Republik Indonesia Serikat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Dnberg0503 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(245 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| conventional_long_name = {{ubl|Negara Republik Indonesia Serikat ([[Bahasa Indonesia]])|Republiek van de Verenigde Staten van Indonesië ([[Bahasa Belanda]])|Republic of the United States of Indonesia ([[Bahasa Inggris]])|Negara Republik Indonesia Syarikat ([[Bahasa Melayu]])}}
| native_name =
| common_name = Indonesia
| continent = Asia
| region = [[Asia Tenggara]]
|
| government_type = [[Republik]] [[Sistem parlementer|parlementer]] [[Federasi|federal]]
| event_start = [[Pengakuan kedaulatan Indonesia|Pengakuan]] oleh [[Belanda]]
| date_start = 27 Desember
| year_start = 1949
| event end = [[Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia|Dibubarkan]]
| date_end = 17 Agustus
| year_end = 1950
| p1 = Pemerintah Darurat Republik Indonesia
| flag_p1 = Flag of Indonesia.svg
| p2 = Hindia Belanda
|
| s1 = Republik Maluku Selatan
| flag_s1 = Flag_of_South_Moluccas.svg
| s2 = Era Demokrasi Liberal (1950–1959){{!}}Demokrasi Liberal
| flag_s2 = Flag of Indonesia.svg
| image_flag = Flag of Indonesia (WFB 2000).svg
| image_coat = Coat of arms of United States of Indonesia.svg
| image_map = LocationRIS.svg
| image_map_caption = Peta Republik Indonesia Serikat
| national_anthem = "[[Indonesia Raya]]"<br>[[Berkas:Indonesia Raya dalam Propaganda Jepang 2 Nippon Eigasha 2605.ogg|pus]]
| common_languages = [[Bahasa Indonesia]]
| capital = [[Jakarta|Djakarta]]
| membership_type = [[Negara bagian]]<br />{{small|(tidak berdaulat)}}
|
*{{flagicon|Republik Indonesia}} [[Negara Republik Indonesia (RIS)|Republik Indonesia]]
*{{flagicon image|Flag of the State of East Indonesia.svg}} [[Negara Indonesia Timur|Indonesia Timur]]
*{{flagicon image|Flag of Various Autonomous Indonesian States.svg}} [[Negara Jawa Timur|Jawa Timur]]
*{{flagicon image|Flag of East Sumatra.svg}} [[Negara Sumatra Timur|Sumatra Timur]]
*{{flagicon image|Flag of Various Autonomous Indonesian States.svg}} [[Negara Madura|Madura]]
*{{flagicon image|Flag of Pasundan.svg}} [[Negara Pasundan|Pasundan]]
*{{flagicon image|Flag of South Sumatra.svg}} [[Negara Sumatera Selatan|Sumatera Selatan]]}}
{{flagicon image|Banjar Sultanate Flag.svg}}[[Daerah Banjar]]
| legislature = [[Parlemen Republik Indonesia Serikat|Parlemen]]
| religion = {{plainlist|
*[[Islam di Indonesia|Islam]]
*[[Protestanisme di Indonesia|Protestan]]
*[[Katolik di Indonesia|Katolik]]
*[[Hindu di Indonesia|Hindu]]
*[[Buddha di Indonesia|Buddha]]}}
| demonym = [[Orang Indonesia]]
| house1 = [[Senat Republik Indonesia Serikat|Senat]]
| house2 = [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat|Dewan Perwakilan Rakyat]]
| title_leader = [[Presiden Indonesia|Presiden]]
| leader1 = [[Soekarno]]
| year_leader1 = 1949–1950
| title_deputy = [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] & [[Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat|Perdana Menteri]]
| year_deputy1 = 1949–1950
| deputy1 = [[Mohammad Hatta]]
| currency = [[Rupiah]]
| currency_code = IDR
| today = {{flag|Indonesia}}
| symbol_type = Lambang Federal
}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Republik Indonesia Serikat''' ({{lang-nl|Republiek van de Verenigde Staten van Indonesië}}; {{lang-en|Republic of the United States of Indonesia}}; lebih dikenal dan disingkat sebagai '''RIS''') adalah bentuk [[negara federasi]] yang berdiri di [[Indonesia]] pada tahun 1949 hingga 1950. RIS dibentuk sebagai hasil dari [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) antara [[Indonesia]] dan [[Belanda]], yang berlangsung di [[Den Haag]], [[Belanda]], pada akhir tahun 1949. Berdasarkan perjanjian ini, Belanda mengakui kedaulatan [[Indonesia]] secara penuh, namun dengan syarat bahwa [[Indonesia]] harus berbentuk negara federal yang terdiri dari beberapa negara bagian, termasuk [[Negara Indonesia Timur]], [[Negara Pasundan]], dan [[Negara Sumatera Timur]], di samping [[Republik Indonesia]] yang berpusat di [[Yogyakarta]]. RIS secara resmi berdiri pada 27 Desember 1949, dan Presiden pertamanya adalah [[Soekarno]] dengan [[Mohammad Hatta]] sebagai Perdana Menteri.
Namun, sistem federasi ini menghadapi banyak tantangan, terutama dari berbagai negara bagian yang tidak stabil dan keinginan yang kuat dari banyak kalangan di [[Indonesia]] untuk kembali ke bentuk [[negara kesatuan]]. Negara-negara bagian dalam RIS mengalami tekanan internal dan eksternal, dengan beberapa di antaranya melakukan penggabungan kembali dengan [[Republik Indonesia]] yang berbasis di [[Yogyakarta]]. Keinginan untuk mengakhiri federasi ini semakin kuat seiring dengan ketidakpuasan terhadap Belanda yang dianggap masih memiliki pengaruh besar melalui sistem federal ini.
Pada akhirnya, tekanan dari berbagai pihak di [[Indonesia]] menyebabkan bubarnya RIS. Pada tanggal 17 Agustus 1950, tepat pada ulang tahun kelima kemerdekaan [[Indonesia]], RIS secara resmi dibubarkan, dan [[Indonesia]] kembali menjadi [[negara kesatuan]] dengan nama [[Republik Indonesia]]. Pembubaran RIS ini menandai berakhirnya masa transisi dari penjajahan [[Belanda]] menuju kedaulatan penuh sebagai negara kesatuan yang diakui secara internasional.
== Sejarah ==
Pada Januari 1942, [[Jepang]] menduduki bekas wilayah [[Hindia Belanda]], menggusur pemerintah kolonial Belanda.{{sfn|Ricklefs |2008|p=322}} Pada 17 Agustus 1945, dua hari setelah Jepang menyerah, pemimpin kalangan nasionalis Republik Indonesia, [[Soekarno|Ir. Soekarno]] memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.{{sfn|Ricklefs |2008|pp=341-342}} Pemerintah [[Belanda]], melihat Soekarno, Belanda mampu menegaskan kembali kendali atas sebagian besar wilayah yang sebelumnya ditempati oleh [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang|Angkatan Laut Jepang]], termasuk [[Kalimantan]] dan Indonesia bagian timur.
Diskusi antara Inggris dan Belanda menghasilkan Penjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda [[Hubertus van Mook]] yang pada akhirnya mengusulkan penentuan nasib sendiri untuk persemakmuran Indonesia.{{sfn|Ricklefs |2008|p=349}}{{sfn|Reid|1974|pp=104-105}} Pada Juli 1946, Belanda menyelenggarakan [[Konferensi Malino]] di Sulawesi di mana perwakilan dari Kalimantan dan Indonesia bagian timur mendukung proposal untuk berdirinya Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal, yang memiliki hubungan dengan Belanda. Republik ini akan terdiri dari tiga elemen, Republik Indonesia, negara bagian di Kalimantan dan sebuah negara bagian untuk Indonesia Timur.{{sfn|Ricklefs |2008|pp=358-360}}{{sfn|Anak Agung|1995|p=107}} Selanjutnya pada tanggal 15 November dengan [[Perjanjian Linggarjati]], di mana Republik Indonesia menyatakan secara sepihak menyetujui prinsip Indonesia federal.{{sfn|Reid|1974|p=100}}{{sfn|Anak Agung|1995|p=112}} Belanda kemudian menyelenggarakan Konferensi Denpasar pada 7–24 Desember 1946 (walau dimulai dari 18 Desember 1946), yang mengarah pada pembentukan Negara Indonesia Timur, diikuti oleh sebuah negara di Kalimantan Barat pada tahun 1947.{{sfn|Ricklefs |2008|pp=361-362}} Pada konferensi ini perwakilan dari Papua ditiadakan dikarenakan, [[Frans Kaisiepo]] menggunakan [[Konferensi Malino]] untuk mempopularkan nama 'Irian'. Pada 12 Desember 1946, [[Nicolaas Jouwe]], [[Marthen Indey]] dan [[Corinus Krey]] mengirimkan surat kepada [[Hubertus Johannes van Mook|van Mook]] di [[Denpasar]] yang menolak pembentukan [[Negara Indonesia Timur]] jika tidak meliputi wilayah Papua. Pada akhirnya wilayah Papua tidak termasuk NIT karena tekanan dari Partai Katolik Belanda, walau van Mook mengatakan alasan finansial dan etnis.<ref>{{cite news |url=http://nla.gov.au/nla.news-article22393986 |title=Birth of New State of East Indonesia |newspaper=[[The Argus (Melbourne)]] |issue=31,299 |location=Victoria, Australia |date=23 December 1946 |access-date=15 July 2018 |page=5 |via=National Library of Australia}}</ref><ref>{{cite book |author = Ide Anak Agung Gde Agung |translator-last1= Owens|translator-first1= Linda|year= 1996|orig-year= 1995| page=95 |title= From the Formation of the State of East Indonesia Towards the Establishment of the United States of Indonesia|publisher= Yayasan Obor |isbn= 979-461-216-2}}</ref><ref>{{cite news |url=http://nla.gov.au/nla.news-article22388200 |title=NETHERLANDS TO KEEP DUTCH N G |newspaper=[[The Argus (Melbourne)]] |issue=31,298 |location=Victoria, Australia |date=21 December 1946 |access-date=15 July 2018 |page=5 |via=National Library of Australia}}</ref><ref name="bio p42">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=42 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>
Aksi militer yang dilancarkan Belanda pada tanggal 20 Juli 1947 terhadap wilayah yang dikuasai Republik Indonesia, yang disebut sebagai [[Agresi Militer Belanda I]] mengakibatkan Belanda memperoleh kembali kendali atas Jawa Barat dan Jawa Timur, juga wilayah sekitar [[Medan]], [[Palembang]] dan [[Padang]] di [[Sumatra]]. [[PBB]] kemudian menyerukan gencatan senjata, dan negosiasi antara kedua belah pihak mengarah pada [[Perjanjian Renville]] bulan Januari 1948, dengan gencatan senjata di sepanjang [[Garis Van Mook]] yang menghubungkan antara titik-titik terdepan daerah yang diduduki Belanda. Belanda kemudian mendirikan negara-negara bagian di wilayah-wilayah yang mereka duduki, antara lain [[Sumatra Timur]] (Desember 1947); [[Madura]] dan [[Jawa Barat]] (Februari 1948); [[Sumatera Selatan]] (September 1948; dan [[Jawa Timur]] (November 1948). Para pemimpin di wilayah ini kemudian membentuk apa yang disebut sebagai [[Majelis Permusyawaratan Federal]] / ''Bijeenkomst voor Federaal Overleg'' (BFO).{{sfn|Ricklefs |2008|pp=362-364}}
[[Berkas:Round Table Signing.jpg|kiri|250px|jmpl|[[J.H. van Maarseveen]], [[Sultan Hamid II]] dan [[Mohammad Hatta]] menandatangani Perjanjian Meja Bundar, 2 November 1949.]]
Aksi [[Agresi Militer Belanda II]], yang ditujukan untuk menghancurkan pihak Republik Indonesia, diluncurkan pada tanggal 18 Desember 1948. Meskipun Belanda berhasil merebut kembali kota-kota besar di Jawa, termasuk ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta, dan seluruh Sumatra kecuali Aceh, hal itu memicu protes pengunduran diri [[Kabinet Negara Indonesia Timur]] dan [[Negara Pasundan|Pasundan]] (Jawa Barat), serta [[Sultan Yogyakarta]] dari jabatannya sebagai Kepala Daerah. Belanda juga mendapat tekanan dari [[Amerika Serikat]] dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya dalam bentuk [[Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa|resolusi Dewan Keamanan]]. Belanda setuju untuk bernegosiasi dengan Republik Indonesia untuk mengatur pengalihan kedaulatan. [[Konferensi Meja Bundar]] antara Belanda dan Indonesia berlangsung di [[Den Haag]] dari Agustus hingga November 1949, dan menghasilkan kesepakatan yang menyatakan bahwa Belanda setuju untuk menyerahkan kedaulatan [[Hindia Belanda]] kepada Indonesia, kecuali [[Nugini Barat]]. Akan tetapi, banyak kaum nasionalis Indonesia yang percaya bahwa Belanda telah memaksakan sebuah negara federal dalam upayanya untuk melemahkan atau bahkan memecah bangsa Indonesia, sebagai bagian dari strateginya untuk kembali menaklukkan wilayah kepulauan [[Nusantara]]. Namun pada 27 Desember 1949, kedaulatan resmi dilimpahkan kepada Republik Indonesia Serikat.{{sfn|Ricklefs |2008|pp=373}}{{sfn|Legge|1964|p=160}}{{sfn|Indrayana|2008|p=8}}{{sfn|Kahin|1961|pp=443–445}}
== Politik ==
=== Pembagian administratif ===
[[Berkas:Map of the United States of Indonesia-id.svg|1000px|center|Republik Indonesia Serikat]]
==== Negara bagian ====
Republik Indonesia Serikat (RIS) terdiri dari tujuh [[negara bagian]], yaitu:
{| class="wikitable sortable"
|-
! Bendera !! Negara bagian !! Pusat pemerintahan !! Luas wilayah (km²) !! Presiden (Wali Negara) !! Didirikan !! Dibubarkan
|-
| <center>[[Berkas:Flag of Indonesia.svg|tepi|50px]]</center> || [[Republik Indonesia (1949–1950)|Republik Indonesia]]<ref group="lower-alpha">Negara bagian Republik Indonesia meliputi sebagian besar [[Sumatra|Pulau Sumatra]], sebagian besar [[Banten]], sebagian [[Jawa Tengah]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], dan sebagian [[Jawa Timur]].</ref><br/> || [[Yogyakarta]] || - || [[Assaat]] || 27 Desember 1949{{efn|Didirikan sebagai negara bagian dari Republik Indonesia Serikat.}}|| 17 Agustus 1950{{efn| Dibubarkan sebagai negara bagian dari Republik Indonesia Serikat.}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag of the State of East Indonesia.svg|tepi|50px]]</center> || [[Negara Indonesia Timur]] || [[Makassar]] || 349.088 || [[Tjokorda Gde Raka Soekawati]] || 24 Desember 1946{{sfn|Kahin|1952|p=355}} || 17 Agustus 1950{{sfn|Reid|1974|p=165}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag of Pasundan.svg|tepi|50px]]</center> || [[Negara Pasundan]] || [[Bandung]] || 35.900 || [[Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema]] || 25 Februari 1948{{sfn|Cribb|2000|p=160}} || 11 Maret 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]<center> || [[Negara Jawa Timur]]{{efn| Meliputi wilayah Jawa Timur yang tidak dikuasai RI sesuai [[Perjanjian Renville]].}} || [[Surabaya]] || 22.200 || [[R.T.P. Achmad Kusumonegoro]] || 27 November 1948{{sfn|Cribb|2000|p=160}} || 9 Maret 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]</center> || [[Negara Madura]] || [[Pamekasan]] || 5.500 || [[R.A.A. Tjakraningrat]] || 20 Februari 1948{{sfn|Cribb|2000|p=160}} || 9 Maret 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_East_Sumatra.svg|tepi|50px]]</center> || [[Negara Sumatera Timur]]|| [[Medan]] || 17.500 || [[Tengku Mansur]] || 25 Desember 1947{{sfn|Kahin|1952|p=225}}{{sfn|Reid|1974|p=117}} || 17 Agustus 1950{{sfn|Kahin|1952|p=225}}{{sfn|Reid|1974|p=117}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_South_Sumatra.svg|tepi|50px]]</center> || [[Negara Sumatera Selatan]] || [[Palembang]] || 74.000 || [[Abdul Malik (politisi)|Abdul Malik]] || 2 September 1948{{sfn|Cribb|2000|p=160}} || 24 Maret 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|}
==== Daerah otonom ====
Di samping itu, ada juga satuan kenegaraan yang tegak berdiri sendiri sebagai daerah otonom (bukan negara bagian) dari RIS, yaitu:
{| class="wikitable sortable"
|-
! Bendera !! Daerah otonom !! Pusat pemerintahan !! Luas wilayah (km²) !! Presiden (Kepala Daerah) !! Didirikan !! Dibubarkan
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]</center> || [[Jawa Tengah (RIS)|Daerah Jawa Tengah]]{{efn| Meliputi wilayah Jawa Tengah yang tidak dikuasai RI sesuai [[Perjanjian Renville]].}} || [[Semarang]] || 14.000 || Dr. [[R.V. Sudjito]] || 2 Maret 1949{{sfn|Schiller|1955|p=192}} || 9 Maret 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]</center> || [[Kesultanan Pontianak|Daerah Istimewa Kalimantan Barat]] || [[Pontianak]] || 146.800 || [[Sultan Hamid II]] || 12 Mei 1947{{sfn|Reid|1974|p=100}}{{sfn|Schiller|1955|p=183}} || 22 April 1950{{sfn|Kahin|1952|p=456}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Dayak_Besar.svg|tepi|50px]]</center> || [[Daerah Dayak Besar]] || [[Banjarmasin]]
| 132.000 || J. van Dyk || 7 Desember 1946{{sfn|Wehl|1948|p=165}} || 18 April 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Banjar Sultanate Flag.svg|tepi|50px]]</center> || [[Daerah Banjar]] || [[Banjarmasin]]
| 26.000 || [[Mohammad Hanafiah]] || 14 Januari 1948{{sfn|Schiller|1955|p=103}} || 18 April 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]</center> || [[Federasi Kalimantan Tenggara]] || [[Kotabaru]] || 14.100 || Abdul Gaffar Noor || 8 Januari 1947{{sfn|Schiller|1955|p=121}} || 18 April 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]</center> || [[Negara Kalimantan Timur]]{{efn| Wilayah Negara Kalimantan Timur tidak termasuk bekas wilayah [[Kesultanan Paser]].}} || [[Samarinda]] || 200.000 || [[Aji Muhammad Parikesit]] || 12 Mei 1947{{sfn|Wehl|1948|p=165}} || 24 Maret 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]</center> || [[Bangka (RIS)|Daerah Bangka]] || [[Sungai Liat, Bangka|Sungai Liat]]|| 12.000 || [[Mohammad Jusuf Rasidi]] || 12 Juli 1947{{sfn|Schiller|1955|p=111}} || 4 April 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]</center> || [[Belitung (RIS)|Daerah Belitung]] || - || 4.800 || [[K.A. Mohammad Jusuf]] || 12 Juli 1947{{sfn|Schiller|1955|p=111}} || 4 April 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| <center>[[Berkas:Flag_of_Various_Autonomous_Indonesian_States.svg|tepi|50px]]</center> || [[Riau (RIS)|Daerah Riau]]{{efn| Meliputi wilayah [[Kepulauan Riau]].}} || - || 10.800 || [[Radja Mohammad]] || 12 Juli 1947{{sfn|Schiller|1955|p=111}} || 4 April 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|}
==== Distrik federal ====
Republik Indonesia Serikat memiliki satu [[distrik federal]], yakni [[Daerah Federal Jakarta|Distrik Federal Jakarta]] (sebelumnya bernama ''Distrik Federal Batavia''). Pembentukan Daerah/Distrik Federal Batavia ditetapkan dengan dasar hukum ''Staatsblad'' No. 63 on June 1948. Distrik federal tersebut diberikan otonomi di dalam lingkup [[Negara Pasundan]]. Distrik Federal Batavia berubah nama menjadi Distrik Federal Jakarta pada tanggal 30 Desember 1949 dan dikelola langsung oleh pemerintah federal RIS.<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/30/134500665/30-desember-1949-kisah-batavia-berganti-nama-jadi-jakarta|title=30 Desember 1949, Kisah Batavia Berganti Nama Jadi Jakarta|last=Mukaromah|first=Vina Fadhrotul|date=|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-04-22|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi}}</ref>
{| class="wikitable sortable"
|-
! Bendera !! Distrik federal !! Pusat pemerintahan !! Luas wilayah (km²) !! Gubernur !! Didirikan !! Dibubarkan
|-
| <center>[[Berkas:Flag of Pasundan.svg|tepi|50px]]</center> || [[Daerah Federal Jakarta|Distrik Federal Jakarta]]{{efn| Dikelola pemerintah federal RIS tetapi masuk dalam lingkup [[Negara Pasundan]].}} || - || 3.000 || [[Hilman Djajadiningrat]] || 11 Agustus 1948{{sfn|Schiller|1955|p=194}} || 30 Maret 1950{{efn| Meskipun Negara Pasundan dibubarkan pada tanggal 11 Maret 1950, Distrik Federal Jakarta tetap bertahan hingga pelantikan [[Suwiryo]] sebagai Wali Kota Jakarta pada 30 Maret 1950.}}{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|}
==== Daerah swapraja ====
[[Daerah swapraja]] adalah salah satu bentuk yang diakui di dalam RIS. Daerah-daerah ini diberikan status semacam "''negara''" dalam RIS dan diberikan otonomi khusus oleh pemerintah federal. Wilayahnya meliputi:
{| class="wikitable sortable"
|-
! Bendera !! Daerah !! Pusat pemerintahan !! Luas wilayah (km²) !! Kepala Daerah !! Didirikan !! Dibubarkan
|-
| - || [[Kotawaringin]] || - || 20.600 || - || 19 Januari 1948 || 4 April 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| -|| [[Padang]] dan sekitarnya || - || - || - || - || 9 Maret 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|-
| -|| [[Sabang]] || - || - || - || - || 9 Maret 1950{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}}
|}
=== Sistem hukum dan pemerintahan ===
==== Legislatif ====
Republik Indonesia Serikat memiliki [[badan legislatif]] [[bikameral]]. [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat|Dewan Perwakilan Rakyat RIS]] terdiri dari 50 orang perwakilan dari [[Negara Republik Indonesia (RIS)|Republik Indonesia]] dan 100 orang dari negara-negara bagian menurut jumlah penduduknya. [[Senat Republik Indonesia Serikat|Senat RIS]] memiliki dua anggota dari setiap negara bagian RIS, sehingga totalnya terdapat 32 anggota.
==== Pemerintahan ====
Republik Indonesia Serikat merupakan sebuah negara republik federal dengan [[sistem parlementer]]. Kepala negara RIS adalah seorang Presiden yang merupakan jabatan seremonial sebagai simbol negara dan memiliki kewenangan terbatas, sedangkan kepala pemerintahan RIS adalah seorang Perdana Menteri yang memegang kekuasaan pemerintahan federal beserta [[Kabinet RIS]]. Jabatan Presiden RIS diemban oleh [[Soekarno]], sedangkan jabatan Perdana Menteri RIS diemban oleh [[Mohammad Hatta]] dengan Kabinet RIS yang beranggotakan 16 orang.
==== Hukum ====
Negara bagian diperintah menurut [[Konstitusi Republik Indonesia Serikat]] (Konstitusi RIS) yang dibentuk tahun 1949. Piagam Konstitusi RIS ditandatangani oleh para Pimpinan Negara/Daerah dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS, yaitu:
# Mr. [[Susanto Tirtoprodjo]] dari Negara Republik Indonesia menurut [[perjanjian Renville]].
# [[Sultan Hamid II]] dari Daerah Istimewa Kalimantan Barat.
# [[Ide Anak Agoeng Gde Agoeng]] dari Negara Indonesia Timur.
# [[Tjakraningrat|R. A. A. Tjakraningrat]] dari Negara Madura.
# [[Mohammad Hanafiah]] dari Daerah Banjar.
# [[Rasidin|Mohammad Jusuf Rasidi]] dari Bangka.
# K.A. [[Mohammad Jusuf]] dari Belitung.
# [[Muhran bin Haji Ali]] dari Dayak Besar.
# Dr. [[R.V. Sudjito]] dari Jawa Tengah.
# [[Raden Soedarmo]] dari Negara Jawa Timur.
# [[Jamani]] dari Kalimantan Tenggara.
# [[A.P. Sosronegoro]] dari Kalimantan Timur.
# Mr. [[Djoemhana Wiriatmadja]] dari Negara Pasundan.
# [[Radjamin Purba|Radja Mohammad]] dari Riau.
# [[Abdul Malik (politisi)|Abdul Malik]] dari Negara Sumatera Selatan.
# [[Radja Kaliamsyah Sinaga]] dari Negara Sumatra Timur.
=== Persemakmuran dengan Kerajaan Belanda ===
Sebagai salah satu hasil kesepakatan dalam [[Konferensi Meja Bundar]], Republik Indonesia Serikat bersama dengan [[Kerajaan Belanda]] tergabung dalam [[konfederasi]] [[Uni Belanda-Indonesia]] yang diketuai oleh [[Ratu Belanda]]. Masing-masing anggota Uni mengirimkan seorang Komisaris Tinggi yang berkedudukan di ibu kota negara anggota. Jabatan [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Belanda|Komisaris Tinggi Republik Indonesia Serikat untuk Kerajaan Belanda]] diemban oleh [[Mohammad Roem]] yang ditunjuk oleh Presiden [[Soekarno]] pada tanggal 19 Januari 1950.<ref>[https://anri.sikn.go.id/keputusan-presiden-republik-indonesia-serikat-nomor-27-tahun-1950-tentang-pengangkatan-mr-mohammad-roem-sebagai-komisaris-tinggi-dan-berkuasa-penuh-pada-istana-seri-baginda-ratu-juliana Item 4578 - Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat Nomor 27 Tahun 1950 tentang Pengangkatan Mr. Mohammad Roem sebagai Komisaris Tinggi dan Berkuasa Penuh pada Istana Seri Baginda Ratu Juliana.]</ref>
== Pembubaran ==
Sejak awal, mayoritas orang Indonesia menentang sistem federal yang dihasilkan dari [[Konferensi Meja Bundar]]. Alasan utamanya adalah bahwa sistem ini dikaitkan dengan warisan kolonialisme. Alasan lain adalah termasuk perasaan bahwa negara federal tidak memiliki kohesi dan berpotensi menyebabkan pemisahan negara, serta pihak Indonesia yang menerimanya sebagai taktik jangka pendek. Selain itu, sebagian besar wilayah negara-negara bagian dikuasai oleh penguasa tradisional, yang dianggap terlalu pro-Belanda. Akhirnya, ada ikatan etnis atau budaya yang tidak memadai antara orang-orang di masing-masing negara untuk mengatasi dominasi Jawa. Misalnya, walaupun penduduk Negara Madura seluruhnya adalah etnis Madura, mereka dipisahkan dari jutaan orang Madura yang tinggal di Negara Jawa Timur, yang mengartikan bahwa negara tidak homogen.{{sfn|Kahin|1970|p=450}}{{sfn|Antlöv|2001|p=268}}{{sfn|Cribb|1996|p=10}}
Bahkan pihak yang mendukung gagasan negara federal menginginkan bentuknya diputuskan oleh rakyat Indonesia sendiri melalui suatu Majelis Konstitusi terpilih, bukan oleh bekas kekuasaan kolonial. Belanda juga mencoba meyakinkan orang Indonesia bahwa negara kesatuan berarti merupakan dominasi Jawa, meskipun hal ini tidak berhasil.{{sfn|Kahin|1970|p=450}} Adanya berbagai perbedaan pandangan di dalam negeri RIS, termasuk yang dikemukakan oleh [[Mohammad Natsir]] dengan [[Mosi Integral Natsir|mosi integralnya]], semakin membuka jalan kembalinya Republik Indonesia Serikat menjadi [[negara kesatuan]].
Pada bulan Maret dan April 1950, semua negara bagian dan daerah otonom RIS (kecuali [[Negara Sumatra Timur]] dan [[Negara Indonesia Timur]]) membubarkan diri untuk bergabung dengan [[Negara Republik Indonesia (RIS)|Negara Republik Indonesia]] di Yogyakarta.{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99-100}} Dari tanggal 3–5 Mei, konferensi antara Negara Indonesia Timur; Negara Sumatra Timur; dan Negara Republik Indonesia berakhir dengan keputusan untuk menggabungkan ketiga negara tersebut menjadi satu kesatuan.{{sfn|Anak Agung|1995|p=773}} Pada tanggal 19 Mei, sebuah pengumuman telah dikeluarkan oleh pemerintah federal Republik Indonesia Serikat (mewakili dua negara bagian yang tersisa dan Negara Republik Indonesia), yang menyatakan bahwa semua pihak, "... telah mencapai kesepakatan untuk bersama-sama membentuk kesatuan negara sebagai Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 ”.{{sfn|Anak Agung|1995|p=786}} Pengumuman itu juga menandai dibubarkannya Negara Republik Indonesia sebagai negara bagian RIS. Republik Indonesia Serikat secara resmi dibubarkan oleh Presiden [[Soekarno]] pada tanggal 17 Agustus 1950{{spaced ndash}}bertepatan dengan peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-5{{spaced ndash}}dan digantikan oleh [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]].{{sfn|Ricklefs|2008|pp=373-374}}
== Galeri ==
<gallery>
Perangko ris 25 sen.jpg|Perangko era Republik Indonesia Serikat dengan nominal 25 sen.
</gallery>
== Catatan ==
{{Notelist}}
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Daftar anggota senat Republik Indonesia Serikat]]
* [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat]]
* [[Kabinet Republik Indonesia Serikat]]
* [[Konstitusi Republik Indonesia Serikat]]
==
* ''30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI'', 1986, hal.243-244.
{{RIS}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Negara dan wilayah yang dibubarkan tahun 1950]]
|