Pupuk organik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
||
(87 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pupuk organik''' adalah pupuk yang tersusun dari materi [[makhluk hidup]], seperti [[pelapukan]] sisa -sisa [[tanaman]], [[hewan]], dan [[manusia]].<ref name="pupuk">Sutanto, Rachman. (2002). ''Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan''. Jakarta:Kanisius. ISBN 979-21-0187-X,9789792101874</ref> Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pupuk organik diartikan sebagai zat hara tanaman yang berasal dari bahan organik.<ref>{{Cite web|title=pupuk organik|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pupuk%20organik|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|access-date=2022-01-03}}</ref>
== Sejarah ==
Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah [[pertanian]].<ref name="p">
== Jenis ==
=== Pupuk kandang ===
[[Berkas:Hestemøj.jpg|
[[Pupuk kandang]] adalah pupuk yang berasal dari kotoran [[hewan]]. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh [[masyarakat]], seperti kotoran [[kambing]], [[sapi]], [[domba]], dan [[ayam]].<ref name="kandang">Parnata, Ayub.S. (2004). ''Pupuk Organik Cair''. Jakarta:PT Agromedia Pustaka. Hal 15-18.</ref>
Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:<ref name="kandang"/> # Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh [[mikroorganisme]] sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, [[kerbau]], dan [[babi]].<ref name="kandang"/>
# Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, [[kuda]], dan ayam.<ref name="kandang"/> Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat [[ion]] yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk [[pupuk anorganik]].<ref name="kandang"/> Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman === Pupuk hijau ===
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan.<ref name="kandang"/> Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti
Pupuk hijau digunakan dalam:<ref name="kandang"/> # Penggunaan [[tanaman pagar]], yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, di mana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.<ref name="kandang"/>
# Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.<ref name="kandang"/>
=== Kompos ===
[[Berkas:Compost.jpg|
[[Kompos]] merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan [[limbah]] organik yang telah mengalami proses [[dekomposisi]] atau [[fermentasi]].<ref name="kompos">Djuarni, Nan.Ir, M.Sc., Kristian.,Setiawan,Budi Susilo.(2006). ''Cara Cepat Membuat Kompos''. Jakarta:AgroMedia. Hal 36-38.</ref> Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, [[sekam padi]], tanaman [[pisang]], [[gulma]], [[sayuran]] yang busuk, sisa tanaman [[jagung]], dan sabut kelapa.<ref name="kompos"/> Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, [[pakan ternak]] yang terbuang, dan cairan [[biogas]].<ref name="kompos"/> Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya [[ganggang biru]], gulma air, [[eceng gondok]], dan
Beberapa kegunaan kompos adalah:<ref name="kompos"/> # Memperbaiki struktur tanah.<ref name="kompos"/>
# Memperkuat daya ikat
# Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.<ref name="kompos"/>
# Memperbaiki [[drainase]] dan pori - pori dalam tanah.<ref name="kompos"/>
# Menambah dan mengaktifkan unsur hara.<ref name="kompos"/>
Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman.<ref name="kompos"/> Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya [[temperatur]] kompos (di bawah 40<sup>0</sup> c).<ref name="kompos"/>
=== Humus ===
[[Berkas:Ecuador composting method (Peru).JPG|
Humus adalah material organik yang berasal dari [[degradasi]] ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi ([[bunga]] tanah), dan kemudian menjadi tanah.<ref name="humus">
=== Pupuk organik buatan ===
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di [[pabrik]] dengan menggunakan peralatan yang modern.<ref name
# Meningkatkan
#
#
# Menggemburkan dan menyuburkan tanah.<ref name="organik"/>
Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.<ref name ;Pupuk organik cair
[[Pupuk organik cair]] adalah [[pupuk]] yang tersedia dalam bentuk cair, POC dapat diartikan sebagai pupuk yang dibuat secara alami melalui proses [[fermentasi]] sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia<ref>{{Cite web|url=https://bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id/pupuk-organik-cair/|title=Pupuk Organik Cair|last=Balai Besar Pelatihan Peternakan|first=BBPP|date=|website=|access-date=1 Februari 2020|archive-date=2020-02-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200201041303/https://bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id/pupuk-organik-cair/|dead-url=yes}}</ref> Bagi sebagian orang pupuk organik cair lebih baik untuk digunakan karena terhindar dari bahan-bahan [[kimia]]/[[sintetis]] serta dampak yang baik bagi kesehatan. Pupuk organik cair terdiri dari [[mikroorganisme]] yang berperan penting dalam membantu pertumbuhan tanaman <ref>{{Cite journal|last=Gusti Ayu P|first=Amelia|last2=A. W. N|first2=Jati|year=2017|title=Pupuk Organik Cair dari Limbah Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.), Pisang Mas (Musa paradisiaca L. var.mas) DAN PEPAYA (Carica papaya L.).|url=http://e-journal.uajy.ac.id/12598/1/JURNAL.pdf|journal=|publisher=|volume=|issue=|pages=|doi=}}</ref>
Air rebusan [[jahe]], [[kencur]], [[kunyit]] atau [[Temu lawak|temulawak]] dapat digunakan sebagai poc pupuk organik cair. Selain itu [[air kelapa]] ditambah rajangan sedikit biji [[kemiri]] serta kunyit dapat untuk rendaman benih [[biji]] atau media [[stek]] air pada [[tanaman hias]] atau adaptasi tanaman buah langka.
== Manfaat ==
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan [[karbon]] organik dalam tanah, yaitu 2%.<ref name
Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikrob.<ref name="manfaat"/> Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya.<ref name="manfaat"/> Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung [[logam berat]] dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan.<ref name="manfaat"/> Selama proses [[pengomposan]], beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk.<ref name="manfaat"/> Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3).<ref name="manfaat"/> Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk.<ref name="manfaat"/> Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, [[aerasi]] tanah, dan [[suhu]] tanah.<ref name="manfaat"/> Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos.<ref name="manfaat"/>
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro ([[nitrogen]], [[fosfor]], [[kalium]], [[kalsium]], [[magnesium]], dan [[sulfur]]) dan mikro seperti [[zink]], [[tembaga]], [[kobalt]], [[barium]], [[mangan]], dan [[besi]], meskipun jumlahnya relatif sedikit.<ref name="manfaat"/> Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias. Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.
Fungsi unsur-unsur hara makro:
:[[Nitrogen]] (N):
:* Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
:* Merupakan bagian dari [[sel]] (organ) tanaman itu sendiri
:* Berfungsi untuk sintesis [[asam amino]] dan [[protein]] dalam tanaman
:* Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun, lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
:* Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
:[[Fosfor]] (P):
:* Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
:* Merangsang pem[[bunga]]an dan pem[[buah]]an
:* Merangsang pertumbuhan [[akar]]
:* Merangsang pembentukan [[biji]]
:* Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
:* Tanaman yang kekurangan unsur fosfor gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan
:[[Kalium]] (K):
:* Berfungsi dalam proses [[fotosintesis]], pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral termasuk air.
:* Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
:* Tanaman yang kekurangan unsur kalium gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Pupuk organik juga berfungsi meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti [[aluminium]], [[besi]], dan [[mangan]].<ref name="manfaat"/>
<!-- saya merasa bagian ini tidak penting karena setiap buku bisa berbeda dalam membahas hal ini
== Pupuk organik granular ==
Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bisa dibuat curah, tablet, pelet, briket, atau granular. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan aspek-aspek pemasaran lainnya. Salah satu bentuk yang banyak dipakai adalah granula. Membuat pupuk granula sebenarnya tidak terlalu sulit. Secara garis besar pupuk granular dapat dibuat dengan cara seperti di bawah ini.
=== Tahapan Pembuatan Pupuk Organik ===
==== Pengeringan Bahan ====
Bahan pupuk organik yang digunakan bisa dibuat dari pupuk kandang. Tapi perlu diingat pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang sudah ‘matang’ bukan yang baru keluar dari binatangnya. Bisa juga menggunakan kompos, baik kompos dari limbah pertanian, kompos dari sampah organik, atau humus yang langsung diambil dari tanah.
Langkah pertama adalah pengeringan. Kompos ini harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan alat pengering (rotary dryer). Kadar air kompos kering kurang lebih <20%. Lebih kering lebih bagus.
==== Penghalusan dan Pengayakan ====
Kompos yang sudah kering kemudian digiling dengan mesin giling. Atau ditumbuk saja juga bisa. Tingkat kehalusan kompos yang diperlukan minimal 80 mesh. Biasanya aku memilin 100 mesh. Kompos halus ini kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh atau 100 mesh. Sisa bahan yang tidak lolos ayakan dikembalikan ke alat penggiling.
==== Penambahan Bahan-bahan Lain ====
Apabila diperlukan dapat pula ditambahkan beberapa bahan lain. Beberapa bahan yang sering ditambahkan adalah pupuk anorganik untuk meningkatkan kandungan hara N, P, K, atau hara mikro lainnya. Dapat pula ditambahkan dengan asam humat atau asam fulvat atau hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Apabila memungkinkan dapat pula ditambahkan dengan mikroba-mikroba. Cuma tidak semua mikroba bisa ditambahkan ke dalam pupuk granul. Banyaknya bahan yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Jenis dan dosis ini merupakan ‘rahasia perusahaan’ masing-masing. Ibaratnya masakan, jenis masakan bisa sama tetapi ‘ramuannya’ bisa berbeda-beda untuk setiap koki.
==== Granulasi ====
Setelah semua bahan siap, langkah berikutnya adalah pembuatan granul. Granul dapat dibuat dengan berbagai cara. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan nampan biasa. Biasanya aku gunakan cara ini untuk membuat contoh granul skala kecil. Bahan yang diperlukan sekitar 300 gr – 500 gr. Caranya, bahan dimasukkan ke dalam nampan, tambahakan air + perekat (jika perlu). Kemudian nampan digoyang-goyang sampai terbentuk granul. Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penambahan air/perekat. Jumlahnya harus pas, tidak boleh berlebih atau terlalu sedikit. Di sinilah seni-nya membuat granul.
Baris 92 ⟶ 113:
Alat lain yang khusus dibuat untuk granulasi adalah pan granulator. Alat ini berbentuk piringan yang berputar. Prinsip kerjanya sih masih sama dengan cara nampan di atas. Ukuran piringan bisa bermacam-macam. Kami memiliki pan granulator ukuran kecil dengan diameter 1 m dan ada juga yang berukuran 2.5 m. Cara kerjanya sama seperti yang telah disebutkan di atas.
==== Pengeringan dan Pengemasan ====
Langkah berikutnya adalah pengeringan dan pengemasan pupuk granul. Pengeringan bisa dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari/dijemur atau menggunakan mesin pengering.
Ukuran kemasan bisa bermacam-macam. Kemasan-kemasan kecil bisa berukurang 1 kg, 5 kg, atau 10 kg. Kemasan juga bisa menggunakan karung dengan ukuran 25 – 30 kg. Kemasan biasanya terdiri dari dua bagian, bagian luar dan bagian dalam (inner). Kemasan bagian luar diberi merek/nama/logo perusahaan.
-->
== Pelestarian lingkungan ==
[[Berkas:Gelbsenf Direktsaat 2.jpg|
Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan [[ketahanan pangan]].<ref name
{{clear}}
== Lihat pula ==
{{portal|Pertanian}}
* [[Pupuk]]
* [[Kompos]]
* [[Pupuk mikrobiologis]]
* [[Pupuk organik cair]]
* [[Pupuk buatan]]
* [[Pupuk hayati]]
* [[Dekomposer]]
* [[Dampak lingkungan dari pertanian]]
* [[Penebar taburan]], mesin untuk menebarkan pupuk
* [[Pupuk kandang]]
* [[Pertanian]]
* [[Hortikultura]]
* [[Perkebunan]]
* [[Ekonomika pertanian]]
==
{{reflist|30em}}
== Pranala luar ==
{{Commons|Fertilizer}}
* [http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/humus-material-organik-penyubur-tanah/ Humus] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100419203612/http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/humus-material-organik-penyubur-tanah/ |date=2010-04-19 }}
[[Kategori:Pupuk organik| ]]
[[Kategori:Pupuk| ]]
[[Kategori:Pertanian]]
[[Kategori:Pertamanan]]
[[Kategori:Hortikultura]]
[[Kategori:Perkebunan]]
[[Kategori:ekonomika pertanian]]
|