Māyā: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Ratu Māyā dari Sakya''' (Māyādevī) adalah ibu kandung Pangeran Siddhartha (yang kelak menjadi Buddha Gautama). Dia adalah kakak dari Mahapajapati Gotami, wanit...' |
k ganti pranala |
||
(25 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Untuk|bibi dan ibu angkat Siddhattha Gotama yang membesarkan-Nya, serta biksuni pertama pada zaman Buddha Gotama|Mahāpajāpatī Gotamī}}{{Infobox orang}}
'''Māyā''' ({{IPAc-en|ˈ|m|ɑː|j|ə}}; [[:en:Devanagari|Devanagari]]: {{lang|sa|माया}}, [[:en:IAST|IAST]]: {{transliteration|sa|māyā}}), juga dikenal sebagai '''Mahāmāyā''', '''Māyādevī''', dan '''Maya''', adalah ratu [[Sakya (klan)|Sakya]] dan ibu kandung [[Siddhattha Gotama]], tokoh bijak yang ajaran-Nya menjadi dasar [[Buddhisme]]. Ia adalah istri [[Śuddhodana]], raja kerajaan [[Sakya (klan)|Sakya]]. Ia adalah saudara perempuan [[Mahāpajāpatī Gotamī]], ibu angkat [[Siddhattha Gotama]] dan [[biksuni]] pertama yang ditahbiskan oleh Buddha.<ref name="Shaw452">''Buddhist Goddesses of India'' by Miranda Shaw (Oct 16, 2006) {{ISBN|0-691-12758-1}} pages 45-46</ref><ref name="EJT1352">''History of Buddhist Thought'' by E. J. Thomas (Dec 1, 2000) {{ISBN|81-206-1095-4}} pages</ref>{{Buddhisme|buddha}}Dalam tradisi buddhis, Maya meninggal segera setelah kelahiran [[Siddhattha Gotama]], secara umum dikatakan tujuh hari setelahnya, dan hidup kembali di [[loka surga]], sebuah pola yang dikatakan serupa dalam kisah kelahiran semua Buddha lampau.<ref name="Shaw45">''Buddhist Goddesses of India'' by Miranda Shaw (Oct 16, 2006) {{ISBN|0-691-12758-1}} pages 45-46</ref> Oleh karena itu, Maya tidak membesarkan putranya yang justru diasuh oleh suadara perempuannya, [[Mahāpajāpatī Gotamī|Mahapajapati Gotami]].<ref name="Shaw45" /> Namun, Maya kadang-kadang turun dari loka surga untuk memberikan nasihat kepada putranya.<ref name="Shaw45" />
''Māyā'' (माया) berarti "pencipta yang terampil" dalam bahasa Sanskerta.<ref>{{Cite journal|last=Burrow|first=T.|date=1980|title=Sanskrit "mā-" 'To Make, Produce, Create'|url=https://www.jstor.org/stable/616044|journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London|volume=43|issue=2|pages=311–328|issn=0041-977X}}</ref> Māyā juga disebut ''Mahāmāyā'' (महामाया, "Māyā yang Agung") dan ''Māyādevī'' (मायादेवी, "Ratu Māyā"). Dalam [[bahasa Tionghoa]], dia dikenal sebagai ''Móyé-fūrén'' (摩耶夫人, "Nyonya Māyā"); dalam [[Rumpun bahasa Tibet|bahasa Tibet]], dia dikenal sebagai ''Gyutrulma;'' dan dalam [[bahasa Jepang]], dia dikenal sebagai {{Nihongo|2=摩耶夫人|3=Maya-bunin}}. Selain itu, dalam [[bahasa Sinhala]], dia dikenal sebagai ''මහාමායා දේවී'' (Mahāmāyā Dēvi).
== Pernikahan ==
{{More citations needed section|date=May 2024}}Māyā menikahi Raja [[Suddhodana|Śuddhodana]] (Pāli: Suddhodana), pemimpin suku Sakya dari Kapilavastu.
=== Kelahiran Pangeran Siddhartha ===
[[
[[
Ratu Maya dan Raja Suddhodana tidak memiliki anak dalam dua puluh tahun pernikahan mereka. Menurut legenda, pada saat malam bulan purnama, ratu yang sedang tidur di istana bermimpi aneh. Dia merasakan dirinya dibawa oleh empat dewa ke Danau Anotatta di Himalaya. Setelah membersihkan dirinya
Maya melahirkan Siddhartha sekitar tahun 563 SM. Masa kehamilannya sampai 10 bulan. Mengikuti tradisi, Ratu kembali pulang ke kampung halamannya untuk melahirkan. Dalam perjalanan, dia berjalan di bawah pohon Sala (''Shorea robusta''), di taman Lumbini yang indah (sekarang di Nepal). Maya kemudian melahirkan pangeran dalam posisi berdiri sambil memegang pohon Sala. Menurut legenda, bayi itu lahir dari sisi sebelah kanan perut ratu Maya. Para dewa kemudian muncul di angkasa dan menurunkan hujan untuk membasuh bayi yang baru lahir tersebut. Bayi laki-laki itu kemudian diberi nama Siddhartha, yang berarti "Dia yang telah mencapai cita-citanya".
Ratu Maya meninggal tujuh hari setelah melahirkan
Setelah Pangeran Siddhartha mencapai kesempurnaan dan menjadi Buddha,
== Kemiripan dengan Kisah Kepercayaan Lain ==
{{More citations needed section|date=May 2024}}
Cerita yang ada menunjukkan kemiripan kisah Ratu Maya dengan beberapa cerita dari agama lain. Merujuk mimpi Ratu Maya, beberapa versi riwayat hidup Buddha Gautama mengatakan bahwa pangeran Siddhartha lahir tanpa adanya aktifitas seksual antara raja dan ratu. Kisah kelahiran Buddha ini dikenal di Barat semasa penyebaran agama Buddha dan mungkin telah mempengaruhi kisah kelahiran Yesus. [[Jerome|Saint Jerome]] (abad ke-4 Masehi) menyebutkan tentang kelahiran Buddha, yang dia sebut sebagai "dia yang lahir dari sisi kanan seorang wanita perawan".<ref>[http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf206.vi.vi.I.html Against Jovinianus], Book I, chap. 42</ref> Juga terdapat sebuah fragmen [[Archelaos of Carrha]] (278 M) yang menyebutkan kelahiran Buddha. ▼
▲Cerita yang ada menunjukkan kemiripan kisah Ratu Maya dengan beberapa cerita dari agama lain. Merujuk mimpi Ratu Maya, beberapa versi riwayat hidup Buddha Gautama mengatakan bahwa
Beberapa kemiripan kisah kelahiran Buddha dengan Yesus adalah:
* Kemiripan antara bunyi nama Bunda Maria (ibu Yesus) dalam bahasa Aramaic dengan nama Ratu Maya([[Aramaic language|Aramaic]]: מרים, ''Maryām'').
* Maya mengandung setelah mengalami sebuah mimpi
* Keduanya melahirkan
* Makhluk surgawi muncul di angkasa.
* Makhluk surgawi (malaikat atau dewa) mengumumkan munculnya sang "penyelamat" di dunia ini.
* Para pertapa datang untuk memberikan penghormatan kepada bayi yang baru lahir ini dan membuat ramalan masa depannya.
Juga terdapat kemiripan antara kisah kelahiran Buddha dengan dewa [[Hermes]] dari Yunani yang dilahirkan dari seorang wanita bernama hampir sama,
==
* [[Buddha Gautama]]
* [[Sejarah Agama Buddha]]
* [[Mahapajapati Gotami]]
== Referensi ==
{{Reflist}}
▲[[Kategori:Keluarga Buddha Guatama]]
|