda dengan dua Kerajaan lainnya. Perbedaan ini segera tampak dalam sistem pergantian dan masa pemerintahannya.
 
KanjengTidak gustiheran pangeranbila Adipati AryaKGPAA. Mangkunegara II yang berasal dari ''Dinasti''dinasti pejuang tentu yang kental sekali dengan warnanuansa kemiliteran. sehinggaSehingga dalam hal suksesi pergantian pimpinanPengageng Istana,Pura selainselalu telah dipersiapkandisiapkan seorang calon jugayang siap mewarisi tradisi citadan cita dari-cita pendahulunya untuk diwujudkan dalam masa masa pemerintahan penerusnya. Tradisi dan adat Jawa yang tidak membedakan laki -laki dan wanita dalam mengurus negara terbukti dengan keberadaan pasukan tempur wanita sejak perjuangan pendahulunya Pangeran Sambernyawa.Dalam masa pemerintahannya pula calon penerus sudah tampak dipersiapkan dan jalur wanita bukan persoalan yang menghambat.
 
Dalam masa pemerintahannya, KGPAA. Mangkunegara II banyak disibukkan oleh beberapa peperangan dan perluasan wilayah sehingga bisa dikatakan kurang menghasilkan karya seni di bidang kesenian. Dalam asuhan kakeknya, [[Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I|KGPAA. Mangkunegara I]], persiapan untuk menjadi pengganti kakeknya telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan ayahnya yang bernama KPH. Prabu Hamijaya telah meninggal mendahului sebelum kakeknya wafat. Dan suasana antar kekuasaan di Jawa saat itu sedang dalam ketidakramahan mengenai penentuan tapal batas wilayah kekuasaan. Sehingga antar tetangga sering terjadi ketegangan yang berujung pada perang terbuka. Dengan pengalaman pada masa mudanya BRM. Sulama tumbuh menjadi seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan mengikuti jejak kakeknya yang legendaris.
''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II'' merupakan seorang penguasa di wilayah Kadipaten ''Mangkunegaran'' yang selama masa pemerintahannya disibukan oleh perang dan perluasan wilayah sehingga dibandingkan dengan ''Mangkunegara'' yang lainnya penguasa kedua di Negeri [[Mangkunegaran]] ini bisa dikatakan tidak menghasilkan karya seni dibidang seni tari.
 
Rivalitas antar kekuasaan yang sering dikipas kipasdibumbui oleh [[Belanda]] demi mempertahankan neraca keseimbangan perpolitikan antar kerajaan pada masa masa sebelum pembubaran [[VOC]] sering dipertahankan, karena Belanda sedang menyadari bahwa kekuatan pemaksa militernya adalah lemah. Sehingga dalam kondisi itu tidak jarang malah terjebak situasi rumit dengan berbagai intrik dan desas-desus yang memanaskan situasi. Sehingga keadaan semacam ini adalah suatu kondisi super ideal bagi penguasa Pura Mangkunegaran untuk bermain di air keruh.
Pada masa muda dalam asuhan kakeknya [[Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I]] persiapan untuk menjadi pengganti kakeknya telah dialihkan dari ayahnya [[Pangeran Arya Prabuwijaya]] kepada dirinya dalam suasana situasi antar kekuasaan di Jawa sedang dalam ketidak ramahan.penentuan tapal batas wilayaj kekuasaan dengan tetangga tidak jarang menimbulkan ketegangan ketegangan baru yang berujung pada perang terbuka.Mulai dari pengalaman pengalaman masa mudanya dalam asuhan langsung kakeknya ini, Mangkunegara II selanjutnya tumbuh menjadi seorang pemimpin yang dalam kepemimpinannya mengikuti jejak kakeknya yang legendaris [[Pangeran Sambernyawa]].
 
== Kangjeng Pangeran Adipati Prangwadana ==
Rivalitas antar kekuasaan yang sering dikipas kipas oleh Belanda demi mempertahankan neraca keseimbangan perpolitikan antar kerajaan pada masa masa sebelum pembubaran VOC sering dipertahankan karena Belanda sedang menyadari bahwa kekuatan pemaksa militernya adalah lemah.
 
Sedari masa KGPAA. Mangkunegara I, penggunaan nama selalu mengundang faktor kecurigaan dan sensitif yang tinggi karena nama yang dipakai sering memuat sejumlah harapan dan cita cita yang diklaim sebagai hegemoni dan pelebaran kekuasaan. Contohnya BRM. Sulama yang pernah memiliki nama Pangeran Surya Mataram kemudian diganti menjadi Pangeran Surya Mangkubumi.<ref>{{Cite web|title=Jejak Sejarah Mataram|url=https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02CMqSQERvPBKFpSet4QPYBadPi2bhM8LSU4xeLH6B89v3RmtdvRHaHCTcrWW1wCsjl&id=100009397006908|website=www.facebook.com|language=id|access-date=2023-07-24}}</ref> Nama [[Pangeran Surya Mataram]] sempat membuat panik Belanda karena nama itu memuat unsur keagungan yang dapat memancing kekeruhan stabilitas tiga penguasa antara Kasultanan - Kasunanan - Mangkunegaran.
Belanda yang dalam kondisi lemah militer tidak jarang terjebak dalam situasi rumit dengan pematangan intrik dan desas desus yang memanaskan situasi sehingga dalam keadaan semacam ini adalah merupakan suatu keadaan super ideal bagi Mangkunegara untuk bermain di air yang keruh.
 
Pergantian nama gelar Pangeran Surya Mataram menjadi [[Pangeran Surya Mangkubumi]] jadi sumber kepanikan Belanda lagi, karena bisa mengundang kemarahan [[Hamengku Buwono I|Sultan Hamengkubuwana I]]. Belanda khawatir karena nama Pangeran Surya Mataram maupun Pangeran Surya Mangkubumi belum pernah ada waktu itu, dan rasanya bisa mengundang curiga bagi pihak pecahan Mataram yang lain. Dan ini merupakan ancaman terjadinya perselisihan bahkan perang terbuka yang akan menyeret Belanda kembali ke dalam perang. Sehingga Belanda tidak ingin mengambil resiko dalam perselisihan dan perang yang berlarut larut.
== Pangeran Adipati Prangwadana ==
 
Tak ayal nama surat protes pun dilayangkan oleh [[Hamengku Buwono I|Sultan Hamengkubuwana I]] lewat patihnya, karena nama [[Mangkubumi]] adalah nama untuk dirinya sebagai anggota tertua yang masih hidup dalam dinasti Mataram. akhirnya diganti lagi dengan nama Pangeran Prangwadana atau dengan gelar lengkapnya sebagai '''"Kangjeng Pangeran Arya Prabu Prangwadana"'''. Hal ini berkaitan dengan aturan yang disepakati hingga penerus-penerusnya nanti, bahwa diperkenankan memakai nama "Mangkunegara" setelah berusia 40 tahun.
Sebelum menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara (II), RM Sulomo adalah [[Pangeran Prangwadana]] yang menjabat sebagai Komandan Legiun [[Mangkunegaran]] dengan pangkat Kolonel. Sistem asing disini telah menggantikan sistem kepangkatan yang telah lama dipergunakan oleh para militer di Jawa.
 
PadaSelain zamanitu juga sebagai penanda bahwa beliau adalah Komandan Legiun Mangkunegaran dengan sematan pangkat Kolonel. Sistem kepangkatan militer asing telah menggantikan sistem kepangkatan yang sudah lama digunakan para militer di Jawa. Lalu pada pemerintahan kolonial era Daendels sebelum Raffles, kedudukan [[Mangkunegara]]Pengageng sebagaiPura Mangkunegaran yang tadinya merupakan "Pangeran Miji" ditingkatkan menjadi "Pangeran Pinisepuh" atau Pangeran pinisepuh/yang dituakan. Sehingga Pura Mangkunegaran menjadi satu-satunya Kratoninstitusi di jawaJawa yang tidak dilucuti kekuatan militernya.
 
Ketika kakeknya (KGPAA. Mangkunagara I) wafat, maka RM. Sulama yang telah bergelar Kangjeng Pangeran Arya Prabu Prangwadana dan saat itu masih berusia 29 tahun ditunjuk sebagai Pengageng Pura Mangkunegaran selanjutnya. Namanya pun dirubah menjadi '''"Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Prabu Prangwadana"''' serta dilantik di Sasana Sumewa atau Bangsal Pagelaran Karaton Surakarta oleh SISKS. Pakubuwana IV pada hari Senin Legi, 15 Rejeb Jimakir 1722 windu Kunthara atau tanggal 25 Januari 1796 dengan sengkalan Paksa Loro Pandhiteng-Rat.
== Pemerintahan ==
Mangkunegara II adalah sebutan untuk ''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya'' Mangkunegara II Raja di Praja Mangkunegaran. Dalam penulisan sejarah sering hanya disebut dengan nama Mangkunegara II tetapi secara jelas tetap menunjukan sebagai yang dimaksud Raja Mangkunegaran.Semasa mudanya bernama ''RM.Sulomo'' kemudian dewasa bergelar [[Pangeran Surya Mataram]] dan [[Pangeran Surya Mangkubumi]].
Mangkunegara II lahir dari pasangan ''Ratu Alit'' dan ''Pangeran Arya Prabuwijaya''.Dari pihak ibu adalah cucu dari [[Paku Buwono III]] sedang dari pihak ayahnya adalah cucu dari Mangkunegara I yang terkenal dengan gelar [[Pangeran Sambernyawa]]. Ratu Alit adalah putri [[Paku Buwono III]] sedang Pangeran Hario Prabuwijaya adalah putra Mangkunegara I. Pemerintahan Mangkunegara II berlangsung dari tahun 1796 sampai 1835.
 
Barulah ketika mencapai usia 54 tahun dan telah bertahta selama 25 tahun, KGPAA. Prabu Prangwadana dilantik dengan nama KGPAA. Mangkunegara II pada hari Senin Pahing, 23 Besar Alip 1747 windu Kunthara atau tanggal 2 Oktober 1820 dengan gelar lengkap : '''"Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara ingkang Jumeneng Kaping Kalih".''' Pemerintahan KGPAA. Mangkunegara II sarat dengan percaturan kekuasaan dan cenderung aktif serta ekspansif. Hingga pemerintahannya yang berakhir pada tahun 1835, mengindikasikan kuat bahwa KGPAA. Mangkunegara II sangat terampil dan lihai dalam memainkan perannya menghadapi kekuasaan kolonial maupun kekuasaan pecahan Mataram lainnya.
Nama [[Pangeran Surya Mataram]] sempat membuat panik Belanda disebabkan nama itu memuat unsur keagungan yang dapat memancing kekeruhan stabilitas tiga kerajaan; ''Kasultanan-Kasunanan-Mangkunegaran''.Pergantian nama dan gelar Pangeran Surya Mataram menjadi [[Pangeran Surya Mangkubumi]] membuat peralihan dari kepanikan Belanda menjadi mengundang kemarahan Sultan [[Hamengku Buwono I]]. Belanda perlu khawatir karena nama Pangeran Surya Mataram belum pernah ada waktu itu dan terasa betul unsur unsur keagungan nya yang bakal mengundang rasa curiga bagi pihak Keraton/Kerajaan yang lain.Rasa curiga bagi pihak lain mengundang ancaman perselisihan dan perang terbuka yang akan menyeret kembali [[Belanda]] kedalam peperangan.Belanda tidak ingin mengulang kembali keterlibatannya dalam perselisihan dan perang yang berlarut larut.Sultan [[Hamengku Buwono I]] mengajukan protes lewat patihnya karena nama [[Mangkubumi]] adalah nama untuk dirinya sebagai anggota tertua yang masih hidup dalam dinasti Mataram.
 
== Perluasan wilayah kerajaanWilayah ==
Pada masa Mangkunegara I penggunaan nama selalu mengundang faktor kecurigaan dan sensitif yang tinggi karena nama memuat sejumlah harapan dan cita cita yang dapat menjadi claim bagi hegemoni dan pelebaran kekuasaan.Pemerintahan Mangkunegara II sarat dengan percaturan kekuasaan dan [[Mangkunegaran]] cenderung aktif dan ekspansif keluar Istana.Pemerintahannya yang berakhir sampai 1835 mengindikasikan bahwa Mangkunegara II terampil dan lihay dalam memainkan peran Kerajaan berhadapan dengan kekuasaan Kolonial dan Kekuasaan dua Kerajaan yang lain di Jawa ini. Mangkunegaran telah berhasil membaca tanda tanda zaman.Tiga Serangkai Penguasa kelajutan Dinasti Mataram teruji oleh zaman dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi Kerajaannya.
Dalam pemerintahan KGPAA. Mangkunegara II, daerah [[Mangkunegaran|Pura Mangkunegaran]] mengalami perluasan wilayah. Penambahan pertama terjadi pada tahun 1813 semasa [[Stamford Raffles|Raffles]] menjabat Letnan Gubernur Jawa, yaitu sebanyak 240 ''jung''<ref>Satu ''jung'' sama dengan 28.386 m<sup>2</sup> atau 4 ''[[Bahu (agraria)|bahu]]''.</ref> atau 1.000 ''karya'', sehingga luas wilayah menjadi menjadi 5.000 ''karya'' atau 3.500 hektarhektare.<ref name=Warsino14>{{cite book |last=Warsino |url=http://books.google.co.id/books?id=AmeMJ7vahkwC&pg=PA14&dq=Mangkunegara+II&hl=en&ei=MJMnTsebB8ntrAey66CjCQ&sa=X&oi=book_result&ct=book-preview-link&resnum=3&ved=0CDYQuwUwAg#v=onepage&q=Mangkunegara%20II&f=false |title=Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan Masyarakat Mangkunegaran |year=2008 |publisher=LKiS |location=Yogyakarta |id=ISBN 979-1283-11-7 |pages=14 |accessdate=21 Juli 2011 }}</ref> Penambahan ini sebagai balasan atas dukungan Pura Mangkunegara II saat Inggris memerangi [[Hamengkubuwana II|Sultan Sepuh]] dari Yogyakarta dan [[Pakubuwana IV]] dari Surakarta.<ref name=Warsino14/> Wilayah tambahan tersebut yaitu di Keduwang (72 ''jung''), Sembuyan (12 ''jung''), Sukawati bagian timur (95,5 ''jung''), Sukawati bagian barat (18,5 ''jung''), serta lereng bagian timur Gunung Merapi (29,5 ''jung'').<ref name=Warsino14/> Penambahan kedua terjadi pada tahun 1830 sebanyak 120 ''jung'' atau 500 ''karya'' di Sukawati bagian utara, sehingga luas keseluruhan daerah Pura Mangkunegaran menjadi 5.500 ''karya'' atau 3.850 hektare.<ref name="Warsino14" /> Penambahan semasa Gubernur Jenderal [[Johannes van den Bosch|Van den Bosch]] ini sebagai balasan atas dukungan KGPAA. Mangkunegara II yang dimintai bantuan saat Belanda memerangi [[Pangeran Diponegoro]].<ref name="Warsino14" />
 
== Perluasan wilayah kerajaan ==
Dalam pemerintahan Mangkunegara II, daerah [[Mangkunegaran]] mengalami perluasan wilayah. Penambahan pertama terjadi pada tahun 1813 semasa [[Stamford Raffles|Raffles]] menjabat Letnan Gubernur Jawa, yaitu sebanyak 240 ''jung''<ref>Satu ''jung'' sama dengan 28.386 m<sup>2</sup> atau 4 ''[[Bahu (agraria)|bahu]]''.</ref> atau 1.000 ''karya'', sehingga luas wilayah menjadi menjadi 5.000 ''karya'' atau 3.500 hektar.<ref name=Warsino14>{{cite book |last=Warsino |url=http://books.google.co.id/books?id=AmeMJ7vahkwC&pg=PA14&dq=Mangkunegara+II&hl=en&ei=MJMnTsebB8ntrAey66CjCQ&sa=X&oi=book_result&ct=book-preview-link&resnum=3&ved=0CDYQuwUwAg#v=onepage&q=Mangkunegara%20II&f=false |title=Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan Masyarakat Mangkunegaran |year=2008 |publisher=LKiS |location=Yogyakarta |id=ISBN 979-1283-11-7 |pages=14 |accessdate=21 Juli 2011 }}</ref> Penambahan ini sebagai balasan atas dukungan Mangkunegara II saat Inggris memerangi [[Hamengkubuwana II|Sultan Sepuh]] dari Yogyakarta dan [[Pakubuwana IV]] dari Surakarta.<ref name=Warsino14/> Wilayah tambahan tersebut yaitu di Keduwang (72 ''jung''), Sembuyan (12 ''jung''), Sukawati bagian timur (95,5 ''jung''), Sukawati bagian barat (18,5 ''jung''), serta lereng bagian timur Gunung Merapi (29,5 ''jung'').<ref name=Warsino14/>
 
Penambahan kedua terjadi pada tahun 1830 sebanyak 120 ''jung'' atau 500 ''karya'' di Sukawati bagian utara, sehingga luas keseluruhan daerah Mangkunegaran menjadi 5.500 ''karya'' atau 3.850 hektar.<ref name=Warsino14/> Penambahan semasa Gubernur Jenderal [[Johannes van den Bosch|Van den Bosch]] ini sebagai balasan atas dukungan Mangkunegara II saat Belanda memerangi [[Pangeran Diponegoro|Diponegoro]].<ref name=Warsino14/>
 
== Komandan Legiun Mangkunegaran ==
KGPAA. Mangkunegara II adalah komandan dan penguasa pertama Pura Mangkunegaran dalam sejarah Legiun Mangkunegaran. Kolonel adalah pangkat tertinggi di Korpskorps militer bergengsi keprajuritan Legiun Mangkunegaran. Secara historis, keberadaan Legiun Mangkunegaran dengan komandannya merupakan warisan dan kelanjutan dari kakeknya dan formasi pasukan-pasukan pilihan sebelumnya. Kakeknya dalam kepangkatan militer bisa disetarakan jenjang Jenderal, sedangkan bagi KGPAA. Mangkunegara II dan para penggantinya nanti hanya mencapai jenjang Kolonel saja.
 
Sebelum menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara (II), RM Sulomo adalah Pangeran Prangwedana yang menjabat sebagai komandan Legiun Pasukan Mangkunegaran dengan pangkat Kolonel. Sistem asing disini telah menggantikan sistem kepangkatan yang telah lama dipergunakan oleh para militer di Jawa.Secara historis keberadaan Legiun Mangkunegaran dengan Komandannya merupakan warisan dan kelanjutan dari kakeknya dan formasi pasukan-pasukan pilihan sebelumnya. Kakeknya dalam kepangkatan militer bisa meraih jenjang Jenderal sedangkan Mangkunegara II dan para penggantinya hanya mencapai jenjang Kolonel.
 
== Konflik di Yogyakarta ==
Baris 67 ⟶ 65:
=== Situasi Kekuasaan Jawa Permulaan Tahun 1800 M ===
 
Pemerintahan KGPAA. Mangkunegara II mengalami kesuksesan dalam meredam konflik di Yogyakarta serta membentuk pemerintahan baru di Yogyakarta yakni Kadipaten Paku AlamanPakualaman dengan wilayah yang diambil dari Kasultanan. Sebagai Adipati yang pertama di Kadipaten yang baru ini Pangeran [[Natakusuma]] diangkat sebagai [[Paku Alam I]] dengan gelar [[Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya|Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya]]. Tanggal 13 Maret 1813 merupakan awal dan hari jadi Kadipaten.
 
Pada masa KGPAA. Mangkunegara II, di Yogyakarta yang bertahta adalah [[Hamengku Buwono II|Sultan Hamengkubuwana II]]. Sultan Yogyakarta ke dua ini dalam pemerintahannya mengalami intrik dan rongrongan kekuasaan dari kerabat dan saudaranya, sehingga jalannyajalan pemerintahan Kasultanan mengalami pasang surut dan penuh dengan ketegangan dan muatan konflik yang berakibat melemahnya pemerintahan. Yogyakarta kurang siap dalam membaca perubahan abad yang menyangkut kekuatan asing / Eropa [[Kekaisaran Prancis Pertama]] di Pulau Jawa yang berbeda dengan [[VOC-]] atau [[Belanda]]. Terhadap penguasa -penguasa Jawa penampilan Belanda mampu memainkan peran sebagai kekuatan taklukan yang berkuasa. [[Belanda]] melayani penguasa -penguasa Jawa sebagai suatu alat strategi tujuan untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan.
 
Tahun 1807, [[Daendels]] datang ke Jawa dan membenahi admnistratif Jawa dan Nusantara dengan aturan -aturan yang baru semacam protokoler kepada penguasa penguasa setempat termasuk para raja di Jawa. [[Paku Buwono IV|Susuhunan Pakubuwana IV]] dari [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Surakarta]] yang tadinya menolak, dengan cepat membaca situasi dan kemudian menerimanya. [[Kadipatèn Mangkunagaran|Pura Mangkunegaran]] yangtidak kalah terampil dan cepat membaca perubahan zaman dengan segera merespon dan menjalin kemitraan dengan pembentukan Angkatan Bersenjata Kerajaan. Namun di Yogyakarta agakagaknya terlambat dalam membaca perubahan, sehingga menerima risiko kemerosotan Kerajaan.
 
=== Kekuatan Eropa di Jawa ===
 
Berbeda dengan [[VOC]] dan [[Belanda]], kekuatan Eropa yang datang dipada tahun 1800-an itu[[Kekaisaran Prancis Pertama]] memiliki militer sebagai kekuatan pemaksa terhadap pembangkangan. Sama sama dari Eropa, [[Kekaisaran Prancis Pertama]] kekuatan Eropa yang datang adalah kekuatan Revolusionerrevolusioner yang selalu siap berlaga-tempur.Di KratonKaraton Yogyakarta situasinya terpecah -pecah dalam kelompok kekuatan yang saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya. Ada kelompok Natakusuma dengan anaknya Natadiningrat di samping juga kelompok Putra Mahkota (calon [[Hamengku Buwono III|Sultan Hamengkubuwana III]]) dengan Kapiten Cina wilayah Yogyakarta yakni [[Tan Jiem Sing]] (kelak bergelar [[Tumenggung Secadiningrat]]). Satu lagi adalah kelompok Patih DanurejoDanureja yang karena jabatannya merupakan kompromi antara Sultan dengan Gubernur [[Belanda]], maka mengharuskan seorang patihPatih melayani dua kepentingan penguasa; yaituantara Kasultanan dan Gubernur Belanda. Konflik antar kelompok itu akhirnya mengundang pemerintah di Batavia turun ke daerah dengan bala tentaranya.
 
Konflik antar kelompok itu mengundang pemerintah di Batavia turun ke daerah dengan bala tentara nya.
 
=== Intervensi Eropa di Jawa ===
 
Dalam dua periode Gubernur Jenderal ([[Daendels]] dan [[Raffles]]), Yogyakarta ditekan dengan kekuatan militer untuk memaksa [[Hamengku Buwono II|Sultan Hamengkubuwana II]] turun tahta. Di bulan Desember tahun 1810 Daendels dengan pasukan 4.200 tentara menyerbu Yogyakarta. Daendels menurunkan [[Hamengku Buwono II|Sultan Hamengkubuwana II]] kemudian mengangkat putera Mahkotamahkota Yogyakarta sebagai Sultan [[Hamengku Buwono III|Hamengkubuwana III]] dan kembali ke Batavia dengan membawa Pangeran Natakusuma sebagai tawanan. Pada bulan Juli 1812 gantian, Raffles dengan 2.000 tentara menyerbu Yogyakarta.Dalam waktuWaktu yang bersamaan Tentara Gurkha-SepehiSpehi yang datang ke Jawa bersama Inggris terlibat rencana pemberontakan terhadap kekuasaan Inggris karena beredar desas -desus bahwa mereka akan dijual ke Belanda dan ditinggalkan [[Inggris]] sehingga untuk memperbesar jumlah pasukan dalam menekan Yogyakarta, maka Raffles mengkontak [[Pangeran Prangwadana]] dari [[Kadipatèn Mangkunagaran|Pura Mangkunegaran]] untuk mengerahkan [[Legiun Mangkunegaran]] guna mendukung pasukan [[Natakusuma]]. Kekuatan Eropa yang datang ke Jawa adalah kekuatan yang memiliki kemampuan untuk memaksa karena dilengkapi dengan pasukan tempur yang sangat memadai. Terhadap yang mementang maka kekuatan ini tidak segan-segan untuk bertindak keras bahkan kalau perlu membubarkan kekuasaan dan penguasa tradisional di [[Jawa]]. Korban pertama dengan datangnya [[Daendels]] ke [[Jawa]] adalah [[Banten]]. Kasultanan Banten dibubarkan oleh [[Herman Willem Daendels|Daendels]].
 
Kekuatan Eropa yang datang ke Jawa adalah kekuatan yang memiliki kemampuan untuk memaksa karena dilengkapi dengan pasukan tempur yang sangat memadai.Terhadap yang mementang maka kekuatan ini tidak segan-segan untuk bertindak keras bahkan kalau perlu membubarkan kekuasaan dan penguasa tradisional di [[Jawa]]. Korban pertama dengan datangnya [[Daendels]] ke [[Jawa]] adalah [[Banten]]. Oleh [[Daendels]] Kasultanan Banten dibubarkan.
 
=== Destabilisasi Kraton Yogyakarta ===
 
=== Destabilisasi Kratonkaraton Yogyakarta ===
Pada masa [[Raffles]] memerintah [[Jawa]] menggantikan [[Jansens]], Kasultanan [[Yogyakarta]] terancam dibubarkan.Campur tangan Mangkunegaran dengan Legiun Mangkunegaran berhasil mencegah pembubaran Kasultanan dengan penyelesaian berdirinya Kadipaten [[Paku Alaman]]. Solusi berdirinya Kadipaten di [[Yogyakarta]] ini adalah kompromi untuk mencegah munculnya satu kerajaan dengan dua penguasa.
 
Pada masa [[Raffles]] memerintah [[Jawa]] menggantikan [[Jansens]], Kasultanan [[Yogyakarta]] terancam dibubarkan. Campur tangan [[Kadipatèn Mangkunagaran|Pura Mangkunegaran]] dengan [[Legiun Mangkunegaran]] berhasil mencegah pembubaran Kasultanan dengan penyelesaian berdirinya Kadipaten [[Pakualaman]]. Solusi berdirinya kadipaten di wilayah Kasultanan [[Yogyakarta]] ini adalah kompromi untuk mencegah munculnya satu kerajaan dengan dua penguasa. Kompromi adalah solusi yang tepat karena tidak ada ketepatanniat untuk menyingkirkan [[Hamengku Buwono III|Sultan Hamengkubuwana III]] dan menggantinya dengan [[Natakusuma|Pangeran Natakusuma]] dan juga tidak ada ketepatanniat mempertahankan [[Hamengku Buwono III|Sultan Hamengkubuwana III]] dengan menyingkirkan Pangeran [[Natakusuma|Pangeran Natakusuma]]. Contoh dari masa lalu yang berhasil untuk meredakan konflik yang berlarut adalah pembagian kekuasaan. Pada tanggal 17 Maret 1813, Kasultanan Yogyakarta dibelah menjadi dua kekuasaan. Bersamaan dengan pembelahan itu (masih zaman [[Raffles]]) [[Mangkunegaran|Pura Mangkunegaran]] mendapat tambahan wilayah masuk dalam kekuasaannya sebagai benefitnya.
 
=== Kompromi Kekuasaan di Yogyakarta ===
 
Konflik kekuasaan di [[Yogyakarta]] berakhir dengan dilantiknya Pangeran [[Natakusuma]] sebagai [[Paku Alam]] yang dihadiri oleh KGPAA. [[Mangkunegara II]] (yang dalamwaktu pelantikanitu masih [[Pangeran Prangwadana]]) mewakili dari [[Surakarta]]. Peran Paku Alaman dalam peta konflik di Yogyakarta menemukan bentuk baru dalam kedudukannya sebagai Pangeranpangeran merdeka. Purna sudah pembagian [[Mataram]] kedalam dua keratonkaraton dan dua kadipaten.
 
== Menyikapi Perang Jawa 1825-1830 ==
 
Dalam tahun 1825 sampai tahun 1830 di Jawa dilanda perang yang menghadapkan Belanda pada Pasukanpasukan Pasukan DipanegaraDiponegoro. DalamDan dalam perang ini ''KGPAA. Mangkunegara II'' lebih mengambil sikap netral dandengan berjagahanya berjaga-jaga diperbatasansaja di perbatasan wilayah Kasultanan dan [[Mangkunegaran]]. Sikap berjaga -jaga ini sebagai upaya untuk membendung Perang DipanegaraDiponegoro agar tidak menjalar ke wilayah ''Pura Mangkunegaran'', serta menutup kemungkinan kemungkinan paraadanya pelarian perang memasuki wilayah prajaPraja Mangkunegaran yang sehinggadapat menyeretnyamenyeret masuk dalam kancah perang.
 
KGPAA. Mangkunegara II baru terlibat dalam perangPerang jawaJawa ini ketikakarena diminta bantuan untuk membantu Sultan [[Hamengkubuwana V]] yang terjebak dalam kepungan pasukan DipanegaraDiponegoro dan Legiun Mangkunegaran dimintai bantuan untuk mengusir pasukanpara pasukan pengepung. Karena Kasultanan Yogyakarta yang dalam perang Jawamakin terdesak oleh pasukan Diponegoro, akhirnya membuat Kolonel Wiranegara selaku komandan pasukan DipanegaraKasultanan harus mengajukan bantuan pasukan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk menerobos kepungan, yang selanjutnya permintaan tersebut diteruskan pada pihak Surakarta. Sehingga karena diminta bantuan inilah, Legiun Mangkunegaran akhirnya tidak bisa bersikap netral lagi sehubungan dengan Sultankeselamatan [[Sultan Hamengkubuwana V]] yang sedang terkepung,. memintaAkhirnya dengan bantuan pasukan yangdari disampaikanKasunanan, melaluiPakualaman Belandadan untukMangkunegaran membantuakhirnya menghalauSultan pasukanHamengkubuwana pasukanV Pangerandapat diselamatkan dari kepungan dan Dipanegarapenangkapan.
 
Mangkunegaran sebagai Kadipaten sosok pemimpinnya disebut sebagai Adipati yaitu Raja muda karena asal muasal Mendirikan Mangkunegaran adalah untuk membangkitkan kembali Sosok Putra Mahkota Mataram yang tergusur yaitu [[Pangeran Adipati Arya Mangkunegara]] Kartasura.Nama dari Mangkunegara yang tergusur di kartasura adalah orang tua dari pendiri Mangkunegaran yang terkenal dengan nama [[Pangeran Sambernyawa]].
 
Di bawah pemerintahan ''Mangkunegara II'' Kekuatan milter atau Legiun Mangkunegaran akhirnya tidak bisa bersikap netral kembali sehubungan dengan keselamatan [[Sultan Hamengkubuwana V]] berada dalam posisi terkepung oleh Pasukan lawan.Kolonel Wiranegara komandan pasukan Kasultanan mengajukan bantuan pasukan untuk menerobos kepungan kepada pemerintah Hindia Belanda yang selanjutnya menyampaikan kepada pihak Mangkunegaran untuk memenuhinya.
 
''Sultan Hamengkubuwana V'' dengan dibantu oleh pasukan dari Kasultanan, Kasunanan, Paku Alaman dan Mangkunegaran akhirnya dapat diselamatkan dari kepungan dan penangkapan.
 
== Konfigurasi Kekuasaan Setelah Perang Jawa ==
Bertambahnya satu pusat kekuasaan di Paku AlamanPakualaman menambah peta Politikpolitik tradisional di jawaJawa bahwa Mataram yang terbagi dalam dinasti tetap membawa corak asli yang dipadu dengan "yang baru". Pura Mangkunegaran sebagai salah satu dari kekuatan tradisional yang mengambil langkah dan membawa corak yang memberikanserta nuansa baru bagi pergantian suatu tahta. PaskaSetelah perangPerang Jawa selesai, KGPAA. Mangkunegara II masih memegang tampuk pemerintahan sampaihingga wafatnyawafat 1935dalam usia 69 tahun di malam Sabtu Pahing, 18 Pasa Jimakir 1762 windoe Sengara atau tanggal 17 Januari 1835, dengan sengkalan Sikara Jogya Muni Siti. Selanjutnya jenazah KGPAA. Mangkunegara II dimakamkan di Astana Mangadeg yang berada di wilayah Matesih, Karang AnyarKaranganyar satu komplekkompleks dengan kakeknya [[Pangeran Sambernyawa|KGPAA. Mangkunegara I / Pangeran Sambernyawa]].
 
== Lihat pula ==
 
* [[Raja-Raja Mataram II]]
 
== Referensi ==
 
* Peter Carey : The Power of Prophecy Prince Dipanagara and The End of An Old Older in Java 1785-1855,
* MC.Ricklefs; ''JogjakartaYogyakartakarta Under Sultan Mangkubumi'', 1755-1792, Sejarah Pembagian Jawa
* MC. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Djumadi, Thojip,Majalah ''SENANG'', Jakarta; 7 Maret 1982
Baris 122 ⟶ 109:
* Moedjanto, G., 1987, ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram'', Yogyakarta: Kanisius
* Purwadi. 2007. '''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
* Soekanto, Dr., ''Sekitar JogjakartaYogyakartakarta 1755-1825'' (Perjanjian Giyanti-Perang Dipanegara),Djakarta: Mahabarata-Amsterdam, 1952.
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
 
 
 
{{kotak mulai}}
Baris 132 ⟶ 117:
{{kotak suksesi|jabatan = [[Mangkunegara|Adipati Mangkunegaran]]|pendahulu = [[Mangkunegara I]]|pengganti = [[Mangkunegara III]]|tahun = 1796-1835}}
{{kotak selesai}}
[[en:{{Mangkunegara II]]}}
{{Istana Mangkunegaran}}
 
{{DEFAULTSORT:Mangkunegara 02}}
[[Kategori:Mangkunegara]]
 
[[Kategori:IstanaTokoh Mangkunegarandari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
 
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[en:Mangkunegara II]]
[[jv:Mangkunagara II]]
[[nl:Mangkoenegara II]]