Kejawar, Banyumas, Banyumas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Commonscat |
Membatalkan 1 suntingan by 180.241.187.117 (bicara): LTA 180.248.208.37 (TW) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(45 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{coord|7|25|44|S|109|29|28|E|display=title}}
{{desa
|peta =
Baris 9 ⟶ 12:
|kode pos =53192
|nama pemimpin =Muchasir
|luas =- +- 10 km2
|penduduk =- +- 10.000 Penduduk
|kepadatan =-
}}
'''Kejawar''' adalah sebuah [[desa]] di [[Kecamatan]] [[Banyumas, Banyumas|Banyumas]], [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Desa ini berbatasan dengan Desa [[Sudagaran]] dan Desa [[Kedunguter]] di sebelah utara, Desa [[Danaraja]] di sebelah timur, Desa [[Kedunggede]] di sebelah barat, dan Desa [[Karangrau]] di sebelah selatan.
'''Desa Kejawar siap menyongsong era globalisasi dengan [[Sumber Daya Alam]] dan Sumber Daya Manusianya.'''
''' '''
Desa Kejawar merupakan salah satu desa tertua di Kabupaten Banyumas. Terletak pada
koordinat 7’25’44 LU dan 109’29’29 BT.
Tepatnya 2 Km kearah selatan dari
[[Alun-alun]] [[Banyumas]]. Dahulu Desa Kejawar merupakan pusat pemerintah, di desa ini
dahulu terdapat Kantor Karsidenan Banyumas tempat [[Residen]] Banyumas berkantor, setelah Kantor Karsidenan atau Kantor Pembantu
Gubernur Wilayah Banyumas pindah ke Purwokerto, kantor ini beralih fungsi
menjadi SMEA 1 / SMK 1 Banyumas. Namun sampai saat ini tepatnya daerah sekitar
SMK 1 Banyumas dan daerah sekitar terminal Banyumas orang tetap menyebutnya
daerah Karesidenan.
Desa Kejawar meliputi Dusun Karangpucung, Dusun Kalikunir, Kejawar Kulon,
Kejawar Wetan dan Beji.
Sebagai
desa tertua Desa Kejawar telah mengalami beberapa pergantian pucuk pimpinan. Adapun
yang telah atau sedang menjabat Kepala Desa Kejawar adalah sebagai berikut:
# Atmo Suwirjo
# Toto Kuswantoro
# Ir. Wahyudi (2001 – 2008)
# Muchasir, S.Pd (2008-2013)
# Toto Kuswantoro (2013 – 2019)
# Suardi (2019 - 2020)
# Suwarno, S.Sos., M.Si (2020- Sekarang)
'''Potensi, Sarana Prasarana
dan Keunikan Desa Kejawar'''
''' '''
'''Sarana Pendidikan: '''Terdapat Paud Tunas Bangsa, TK
Aisyiyah, TK Kartika, TK Pertiwi, SDN 1 Kejawar, SDN 2 Kejawar, SDN 3 Kejawar,
SMP N 3 Banyumas eks Sekolah Teknik Banyumas, SMEA / SMK N 1 Banyumas. Pondok Pesantren Miftahussalam Banyumas dengan pendidikan formalnya MTs dan MA. Balai Pendidikan PeLatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Banyumas.
'''Sarana Kesehatan: '''Terdapat Badan Layanan Umum Daerah RSUD Banyumas, RS Amelia, Klinik Bersalin, Polindes, Apotek Karsidenan, Apotek Marem, Hapus Tatto
'''Sarana Militer: '''Terdapat Koramil Banyumas, Eks
Batalyon 405, Asrama Denbekang Korem 071 Wijayakusuma
''' '''
'''Sarana Pemakaman''':
(1). Makam Bersejarah yaitu terdapat Makam Raja Jembrana Bali yaitu Raja Jembrana VI (1855-1866) I GUSTI NGURAH MADE PASEKAN Puri Agung Pacekan Jembrana Bali. Beliau merupakan keluarga dari
ANAK AGUNG NGURAH DJEMBRANA Adalah pendiri dan sebagai Raja Djembrana I
yang memerintah sejak tahun 1705. Dia berasal dari Puri Mengwi sebagai
putera ketiga dari Anak Agung Nyoman Alangkadjeng (Raja Mengwi yang bergelar
Cokorda Mengwi, memerintah kerajaan Mengwi sejak tahun 1682).
Makam Raja
Jembrana VI ( I Gusti Ngurah Made Pasekan) beserta keluarganya dimakamkan di Desa Kejawar Kecamatan Banyumas dari Jalan Raya Banyumas-Buntu Km 1, setelah dari SPBU Kejawar belok kiri 150meter kemudian belok kanan 150 meter. Menurut informasi beliau mangkat pada tahun 1906.
(2).
Makam bersejarah Makam Kyai Mranggi Semu beliau adalah orang tua angkat dari Raden DJoko
Kahiman (R. Joko Kaiman ) Bupati Banyumas Pertama / Adipati Wargahutama II atau yang lebih dikenal
sebagai Kyai Mrapat karena telah membagi Kadipaten Wirasaba menjadi empat.
R. Joko Kaiman semasa kecil tinggal di Kejawar sampai beberapa tahun sampai akhirnya merantau ke Kadipaten Wirasaba.
(3). Tempat
Pemakaman Umum (TPU) merupakan makam masyarakat Desa Kejawar (Amongsari, Sipoh, dll)
(4). Pemakaman
Gelandangan merupakan pemakaman orang tidak dikenal, dimakam ini terdapat makam
terpidana mati Rio Alek Bulo yang dieksekusi oleh Kejaksaan Negeri [[Purwokerto]]
di Curug Cipendok, setelah di sana sini ditolak untuk dimakamkan akhirnya
dimakamkan di Kejawar.
'''Sarana
Irigasi''': Terdapat Bendungan Kali
Unthul Uwuk yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda Tahun 1930 yang masih
berfungsi sampai saat ini dan mampu mengairi sawah seluas 1455 Ha
'''Sarana
Kesenian''': Group Ebeg Seyang, Kalikunir dan Karangpucung. Group Begalan Pak Muchasan atau yang lebih dikenal Wa Jenggot /Wa Kajudan,'''
'''Sarana
Perdagangan dan Wisata Kuliner: '''Terdapat KUD ARIS Unit Swalayan, Sabar Jadi Barat,
Sabar Jadi Timur, Fotocopy, Warnet, Wartel Celluler Travel WIDODO, Toko Cake and
Bakery,Toko Sembako ZARIN CELL,Toko Bangunan Bangun Setia, SPBU Kejawar, Cucian mobil, Toko Pakan Burung, Ayam potong dan cabut bulu Pak Supriyadi dan Pak Ardi,
Toko buah-buahan segar, Kios oleh-oleh sedia getuk goreng Sokaraja, mino,
nopia, kripik, RM Nduwur Kali, RM Berkah, Mie ayam
kendhil, RM Pak Gito, RM Bu Tuti. Tempat Kulakan Jengkol Pak Sakim, Penjualan
bibit tanaman hias, bibit tanaman keras dan bibit buah-buahan. Pemancingan
ikan, Ternak Sapi, Kambing dan Bebek. Penggergajian Kayu, Bengkel Motor,
Bengkel Las dan lain lain.
'''Sarana
Umum dan Peribadatan: Unit Pengelolaan Air PDAM''', Balai Desa'''
Kejawar, Gedung Serba Guna, Gedung PKK, Balai RT di masing-masing RT. Masjid
Al-Barokah, Mushola Baiuil Hasan, Mushola Al-Ichlas, Mushola Al-Iksan dll.
'''Sarana
Transportasi''': Terdapat terminal
Banyumas atau yang dikenal [[Terminal]] Karsidenan. Dimana disini terletak titik
Nol Kilometer. Titik ini merupakan pusat pengukuran jarak dari titik ini kesuatu
tempat atau kota yang lain. Dahulu dari Titik Nol Km ini sampai Banjarnegara
adalah jalur yang sangat strategis dimana jalur ini menghubungkan Kadipaten
Banyumas, Kadipaten Gumelem, Kadipaten Wirasaba, Kadipaten Merden dan Kadipaten
Banjar Watulembu/Banjarpetambakan atau [[Kabupaten Banjarnegara]] sekarang.
Berbicara
[[Kabupaten Banyumas]] pasti tidak lepas dari Desa Kejawar yang merupakan cikal
bakal kabupaten dan karsidenan Banyumas. Karena di Desa Kejawar R. Joko Kahiman dibesarkan oleh paman dan
bibinya (Kyai Mranggi Semu dan Nyai Mranggi Semu / Rara Ngaisah). Hal ini karena
ayahanda R. Joko Kahiman (R. Banyaksosro) meninggal pada usia muda, sedangkan
R. Joko Kahiman masih kecil. Terkait masa kecil dan dididiknya R. Joko Kahiman di Kejawar
ini, maka tidak berlebihan kalau dikatakan Kyai dan Nyai Mranggi Semu sangat
besar jasanya dalam menggembleng seorang Satria Banyumas yang nantinya akan
dikenal karena kebesaran hatinya membagi empat Kadipaten Wirasaba sehingga
disebut Adipati Mrapat / Adipati Wirasaba II / Adipati Warga Utama I / Bupati Banyumas Pertama.
Kyai
Mranggi Semu Wafat dimakamkan di Desa Kejawar sedangkan Nyai Mranggi (Rara Ngaisah) di Desa Binangun terletak 10 km ke
arah barat Alun-alun Kecamatan Banyumas, atau 5 km ke arah barat Kompleks Makam
Bupati Banyumas di Dawuhan. Makam Nyai Mranggi (Rara Ngaisah) ini terletak di
Dusun Wanasepi, Binangun, di atas bukit, di tengah rerindangan pohon (dahulu di
tengah hutan, sehingga ada yang mengatakan Karangtengah, karena berada di atas
bukit yang dikelilingi hutan). Rara Ngaisah, atau lebih dikenal sebagai Nyai
Mranggi, adalah adik kandung R. Banyaksosro (ayahanda R. Joko Kahiman). Menurut
cerita, setelah Kyai Mranggi Semu di Kejawar meninggal dunia, maka Nyai Mranggi
mengembara di berbagai daerah sekitar Kecamatan Banyumas (kini), sampai tiba di
Dusun Wanasepi, Desa Binangun, di mana dia meninggal dunia dan dimakamkan.
Dikompleks Makam Kyai Mranggi Semu juga terdapat Makam GRPH Tengku Putih
'''Riwayat singkat Raden Djoko Kahiman
( Bupati Banyumas ke I )'''
Djoko Kahiman atau Raden Djoko
Semangoen adalah putra Raden Harjo Banjaksosro Adipati Pasir Luhur yang sejak
kecil diasuh dan diambil anak angkat oleh Kjai dan Njai Mranggi Semoe di
Kejawar. Kjai Mranggi sebenarnya namanya adalah Kjai Sambarta dan Njai Mranggi
adalah Njai Ngaisah. Setelah Raden Djoko Kahiman dewasa lalu mengabdikan
dirinya pada Kjai Adipati Wirasaba yang bernama Adipati Wargo Oetomo I dan
akhirnya Raden Djoko Kahiman menjadi menantu Wargo Oetomo I, dinikahkan dengan
putri sulungnya yang bernama Rara Kartimah.
Suatu ketika Adipati Wirasaba
mendapat titah Sultan agar mempersembahkan salah seorang putrinya untuk
dijadikan garwa ampean. Oleh Sang Adipati dipersembahkan putri bungsunya yang
bernama Rara Soekartijah, yang pada masa kecilnya pernah dijodohkan dengan
putra saudaranya yaitu Ki Ageng Tojareka, tetapi setelah dewasa Rara Soekartijah
menolak untuk berumah tangga dan bercerai sebelum berkumpul. Sakit hati Ki
Ageng Toyareka kemudian membuat fitnah yang menyebabkan murka Sultan Pajang dan
menyuruh Gandek supaya membunuh Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang tanpa
penelitian terlebih dahulu. Tetapi sesudah diteliti menyesallah Sultan Pajang,
kemudian menyuruh Gandek untuk menyusul Gandek terdahulu supaya membatalkan
rencana membunuh Adipati Wargo Oetomo I, tetapi sudah terlambat. Tempat
terjadinya di Desa Bener, maka Adipati Wargo Oetomo I juga terkenal dengan
sebutan Adipati Sedo Bener, sedangkan makam dia di pasarehan Pakiringan,
sebelah timur kota Banyumas, sekarang masuk wilayah Purworejo Klampok.
Penyesalan
Sultan Pajang kemudian menitahkan memanggil putra Adipati Wirasaba supaya
menghadap ke Kesultanan Pajang, tetapi semua putra Wargo Oetomo I tidak ada yang
berani menghadap, akhirnya dengan jiwa heroik dan patriotis karena anggapannya
akan dibunuh juga, berangkatlah Raden Djoko Kahiman menghadap Sultan Pajang. Di
luar dugaan Raden Djoko Kahiman malah diangkat menjadi Adipati Wirasaba II
dengan gelar Adipati Wargo Oetomo II untuk menggantikan Adipati Wargo Oetomo I
yang telah wafat karena kesalah pahaman. Sultan Pajang memberikan segala
kebijaksanaan Kadipaten Wirasaba kepada Wargo Oetomo II.
Dengan
kebesaran jiwanya Adipati Wargo Oetomo II tidak ingin mementingkan dirinya
sendiri (mukti sendiri), karena dia adalah anak mantu, maka mohon restu agar
diperkenankan untuk membagi daerah kekuasaan Wirasaba menjadi 4 daerah. Menurut
penelitian dan hasil seminar, hari, tanggal, bulan, tahun diangkatnya Raden
Djoko Kahiman menjadi Adipati Wirasaba II yang bergelar Adipati Wargo Oetomo II
adalah: Jumat Kliwon, tanggal 12 Rabiul awal 990 H bertepatan dengan tanggal 6
April 1582 M. Sekembalinya dari Pajang maka Raden Djoko Kahiman yang telah diangkat
menjadi Adipati Wirasaba II, dia membagi daerah kekuasaannya menjadi empat,
yaitu:
1.
Banjar Pertambakan diberikan kepada Kjai Ngabehi Wirojoedo
2.
Merden diberikan kepada Kjai Ngabehi Wirokoesoemo
3.
Wirasaba diberikan kepada Kjai Ngabehi Wargowidjojo
4.
Sedangkan dia R. Djoko Kahiman/Kjai Adipati Wargo Oetomo II/Warga Hutama II,
merelakan kembali ke Kejawar dengan maksud mulai membangun pusat pemerintahn
yang baru. Selanjutnya R. Djoko Kahiman sebagai Bupati Banyumas ke I. Ketiga saudaranya berterimakasih dan tetap
tunduk kepada Adipati Wargo Oetomo II yang diangkat sah oleh Sultan Pajang.
''' '''
{{Banyumas, Banyumas}}
{{Authority control}}
|