Abu Sufyan: Perbedaan antara revisi

Abu Sufyan adalah kepala suku [[Bani Abdu Syams]], salah satu dari cabang suku [[Quraisy]]. Ia adalah salah satu pemimpin utama Quraisy dan orang terpandang di [[MekkahMakkah]]. Bagi Abu Sufyan, Muhammad dan kaum muslim dipandang sebagai ancaman terhadap tatanan sosial MekkahMakkah, dan seseorang yang bertujuan untuk kekuasaan politik serta berpaling dari dewa-dewa Quraisy.

Kekerasan yang terjadi membuat sekelompok muslim MekkahMakkah [[hijrah]] ke [[Habsyah]] untuk memperoleh perlindungan, dan putrinya yang bernama Ramlah binti Abu Sufyan adalah termasuk salah seorang diantaranyadi antaranya.

Setelah [[Muhammad]] hijrah ke [[Madinah]] pada tahun 622, kaum Quraisy menyita barang-barang yang kaum muslim yang tinggalkan di Makkah. Dari Madinah, kaum muslim kemudian mulai menyerang kafilah-kafilah Quraisy yang berdagang dari [[Suriah]] ke [[MekkahMakkah]].

Pada tahun 624, Abu Sufyan memimpin sebuah kafilah. Sebuah pasukan muslim ketika itu berusaha untuk mencegatnya, namun ia berhasil meminta bantuan dari Quraisy di MekkahMakkah. Ini adalah penyebab terjadinya [[Pertempuran Badar]], yang kemudian berakhir dengan kemenangan kaum muslim. Di lain pihak, Abu Sufyan berhasil membawa kafilahnya pulang dengan selamat ke MekkahMakkah. Kematian beberapa pemimpin Quraisy dalam pertempuran tersebut menyebabkan Abu Sufyan menjadi pemimpin utama MekkahMakkah.

Abu Sufyan selanjutnya berperan sebagai pemimpin militer MekkahMakkah dalam peperangan melawan Madinah, antara lain dalam [[Pertempuran Uhud]] tahun 625 dan [[Pertempuran Khandaq]] tahun 627, tetapi tidak berhasil mencapai kemenangan yang menentukan. Akhirnya kedua pihak sepakat untuk tidak melakukan gencatan senjata dengan [[Perjanjian Hudaibiyyah]] tahun 628, yang memungkinkan umat Islam untuk melakukan ziarah ke [[Ka'bah]].

Ketika gencatan senjata tersebut dilanggar oleh suku-suku sekutu Quraisy dipada tahun 630, Muhammad kemudian menggerakkan pasukan Muslim untuk menaklukkan Mekkah. Abu Sufyan yang kini merasa bahwa Quraisy sudah tidak cukup kuat untuk dapat menghalangi kaum muslim, melakukan perjalanan ke Madinah dan berusaha untuk mengembalikan perjanjian tersebut. Tidak ada kesepakatan yang berhasil dicapai antara kedua belah pihak, dan Abu Sufyan kembali ke Mekkah dengan tangan kosong. Abu Sufyan masih beberapa kali lagi melakukan perjalanan antara Mekkah dan Madinah untuk mengupayakan terjadinya penyelesaian damai.<ref name="Glubb">John Glubb, The Life and Times of Muhammad, Lanham 1998, p. 304-310.</ref> Ketika penaklukan Mekkah pada akhirnya terjadi, upaya-upaya tersebut membuahkan hasil tidak adanya peperangan atau pertumpahan darah di Mekkah.

Setelah penaklukan Mekkah, Abu Sufyan menjadi salah seorang panglima perang kaum muslim dalam peperangan selanjutnya. Dalam [[Pengepungan Tha'if]], ia kehilangan penglihatan sebelah matanya. Abu Sufyan sedang bertugas di [[Najran]] ketika Muhammad meninggal pada tahun 632. Abu Sufyan juga berperang dalam [[Pertempuran Yarmuk]] tahun 636, dimanadi mana ia kehilangan matapenglihatan keduanyakedua matanya.<ref>[[IbnAli bin al-Atsir|Ibnu al-AthirAtsir]], ''[[The Complete History (book)|Al-Kamil fi al-Tarikh]]'', [http://www.alwaraq.net/Core/AlwaraqSrv/bookpage?book=32&fkey=2&page=393 p. 393].</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.sahaba.net/modules.php?name=News&file=article&sid=62 |title=Salinan arsip |access-date=2009-09-09 |archive-date=2012-02-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120204104932/http://www.sahaba.net/modules.php?name=News&file=article&sid=62 |dead-url=yes }}</ref>