Umar Wirahadikusumah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source
 
(146 revisi perantara oleh 74 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Vice President
{{referensi}}
| honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/haji) -->
{{Infobox Officeholder
| name = Umar Wirahadikusumah
|honorific-prefix = Jend. TNI (Purn.)
| image = Umar Wirahadikusumah Official Portrait.jpg
|name = {{PAGENAME}}
| order = ke-4
|image = Umarwirahadi.jpg
| state =
|office = Wakil Presiden Indonesia
| office = Wakil Presiden Indonesia
|order = 4
| term_start = [[11 Maret]] [[1983]]
| term_end = [[11 Maret]] [[1988]]
| president = [[Soeharto]]
| predecessor = [[Adam Malik]]
| successor = [[Sudharmono]]
| office2 = Daftar Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia{{!}}Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
|birth_date = {{birth date|1924|10|10}}
| order2 = ke-8
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Sumedang]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
| term_start2 = 1973
|death_date = {{death date and age|2003|3|21|1924|10|10}}
| term_end2 = 1983
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| predecessor2 = [[D. Suprayogi]]
|nationality = [[Indonesia]]
| successor2 = [[M. Jusuf]]
|party = Non Partai
| office3 = Kepala Staf TNI Angkatan Darat
|spouse = Karlinah Djaja Atmadja
| order3 = ke-9
|children = Rina Ariani <br /> Nila Shanti
| term_start3 = 25 November 1969
|profession =
| term_end3 = 27 April 1973
|religion = [[Islam]]
| predecessor3 = [[Maraden Panggabean]]
|signature =
| successor3 = [[Surono Reksodimejo]]
| office4 = Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat
| order4 = ke-4
| term_start4 = 29 Mei 1967
| term_end4 = 4 Desember 1969
| predecessor4 = [[Maraden Panggabean]]
| successor4 = [[Mochamad Jasin]]
| office5 = Panglima Komando Strategi dan Cadangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat{{!}}Panglima Kostrad
| order5 = ke-2
| term_start5 = 2 Desember 1965
| term_end5 = 27 Mei 1967
| predecessor5 = [[Soeharto]]
| successor5 = [[Kemal Idris]]
| office6 = Komando Daerah Militer Jaya{{!}}Panglima Kodam V/Djayakarta
| order6 = ke-1
| term_start6 = 1960
| term_end6 = 1965
| predecessor6 = ''Tidak ada, jabatan baru''
| successor6 = [[Amir Machmud]]
| birth_date = {{birth date|1924|10|10|df=y}}
| birth_place = [[Situraja, Sumedang|Situraja]], [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|2003|3|21|1924|10|10|df=y}}
| death_place = [[Jakarta]], Indonesia
| party = [[Partai Golongan Karya|Golkar]]
| spouse = [[Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah|Karlinah Djaja Atmadja]]
| profession = Militer
| signature =
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->2
| relatives = [[Ukar Bratakusumah]] (sepupu) <br /> [[Agus Wirahadikusumah|Letjen TNI (Purn.) Agus Wirahadikusumah]] (keponakan laki-laki) <br /> [[Reini Wirahadikusumah]] (keponakan perempuan)
| nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
| allegiance = {{bulleted list|{{flag|Kekaisaran Jepang}} (1943—1945)|{{flag|Indonesia}} (1945—1973)}}
| branch = {{bulleted list|{{flagicon image|Flag of PETA (Pembela Tanah Air).svg}} [[Pembela Tanah Air|PETA]] (1943—1945)|{{flagicon image|Flag of the Indonesian Army.svg}} [[TNI Angkatan Darat]] (1945—1973)}}
| serviceyears = 1943—1973
| servicenumber = 13761
| rank = [[File:22-TNI Army-GEN.svg|25px| ]] [[Jenderal]] [[TNI]]
| commands = {{unbulleted list|[[Kodam Jaya]]|[[Kostrad]]}}
| unit = [[Infanteri]]
| battles = {{bulleted list|[[Revolusi Nasional Indonesia]]|[[Peristiwa Madiun]]|[[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|Pemberontakan PRRI]]}}
| awards =
| relations =
| laterwork =
}}
'''Jenderal TNI (Purn.) Umar Wirahadikusumah''' ({{lahirmati|[[Situraja, Sumedang|Situraja]], [[Sumedang]], [[Jawa Barat]]|10|10|1924|[[Jakarta]]|21|3|2003}}) adalah [[Wakil Presiden Republik Indonesia]] keempat, yakni pada masa bakti [[1983]]—[[1988]].
 
'''Umar Wirahadikusumah''' ({{lahirmati|[[Situraja, Sumedang|Situraja]], [[Sumedang]]|10|10|1924|[[Jakarta]]|21|3|2003}}) pria kelahiran [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]] ini adalah [[Daftar Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden Indonesia]] keempat yang menjabat antara [[1983]] dan [[1988]].
== Masa awal ==
 
== Riwayat Hidup ==
Sebagai anak dari ayah Raden Rangga Wirahadikusumah, [[Wedana]] [[Ciawi, Tasikmalaya|Ciawi]] dan ibunya Raden Ratnaningrum, putri Patih Demang Kartamenda di [[Bandung]], Umar lahir di keluarga terpandang dan mengenyam pendidikan kolonial [[Belanda]]. Ia belajar di [[ELS|Europesche School (ELS)]] dan tamat tahun [[1942]]. Umar kemudian melanjutkan sekolahnya di [[MULO]] sambil ikut pendidikan Seinendojo di [[Tangerang]] selama 8 bulan. Setamat itu, ia meneruskan pendidikan militernya ke pendidikan PETA di [[Bogor]] selama 6 bulan.
 
=== Kehidupan awal ===
Pada masa penjajahan [[Jepang]], Umar ikut aktif dalam kelompok militer yang kemudian berubah menjadi [[PETA]], dengan menjabat komandan peleton di [[Tasikmalaya]] selama setahun, kemudian dipindahkan ke [[Pangandaran, Ciamis|Pangandaran]]. Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan]], Umar bergabung dengan [[TKR]], cikal bakal [[TNI]], dengan menjadi komandan di [[Cicalengka, Bandung|Cicalengka]], pada tanggal [[1 September]] [[1945]].
Umar Wirahadikusumah lahir di [[Situraja, Sumedang]], [[Keresidenan Priangan]] pada tanggal 10 Oktober 1924 dari pasangan Raden Rangga Wirahadikusumah dan Raden Ratnaringrum yang merupakan putra kelima. Umar dilahirkan sebagai keluarga bangsawan, ayahnya seorang Wedana Ciawi dan ibunya adalah putri dari Patih Demang Kartamenda di Bandung.<ref name=":0" />
 
Ibunya meninggal dunia ketika Umar masih kecil, oleh karenanya Umar dirawat oleh neneknya, Nyi Raja Juwita di Cicalengka. Umar sempat bersekolah di taman kanak-kanak hingga memasuki kelas satu di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) dan tidak sempat menyelesikan pendidikan di Cicalengka karena neneknya tidak lama meninggal dunia. Setelah kepergian neneknya, ayah Umar membawanya ke Ciawi antara tahun 1928-1929. Umar meneruskan pendidikan di ELS Tasikmalaya dan MULO Pasundan, ia menyelesaikan pendidikannya pada masa Pemerintah Kolonial Belanda.
== Karier militer ==
=== Kodam VI/Siliwangi ===
 
Sebelum bergabung dengan kelompok pemuda, ia sempat bekerja sebagai pegawai perkebunan di Sumedang pada tahun 1940. Tiga tahun kemudian Umar diangkat sebagai Komandan Peleton Tasikmalaya pada tahun 1943, dengan Indonesia saat itu di bawah pendudukan Jepang.
Seusai perang kemerdekaan, Umar meniti kariernya di [[TNI Angkatan Darat]] dan lama ditempatkan di Kodam VI/Siliwangi (sekarang menjadi [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi]]). Pangkatnya terus naik seiring dengan perannya yang meningkat dalam penumpasan berbagai pemberontakan pada masa pemerintahan [[Orde Lama]], antara lain [[Peristiwa Madiun]] pada tahun [[1948]] dan [[PRRI]]. Pada saat [[AH Nasution]] menjadi Panglima Kodam VI/Siliwangi, Umar sempat menjadi ajudannya.
 
Umar bersama dengan kelompok pemuda bergabung dengan Pasukan Pembela Tanah Air ([[Pembela Tanah Air|PETA]]).<ref name=":0" /> Sebelum masuk PETA, ia mendapatkan pelatihan militer Dai Nippon, Seinendojo, di [[Kabupaten Tangerang|Tangerang]], selama 4 bulan. Keputusan Umar yang bergabung menjadi prajurit tidak dikehendaki oleh keluarganya.<ref name=":0" /> Kelompok-kelompok pemuda memberikan beberapa pelatihan fisik yang Umar melakukan. Hal ini diikuti pada Oktober 1944 oleh PETA, pasukan tambahan yang terdiri dari rekrutan Indonesia yang dimaksudkan untuk membantu Jepang dalam melawan Sekutu. Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Umar, seperti banyak pemuda lain dari usia yang sama bergabung dengan [[Tentara Keamanan Rakyat]], cikal bakal TNI.
=== Kodam V/Jaya ===
Pada tahun [[1959]], ia dipindahkan ke [[Kodam Jaya|Kodam V/Jaya]] sebagai Komandan Komando Militer Kota Besar (Dan KMKB) [[Jakarta]] Raya, dan akhirnya menjabat Panglima Kodam V/Jaya pada tahun [[1961]].
 
=== GerakanKehidupan 30masa Septemberkemerdekaan ===
Kemudian Umar mendapat amanat sebagai Komandan Peleton Pangandaran, tidak lama ia diangkat sebagai Komandan TKR Cicalengka dengan pangkat kapten pada tahun 1945. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1947, ia diangkat menjadi ajudan Panglima Divisi III Siliwangi di Tasikmalaya, Direktur Latihan Operasi di Garut, dan Komandan Brigade I/III/V Cirebon.
Pada saat pecahnya [[Gerakan 30 September]] (G30S) pada tahun [[1965]], sebagai Panglima Kodam V/Jaya, Umar bertanggung jawab terhadap keamanan di wilayah Jakarta. Ia melakukan patroli keamanan dan setelah mendapat laporan penculikan para jenderal dan melihat pasukan tak dikenal di depan [[Istana Merdeka]], Umar melapor kepada [[Pangkostrad]] [[Mayor Jenderal]] [[Soeharto]].
 
Umar menikah dengan Karlina dan memiliki dua anak perempuan. Ia juga adalah paman dari [[Agus Wirahadikusumah]], seorang perwira militer yang menjadi Panglima [[Kostrad]].
Umar mendukung keputusan Soeharto untuk mengambil alih kepemimpinan Angkatan Darat dan mendukung Soeharto dalam upayanya menumpas Gerakan 30 September. Siang hari, pada saat Presiden [[Soekarno]] memanggilnya ke [[Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah]], Soeharto khawatir bahwa pemanggilan tersebut merupakan percobaan untuk membunuh Umar dan Soeharto melarang Umar untuk memenuhi panggilan tersebut.
 
=== Karier militer ===
Soeharto mulai mengendalikan situasi Jakarta, dan Umar berada dibelakangnya untuk mengkonsolidasi. Umar menetapkan jam malam antara jam 18.00 dan 06.00 dan mengontrol seluruh surat kabar di Jakarta.
 
==== Divisi Siliwangi ====
Pada saat Gerakan 30 September mulai dinyatakan didalangi oleh [[PKI]], Umar menyetujui pembentukan KAP-GESTAPU.
Setelah [[Revolusi Nasional Indonesia]], Umar bertugas di Angkatan Darat. Umar ditempatkan di provinsi asalnya Jawa Barat dan bertugas untuk waktu yang lama di [[Kodam III/Siliwangi]]. Kariernya melejit setelah membantu menumpas [[Pemberontakan PKI 1948|pemberontakan PKI pada tahun 1948]] serta memerangi pemberontakan [[PRRI]] di [[Sumatra]]. Ia juga pernah menjadi ajudan [[Abdul Haris Nasution]] saat menjabat sebagai Komandan Divisi Siliwangi.
 
==== OrdeKodam BaruV/Djayakarta ====
Umar kemudian menjabat sebagai [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta|Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta]].<ref>{{Cite book|last=Wardaya|first=Baskara T.|date=2011|url=https://repository.usd.ac.id/24690/1/Suara%20di%20Balik%20Prahara_cetak.pdf|title=Suara di Balik Prahara: Berbagi Narasi tentang Tragedi '65|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Galangpress|isbn=978-602-8174-63-3|pages=362|url-status=live}}</ref> Jabatan ini diperolehnya pada tahun 1959. Tanggung jawab militer yang diberikan kepadanya ialah keamanan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Walapun ia bukan merupakan lingkaran dalam Soeharto, Umar mendapatkan kepercayaan penuh Soeharto atas dukungan dan jasanya dalam menumpas G30S. Seiring dengan melesatnya karier Soeharto, karier Umar pun melesat dengan cepat. Pada tahun [[1965]], Soeharto mengangkat Umar menjadi Panglima Kostrad, menggantikan dirinya. Pada tahun [[1967]], Umar diangkat menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat, dan pada tahun [[1969]], ia menjadi [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]].
 
==== Peristiwa G30S ====
Pada tahun [[1973]], ia meninggalkan militer aktif dan menjabat sebagai Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] (BPK), jabatan yang diembannya selama 10 tahun. Sebagai Ketua BPK, Umar bertanggung jawab untuk memastikan departemen-departemen dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya menggunakan uang negara dengan benar. Pada saat itulah Umar sebagai Ketua BPK menyatakan bahwa tidak ada satu departemen pun yang bebas dari korupsi.
Pada pagi hari 1 Oktober 1965, enam jenderal diculik dari rumah mereka. Sebagai Panglima Kodam V/Djayakarta, Umar berkeliling kota untuk memeriksa keamanannya. Setelah mendengar tentang penculikan dan melihat pasukan tak dikenal menduduki Lapangan Merdeka, Umar mengirim kabar kepada Panglima [[Kostrad]], Mayor Jenderal [[Soeharto]].
 
Umar menerima keputusan Soeharto untuk mengambil komando [[Angkatan Darat]] dan mendukungnya dalam usahanya untuk menindak usaha kudeta. Menjelang tengah hari, Umar menerima perintah dari Presiden [[Soekarno]] yang dicurigai berada di [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma|Halim]], tempat di mana enam jenderal diculik. Soeharto khawatir bahwa ini adalah upaya untuk membunuh Umar dengan memerintahkanya ke Halim. Umar mengikuti permintaan Soeharto dengan menolak perintah Presiden Soekarno.<ref name=":0">{{Cite web |url=https://tirto.id/balas-budi-soeharto-untuk-umar-wirahadikusumah-cGuY |title=Balas Budi Soeharto untuk Umar Wirahadikusumah |last=Raditya |first=Iswara N. |website=tirto.id |language=id |access-date=2020-03-22 |archive-date=2020-03-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200322081330/https://tirto.id/balas-budi-soeharto-untuk-umar-wirahadikusumah-cGuY |dead-url=no }}</ref>
== Wakil Presiden ==
Pada tahun [[1983]], Umar dipilih [[MPR]] menjadi [[Wakil Presiden]] melalui [[Sidang Umum MPR 1983]]. Pemilihan ini tidak diduga banyak orang, mengingat figur Umar yang walaupun terkenal dengan integritas yang tinggi, masih belum dipersepsikan satu kelas dengan [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]] dan [[Adam Malik]].
 
Setelah Soeharto merebut kembali kendali situasi di [[Jakarta]], Umar kemudian mengkonsolidasikan situasi. Dia memberlakukan [[jam malam]] dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi dan memonitor semua surat kabar ibu kota.
Sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan Soeharto, Umar merupakan salah satu dari sedikit orang yang benar-benar berjuang untuk memerangi korupsi. Seorang yang religius, Umar berharap agama dapat menjadi faktor bertobatnya koruptor. Umar juga terkenal dengan inspeksi mendadak ke kota-kota dan desa-desa di daerah, untuk memantau kebijakan pemerintah pada tingkat pelaksanaan dan efek-efeknya pada rakyat.
 
Ketika peristiwa diduga didukung oleh [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI), Umar menyetujui pembentukan gabungan aksi untuk membasmi Gerakan 30 September (KAP-GESTAPU).<ref>{{cite book|last= Djarot|first= Eros|authorlink=Eros Djarot|coauthors= et al.|title= Siapa Sebenarnya Soeharto: Fakta dan Kesaksian Para Pelaku Sejarah G-30-S PKI|origyear= 2006|origmonth= July|edition= 1st|publisher= PT Agromedia Pustaka|location= Tangerang|language= Indonesian|page= 19}}</ref>
Masa jabatan Umar berakhir pada Maret [[1988]] dimana ia digantikan oleh [[Sudharmono]]. Banyak kalangan yang kecewa ia tidak menjabat Wakil Presiden untuk masa jabatan selanjutnya. Reputasi baiknya pada saat itu menggugah Sudharmono untuk benar-benar memastikan bahwa Umar tidak bersedia untuk menjabat Wakil Presiden, sebelum ia sendiri bersedia untuk menggantikan Umar.
 
==== WafatOrde baru ====
Meskipun ia bukan bagian dari lingkaran dalam Soeharto, Umar memenangkan kepercayaan besar dari Soeharto atas bantuan dan dukungan yang diberikan dalam menyelesaikan G30S.<ref>{{Cite news
|last = Anwar
|first = Rosihan
|title = In Memoriam: Jenderal Umar Wirahadikusumah
|publisher = Kompas
|date = 22 March 2003
|url = https://www.kompas.com/kompas-cetak/0303/22/opini/201381.htm
|accessdate = 2006-10-28
|work = [[Kompas.com]]
|archive-date = 2007-10-17
|archive-url = https://web.archive.org/web/20071017020356/http://kompas.com/kompas-cetak/0303/22/opini/201381.htm
|dead-url = no
}}</ref> Saat Soeharto mulai menjabat sebagai Pejabat Presiden, karier Umar juga melejit. Pada tanggal 12 Maret 1967, Soeharto mempercayakan Umar untuk menggantikannya sebagai Panglima Kostrad setelah ia menjadi pejabat presiden.<ref name=":0" /> Pada tahun 1967, Umar menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat sebelum akhirnya menjadi [[Kepala Staf Angkatan Darat]] pada tahun 1969.<ref name=":0" />
 
Pada tahun 1973, karier aktif militernya berakhir dan ia menjadi Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] (BPK) selama 10 tahun. Sebagai Ketua BPK, Umar bertanggung jawab untuk memastikan bahwa departemen pemerintah, kementerian, dan badan pemerintahan menggunakan uang negara dengan baik. Selama masa jabatannya sebagai Ketua BPK, Umar membuat penilaian suram yang menilai bahwa tidak satu pun departemen pemerintah adalah bebas dari korupsi.<ref>{{cite web
Umar Wirahadikusumah mengembuskan napas terakhir, sekitar pukul 07.53 WIB, Jumat 21 Maret 2003 di Rumah Sakit Pusat TNI-AD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, setelah sempat mendapat perawatan intensif selama dua pekan.
|last = Sinjal
|first = Daud
|title = Gincu Luntur Anti-Korupsi
|publisher = Aksara
|date = 2 May 2001
|url = http://72.14.253.104/search?q=cache:Cf5Q7-KFTSMJ:www.aksara.or.id/jurnal_detail.asp%3Fitem_id%3D233+Wakil+Presiden+Adam+Malik+Uang+Negara&hl=id&ct=clnk&cd=11
|accessdate = 2006-10-30
}}{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
=== Riwayat jabatan ===
Umar dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], Jakarta Selatan, Jumat petang pukul 16.00, dengan upacara militer yang dipimpin mantan Wapres Jenderal (Purn) [[Try Sutrisno]] dan komandan upacara Kolonel Tisna Komara (Asisten Intelijen Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat/Kostrad).
# Komandan Pleton TKR di Cicalengka (1945-1946).
# Wakil Kepala Staf Operasi Resimen XI Divisi Siliwangi, Tasikmalaya (1946-1947).
# Ajudan Panglima Divisi Siliwangi merangkap Direktur Latihan Perwira Divisi serta Komandan Batalyon 1 Resimen 5 Brigade III / Kian Santang (1947-1948).
# Komandan Batalyon IV Brigade XIII / Kian Santang Divisi Siliwangi (1948-1949).
# Komandan Co Troep Divisi Siliwangi (1949).
# Komandan KMK Cirebon Brigade "C" Divisi IV / Siliwangi (1949-1950).
# Kepala Staf Urusan Ex-KNIL Divisi IV / Siliwangi kemudian T&T III / Siliwangi (1950-1951).
# Kepala Staf Operasi T&T III / Siliwangi (1951-1952).
# Kepala Staf Brigade "C" T&T III / Siliwangi (1952).
# Komandan Resimen Infanteri 11 T&T III / Siliwangi (1952-1953).
# Inspektur Jenderal T&T III / Siliwangi (1953-1955).
# Asisten Operasi Kepala Staf T&T III / Siliwangi merangkap sebagai Komandan Resimen Infanteri 10. (1955-1958).
# Komandan RTP 1 / Siliwangi (1958-1959).
# Komandan KMKB Djakarta Raja (1959-1960).
# Panglima Komando Daerah Militer V / Jayakarta (1960-1966).
# Panglima Kostrad (1966-1968).
# Wakil Panglima Angkatan Darat (1968-1969).
# Kepala Staf Angkatan Darat (1969-1973).
# Pensiun (1973).<ref>{{Cite book|title=Umar Wirahadikusumah : Pengabdian Seorang Prajurit|last=Salam|first=Solichin|publisher=CV. Gema Salam|year=1994|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
 
=== Kepangkatan ===
Ia menderita penyakit jantung selama tiga belastahun dan telah menjalani operasi by pass jantung tahun 1989 di Herz Und Diabetes Zentrum di Badoeyhausen, Jerman. Setelah operasi jantung tersebut, kesehatan almarhum cukup baik, bahkan tetap bisa berolahraga golf. Namun sejak September 2002, jantung mantan Pangdam V Jakarta Raya (1960-1966) ini kembali mengalami gangguan dan harus menjalani perawatan lagi di Jerman.
 
# Letnan Dua (1945-1946).
Sepulang dari perawatan di Jerman, ia terus menjalani home care karena daya pompa jantungnya telah sangat melemah dan adanya bendungan pada paru sehingga mengakibatkan sesak napas. Sejak 5 Maret 2003, ia dirawat di paviliun Kartika RSPAD, sejak 8 Maret 2003, mendapat perawatan di ruang ICU, hingga akhirnya wafat.
# Letnan Satu (1946-1947).
# Kapten (1947-1948).
# Mayor (1948-1956).
# Letnan Kolonel (1956-1959).
# Kolonel (1959-1962).
# Brigadir Jenderal (1962-1966).
# Mayor Jenderal (1966-1968).
# Letnan Jenderal (1968-1969).
# Jenderal (1969-1973).
 
=== Menjadi wakil presiden ===
== Keluarga ==
[[Berkas:Pelantikan Umar Wirahadikusumah 1983.jpg|250px|jmpl|Umar Wirahadikusumah mengucapkan sumpah jabatan sebagai Wakil Presiden RI masa jabatan 1983-1988.]]
Umar wafat pada usia 79 tahun dan meninggalkan seorang istri, Ny Karlinah Djaja Atmadja, yang dinikahinya 2 Februari 1957, dan dua orang anak, Rina Ariani dan Nila Shanti, serta enam orang cucu.
Pada bulan Maret tahun 1983, Umar mencapai puncak kariernya. Soeharto, yang telah dipilih untuk masa jabatan keempat sebagai Presiden berdasarkan Ketetapan [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR) memilih Umar untuk menjadi wakil presidennya. Pemilihan ini dianggap menjadi pilihan yang agak tak terduga mengingat karier Umar dalam politik di Indonesia tidak lebih memucat dibandingkan dengan dua pendahulunya, [[Hamengku Buwono IX]] dan [[Adam Malik]]. Meskipun kepribadian rendah hati, Umar memiliki reputasi yang baik dan dihormati secara luas.
 
Sebagai wakil presiden, Umar menjadi salah satu dari sangat sedikit dalam rezim Soeharto yang memilih untuk memberantas korupsi. Sebagai orang yang religius, Umar berharap bahwa agama dapat digunakan untuk mengubah koruptor untuk melakukan perbuatan yang benar. Umar juga melakukan inspeksi kejutan (kadang-kadang penyamaran) ke kota-kota dan desa-desa daerah untuk memantau bagaimana kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap rakyat. Selama menjadi Wakil Presiden Umar juga mengadakan pelayanan doa di Istana Wakil Presiden.
 
Karier Umar sebagai Wakil Presiden berakhir pada Maret 1988 ketika ia digantikan oleh [[Sudharmono]]. Banyak yang kecewa melihat dia tidak melanjutkan untuk masa jabatan kedua sebagai Wakil Presiden. Hal ini menjadi bukti reputasi yang baik bahwa Sudharmono ingin memastikan penerimaan Umar untuk tidak melanjutkan sebagai Wakil Presiden untuk periode selanjutnya.<ref>{{cite web
|last = MIS
|title = Sudharmono "Mengudara" Kembali
|publisher = Tempo
|date = 22 March 1997
|url = http://www.tempointeraktif.com/ang/min/02/03/utama4.htm
|accessdate = 2006-10-28
|archive-date = 2007-09-27
|archive-url = https://web.archive.org/web/20070927200748/http://www.tempointeraktif.com/ang/min/02/03/utama4.htm
|dead-url = yes
}}</ref>
 
== Wafat ==
[[Berkas:Umar Wirahadikusumah-TMPNU Kalibata 1.jpg|jmpl|Makam Umar Wirahadikusumah di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|293x293px]]
Setelah masa jabatannya selesai sebagai Wakil Presiden tahun 1988, ia tidak lagi aktif di politik.<ref name=":0" /> Umar Wirahadikusumah menghembuskan napas terakhir pada hari Jumat 21 Maret 2003 sekitar pukul 07.53 WIB di Rumah Sakit Pusat TNI-AD Gatot Soebroto. Umar meninggal karena masalah jantung dan paru-paru.<ref name=":0" /> Jenazahnya dikebumikan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]].<ref>{{Cite web|title=Daftar Makam Tahun 2002-2004|url=http://pahlawancenter.com/daftar-makam-provinsi/jakarta/tmpn-utama-kalibata/daftar-makam-tahun-2010-2012/|website=Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial|archive-url=https://web.archive.org/web/20131015174642/http://pahlawancenter.com/daftar-makam-provinsi/jakarta/tmpn-utama-kalibata/daftar-makam-tahun-2002-2004/|archive-date=2013-10-15|access-date=7 Januari 2022|dead-url=no}}</ref>
 
== Penghargaan ==
=== Tanda jasa{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|1981|p=383}}<ref>{{Cite book|last=Gema Salam|first=Indonesia|date=1994|url=https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&redir_esc=y&hl=id&id=INdwAAAAMAAJ&focus=searchwithinvolume&q=nahda+diamond|title=Umar Wirahadikusumah, pengabdian seorang prajurit|location=Indonesia|publisher=Solichin Salam|pages=213|url-status=live}}</ref> ===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
| colspan="4"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Adipradana.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Utama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Bhayangkara Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Pratama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Pratama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Bhayangkara Pratama.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. V.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Dwidya Sistha.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of National Security Merit - Tong-il Medal Ribbon (1967-1973 version).png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=US Legion of Merit Commander rib.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=YU Order of the People's Army (2nd Rank) Ribbon Bar.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of Orange-Nassau ribbon - Knight Grand Cross Ribbon.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=GER Bundesverdienstkreuz 6 GrVK Stern Band.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Panglima Setia Mahkota (P.S.M.) Ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=FRA Grand Cross of National Order of Merit Ribbon Bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Jordan004.gif|width=100}}
|}
 
{| class="wikitable" style="margin:1em auto; text-align:center;"
# [[Bintang Dharma]],
|-
# [[Bintang Gerilya]]
!Baris ke-1
# [[Bintang Kartika Eka Paksi]] I-II-III
| colspan="1"|[[Bintang Republik Indonesia Adipradana]] (12 Maret 1983)<ref>{{cite book|title= Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia 1959 - sekarang|url= https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|access-date= 3 September 2021|archive-date= 2021-07-29|archive-url= https://web.archive.org/web/20210729004106/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|dead-url= no}}</ref>
# [[Bintang Jalasena]] Klas I-II
| colspan="2"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (19 Mei 1973)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=3 September 2021 |archive-date=2022-08-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220805183645/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |dead-url=no }}</ref>
# [[Bintang Bhayangkara]] I-II
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
# [[Satyalancana Kesetiaan]] 24 (XXIV) tahun Perang Kemerdekaan I-II
|-
# [[Satyalancana G.O.M I]]-[[Satyalancana G.O.M II|II]]-[[Satyalancana G.O.M V|V]]
!Baris ke-2
# [[Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
# [[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Utama]]
# [[Satyalancana Penegak]]
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Utama]]
# [[Satyalancana Dwija Sistha]]
| colspan="1"|[[Bintang Swa Bhuwana Paksa|Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama]] (29 Juli 1971)<ref>{{Cite web|last=Nasional|first=Perpustakaan|date=1971|title=Penganugerahan SWA Buwana Paksa kelas I untuk KSAD Jend. Umar Q Wirahadikusumah dan KASAL, Laksamana Madya (L) R. Sudomo oleh Wapangab Jend. M. Panggabean di Aula Departemen Hankam Jakarta, 29 Juli 1971|url=https://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/499768|website=Perpustakaan Nasional|access-date=3 Juli 2023}}</ref>
# [[Das Gross Vergenst Kreus]] [[Jerman]],
|-
# [[Legion of Merit]] - [[Amerika Serikat]]
!Baris ke-3
# [[Orde van Oranye Nassau]] - Nederland ([[Belanda]])
| colspan="1"|[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Utama]]
# [[Panglima Setia Mahkota]] - [[Malaysia]]
#| colspan="1"|[[Bintang KeamananKartika noEka 1]]Paksi|Bintang -Kartika [[KoreaEka Paksi SelatanPratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Pratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Pratama]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
 
|-
== Lihat pula ==
!Baris ke-6
* [[Daftar Wakil Presiden Indonesia]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
{{S-start}}
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
{{Succession box|jabatan = [[Panglima Komando Strategi dan Cadangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Pangkostrad]]|tahun = [[2 Desember]] [[1965]]—[[27 Mei]] [[1967]]|pendahulu = [[Soeharto]]|pengganti = [[Achmad Kemal Idris]]}}
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
{{Succession box|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Maraden Panggabean]]|pengganti=[[Surono Reksodimedjo]]|tahun=1969—1973}}
| colspan="1"|[[Satyalancana Dwidya Sistha]]
{{Succession box|jabatan = [[Daftar Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden Republik Indonesia]]|pendahulu=[[Adam Malik|H. Adam Malik]]|pengganti = [[Sudharmono]]|tahun = 1983—1983}}
|-
{{End}}
!Baris ke-7
{{Wakil Presiden Indonesia}}
| colspan="1"|[[:en:Order of National Security Merit#Grades|Order of National Security Merit - 1st Class (Tong-il Medal)]] - Korea Selatan
{{lifetime|1924|2003|Wirahadikusumah, Umar}}
| colspan="1"|[[:en:Legion of Merit|Commander of the Legion of Merit]] - Amerika Serikat
| colspan="1"|[[:en:Orders, decorations, and medals of the Socialist Federal Republic of Yugoslavia#Orders|Second Rank of the Order of the People's Army with Golden Star]] - Yugoslavia
| colspan="1"|[[:en:Order of Orange-Nassau|Knight Grand Cross of the Order of Orange-Nassau]] - Belanda
|-
!Baris ke-8
| colspan="1"|[[:en:Order of Merit of the Federal Republic of Germany|Grand Cross of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany]] - Jerman
| colspan="1"|[[Darjah Yang Mulia Setia Mahkota Malaysia|Panglima Setia Mahkota]] (P.S.M.) - Malaysia (1972)<ref>{{cite web|url=http://www.istiadat.gov.my/v8/images/stories/1994.pdf|title=Senarai Penuh Penerima Darjah Kebesaran, Bintang dan Pingat Persekutuan Tahun 1972|access-date=2022-02-06|archive-date=2018-12-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20181223074800/http://www.istiadat.gov.my/v8/images/stories/1994.pdf|dead-url=no}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Ordre national du Mérite|Grand Cross of the National Order of Merit]] - Prancis
| colspan="1"|[[:en:Supreme Order of the Renaissance|Grand Cordon with Brilliants of the Supreme Order of the Renaissance]] - Yordania
|}
 
== Budaya Populer ==
[[Kategori:Wakil Presiden Indonesia]]
Sosok Umar Wirahadikusumah sebagai Panglima Kodam V/Jayakarta dengan pangkat Mayor Jenderal TNI di saat meletusnya G30S/PKI ditampilkan dalam film [[Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI]] karya sutradara [[Arifin C. Noer]], diperankan oleh aktor Doddy Sukma.
[[Kategori:KSAD]]
 
[[Kategori:Pangkostrad]]
== Bibliografi ==
* {{Citation|author=Dinas Sejarah TNI AD|date=1981|title=Sejarah TNI-AD 1945—1973: Riwayat Hidup Singkat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|volume=XIII|url=https://books.google.com/books?id=l7maivDM07kC}}
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
 
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/u/umar-wirahadikusumah/index.shtml Profil di TokohIndonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100527055933/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/u/umar-wirahadikusumah/index.shtml |date=2010-05-27 }} {{id icon}}
* [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/U/ads,20030619-75,U.html Profil di pdat.co.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100403223533/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/U/ads,20030619-75,U.html |date=2010-04-03 }} {{id icon}}
 
{{s-start}}
{{s-off}}
{{succession box |title=[[Wakil Presiden Indonesia]] |before=[[Adam Malik]]|after=[[Sudharmono]] |years=1983—1988}}
{{s-mil}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Maraden Panggabean]]|pengganti=[[Surono Reksodimejo]]|tahun=1969—1973}}
{{s-end}}
{{Wakil Presiden Indonesia}}
{{Kabinet Pembangunan IV}}
{{Kepala Staf TNI Angkatan Darat}}
{{Pangkostrad}}{{URUTANBAKU:Wirahadikusumah, Umar}}
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dariTentara SumedangNasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer Jaya]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Sumedang]]<!--kategori tokoh kabupaten cukup namanya saja, jangan ditambah "dari"-->
 
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Situraja]]
[[en:Umar Wirahadikusumah]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[fi:Umar Wirahadikusumah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[ja:ウマール・ウィラハディクスマ]]
[[Kategori:Wakil Presiden Indonesia]]
[[jv:Umar Wirahadikusumah]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[ru:Вирахадикусума, Умар]]
[[Kategori:Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia]]
[[su:Umar Wirahadikusumah]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]