Perkembangan Film: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Kosmetika |
|||
(19 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{gabungke|Film}}
'''Perkembangan
Film awal masih [[film bisu|bisu]] dan tidak berwarna. Pemutaran film di [[bioskop]] untuk pertama kalinya dilakukan pada awal abad 20, hingga industri film [[Hollywood]] yang pertama kali, bahkan hingga saat ini merajai [[industri perfilman]] populer secara global. Pada tahun 1927 [[teknologi]] sudah cukup mumpuni untuk memproduksi [[film bicara]] yang dialognya dapat didengar secara langsung,
== Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan [[seluloid]] yang digunakan untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah objek. Yang kedua, film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup. Dalam konteks khusus, film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan dalam media seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif.<ref>{Kamus Besar Bahasa Indonesia}</ref> Meskipun kini film bukan hanya dapat disimpan dalam media selaput seluloid saja. Film dapat juga disimpan dan diputar kembali dalam media [[digital]].
== Sejarah
'''Sejarah film''' tidak bisa lepas dari sejarah [[fotografi]]. Dan sejarah
gambar gerak. Ide dasar sebuah film sendiri, terfikir secara tidak sengaja. Pada tahun 1878 ketika beberapa orang pria Amerika berkumpul dan dari perbincangan ringan menimbulkan sebuah pertanyaan
== Klasifikasi
Seiring berkembangnya dunia perfilman, semakin banyak film yang diproduksi dengan corak yang berbeda-beda. Secara garis besar, film dapat diklasifikasikan berdasarkan cerita, orientasi pembuatan, dan berdasarkan genre.
Berdasarkan cerita, film dapat dibedakan antara film Fiksi dan Non-Fiksi. Fiksi merupakan film yang dibuat berdasarkan imajinasi manusia,
dengan kata lain film ini tidak didasarkan pada kejadian nyata. Kemudian film Non-Fiksi yang pembuatannya diilhami oleh suatu kejadian yang benar-benar terjadi yang kemudian dimasukkan unsur-unsur sinematografis dengan penambahan efek-efek tertentu seperti efek suara, musik, cahaya, komputerisasi, skenario atau naskah yang memikat dan lain sebagainya untuk mendukung daya tarik film Non-Fiksi tersebut. Contoh film non-fiksi misalnya film [[The Iron Lady]] yang diilhami dari kehidupan [[Margaret Thatcher]].
Kemudian berdasarkan orientasi pembuatannya, film dapat digolongkan dalam film komersial dan nonkomersial. Film komersial, orientasi pembuatannya adalah bisnis dan mengejar keuntungan. Dalam klasifikasi ini, film memang dijadikan sebagai komoditas industrialisasi. Sehingga film dibuat sedemikian rupa agar memiliki nilai jual dan menarik untuk disimak oleh berbagai lapisan khalayak. Film komersial biasanya lebih ringan, atraktif, dan mudah dimengerti agar lebih banyak orang yang berminat untuk menyaksikannya. Berbeda dengan film non-komersial yang bukan berorientasi bisnis. Dengan kata lain, film non-komersial ini dibuat bukan dalam rangka mengejar target keuntungan dan asasnya bukan untuk menjadikan film sebagai [[komoditas]], melainkan murni sebagai seni dalam menyampaikan suatu pesan dan sarat akan tujuan. Karena bukan dibuat atas dasar kepentingan bisnis dan keuntungan, maka biasanya segmentasi penonton film non-komersial juga terbatas. Contoh film non-komersial misalnya berupa film [[propaganda]], yang dibuat dengan tujuan mempengaruhi pola pikir massal agar sesuai dengan pesan yang berusaha disampaikan. Di Indonesia sendiri contoh film propaganda yang cukup melegenda adalah film [[G30S/PKI]]. Atau film dokumenter yang mengangkat suatu tema khusus, misalnya dokumentasi kehidupan flora dan fauna atau dokumentasi yang mengangkat kehidupan anak jalanan, dan lain sebagainya. Selain itu, beberapa film yang memang dibuat bukan untuk tujuan bisnis, justru dibuat dengan tujuan untuk meraih penghargaan tertentu di bidang perfilman dan sinematografi. Film seperti ini biasanya memiliki pesan moral yang sangat mendalam, estetika yang diperhatikan detail-detailnya, dengan skenario yang disusun sedemikian rupa agar setiap gerakan dan perkataannya dapat mengandung makna yang begitu kaya. Film seperti ini biasanya tidak mudah dicerna oleh banyak orang, karena memang sasaran pembuatannya bukan berdasarkan tuntutan pasar. Seni, estetika, dan makna merupakan tolak ukur pembuatan film seperti ini. Contohnya di Indonesia seperti film [[Pasir Berbisik]] yang di produseri oleh [[Christine Hakim]] dan [[Daun di Atas Bantal]] yang berkisah mengenai kehidupan [[anak jalanan]].
Kemudian klasifikasi berdasarkan [[genre]] film itu sendiri. Terdapat beragam genre film yang biasa dikenal masyarakat selama ini, di antaranya:
* Action▼
* Komedi▼
▲*Action
* Drama▼
▲*Komedi
* Petualangan▼
▲*Drama
* Epik▼
▲*Petualangan
* Musikal▼
▲*Epik
* Perang▼
▲*Musikal
* ''Science Fiction''▼
▲*Perang
* Pop▼
▲*''Science Fiction''
* Horror▼
▲*Pop
* Gangster▼
▲*Horror
* Thriller▼
▲*Gangster
* Fantasi▼
▲*Thriller
* ''Disaster''
▲*Fantasi
▲*''Disaster'' / Bencana<ref>{http://www.filmsite.org/genres.html}</ref>
== Industrialisasi Film ==
===
Terdapat
* [[Columbia]]
* [[Fox]]
* [[MGM]]
* [[Paramount]]
* [[Universal]]
* [[Warner Brothers]]
* [[Buena Vista]] (Disney)
* [[TriStar]] (Sony)<ref
Mereka merupakan bagian dari integrasi vertikal [[konglomerasi]] yang mendominasi distribusi dan produksi film. Masing-masing perusahaan memiliki kemampuan untuk memproduksi 15 hingga 25 film setiap tahun. Namun sesungguhnya perusahaan produksi film tersebut telah mengurangi
Nama-nama aktor dan sutradara papan atas juga menjadi perhitungan sumber profit mereka yang dipersentasikan melalui permintaan pasar. Nama besar aktor seperti [[Johnny Depp]] misalnya, yang mampu menghasilkan US$ 50.000.000 pada akhir kesusksesan sebuah film serta tambahan
Sebuah perusahaan muda, [[DreamWorks]], yang dirintis oleh [[Steven Spielberg]] pada 1995 kini juga sudah menuai sukses dalam bidang film animasi, tetapi masih harus menghadapi persaingan ketat dalam pangsa yang lain. Kesuksesan produksi film [[Shrek]] dan [[Madagascar]] kontan menjadikan [[DreamWorks]] sebagai kompetitor yang layak diperhitungkan oleh [[PixarStudio]], yang memproduksi film-film animasi populer, terutama film-film animasi keluaran [[Disney]].<ref name="ReferenceA"/>
=== Produksi
Kebanyakan film keluaran tahun 2009 tidak lagi hanya diproduksi dalam studio. Banyak yang mulai memproduksi film-film [[independen]] (indie). Meski begitu, jarang dari mereka yang sukses didistribusikan ke pasaran. Sekitar 900 film independen diproduksi di Amerika pada tahun 2009. Namun hanya 500 film di antaranya yang benar-benar didistribusikan dan dipasarkan. Jadi, bagi sutradara film-film indie sendiri, target utamanya adalah berhasil mendistribusikan film mereka. Soal finansial, film indie biasanya tidak memakai terlalu banyak biaya. Sehingga keuntungan finansial bukan menjadi target utama pembuatan film indie.<ref name="ReferenceA"/>
== Referensi ==
<references/>
[[Kategori
|