Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gustin NoaH (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 1:
{{pp}}
Cara Menanggulangi Bahaya Kimia Saat Darurat
{{Redirect|Suharto|orang-orang dengan nama yang sama|Soeharto (disambiguasi)}}
{{Infobox President
| honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (non-akademis) -->[[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]])
| name = Soeharto
| image = President Suharto, 1993.jpg
| alt = Foto resmi Soeharto pada masa jabatan 1993 - 1998
| caption = Potret resmi, 1993
| office = Presiden Indonesia
| order = ke-2
| term_start = 27 Maret 1968
| term_end = 21 Mei 1998
| vicepresident = {{Collapsible list|{{Plainlist|
* [[Hamengkubuwana IX]] (1973—1978)
* [[Adam Malik]] (1978—1983)
* [[Umar Wirahadikusumah]] (1983—1988)
* [[Soedharmono]] (1988—1993)
* [[Try Sutrisno]] (1993—1998)
* [[B. J. Habibie]] (1998)
}}
}}
| predecessor = [[Soekarno]]
| successor = [[B. J. Habibie]]
| office2 = [[Presiden Indonesia|Penjabat Presiden Indonesia]]
| term_start2 = 12 Maret 1967
| term_end2 = 27 Maret 1968
 
| office3 = Sekretaris Jenderal [[Gerakan Non-Blok]] ke-16
Cara menanggulangi bahan kimia pada saat darurat yaitu :
| term_start3 = 7 September 1992
| term_end3 = 20 Oktober 1995
| predecessor3 = [[Dobrica Ćosić]]
| successor3 = [[Ernesto Samper Pizano]]
 
| office4 = Daftar Menteri Pertahanan Indonesia {{!}}Menteri Pertahanan Keamanan Republik Indonesia
Respon terhadap tumpahan bahan kimia atau buangan lain mungkin
| order4 = ke-13
mengandung banyak kegiatan yang berbeda dan mungkin terkait dengan
| term_start4 = 28 Maret 1966
syarat peraturan yang bermacam-macam.
| term_end4 = 28 Maret 1973
Kegiatan dan prosedur respon juga tidak akan terduga tergantung dari
| predecessor4 = [[Abdul Haris Nasution]]
sifat alamiah dan jumlah bahan yang terbuang. Bila perusahaan
| successor4 = [[Maraden Panggabean]]
menyimapan bahan kimia dalam jumlah besar yang dikirim dengan tempat
yang besar (truk tanker atau kereta), maka harus disiapkan tindakan
untuk merespon insiden atas bahan dalam jumlah besar. Bahan yang
terbuang dalam jumlah besar mungkin memerlukan evakuasi perusahaan,
tempat tumpahan, dan pembersihan dan pembuangan bahan sisa limbah.
Jumlah bahan yang terbuang dalam jumlah kecil mungkin hanya memerlukan
sedikit persiapan lanjutan.
 
| office5 = Panglima Tentara Nasional Indonesia{{!}}Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Secara umum, prosedur tanggap darurat harus ditargetkan untuk bahan
| order5 = ke-5
kimia yang disimpan dalam tangki besar atau digunakan secara luas di
| term_start5 = 6 Juni 1968
perusahaan, dengan persyaratan terdapat semua pelaporan peraturan yang
| term_end5 = 28 Maret 1973
spesifik pada saat terbuangnya bahan kimia, dan pada bahan berbahaya
| predecessor5 = [[Abdul Haris Nasution]]
yang akut, walaupun dalam jumlah kecil. Apakah insiden mengandung
| successor5 = [[Maraden Panggabean]]
tumpahan bahan berbahaya atau terbuangnya gas atau uap, koordinasi
masyarakat merupakan hal yang kritis bila terbuangnya bahan kimia
mungkin memiliki dampak keluar perusahaan. Karenanya, perusahaan yang
mungkin mengalami terbuangnya bahan kimia dengan potensi berdampak
keluar perusahaan harus memiliki suatu mekanisme dalam memberikan
peringatan dini yang memberitahukan bangunan tetangga dan masyarakat.
Menggunakan sensor dan detektor kebocoran bahan kimia yang tepat dapat
membantu memberikan peringatan dini saat terjadi terbuangnya bahan kimia.
 
| office6 = Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban{{!}}Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
Pelepasan atau kecelakaan dalam waktu cepat yang melibatkan bahan
| order6 = ke-1 dan ke-5
kimia berbahaya dapat menjadi ancaman bagi karyawan
| term_start6 = 5 Oktober 1965
perusahaan,masyarakat, dan lingkungannya. Persiapan-persiapan ini
| term_end6 = 19 November 1969
harus menjamin bahwa prosedur yang efektif dilakukan untuk
| predecessor6 =
mengendalikan setiap potensi keadaan darurat akibat bahan kimia ini.
| successor6 = [[Maraden Panggabean]]
Rencana ini memberikan alat bantu yang penting untuk mengevaluasi
bahaya bahan kimia di perusahaan dan menjamin cara-cara yang tepat
ditempat untuk mengontrol bahan kimia tersebut pada situasi darurat.
 
| term_start7 = 2 Maret 1974
Rencana ini juga dimaksudkan untuk membantu perusahaan untuk
| term_end7 = 5 April 1978
mengembangkan prosedur tanggapan darurat atas bahan kimia. Saat
| predecessor7 = [[Soemitro Sastrodihardjo]]
mengembangkan prosedur-prosedur ini, perusahaan harus memperhatikan
| successor7 = [[Soedomo]]
peraturan setempat yang mungkin mengharapkan kegiatan respon khusus
dan pemberitahuan pada lembaga setempat yang berwenang. Prosedur yang
mungkin perlu dikembangkan oleh perusahaan mungkin berbeda tergantung
dari bahan kimia yang digunakan.
 
| office8 = Kepala Staf TNI Angkatan Darat{{!}}Panglima Angkatan Darat
Pengendalian bahaya-bahaya bahan kimia menyangkut manajemen resiko dan
| order8 = ke-7
prosedur tanggap darurat. Kegiatan manajemen resiko memainkan peran
| term_start8 = 16 Oktober 1965
penting dalam pencegahan kecelakaan terlepasnya dan keadaan darurat
| term_end8 = 1 Mei 1968
bahan kimia.
| 1blankname8 = Panglima
| 1namedata8 = [[Abdul Haris Nasution]]
| predecessor8 = [[Pranoto Reksosamodra]]
| successor8 = [[Maraden Panggabean]]
 
| office9 = Daftar Kepala Badan Intelijen Negara{{!}}Kepala Badan Intelijen Negara
A. PERSYARATAN
| order9 = ke-3
| term_start9 = 1965
| term_end9 = 22 Agustus 1966
| president9 = [[Soekarno]]
| predecessor9 = [[Soebandrio]]
| successor9 = [[Yoga Sugama]]
 
| office10 = [[Ketua Presidium Kabinet Indonesia]]
Kecelakaan atau lepasnya bahan kimia dapat menimbulkan situasi yang
| order10 =
mengancam karyawan, masyarakat, dan lingkungan. Persyaratan yang
| term_start10 = 25 Juli 1966
mengarah pada bahaya kimia merupakan cerminan dari bahan kimia yang
| term_end10 = 17 Oktober 1967
digunakan di perusahaan. Suatu proses dua langkah harus dilakukan
| predecessor10 = [[Soekarno]] (sebagai Perdana Menteri)
untuk menggambarkan bahaya bahan kimia:
| successor10 = Tidak ada
 
| office11 = Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat{{!}}Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
(1) Identifikasi dan evaluasi bahan kimia dan
| order11 = ke-1
| term_start11 = 6 Maret 1961
| term_end11 = 2 Desember 1965
| predecessor11 =
| successor11 = [[Umar Wirahadikusumah]]
 
| birthname =
(2) Menjamin adanya peralatan untuk mengendalikan bahaya bahan kimia.
| birth_date = {{Birth date|1921|6|8}}
Penggambaran ini akan membantu perusahaan dalam mempersiapkan dan
| birth_place = [[Kabupaten Bantul|Bantul]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]], [[Hindia Belanda]]
menanggapi dengan benar keadaan darurat yang melibatkan bahaya bahan
| death_date = {{Death date and age|2008|1|27|1921|6|8}}<ref name="NYT">{{cite web|title=Suharto Dies at 86; Indonesian Dictator Brought Order and Bloodshed|date=28 Januari 2008|work=The New York Times|last=Berger|first=Marilyn|language=en|url=https://www.nytimes.com/2008/01/28/world/asia/28suharto.html|access-date=2018-12-14|archive-date=2018-12-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20181202231503/https://www.nytimes.com/2008/01/28/world/asia/28suharto.html|dead-url=no}}</ref>
kimia.
| death_place = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Indonesia
| restingplace = [[Astana Giribangun]], [[Matesih]], [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]]
| citizenship = Indonesia
| spouse = {{Marriage|[[Tien Soeharto|Raden Ajeng Siti Hartinah]]|1947|28 April 1996|end=d.}}
| children = {{Plainlist|
* [[Siti Hardijanti Rukmana]]
* [[Sigit Harjojudanto]]
* [[Bambang Trihatmodjo]]
* [[Siti Hediati Hariyadi]]
* [[Hutomo Mandala Putra]]
* [[Siti Hutami Endang Adiningsih]] }}
| parents =
| relatives = [[Keluarga Soeharto]]
| profession = {{Hlist|Tentara|Politikus}}
| signature = Suharto signature.svg
| serviceyears = 1940–1974
| servicenumber = 10684<ref>{{cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-4728173/sekondan-soeharto-di-pusaran-g30spki/2|title=Sekondan Soeharto di Pusaran G30S/PKI|date=30 September 2019|access-date=16 Juni 2023|website=detikNews|last=Mappapa|first=Pasti Liberti|quote=Latief sendiri mengaku anak buah langsung Soeharto sejak bertugas di Yogyakarta. [[Nomor Registrasi Pokok]] (NRP) keduanya berurutan. "NRP saya 10685, sedangkan NRP Pak Harto 10684, jadi saya selalu menempel di belakangnya.}}</ref>
| rank = [[File:23-TNI Army-GA.svg|25px| ]] [[Jenderal Besar]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]]
| branch = {{bulleted list|{{flagicon image|Flag of the Netherlands.svg}} [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] (1940—1942)|{{flagicon image|Flag of PETA (Pembela Tanah Air).svg}} [[Pembela Tanah Air|PETA]] (1942—1945)|{{flagicon image|Flag of the Indonesian Army.svg}} [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]] (1945—1974)}}
| unit = [[Infanteri]]
| battles = [[Revolusi Nasional Indonesia|Perang Kemerdekaan Indonesia]]{{tree list}}
** [[Pertempuran Ambarawa]]
** [[Serangan Umum 1 Maret]]
** [[Pemberontakan Darul Islam]]{{br}}
[[Operasi Trikora]]{{br}}[[Konfrontasi Indonesia-Malaysia]]
| party = {{parpolicon|Golongan Karya}}
| allegiance = {{bulleted list|{{flag|Hindia Belanda}} (1940—1942)|{{flag|Kekaisaran Jepang}} (1942—1945)|{{flag|Indonesia}} (1945—1974)}}
| residence =
| alma_mater = {{Plainlist|
* Schakel Muhammadiyah Yogyakarta (1935—1938)
* Sekolah Bintara KNIL di [[Gombong]] (1940)
}}
}}
{{Seri Soeharto}}
 
'''Soeharto''' ({{lahirmati|[[Sedayu, Bantul|Sedayu]], [[Bantul]]|8|6|1921||27|1|2008}}) adalah [[Presiden Indonesia]] kedua yang menjabat sejak tahun 1968 sampai 1998. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai penjabat presiden sebelum akhirnya diangkat menjadi presiden. Secara luas ia dianggap sebagai [[kediktatoran militer|diktator militer]] oleh pengamat internasional. Soeharto memimpin Indonesia sebagai [[otoritarianisme|rezim otoriter]] sejak [[Transisi ke Orde Baru|kejatuhan]] pendahulunya [[Soekarno]] pada tahun 1967 hingga [[Kejatuhan Soeharto|pengunduran dirinya]] pada tahun 1998 menyusul [[kerusuhan Mei 1998|kerusuhan nasional]].<ref>{{cite web | title = Obituary: Suharto, former Indonesian dictator: 1921–2008 | date = 28 January 2008 | url = https://www.theguardian.com/world/2008/jan/27/obituaries.johngittings | work = The Guardian | last = Gittings | first = John | access-date = 17 December 2016 | archive-date = 14 December 2018 | archive-url = https://web.archive.org/web/20181214164141/https://www.theguardian.com/world/2008/jan/27/obituaries.johngittings | url-status = live }}</ref><ref>{{cite web | title = Is Indonesia's Reformasi a success, 20 years after Suharto? | date = 19 May 2018 | work = South China Morning Post | last = Hutton | first = Jeffrey | url = https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/2146838/indonesias-reformasi-success-20-years-after-suharto | quote = ...would topple the dictator Suharto. | access-date = 14 December 2018 | archive-date = 13 April 2022 | archive-url = https://web.archive.org/web/20220413020721/https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/2146838/indonesias-reformasi-success-20-years-after-suharto | url-status = live }}</ref> Kediktatorannya selama 32 tahun dianggap sebagai salah satu kediktatoran paling brutal dan korup di abad ke-20.<ref>{{Cite news |last=Berger |first=Marilyn |date=28 January 2008 |title=Suharto Dies at 86; Indonesian Dictator Brought Order and Bloodshed |language=en-US |work=The New York Times |url=https://www.nytimes.com/2008/01/28/world/asia/28suharto.html |access-date= |issn=0362-4331 |archive-date=2 December 2018 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181202231503/https://www.nytimes.com/2008/01/28/world/asia/28suharto.html |url-status=live }}</ref><ref>{{harvp|Wiranto|2011| p = 24}}.<br />{{cite book | last1 = Forrester | first1 = Geoff | last2 = May | first2 = R.J. | title = The Fall of Soeharto | date = 1998 | publisher = C. Hurst and Co. | location = Bathurst, Australia | isbn = 1-86333-168-9}}</ref>
B. EVALUASI BAHAYA BAHAN KIMIA
 
Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa [[Hindia Belanda]] dan [[Kekaisaran Jepang]], dengan pangkat terakhir [[Mayor Jenderal]]. Setelah [[Gerakan 30 September]] [[1965]], Soeharto kemudian melakukan operasi penertiban dan pengamanan atas perintah dari Presiden Soekarno, salah satu yang dilakukannya adalah dengan menumpas [[Gerakan 30 September]] dan menyatakan bahwa [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] sebagai organisasi terlarang. Berbagai kontroversi menyebut operasi ini menewaskan sekitar 100.000 hingga 2 juta jiwa.<ref>{{cite journal |title=Unresolved Problems in the Indonesian Killings of 1965–1966 |first=Robert |last=Cribb |journal=Asian Survey |volume=42 |issue=4 |date=2002 |pages=550–563 |doi=10.1525/as.2002.42.4.550}}</ref><ref>Friend (2003), pages 107–109; {{cite video |people =Chris Hilton (writer and director) |title =Shadowplay |medium =Television documentary |publisher =Vagabond Films and Hilton Cordell Productions |year=2001 }}; Ricklefs (1991), pages 280–283, 284, 287–290</ref>
Semua bahan kimia di perusahaan harus dievaluasi untuk menentukan
beragamnya efek bahan – bahan tersebut dalam kondisi buruk, seperti
suatu keadaan darurat atau tumpahan/buangan. Untuk mengerjakan
evaluasi bahaya bahan kimia, perusahaan pertama kali harus menentukan
bahan apa yang ada didalamnya. Kemudian, harus diidentifikasikan
bahaya yang berhubungan dengan setiap bahan kimia. Informasi bahaya
bahan kimia harus dievaluasi dengan membandingkan kuantitas dan
potensi resiko dari suatu keadaan darurat akibat bahan kimia tersebut.
Metode ini akan membantu perusahaan untuk mencapai target aktivitas
perencanaan keadaan darurat bahan kimia.
 
Soeharto kemudian diberi mandat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai Presiden pada 26 Maret 1968<ref>{{Cite news|url=https://nasional.kompas.com/read/2019/03/26/18242931/26-maret-1968-saat-soeharto-ditunjuk-gantikan-soekarno-jadi-presiden|title=26 Maret 1968, Saat Soeharto Ditunjuk Gantikan Soekarno Jadi Presiden|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-06-19|archive-date=2019-06-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190619154935/https://nasional.kompas.com/read/2019/03/26/18242931/26-maret-1968-saat-soeharto-ditunjuk-gantikan-soekarno-jadi-presiden|dead-url=no|editor-last=Galih|editor-first=Bayu|first=Aswab Nanda|last=Prattama}}</ref> menggantikan [[Soekarno]], dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh [[Majelis Permusyawaratan Rakyat|MPR]] pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya [[kerusuhan Mei 1998]] dan [[pendudukan gedung DPR/MPR]] oleh ribuan [[mahasiswa]]. Ia merupakan orang terlama yang menjabat sebagai presiden Indonesia. Soeharto digantikan oleh [[B.J. Habibie]].
Perusahaan pertama kali harus mengembangkan Daftar Bahan Kimia Yang
Disetujui, yang memuat daftar bahan kimia yang sedang digunakan atau
disimpan di perusahaan. Untuk setiap bahan kimia pada Daftar Bahan
Kimia Yang Disetujui, Formulir Identifikasi dan pelacakan Bahan Kimia
harus diisi yang mengidentifikasikan nama bahan kimia, lokasi
penggunaan atau penyimpanan, perkiraan kuantitas, dan kelas bahan
kimia (seperti mudah terbakar, korosif, radioaktif, beracun, dan
lain-lain. Formulir ini termasuk informasi bahaya bahan kimia dan
respon terhadap bahan kimia.
 
Soeharto juga merupakan sosok yang kontroversial karena [[Diskriminasi terhadap Tionghoa-Indonesia|membatasi kebebasan]] warga negara Indonesia keturunan [[Tionghoa]], [[pendudukan Indonesia di Timor Leste|menduduki]] [[Timor Timur]], pemaksaan asas tunggal [[Pancasila]] di berbagai bidang, dan disebut sebagai salah satu rezim paling korup dalam sejarah dunia modern. Menurut [[Transparency International]], estimasi kerugian negara adalah sekitar 15–35 miliar [[dolar Amerika Serikat]] selama pemerintahannya.<ref>{{cite news | url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/3567745.stm | title=Suharto tops corruption rankings | work=BBC News | date=25 March 2004 | accessdate=4 February 2006 | archive-date=2020-11-13 | archive-url=https://web.archive.org/web/20201113042444/http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/3567745.stm | dead-url=no }}</ref> Namun, hal ini tidak berhasil dibuktikan, bahkan [[Majalah Time|Majalah ''Time'']] kalah dalam gugatan <ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/news/read/4049227/12-tahun-lalu-soeharto-menang-lawan-majalah-time|title=12 Tahun Lalu, Soeharto Menang Lawan Majalah Time|date=2019-08-30|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-12-16|archive-date=2019-12-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20191223115012/https://m.liputan6.com/news/read/4049227/12-tahun-lalu-soeharto-menang-lawan-majalah-time|dead-url=no|last=Liputan6.com|editor-last2=Linawati|editor-first2=Mevi|editor-last=Salim|editor-first=Hanz Jimenez}}</ref> dan usaha lain untuk mengadili Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di [[Jakarta]] pada tanggal 27 Januari 2008.
Perusahaan harus menggunakan lembar data keselamatan bahan (MSDS) yang
{{Infobox Officeholder
berlaku dan pelabelan bahan kimia untuk menentukan bahaya yang terkait
|honorific_prefix = <!-- Baris ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
dengan setiap bahan kimia. Lembar data keselamatan bahan (MSDS) harus
|name = Siti Hartinah
mudah dijangkau oleh karyawan sebagai acuan pada saat terjadi keadaan
|image = Raden Ayu Siti Hartinah.jpg
darurat bahan kimia. Semua wadah bahan kimia (seperti tangki, drum,
|imagesize =
botol, pipa, dll.) harus diberi label dengan benar. Label-label ini
|caption =
harus diberi nama bahan kimia dan peringatan akan bahaya yang cepat.
|office = Ibu Negara Indonesia
Identifikasi wadah dan peringatan yang benar merupakan kesatuan dari
|order = ke-2
tanggap darurat atas buangan bahan kimia.
|president = [[Soeharto]]
|term_start = 12 Maret 1967
|term_end = 28 April 1996
|predecessor = [[Fatmawati]]<br =>
[[Hartini]] (pejabat)
|successor =
[[Siti Hardijanti Rukmana]] (pelaksana tugas)<br =>
[[Hasri Ainun Habibie]]
|birth_date = {{Birth date|1923|8|23}}
|birth_place = [[Jaten, Karanganyar|Jaten]], [[Karanganyar|Kadipaten Mangkunegaran]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1996|4|28|1923|8|23}}
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|restingplace = [[Astana Giribangun]], [[Karanganyar]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|spouse = {{Marriage|[[Soeharto]]|1947|1996|reason=cerai mati}}
|relations =
|children = {{unbulleted list|[[Siti Hardijanti Rukmana]] (Tutut)|[[Sigit Harjojudanto]] (Sigit)|[[Bambang Trihatmodjo]] (Bambang)|[[Siti Hediati Hariyadi]] (Titiek)|[[Hutomo Mandala Putra]] (Tommy)|[[Siti Hutami Endang Adiningsih]] (Mamiek)}}
|parents = {{unbulleted list|K. P. H Soemoharjomo (bapak)|K. R. Ay. Hatmanti Hatmohoedojo (ibu)}}
|alma_mater =
|occupation =
|profession =
|religion = [[Islam]]
|signature =
|website =
|footnotes =
}}
'''Siti Hartinah''' ({{lahirmati|[[Jaten, Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]|23|8|1923|[[Jakarta]]|28|4|1996}}), atau lebih dikenal dengan Ibu '''Tien Soeharto''', adalah istri [[Daftar Presiden Indonesia|Presiden Indonesia kedua]], Jenderal Besar [[Purnawirawan]] [[Soeharto]].<ref>{{Cite news|url=https://m.merdeka.com/fatimah-siti-hartinah-soeharto/profil/|title=Profil - Fatimah Siti Hartinah Soeharto|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2020-01-20}}</ref>
 
Siti Hartinah merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan [[canggah]] [[Mangkunagara III]] dari garis ibu. Tien menikah dengan [[Soeharto]] pada tanggal 26 Desember 1947 di [[Surakarta]].
C.P3K ATAS KERACUNAN
 
Ibu Tien Soeharto dianugerahi gelar [[pahlawan nasional Indonesia]] tak lama setelah kematiannya.<ref>{{Cite news|url=https://www.jpnn.com/news/mengenang-kembali-jasa-ibu-tien-soeharto|title=Mengenang Kembali Jasa Ibu Tien Soeharto|last=Natalia|date=2019-08-22|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|language=id|access-date=2019-10-24}}</ref>
Cara pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) terhadap korban yang
terkena bahan toksik, secara garis besar adalah sebagai berikut :
 
* Bila bahan kimia terhirup, maka bawa korban ke lingkungan dengan
udara bersih.
* Bila bahan kimia masuk mata, cuci bersih dengan air mengalir
terus menerus selama 5-10 menit.
* Meminumkan karbon aktif untuk menurunkan konsentrasi zat kimia
dengan cara adsorpsi.
* Meminumkan air untuk pengenceran.
* Meminumkan susu untuk menetralkan dan mengadsorpsi asam atau
basa kuat dan fenol.
* Untuk memperlambat atau mengurangi pemasukan racun maka dapat
diberikan garam laksania (hanya boleh dilakukan oleh Paramedis!!!)
(MgSO4, Na2SO4) yang akan merangsang peristaltik dari seluruh saluran
pencernaan sehingga efek osmotik akan memperlambat absorbsi air dan
membuat racun terencerkan.
* Jika keracunan sudah agak lama, maka korban dibuat muntah untuk
mengosongkan lambung, dengan pemberian larutan NaCl (garam dapur)
hangat. Tetapi hal ini tidak diperbolehkan untuk korban yang masih
pingsan atau keracunan deterjen, bensin, BTX (Benzene, Toluen,
Xylene), CCl4.