Kwee Hing Tjiat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(75 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{more footnotes|date=April 2018}}
'''Kwee Hing Tjiat''' lahir 1892 dan liwatken masa ketjil di Soerabaia, di oesia 21 taon (1913) setjara kolektif bersama ''''Lie Biauw Kie, Tjia Tjiep Ling, Tan Tjiang Ling, Liem Thoan Tik dan Liem Tjhioe Kwie'''' telah diriken Weekblad jang pertama di Soerabaia dan di beri nama '''[[„BOK TOK”]]''', 1914 ia mendjadi hoofdredacteur Weekblad [['''„Tjhoen Tjhioe”''']] dengen administrateur Tjoa Jan Hie, di taon itoe poela ia mendjadi hoofdredacteur „Palita” Djokdjakarta.
[[File:Toean Kwee Hing Tjiat.jpg|thumb|Potret Kwee Hing Tjiat]]
Pada Triwoelan ke doea 1916 ia mendjadi hoofdredacteur pertama dari ketoeroenan Tionghoa pada dagblag [['''„Sin Po”''']] Batavia.
'''Kwee Hing Tjiat''' ({{lang-zh|郭恒節}}, lahir di [[Surabaya]] pada tahun 1891 dan meninggal di [[Semarang]] pada tanggal 27 Juni 1939) dulu adalah seorang [[jurnalis]] [[Bahasa Betawi|Tionghoa-Melayu]] dan intelektual [[Tionghoa peranakan]] terkemuka pada akhir pendudukan Belanda di Indonesia.<ref name="Salmon 201">{{cite book |last1=Salmon |first1=Claudine |title=Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography |date=1981 |publisher=Editions de la Maison des sciences de l'homme |location=Paris |isbn=9780835705929 |page=201}}</ref>
Di oesia 26 taon (1918) ia mengombara ke Europa dan tinggal di Berlin, oentoek oeroesan tembako pada firma Hoo Tik Thay di Soerabaia, namoem doenia journalist tida pernah lepas dari hidoep'nja di Berlin poela ia toelis boekoe jang sanget terkenal jang ia beri djoedoel „Doea Kepala Batoe”.
 
Taon 1923 ia kombali ke Indonesia, namoen sesampe di Tandjoeng Prioek ia di tolak masoek, sebage gantinja ia berdiam di Shanghai dan menoelis di berbage soerat-kabar di Tiongkok dan di Tanah Djawa.
Kwee menghabiskan masa kecilnya di [[Surabaya]], [[Hindia Belanda]]. Ia kemudian bersekolah di sekolah vokasi [[Burgersavondschool]] dan kemungkinan juga bersekolah di sekolah Tionghoa ([[Tiong Hoa Hwee Koan]]). Pada tahun 1913, saat masih berusia 21 tahun, bersama [[Lie Biauw Kie]], [[Tjia Tjiep Ling]], [[Tan Tjiang Ling]], [[Liem Thoan Tik]], dan [[Liem Tjhioe Kwie]], Kwee mendirikan koran mingguan pertama di [[Surabaya]], yakni [[Bok Tok]].<ref name="Salmon 201" />
Satoe Augustus bersama’an dengen di perkenanken kombali'nja toen Kwee Hing Tjiat bersama Oei Tiong Ham – Concern telah berdiriken satoe soerat-kabar harian jang „bernama” Matahari di Semarang.
 
Djam 7.40 Sore, 27 Juni 1939 (pada oesia 47 taon) di Semarang „Sang Naga Journalist Melajoe – Tionghoa” tarik napas’nja jang penghabisan kali.
Pada tahun 1914, Kwee menjadi kepala editor di koran mingguan [[Tjhoen Tjhioe]] yang dipimpin oleh [[Tjoa Jan Hie]]. Pada tahun yang sama, Kwee juga menjadi kepala editor di [[Palita]] asal [[Yogyakarta]].<ref name="Salmon 201" /> Pada tahun 1916, Kwee diundang ke [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]], di mana ia dijadikan kepala editor di koran harian [[Sin Po]]. Kepala editor Sin Po sebelumnya adalah seorang Eropa, sehingga Kwee adalah orang Tionghoa pertama yang menjabat sebagai kepala editor Sin Po.<ref>''Sin Po Jubileum Nummer 1910-1935'' (Djakarta: Sin Po, 1935).</ref> Di Sin Po, Kwee mengadvokasi [[nasionalisme Tiongkok]] dan mengkritik Belanda. Pada saat itu, Kwee percaya bahwa [[Tionghoa Indonesia|etnis Tionghoa]] di Hindia Belanda seharusnya tidak melibatkan diri pada urusan politik lokal atau tertarik untuk bergabung ke pasukan pertahanan lokal yang rencananya akan dibentuk ([[Indië Weerbaar]]).
 
Pada tahun 1918, Kwee diutus ke Eropa untuk mewakili [[Hoo Tik Thay]] guna membantu perusahaan tersebut dalam mengekspor tembakau. Walaupun begitu, Kwee tetap menulis untuk Sin Po. Kwee berkeliling Eropa selama empat tahun dan pernah tinggal di [[Berlin]] selama beberapa waktu. Pada tahun 1921, Kwee menulis buku berjudul "{{lang|ms|Doea Kapala Batoe}}", sebuah catatan mengenai politik Tionghoa di Jawa.
 
Pada tahun 1923, Kwee kembali ke [[Hindia Belanda]], tetapi saat tiba di [[Pelabuhan Tanjung Priok]], ia ditolak untuk masuk. Kwee kemudian memutuskan untuk tinggal di Shanghai selama sepuluh tahun. Di sana, ia menulis untuk berbagai koran di Tiongkok dan [[Jawa]]. Walaupun mendukung nasionalisme Tionghoa, Kwee merasa menjadi orang asing di sana.
 
Pada tahun 1934, Kwee diperbolehkan masuk ke Hindia Belanda atas jaminan dari [[Oei Tiong Hauw]] dari [[Oei Tiong Ham Concern]] (OTHC). Dengan dukungan dari OTHC juga, Kwee lalu mendirikan koran [[Bahasa Betawi|Tionghoa-Melayu]] baru bernama {{lang|ms|Matahari}}. Staf di koran tersebut awalnya meliputi [[Liem Koen Hian]], [[Ko Kwat Tiong]], [[Kwee Tek Hoaij]], [[Kwee Thiam Tjing]], [[Njonja Tjoa Hin Hoei]], Nyonya [[Lim Sam Tjiang]], dan Nona [[Thung Tien]].
 
Didasarkan pada pengalaman hidupnya di Eropa dan Tiongkok, pandangan politik Kwee pun bergeser dan ia menyadari bahwa budaya [[Tionghoa peranakan]] lebih condong ke Indonesia daripada Tiongkok. Contohnya, Kwee pernah bertemu dengan duta besar Tiongkok di [[Vienna]], tetapi ia menjadi malu karena tidak dapat berbicara dalam bahasa Mandarin. Pada dekade 1930-an, di bawah pengaruh dari [[nasionalisme Indonesia|nasionalis Indonesia]], Kwee pun mengajukan ide bahwa etnis Tionghoa di Hindia Belanda juga merupakan {{lang|ms|putra Indonesia}}.
 
Kwee Hing Tjiat akhirnya meninggal pada tanggal 27 Juni 1939 jam 19:40 di [[Semarang]] pada usia 47 tahun.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Sumber ==
* Lohanda, Mona. Growing pains: The Chinese and the Dutch in colonial Java, 1890–1942. Yayasan Cipta Loka Caraka, 2002.
* Leo Suryadinata. Peranakan Chinese Politics in Java, 1917–1942. Singapore University Press, 1981.
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Kelahiran 1891]]
[[Kategori:Kematian 1939]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]