Dewaraja: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
(24 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Harihara Majapahit 1.JPG|
"'''Dewaraja'''" adalah konsep [[Hindu]]-[[Buddha]] yang memuja dan menganggap [[raja]] memiliki sifat [[dewa|kedewaan]], bentuk pemujaan ini berkembang di
== Istilah ==
Dalam
== Tujuan ==
Konsep dewaraja dibentuk melalui ritual keagamaan yang dilembagakan dalam pranata kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Asia Tenggara. Hal ini memungkinkan raja untuk mengklaim memiliki wewenang ilahiah yang bisa digunakan untuk memastikan legitimasi politik, mengelola tatanan sosial, menata aspek ekonomi dan agama. Dalam aspek politik, memperkuat hak raja dan wangsa yang berkuasa sebagai penguasa negeri yang sah. Hal ini juga digunakan untuk menjaga ketertiban sosial, memuliakan raja sebagai dewa hidup yang pastinya menuntut pelayanan maksimal rakyatnya dan pengabdian umatnya. Memperkenalkan sistem [[kasta]] India juga mendefinisikan kelas sosial, pekerjaan, serta cara hidup rakyat mereka.
Kepercayaan dewaraja juga memungkinkan raja untuk mengerahkan rakyatnya untuk melakukan pekerjaan umum berskala besar dan proyek-proyek raksasa, misalnya menciptakan dan memelihara sistem pengairan [[hidrolik]] yang rumit untuk mendukung pertanian padi dalam skala besar, atau untuk membangun monumen agung, membangun [[candi|candi-candi]] untuk menghormati raja yang telah wafat. Contoh dari proyek-proyek pembangunan besar misalnya pembangunan candi [[Borobudur]], [[Prambanan]], juga kompleks percandian dan [[baray]] di [[Angkor]].
== Jawa ==
Pemujaan dewaraja adalah pranata resmi kerajaan Kamboja yang didukung sistem agama mereka, sesungguhnya konsep ini mungkin berasal dari Jawa.<ref name="God and King"/> Di Jawa kuno, sejak masa wangsa [[Sailendra]], atau mungkin lebih tua sejak kerajaan [[Tarumanagara]], pranata negara memandang raja sebagai titisan dewa di bumi. [[Prasasti Ciaruteun]] dari abad ke-5, mengukirkan telapak kaki Raja [[Purnawarman]] laksana telapak kaki [[Wishnu]]. Prasasti Kebon Kopi I atau batu "Telapak Gajah", mengukirkan telapak kaki gajah tunggangan raja sebagai telapak kaki [[Airawata]] (gajah tunggangan dewa [[Indra]]), maka raja juga dikaitkan dengan dewa Indra.
Di kerajaan [[Medang]], adalah kebiasaan untuk membangun [[candi]] untuk memuliakan arwah raja yang meninggal dunia. [[Arca]] dewa di ruangan utama candi
== Kamboja ==
[[Berkas:Angkor Wat Northwest Pond View.jpg|jmpl|ka|Pemujaan Dewaraja memungkinkan raja-raja Khmer mengerahkan rakyatnya untuk bekerja dalam proyek-proyek besar, seperti pembangunan candi [[Angkor Wat]].]]
Dalam konteks Kamboja, istilah ini merujuk kepada raja yang juga dianggap dewa, muncul di prasasti K. 235 dari [[Sdok Kak Thom]] / Sdok Kăk Thoṃ (kini Thailand) bertarikh 8 Februari 1053 M, menyebutkan gelar Khmer ''kamrateṅ jagat ta rāja'' ("ratu/penguasa jagat yang adalah raja") menggambarkan dewa agung pelindung kerajaan Khmer yang merujuk kepada tokoh raja [[Jayawarman II]]. Dewa Khmer lainnya, juga disebutkan dalam prasasti sebelum K. 682, dari Chok Gargyar (Kòḥ Ker) bertarikh 921/22M.<ref>Claude Jacques, “The Kamrateṅ Jagat in ancient Cambodia”, ''Indus Valley to Mekong Delta. Explorations in Epigraphy'';
== Lihat juga ==
* [[
* [[Firaun]]
* [[Kaisar Jepang]]
Baris 25 ⟶ 31:
[[Kategori:Sejarah Kamboja]]
[[Kategori:Monarki]]
|