Tritunggal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menyisipkan template
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(143 revisi perantara oleh 67 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{For multi|perayaan liturgis terkait|Hari Raya Tritunggal Mahakudus|kegunaan lain|Tritunggal (disambiguasi)}}
{{Christianity}}
'''Tritunggal''' atau '''Trinitas''' adalah doktrin Iman [[Kristen]] yang mengakui [[Monoteisme|Satu Allah Yang Esa]], namun hadir dalam Tiga Pribadi: [[Allah Bapa]] dan [[Allah Putra|Putra]] dan [[Roh Kudus]], di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Istilah '''Tritunggal''' ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''trinity'', [[Bahasa Latin|Latin]]: ''trinitas'') mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani adalah ''hupostasis'', diterjemahkan ke Latin sebagai ''persona'' (Inggris: ''Person'').
 
[[Berkas:Švenčiausioji Trejybė.jpg|jmpl|''Tritunggal Mahakudus'', dilukiskan oleh [[Szymon Czechowicz]] (1756–1758)]]
Sejak awal abad ketiga<ref>[http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.ii.html Tertullian, Against Praxeas, chapter II]</ref> doktrin Tritunggal telah dinyatakan sebagai "Satu keberadaan (Yunani: ''ousia'', Inggris: ''beeing'') Allah di dalam tiga Pribadi dan satu substansi (natur), Bapa, Anak, dan Roh Kudus "
 
[[Teologi Kristen|Doktrin Kristen]] atau Kristiani tentang '''Tritunggal''' atau '''Trinitas''' (kata [[bahasa Latin|Latin]] yang secara [[harfiah]] berarti "tiga serangkai", dari kata {{Lang|la|''trinus'', "rangkap tiga"}})<ref>{{Cite web |url=http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/trinity |title=Oxford Dictionaries |access-date=2016-09-11 |archive-date=2016-08-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160820174208/http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/trinity |dead-url=yes }}</ref> menyatakan bahwa [[Allah dalam Kekristenan|Allah]] adalah tiga [[pribadi]]<ref>The Family Bible Encyclopedia, 1972 p. 3790</ref> atau ''[[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]''<ref name="Catholic_Encyclopedia" /> yang sehakikat (konsubstansial)—[[Allah Bapa|Bapa]], [[Allah Anak|Anak/Putra]] ([[Pandangan Kristen tentang Yesus|Yesus]] [[Kristus]]), dan [[Roh Kudus (Kekristenan)|Roh Kudus]]—sebagai "satu Allah dalam tiga Pribadi Ilahi". Ketiga pribadi ini dapat dibedakan, tetapi merupakan satu "substansi, esensi, atau kodrat" ([[homoousion|homoousios]]).<ref name="def-lateran"/> Dalam konteks ini, "kodrat" adalah ''apa'' Dia, sedangkan "pribadi" adalah ''siapa'' Dia.<ref name="thelogy-sanity"/><ref name="understanding-trinity"/><ref name="baltimore-catechism"/>
Kamus ''Oxford'' Gereja Kristen (''The Oxford Dictionary of the Christian Church'') menjelaskan Trinitas sebagai "dogma sentral dari [[teologi Kristen]]".<ref name="ODCC">The Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press, 2005 ISBN 978-0-19-280290-3), article ''Trinity, doctrine of the''</ref> Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: [[Katolik]],[[Protestan]], dan [[Gereja Ortodoks|Orthodoks]].
 
Menurut [[Misteri kudus|misteri]] sentral dari [[Iman dalam Kekristenan|keyakinan Kristen]] pada umumnya ini, hanya ada satu Allah dalam tiga pribadi: kendati dapat dibedakan satu sama lain dalam hubungan asal (sebagaimana dinyatakan dalam [[Konsili Lateran IV]], "adalah Allah yang memperanakkan, Putra yang diperanakkan, dan Roh Kudus yang dihembuskan") dan hubungan satu sama lain, tetapi ketiganya dinyatakan satu dalam semua yang lain, setara, sama kekalnya, dan [[konsubstansialitas|konsubstansial]], serta masing-masing adalah Allah, seutuhnya dan seluruhnya.<ref name="sysstudy"/> Karenanya seluruh karya penciptaan dan rahmat dipandang sebagai satu operasi tunggal secara bersama-sama pada keseluruhan tiga pribadi ilahi, dengan kekhususan masing-masing pribadi, sehingga segalanya berasal "dari Bapa", "melalui Putra", dan "dalam Roh Kudus".<ref name="ccc253"/>
[[Alkitab]], baik dalam [[Perjanjian Lama]] maupun [[Perjanjian Baru]], tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersirat dalam banyak ayat, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Berdasarkan rumusan dalam perintah tentang pembaptisan di {{Ayat|Matius|28|19}}: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" ([[Terjemahan Baru|TB-LAI]]). Doktrin Tritunggal mendapatkan bentuknya seperti sekarang, adalah berdasarkan Firman Tuhan dalam [[Injil]]. Ucapan Yesus: "Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku", dapat digunakan untuk menjelaskan istilah "pribadi", "sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah yang belum pernah digunakan oleh para Rasul.
 
Para [[Bapa Gereja]] memandang elemen-elemen [[Perjanjian Lama]] seperti penampakan tiga orang kepada Abraham di dalam [[Kitab Kejadian]], bab/pasal 18, sebagai pertanda Tritunggal, tetapi mereka memandang [[Perjanjian Baru]] sebagai suatu dasar untuk mengembangkan konsep Tritunggal. Teks Perjanjian Baru paling berpengaruh yang dianggap menyiratkan ajaran Tritunggal adalah Matius 28:19, yang mengamanatkan untuk membaptis "dalam nama Bapa dan {{interp|Putra|orig=Anak}} dan Roh Kudus". Permenungan, pewartaan, dan dialog, mengarah pada perumusan doktrin yang dirasakan sesuai dengan data-data yang terdapat di dalam [[Alkitab]]. Ikhtisar yang paling sederhana mengenai doktrin ini dirumuskan pada abad ke-4, umumnya berkaitan dengan penolakan terhadap apa yang dipandang tidak selaras dengan keyakinan umum Kristen. Elaborasi lebih jauh berlanjut pada abad-abad berikutnya.<ref>"Trinity, doctrine of" in ''The Oxford Dictionary of the Christian Church'' (Oxford University Press 2005 ISBN 978-0-19-280290-3)</ref>
Karena kekurangpahaman dalam membaca Injil, beberapa orang atau kelompok menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada [[abad ke-4]] tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa [[doktrin]] itu merupakan sebuah penyimpangan dari ajaran Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan ada yang menyatakan bahwa doktrin tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh [[Plato]]. Namun sebenarnya justru konsep trinitas ini muncul dari pembacaan lebih mendalam dari Alkitab itu sendiri.
 
Kitab Suci tidak memuat kata Tritunggal,<ref>[http://carm.org/christianity/christian-doctrine/word-trinity-not-bible Matt Slick, "The word Trinity is not found in the Bible"]</ref> ataupun secara eksplisit memformulasikan doktrin Tritunggal. Sebaliknya, menurut teologi Kristen, Kitab Suci "memberikan kesaksian" tentang kegiatan suatu pribadi Allah yang hanya dapat dipahami dari segi Trinitaris.<ref name="chr-theol-intro1"/> Doktrin ini baru memiliki bentuk definitifnya pada akhir abad ke-4.<ref name="chr-theol-intro2"/> Selama periode peralihan, dikemukakan beragam solusi tentatif, baik yang lebih ataupun yang kurang memuaskan.<ref name="early-doctrines"/> Trinitarianisme dikontraskan dengan posisi-posisi [[nontrinitarianisme|nontrinitaris]] yang mencakup [[Binitarianisme]] (satu substansi dalam dua pribadi), [[Unitarianisme]] (satu substansi dalam satu pribadi, dapat dianalogikan dengan interpretasi Yahudi mengenai ''[[Shema Yisrael|Shema]]'' dan keyakinan Muslim dalam ''[[Tauhid]]''), [[Pentakostalisme Keesaan]] ataupun [[Sabellianisme|Modalisme]] (satu substansi yang bermanifestasi dalam tiga aspek terpisah).
== Etimologi ==
[[Berkas:Shield-Trinity-Scutum-Fidei-English.svg|thumb|px 150|Diagram "''Scutum Fidei''" atau "[[Perisai Trinitas]]" dari simbolisme Kristen Barat tradisional.]]
 
{{TOC limit|3}}
Kata ''Trinitas'' berasal dari [[bahasa Latin]] "trinus" dan "unitas" yang berarti "tiga serangkai atau tritunggal".<ref>[http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0059%3Aentry%3D%2349130 ''Lewis and Short: trinitas'']</ref> Kata benda abstrak ini terbentuk dari kata sifat ''trinus'' (tiga masing-masing, tiga kali lipat),<ref>[http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0059%3Aentry%3D%2349128 ''Lewis and Short: trinus'']</ref> sebagai kata ''unitas'' yang merupakan kata benda abstrak yang dibentuk dari ''unus'' (satu).
 
== Etimologi ==
Kata yang sesuai dalam bahasa Yunani adalah Τριάς, yang berarti "satu set dari tiga" atau "berjumlah tiga".<ref>Liddell & Scott, ''A Greek-English Lexicon.'' [http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3D%23104807 entry for Τριάς], retrieved December 19, 2006</ref>
Kata "tritunggal" ({{lang-en|trinity}}) berasal dari kata [[bahasa Latin|Latin]] ''trinitas'', yang berarti "yang nomor tiga, tiga serangkai". Kata benda abstrak tersebut terbentuk dari kata sifat ''trinus'' (tiga masing-masing, rangkap tiga),<ref name="lewis-short"/> sebagaimana kata ''unitas'' merupakan kata benda abstrak yang terbentuk dari ''unus'' (satu).
 
Penggunaan tercatat pertama dari kata Yunani ini dalam teologi Kristen (meskipun bukan tentang Trinitas Ilahi) adalah oleh [[Teofilus]] dari Antiokhia pada sekitar 170.<ref>Theophilus of Antioch, [http://www.earlychristianwritings.com/text/theophilus-book2.html To Autolycus], II.XV (retrieved on December 19, 2006).</ref><ref name="Fulton">W.Fulton in the "[[Encyclopedia of Religion and Ethics]]"</ref><ref>Theandros, an online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy, vol. 3, Fall 2005. http://www.theandros.com/htrinity.html "''In like manner also the three days which were before the luminaries, are types of the Trinity Τριάδος, of God, and His Word, and His wisdom. And the fourth is the type of man, who needs light, that so there may be God, the Word, wisdom, man.''"</ref>
 
[[Tertulianus]], seorang teolog Latin yang menulis pada awal [[abad ke-3]], yang dianggap menggunakan kata-kata "Trinitas",<ref>[http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.iii.html Against Praxeas, chapter 3]</ref> "persona" dan "substansi"<ref>[http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.ii.html ''Against Praxeas'', bab 2] and in other chapters</ref> menjelaskan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah "satu dalam esensi - bukan satu dalam Persona"<ref>[http://www.religionfacts.com/christianity/beliefs/trinity.htm#3 ''History of the Doctrine of the Trinity''].</ref>
 
Sekitar satu abad kemudian, pada tahun [[325]], [[Konsili Nicea]] menetapkan doktrin Trinitas sebagai [[ortodoksi]] dan mengadopsi [[Pengakuan Iman Nicea]], yang menggambarkan Kristus sebagai "Allah dari allah, Terang dari terang, maha Allah dari maha Allah, diperanakkan, bukan dibuat, satu substansi (''homoousios'') dengan Bapa".
 
<!-- sembunyikan dulu
Kata nama yang paling penting dalam [[Perjanjian Lama]] ialah '''יתרת''' ('''YHWH'''), nama [[Allah]] [[Israel]], yang ditemukan kurang lebih 6823 dalam [[Perjanjian Lama]]. Nama tersebut mungkin dulu diucapkan "Yahweh", tetapi menurut tradisi [[Yahudi]] nama Yang Mahasuci tersebut tidak boleh diucapkan untuk menghindari kemungkinan pelanggaraan [[Hukum Taurat]] dalam perintah yang ke-3 ("Jangan menyebut nama '''יתרת''', Allahmu dengan sembarangan ..." {{Alkitab|Keluaran 20:7}}). Oleh sebab itu, setiap kali terdapat kata '''יתרת''' dalam [[Alkitab]], orang [[Yahudi]] membacanya dengan kata '''אך׳ני''' (Adonay) 'Tuhan'. Maka pada waktu Sarjana Yahudi membubuhi teks (menyalin) [[Perjanjian Lama]] yang terdiri dari huruf-huruf mati dengan tanda-tanda vokal, kata '''יתרת''' dibubuhi dengan tanda vokal dari kata '''אך׳ני''', karena itulah yang menjadi pengucapan dan alih pemikiran dari kata tersebut, untuk menjaga kesucian nama [[Allah]] [[Israel]]. Seandainya bentuk tersebut disalin langsung ke dalam huruf Latin maka hasilnya ialah kata Yehovah.
 
Penjagaan kesucian [[Hukum Taurat]] ke-3 ini, membawa sejarah unsur penyalinan [[Alkitab]] khususnya [[Perjanjian Lama]] pada saat ini. Bukan hanya dalam unsur eksistensi [[Allah]] saja penyalinan ini dijaga kesuciannya, namun pada setiap unsur teks ke-Ilahian. Bahkan unsur pengucapan [[Mesias]] dan [[Roh Kudus]]pun dialihkan penulisannya dalam [[Perjanjian Lama]] untuk menjaga kekudusan [[Hukum Taurat]] yang ke-3.
 
Berikut ini adalah contoh asal mula eksistensi tulisan Ibrani mengenai Tritunggal menurut para ilmuwan:
[[Berkas:Tetragrammaton scripts.png|thumb|right|137px|Tetragrammaton]]
1. Merujuk kepada kata '''ALLAH''' dalam pengertian [[Perjanjian Lama]]:
: '''יתרת''' [[YHWH]] (baca= ''adonay'') artinya [[Tuhan]] ({{Alkitab|Keluaran 20:2; Yeremia 31:31-34; Yunus 1:1,3; 2:10; Mazmur 100:1,5; 103:1; 117:2}}); '''אדנייהוה''' (lafal= ''adonay elohim'') Tuhan Allah ([[Alkitab|Yehemia 37:3]]) '''יהוהצבאות'''; lihat '''צבא''';
: '''אל''' (lafal= ''él'') artinya [[Allah]], ilah ({{Alkitab|Yunus 4:2}}); '''אלהים''' (lafal = ''élohim'') artinya [[Allah]], ilah-ilah; '''אלוה''' (lafal= ''eloah'') ({{Alkitab|Keluaran 1:1-5; 20:1-3; Yeremia 31:33; Yunus 1:5,6; Mazmur 100:3}});
: '''עליון''' (lafal= ''élyon'') artinya: sifat 'atas, tinggi', sering dipakai sebagai sebutan Allah 'Yang Maha Tinggi' ({{Alkitab|Kejadian 14:18,20,22; Ulangan 26:19}});
: '''אבא''' (lafal= ''abba'') artinya '''Bapakku/Bapaku''' dan makna yang sama '''אבא''' (lafal:''av'') artinya '''Bapak, nenek moyang'''; terikat '''אבי''' (lafal= ''avi''); '''אבות''' (lafal= avot) (Aram; {{Alkitab|Yeremia 31:32}}). Kata inilah yang menjadi kata kunci konteks '''Tritunggal''' yang menjadi '''ALLAH BAPA'''. Penggunaan kata '''Bapa''' digunakan pertama kali oleh [[Adam]], di dalam keyakinan [[Yahudi]] bahwa [[Adam]]lah yang memberikan gelar pertama kali kepada [[Allah]] sebagai '''Bapa/Abba''' selain karena keadaan [[Adam]] yang masih suci dan alasan kekudusan nama [[Allah]] juga dikarenakan kedekatan hubungan dan jalinan cinta kasih [[Adam]] kepada [[Allah]] sebagai '''Pencipta''' dan sebagai '''Orangtua''' [[Adam]]. Tokoh berikut yang menyebut '''Allah''' sebagai '''Bapa/Abba''' adalah [[Henokh]] (lihat [[Kitab Henokh]]) lalu [[Abraham]] (lihat [[Kitab Taurat]]). Dari sejarah awal tersebutlah '''Allah''' dipanggil dengan kata '''Bapa/Abba''' oleh segenap umat [[Yahudi]] dan [[Kristiani]] sampai sekarang. Dan sejarah inilah yang membawa konteks '''Tritunggal''' dalam makna '''ALLAH BAPA''' yang merujuk kepada '''ALLAH'''.
 
2. Merujuk kepada kata '''[[MESIAS]]''' dalam pengertian [[Perjanjian Lama]]:
 
: '''כושית''' (lafal= ''masyiakh'') artinya 'yang diurapi' ([[Alkitab|1 Samuel 24:7]]);
: '''ארון''' (lafal= ''adon'') artinya 'Tuan, Penguasa, Tuhan' ({{Alkitab|Kejadian 45:8; Mazmur 114:7}}); '''ארני''' (lafal= ''adoni'') artinya 'Tuan, Tuanku' ({{Alkitab|Bilangan 11:28}}). Dua unsur kata ini (''adon,adoni''), di dalam [[Perjanjian Lama]] terjemahan [[Bahasa Indonesia]] disatukan maknanya dengan "''adonai''" (arti= Tuhan)yang merujuk kepada [[Allah]], sehingga seluruh konteks kata [[Tuhan]] dalam [[Perjanjian Lama]] baik untuk rujukan kepada [[Mesias]] maupun kepada [[Allah]] menjadi sama. Hal ini disebabkan karena bahasa dan tulisan [[Ibrani]] yang jauh lebih tua dan kaya dalam unsur perkataan dan artinya, sedangkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti perkataan dan pengucapan yang sama. Sehingga banyak mengaburkan unsur rujukan [[Mesias]] dalam pelayanan dan pertemuanNya dengan para Nabi/Imam/Rasul dalam [[Perjanjian Lama]] terjemahan bahasa [[Indonesia]]. Apalagi bila dibaca oleh orang awam yang tidak mempelajari bahasa [[Ibrani]] secara otentik, ditambah nats-nats di dalam [[Perjanjian Lama]] banyak yang berupa syair-syair, lambang-lambang, perumpamaan-perumpamaan serta majas-majas kosa kata yang beragam bentuk pengalihan sehingga membututuhkan "kecerdasan Ilahi" (mengudang [[Roh Kudus]]) dalam membaca dan mencerna isinya. Sehingga dalam tradisi [[Yahudi]] tidak boleh sembarangan umat membaca dan menjelaskan makna dari isi kitab tersebut di atas mimbar bait suci selain para nabi-nabi, imam-imam, rasul-rasul yang diakui secara massal memiliki kepenuhan [[Roh Kudus]] atau ditunjuk [[Allah]];
: '''בצל''' (lafal= '' ba'al '') artinya ' majikan, pemilik, tuan, suami' ({{Alkitab|Yeremia 31:32; Kejadian 20:3}});
: '''כולך''' (lafal= ''mélékh atau malakh'') artinya 'raja, memerintah, penguasa' ({{Alkitab|Kejadian 36:31; Yunus 3:6; Amsal 30:22}})
: '''בכור''' (lafal= ''bekhor'') artinya '[anak] sulung' ({{Alkitab|Kejadian 4:4}}); '''בן''' (lafal= ''bén'') artinya 'putra, keturunan, orang', '''בין''' ({{Alkitab|Yunus 1:1; 4:10; Mazmur 128:6}}). Dua kata ini ''bekhor dan ben'' yang artinya "anak sulung atau putra". Menurut keyakinan [[Yahudi]] kata ''bekhor'' di ucapkan dan disematkan oleh [[Adam]] kepada [[Mesias]] sebagai rasa cinta kasih dan penghormatan [[Adam]] kepada [[Mesias]], dan [[Mesias]] memberikan gelar kepada [[Adam]] sebagai '''SaudaraNya''' (yang merujuk kepadada pelayanan [[Yesus Kristus]] di dunia yang menyebutkan bahwa diri [[Yesus]] yang tersulung dan umatNya adalah saudaraNya atau anak-anak [[Allah]]). [[Adam]] mengetahui alasan penciptaan dirinya, berawal dari "...karena begitu besar kasih [[Allah]] kepada ''ben'' (PutraNya= rujukan [[Mesias]])... - ...maka [[Adam]] diciptakan menurut gambar dan rupa Kita..." (''adon'' rujukan [[Mesias]]){{Alkitab|Kejadian 1:26-28}}. Karena hanya [[Mesias]]lah '''Mahluk Surgawi''' satu-satunya yang memiliki gambar dan rupa (bentuk) sama seperti [[Adam]]. Inilah salah satu alasan [[Lucifer]], dalam melampiaskan misi dendamnya kepada [[Mesias]], dengan menjatuhkan [[Adam]] ke dalam dosa. [[Lucifer]] tahu bahwa [[Adam]] adalah wujud cinta kasih [[Allah]] terhadap [[Mesias]], dan [[Mesias]]sangat mencintai [[Adam]] dan menuangkan kasihNya secara penuh. Kejatuhan [[Adam]] ke dalam dosa yang mengundang kematiannya di alam maut serta menciptakan penghukuman '''Bapa/Abba''' terhadap dosa, mengundang "kesedihan yang tak terhingga" dari [[Mesias]] kepada [[Adam]]. Sehingga meletuslah pertempuran besar di [[Surga]] antara [[Mesias]] dan [[Lucifer]], yang mengakibatkan [[Lucifer]] dan malaikat-malaikat jahat di usir dari [[Surga]] sebelum bencana [[Air Bah]] terjadi di bumi. Begitulah sejarah dan keyakinan umat [[Yahudi]] sehingga penghormatan yang sangat tinggi disematkan juga kepada [[Mesias]] sebagai '''''Ben''''' atau '''Putra Allah''' (yang memang mereka mengetahui bahwa manusia adalah milik [[Mesias]] dan [[Mesias]]lah yang berjanji kepada [[Adam]] lewat permohonan kepada '''Bapa/Abba''' untuk menebus dosa '''Adam/manusia''' dari alam maut dan penyiksaan api yang kekal akibat dosa ). Namun '''Bapa/Abba''' menangguhkan hal tersebut, sampai saat [[Abraham]] bapak orang percaya yang telah lulus uji pada saat [[Abraham]]mau mengorbankan [[Ishak]] yang merupakan '''anak perjanjian''', sehingga [[Yakub]]/[[Israel]] menjadi ahli waris (janji penebusan [[Mesias]]) yang diteruskan kepada perjanjian [[Daud]] dengan [[Allah]] yang melahirkan [[Yesus Kristus]] sebagai perwujudan cinta kasih [[Mesias]] yang tak terhingga kepada '''Bapa/Abba''' serta [[Adam]] yang merupakan milikNya. Sehingga [[Maria]] yang berkenan dihadapan [[Allah]] mengandung lewat '''ROH KUDUS''' yang merupakan wujud '''''Ben/Putra Allah''''', untuk menggenapi misi penebusan dosa [[Adam]](seluruh umat [[manusia]]). Dan [[Allah]] yang mengatur itu semua, serta mengakuinya di dalam [[Injil]] bahwa [[Yesus]] adalah PutraNya yang sangat dikasihi, dan kata ''Ben'' jugalah yang disematkan oleh para malaikat di [[Surga]] kepada [[Mesias]] jauh sebelum penciptaan [[manusia]]. Dari sejarah dan keyakinan serta fakta-fakta yang ada di dalam [[Alkitab]] inilah membawa konteks '''Tritunggal''' dalam makna '''ALLAH ANAK''' yang merujuk kepada '''MESIAS'''.
 
3. Merujuk kepada kata '''ROH KUDUS/ROH ALLAH''' dalam pengertian [[Perjanjian Lama]]:
 
: '''קרוש''' (lafal= ''qadosy'') artinya 'sifat kudus, khusus' dan '''קרש''' ({{Alkitab|Keluaran 29:31}});
: '''ךןתאלהים''' (lafal= ''ruakh elohim'') artinya 'Roh Allah, nafas Allah, angin Allah' '''ךןתקרוש''' (lafal= ''ruakh qadosy'') yang artinya 'Roh Kudus' ({{Alkitab|Kejadian 1:2; Yehezkiel 37:1-14; Yunus 1:4; Zakahari 4:6}}), arti kata ini memiliki arti yang sangat penting dalam sejarah manusia, menurut keyakinan [[Yahudi]] dan fakta sejarah di [[Alkitab]] Roh Kudus/Allah memiliki peranan yang sangat dekat dengan manusia. Selain di jelaskan di dalam Alkitab baik dalam [[Perjanjian Lama]] dan [[Perjanjian Baru]] bahwa tubuh manusia adalah Bait Allah ('''ביתאלהים''' lafal= ''bét elohim'') tertulis di dalam {{Alkitab|Kejadian 6:3}} '''Berfirmanlah Tuhan: "RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu daging, tetapi umurnya hanya 120 tahun saja"''', firman ini menunjukkan bahwa '''ROH KUDUS/ROH ALLAH''' sudah melakukan pelayanannya secara langsung dalam tubuh manusia jauh sebelum [[Hari Pentakosta]] dalam zaman [[Perjanjian Baru]] dan Roh Kudus yang sama ini jugalah yang menjadi lambang terlepas pakaian (''merujuk pada pakaian Lenan putih halus pada [[Kitab Wahyu]]= melambangkan perbuatan-perbuatan suci orang kudus'') daripada [[Adam]] setelah dia memakan buah yang dilarang tersebut. Maka [[Adam]] sadar bahwa dirinya sudah telanjang (''ditinggalkan Roh Kudus''), rasa penyesalan dan kesedihan tersebut membuat [[Adam]] menghindar dan bersembunyi saat disapa oleh [[Tuhan]] (baca=[[Kitab Kejadian]]), dan perasaan tersebut di kepercayaan umat [[Yahudi]] dibawa oleh [[Adam]] sampai ke alam maut (karena [[Adam]] melihat akibat pelanggaran dosanya - pada saat pembunuhan pertama [[Kain]] dan kematian [[Habel]] yang membuat kesedihan dan penyesalan yang amat sangat, karena belas kasih [[Mesias]]lah di dalam penghiburan dan kasihNya kepada [[Adam]] membuat kembali secercah harapan yang dibawa [[Adam]] ke alam maut - dan menjadikan pengharapan seluruh '''nabi-nabi''' yang dituang di dalam nubuatan-nubuatan '''penebusan Mesias''' di dalam [[Perjanjian Lama]]). Makna ditinggalkan '''ROH KUDUS ALLAH''' ini sangat penting sejarahnya dalam kerugian manusia sepenuhnya, karena akibat dari ditinggalkan '''ROH KUDUS ALLAH''', kita bisa pahami maksud firman yang ditulis diatas; selain manusia hanya dinyatakan 120 tahun saja umurnya, ini sangat berbeda dengan keadaan sebelum terjadinya [[Air Bah]]. Akibat-akibat ysng lain bisa kita pelajari dalam [[Alkitab]] baik secara lahiriah maupun batiniah (conto: lahiriah= manusia menjadi mudah terserang sakit penyakit, dll; batiniah= penurunan kualitas daya pikir manusia, roh iblis dapat menguasai bait Allah atau tubuh manusia,dll). Inilah yang menjadi misi penting bagi [[Mesias]] pada saat kenaikannya ke [[Surga]] di dalam [[Yesus Kristus]] dan kemunculan [[Hari Pentakosta]] yaitu mengembalikan keadaan manusia seperti semula, bagi yang percaya dan mau menerimaNya (Dia membagikan Roh Kudus Allah kembali secara cuma-cuma dan menebus dosa kita), agar manusia dapat bertahan dan dapat masuk kembali ke dalam [[Kerajaan Surga]]. Sehingga dalam sejarah dan keyakinan umat [[Kristiani]] sampai sekarang mereka mempercayai bahwa misi [[Mesias]] dalam kematianNya di kayu salib sebagai manusia biasa di dalam [[Yesus Kristus]] menanggung dosa saudaraNya (yaitu [[Adam]] yang merujuk kepada seluruh dosa manusia) dan perjalananNya ke alam maut selama tiga hari adalah pengabaranNya kepada [[Adam]] di alam maut dan bahwa janjiNya kepada [[Adam]] untuk menyelamatkannya di dalam Injil dan Roh Kudus Allah sudah terlaksana (di dalam nubuatan nabi-nabi [[Perjanjian Lama]] bahwa nama [[Adam]] dalam bahasa [[Ibrani]] sama dengan penulisan kata manusia di bahasa [[Ibrani]]). Seperti itulah yang menjadikan seluruh nubuatan nabi-nabi menjadi terpenuhi di dalam [[Yesus Kristus]]. Karena menurut para rasul-rasul [[Kristus]], tanpa kelahiran [[Mesias]] sebagai [[Yesus Kristus]] dan kematianNya di kayu salib maka rasa rindu dan cintaNya yang luar biasa kepada [[Adam]], setelah peninggalan [[Adam]] ke alam maut, maka janjiNya kepada [[Adam]]/[[manusia]] belum terpenuhi/digenapi. Namun sekarang umat [[Kristiani]] sudah menerima kepenuhan janji [[Mesias]] itu sebagai ahli waris janji daripada [[Adam]], [[Abraham]], [[Ishak]], [[Yakub]], serta mengemban misi penting penginjilan dalam firmanNya: "...'''Kabarkanlah Injil keseluruh bangsa dan baptiskan mereka di dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus'''...". Tugas yang diembankan [[Mesias]] kepada umat [[Kristiani]] bukan hanya sekadar membaptis di dalam air; karena kata baptis merujuk kepada 3 kunci baptisan yaitu "'''Baptisan Air, Baptisan Roh, dan Baptisan Api'''". Yang menurut para '''Rasul-Rasul Kristus''' hanya yang benar-benar menjalankan tugas penginjilan terhadap semua bangsa sajalah yang dapat menerima ke 3 baptisan tersebut dan mewarisi janji di kembalikannya manusia seperti keadaan semula (Firdaus) serta menerima '''ROH KUDUS ALLAH'''. Sebagai bala tentara-bala tentara [[Kristus]] di dunia ini dalam pertempuran melawan [[Iblis]], yang dikuatkan di dalam ilham [[Roh Kudus]]: "Memang setiap orang yang mau hidup di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya." ({{Alkitab|2 Timotius 3:12}}) Sementara setan terus berupaya membutakan pikiran mereka kepada fakta, biarlah orang-orang Kristen tidak lupa bahwa"perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. ({{Alkitab|Efesus 6:12}}). Amaran yang diilhami ini diserukan berabad-abad sampai ke zaman kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." ({{Alkitab|1 Petrus 5:8}}). "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis." ({{Alkitab|Efesus 6:11}}).
: Dari sejarah dan keyakinan serta fakta-fakta yang ada di dalam [[Alkitab]] inilah membawa konteks '''Tritunggal''' dalam makna '''ALLAH ROH KUDUS''' yang merujuk kepada '''ROH KUDUS'''.
 
Dari ketiga pejelasan para ilmuwan-ilmuwan [[Alkitab]] diatas khususnya dalam bahasa [[Ibrani]], hal itulah yang mendasari konteks '''TRITUNGGAL''' yang menjadi rangkuman dari pedoman penginjilan '''Rasul-Rasul Kristus''' pada sejarah [[Gereja]] mula-mula, karena tanpa memahami konteks Tritunggal seperti yang di peragakan [[Yesus]] kepada murid-muridNya dan yang seperti diperagakan para Rasul pada zaman [[Gereja]] mula-mula, mustahil misi yang diembankan pada seluruh umat [[Kristiani]] di dalam pengharapan dan kasih untuk mengabarkan "Injil kepada seluruh bangsa dan membaptiskan mereka di dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus" dapat terlaksana.
Karena kasih '''ALLAH BAPA''' terhadap '''ALLAH PUTERA''' dan penyampaian kasih di dalam '''ALLAH ROH KUDUS''' dan begitu juga sebaliknya, merupakan satu kesatuan penting yang mendasar akan '''Kasih ALLAH''' terhadap seluruh umat manusia/[[Adam]], agar bagi yang mau dan percaya mendapatkan '''HIDUP YANG KEKAL'''.
 
== Penjelasan singkat tentang Tritunggal ==
 
Kata yang sesuai dalam [[bahasa Yunani]] adalah {{lang|grc|Τριάς}}, yang artinya "satu set dari tiga" atau "yang nomor tiga".<ref name="greek-lexicon"/> Catatan pertama terkait penggunaan kata Yunani ini dalam teologi Kristen adalah oleh [[Teofilus dari Antiokhia]] pada sekitar tahun 179. Ia menulis:<ref name="to-autolycus"/><ref name="Fulton"/>
Dalam analogi sederhana api dapat digunakan sebagai penjelasan:
<blockquote>
Dengan cara demikian juga ketiga hari sebelum [terciptanya] penerang, terdapat [[Tipologi (teologi)|tanda-tanda]] Trinitas [{{lang|grc|Τριάδος}}], dari Allah, dan [[Logos (Kekristenan)|Firman-Nya]], dan [[Sofia (kebijaksanaan)|kebijaksanaan-Nya]]. Dan yang keempat adalah tanda manusia, yang membutuhkan terang, sehingga demikianlah terdapat Allah, Firman, kebijaksanaan, manusia.<ref name="theandros"/>
Api terbagi menjadi tiga komponen yaitu:
</blockquote>
 
[[Tertullianus]], seorang teolog Latin yang menulis pada awal abad ke-3, dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan kata-kata Latin terkait "Trinitas",<ref name="against-praxeas1"/> "pribadi" dan "substansi",<ref name="against-praxeas2"/> untuk menjelaskan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah "satu dalam esensi—bukan satu dalam Pribadi".<ref name="hist-doctrine"/>
# panas,
# cahaya (tepatnya gelombang cahaya), dan
# daya bakar.
 
Jadi walau api itu satu, namun api bisa kita temui dalam tiga wujud sesuai dengan keinginan
kita, misal sebagai panas (waktu kita memasak), sebagai cahaya (waktu lampu mati dan kita menyalakan lilin), dan dalam wujud pembakar (waktu kita membakar kertas). Hal ini ‘identik’ dengan keberadaan Allah, karena kita dapat berjumpa dengan Allah dalam tiga pribadi, sebagai Allah Bapa (waktu kita bertobat dan menyesali dosa), atau sebagai Yesus (waktu kita memohon sesuatu), dan sabagai Allah Roh Kudus (waktu kita meminta kekuatan).
-->
== Sejarah ==
{{further|Trinitarianisme dalam tulisan Bapa Gereja}}
Pertemuan Nicea adalah pertemuan yang sangat diragukan karena ketidak konsistenan data. Penguasa Roma [[Konstantin]] memanggil semua uskup ke [[Nicea]], jumlahnya sekitar 1800 uskup. Dari jumlah ini sekitar 1000 orang dari timur dan 800 orang dari barat. Namun, jumlah yang hadir lebih sedikit dan tidak diketahui pasti berapa. [[Eusebius dari Kaisaria]] menghitung 250, [[Athanasius dari Alexandria]] menghitung 318, dan [[Eustatius dari Antiokia]] mencatat 270 orang. Mereka bertiga hadir pada konsili ini. Belakangan [[Socrates Scholasticus]] mencatat lebih dari 300 orang dan [[Evagrius]], [[Hilarius]], [[Hieronimus]] dan [[Rufinus]] mencatat 318 orang.
[[Berkas:Dogmatic sarcophagus.JPG|jmpl|Penggambaran paling awal yang diketahui mengenai Tritunggal, [[Sarkofagus Dogmatis]], 350 M.<ref name="dimming-paul"/> [[Museum Vatikan]]]]
 
Para [[Bapa Gereja]] [[Periode Ante-Nicea|Pra-Nicea]] menegaskan keilahian Kristus dan berbicara mengenai "Bapa, Putra, dan Roh Kudus", meskipun bahasa mereka tidak sama dengan yang digunakan doktrin tradisional ini sebagaimana diformalkan pada abad ke-4. Kalangan yang menganut paham Trinitas memandang hal itu sebagai elemen-elemen dari doktrin terkodifikasi.<ref name="dogmatiki"/> [[Ignatius dari Antiokhia]] memberikan dukungan awal bagi paham Trinitas sekitar tahun 110,<ref name="eusebius"/> mendesak umat untuk taat kepada "Kristus, dan kepada Bapa, dan kepada Roh".<ref name="ignatius"/> [[Yustinus Martir]] (100 – {{circa}} 165) juga menulis, "dalam nama Allah, Bapa dan Tuhan alam semesta, dan Juruselamat kita Yesus Kristus, dan Roh Kudus".<ref name="first-apology"/> Bapa Gereja pertama yang tercatat menggunakan kata "Trinitas" adalah [[Teofilus dari Antiokhia]] yang menulis pada akhir abad ke-2. Ia mendefinisikan Trinitas sebagai Allah, Firman-Nya (''Logos''), dan Kebijaksanaan-Nya (''Sofia'')<ref name="theophilus2"/> dalam konteks diskusi mengenai tiga hari pertama penciptaan. Pembelaan pertama atas paham Trinitas terjadi pada awal abad ke-3 oleh salah seorang Bapa Gereja awal yang bernama [[Tertulianus]]. Ia secara eksplisit mendefinisikan Trinitas sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus serta membela teologi Trinitaris dalam upayanya melawan paham "Praxean".<ref name="tertullian"/> St. Yustinus dan [[Klemens dari Aleksandria]] menggunakan Trinitas dalam berbagai [[doksologi]] mereka, dan juga [[Basil dari Kaisarea|St. Basilius]] dalam penerangan cahaya sore hari.<ref>Mulhern, Philip F. (1967) "Trinity, Holy, Devotion", in New Catholic encyclopedia. Prepared by an editorial staff at the Catholic University of America. New York:McGraw-Hill, 14. 306</ref>
Konstantin bukan seorang Kristen. Menurut dugaan, ia belakangan ditobatkan, tetapi baru dibaptis pada waktu sedang terbaring sekarat.
 
Formulasi awal lainnya, dan sudah lebih filosofis, mengenai Trinitas (tanpa menggunakan istilah tersebut) dikaitkan dengan seorang pengajar [[Gnostisisme|Gnostik]] bernama [[Valentinius]] (hidup {{circa}} 100 – {{circa}} 160) yang, menurut teolog abad ke-4 bernama [[Marcellus dari Ancyra]], adalah "orang pertama yang merenungkan gagasan tentang tiga entitas subsisten ([[hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]), dalam sebuah karya yang ia beri judul ''Tentang Ketiga Kodrat''". Eksegesis mazhab Valentinian yang sangat alegoris cenderung menafsirkan bagian-bagian kitab suci yang relevan sebagai penegasan suatu Keilahian yang, dengan cara tertentu, adalah rangkap tiga. [[Injil Filipus]] Valentinian, yang bertarikh sekitar masa Tertulianus, mendukung [[rumusan Trinitaris]]. Bagaimanapun, terlepas dari kemungkinan pengaruhnya pada doktrin yang kemudian terbentuk sepenuhnya, mazhab Valentinus ditolak dan dipandang [[ajaran sesat|sesat]] oleh kalangan Kristen ortodoks.
Mengenai dirinya, [[Henry Chadwick]] mengatakan dalam [[The Early Church]]: “Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan;... pertobatannya hendaknya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin... Ini adalah masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran bergantung pada karunia dari Allah orang-orang Kristen.”
 
Kendati terdapat banyak perdebatan mengenai apakah keyakinan dari [[Keduabelas Rasul|Para Rasul]] sekadar diartikulasikan dan dijelaskan dalam Pengakuan Iman Trinitaris,<ref name="JBing" /> atau terkorup dan digantikan dengan keyakinan baru,<ref name="americana"/><ref name="dictionnnaire"/> para akademisi mengakui bahwa Pengakuan Iman itu sendiri dibuat sebagai tanggapan atas perbedaan pendapat mengenai kodrat Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Butuh waktu beberapa abad untuk menyelesaikan kontroversi tersebut.
Peranan apa yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis ini di [[Konsili Nicea]]? [[Encyclopaedia Britannica]] menceritakan:
:“Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan... rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’... Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari mereka dengan sangat berat hati.”
 
Perkembangan paling signifikan diartikulasikan selama empat abad pertama oleh para [[Bapa Gereja]]<ref name="JBing"/> sebagai tanggapan terhadap [[Adopsionisme]], [[Sabellianisme]], dan [[Arianisme]]. Adopsionisme merupakan keyakinan bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa, terlahir dari Yusuf dan Maria, yang menjadi Kristus dan Putra Allah saat Yesus dibaptis. Pada tahun 269, [[Sinode Antiokhia]] mengutuk [[Paulus dari Samosata]] karena teologi Adopsionis yang ia kemukakan, dan juga mengutuk istilah ''[[homoousion|homoousios]]'' (ὁμοούσιος, "dari hakikat yang sama") karena ia menggunakannya.<ref name="cathenc-paul"/>
Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan debat agama yang sengit, politikus kafir ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi mengapa? Pasti bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. “Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam teologi Yunani,” kata [[A Short History of Christian Doctrine]]. Yang ia tahu adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.
 
Sabellianisme mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus pada esensinya adalah satu dan sama, hanya perbedaan verbal, mendeskripsikan aspek-aspek atau peran-peran berbeda dari suatu hakikat tunggal.<ref name="chadwick"/> Akibat pandangannya ini, Sabellius di[[ekskomunikasi]] di Roma sekitar tahun 220 karena [[ajaran sesat|bidah]].
=== Perkembangan selanjutnya ===
 
Pada abad ke-4, [[Arius]], sebagaimana dipahami sesuai tradisi,<ref group="note">Sedikit sekali tulisan-tulisan [[Arius]] yang masih terlestarikan hingga sekarang. Tulisan yang ada saat ini kebanyakan berupa kutipan-kutipan dari para lawannya yang mencerminkan pandangan mereka tentang apa yang ia katakan. Tidak ditemukan satu pun agenda atau kelompok Arian, tetapi lebih kepada beragam kritik seputar rumusan Nicea dari perspektif-perspektif berbeda. (lih. Williams, Rowan. ''Arius'' SPCK (2nd edn, 2001) p.95ff & pp.247ff)</ref> mengajarkan bahwa Bapa telah ada sebelum Putra yang, menurut kodrat, bukan Allah tetapi lebih kepada seorang makhluk yang dapat berubah yang dianugerahi martabat menjadi "Putra Allah".<ref name="oxford-arianism"/> Pada tahun 325, [[Konsili Nicea]] mengadopsi [[Kredo Nicea]] yang mendeskripsikan Kristus sebagai "Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar, diperanakkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa".<ref>[http://www.ccel.org/ccel/schaff/creeds1.iv.iii.html Creeds of Christendom]</ref><ref>[http://www.creeds.net/ancient/niceneg.htm Greek texts of 325 and 381]</ref> Kredo (syahadat atau pengakuan iman) tersebut menggunakan istilah ''homoousios'' (dari satu substansi) untuk mendefinisikan hubungan antara Bapa dan Putra. Setelah perdebatan selama lebih dari lima puluh tahun, ''homoousios'' diakui sebagai ciri khas [[ortodoks]]i, dan dikembangkan lebih lanjut menjadi formula "tiga pribadi, satu hakikat".
Setelah Konsili Nicea, perdebatan mengenai pokok ini terus berlangsung selama puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat angin lagi untuk beberapa waktu. Namun belakangan, [[Kaisar Theodosius]] mengambil keputusan menentang mereka. Ia meneguhkan kredo dari Konsili Nicea sebagai standar untuk daerahnya dan mengadakan [[Konsili Konstantinopel]] pada tahun 381 M. untuk menjelaskan rumus tersebut.
 
[[Athanasius]] (293–373), yang hadir di konsili tersebut sebagai salah seorang asisten dari Uskup Aleksandria, menyatakan bahwa para uskup terpaksa menggunakan terminologi ini,<ref name="athanasius"/> yang tidak terdapat dalam Kitab Suci, karena frasa biblika yang menjadi preferensi mereka untuk digunakan diklaim oleh kaum [[Arianisme|Arian]] untuk dapat ditafsirkan dalam arti yang dipandang sesat oleh para uskup.<ref name="dedecretis"/> Selain itu, makna dari "''ousia''" dan "''[[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]''" saling tumpang tindih sehingga "''hipostasis''" bagi beberapa kalangan berarti "''esensi''" dan bagi kalangan lainnya berarti "''pribadi''".
Konsili tersebut menyetujui untuk menaruh roh kudus pada tingkat yang sama dengan Allah dan Kristus. Untuk pertama kali, Tritunggal Susunan Kristen mulai terbentuk dengan jelas.
 
Pengakuan Iman dari Konsili Nicea hanya menyinggung sedikit tentang Roh Kudus.<ref name="BEoWR"/> Doktrin keilahian dan kepribadian Roh Kudus dikembangkan oleh Athanasius dalam beberapa dekade terakhir hidupnya.<ref name="oxford-athanasius"/> Ia membela dan memperbaiki formula Nicea.<ref name="BEoWR" /> Pada akhir abad ke-4, di bawah kepemimpinan [[Basilius dari Kaisarea]], [[Gregorius dari Nyssa]], dan [[Gregorius dari Nazianzus]] ([[Bapa-bapa Kapadokia]]), doktrin ini telah secara substansial mendapatkan bentuknya sebagaimana adanya saat ini.<ref name="BEoWR"/>
Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak menjadi kredo yang diterima secara luas. Banyak orang menentangnya dan karena itu mengalami penindasan yang kejam.
 
Mengenai Trinitas, Gregorius dari Nazianzus mengatakan, "Sejenak saya membayangkan Yang Esa, saya diterangi kesemarakan Yang Tiga; sejenak saya memperlainkan Ketiganya, saya dihantar kembali ke dalam Yang Esa. Ketika saya berpikir tentang salah satu dari Yang Tiga, saya berpikir tentang Dia sebagai Yang Segala, dan kedua mata saya berlinang-linang, dan bagian terbesar dari apa yang saya pikirkan luput dari ingatan. Saya tidak mampu memahami keagungan Yang Esa itu sedemikian demi menyandangkan keagungan yang lebih besar pada yang lainnya. Ketika saya mengkontemplasikan Yang Tiga bersama-sama, saya melihat hanya satu suluh, dan tidak mampu membagi ataupun menakar terang yang tak terbagi."<ref>Gregory of Nazianzus, Orations 40.41</ref>
Baru pada abad-abad belakangan Tritunggal dirumuskan dalam kredo-kredo yang tetap. [[The Encyclopedia Americana]] mengatakan : “Perkembangan penuh dari ajaran Tritunggal terjadi di Barat, pada pengajaran dari Abad Pertengahan, ketika suatu penjelasan dari segi filsafat dan psikologi disetujui.”
 
[[Devosi Katolik|Devosi]] kepada Trinitas berpusat di biara-biara Prancis di Tours dan Aniane tempat [[Benediktus dari Aniane|Santo Benediktus]] mendedikasikan gereja biara tersebut kepada Trinitas pada tahun 872.<ref>Mulhern, 306.</ref> Hari-hari perayaan baru dilembagakan pada tahun 1091 di [[Biara Kluni|Biara Cluny]] dan pada tahun 1162 di Canterbury; resistensi kepausan berlanjut hingga tahun 1331.<ref>Mulhern, p.306</ref>
=== Kredo Athanasia ===
 
== Teologi ==
Tritunggal didefinisikan lebih lengkap dalam Kredo Athanasia. [[Athanasius]] adalah seorang pendeta yang mendukung Konstantin di Nicea. Kredo yang memakai namanya berbunyi:
“Kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal... sang Bapa adalah Allah, sang Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; namun mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah.”
 
=== Rumusan pembaptisan Trinitaris ===
Tetapi, para sarjana yang mengetahui benar masalahnya setuju bahwa Athanasius tidak menyusun kredo ini. The New Encyclopedia Britannica mengomentari: “Kredo itu baru dikenal oleh Gereja Timur pada abad ke-12. Sejak abad ke-17, para sarjana pada umumnya setuju bahwa Kredo Athanasia tidak ditulis oleh Athanasius (meninggal tahun 373) tetapi mungkin disusun di Perancis Selatan pada abad ke-5... Pengaruh kredo itu tampaknya terutama ada di Perancis Selatan dan Spanyol pada abad ke-6 dan ke-7. Ini digunakan dalam liturgi gereja di Jerman pada abad ke-9 dan kira-kira tidak lama setelah itu di Roma.”
[[Berkas:Piero, battesimo di cristo 04.jpg|jmpl|''[[Pembaptisan Kristus (Piero della Francesca)|Pembaptisan Kristus]]'', karya [[Piero della Francesca]], abad ke-15.]]
{{Main|Rumusan Trinitaris}}
 
Dalam [[Injil sinoptik]], [[pembaptisan Yesus]] sering kali diinterpretasikan sebagai salah satu manifestasi dari ketiga pribadi Trinitas: "Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.{{'"}}<sup>Mat. 3:16–17</sup> Baptisan umumnya diberikan dengan [[rumusan Trinitaris]], "dalam nama Bapa dan {{interp|Putra|orig=Anak}} dan Roh Kudus".<sup>Mat. 28:19</sup> Kalangan Trinitaris mengidentifikasi nama ini dengan iman Kristen yang melaluinya baptisan merupakan inisiasi, sebagaimana contohnya diperlihatkan dalam pernyataan [[Basilius Agung]] (330–379): "Kita wajib untuk dibaptis dalam kata-kata yang telah kita terima, dan untuk mengakukan iman dalam kata-kata yang di dalamnya kita telah dibaptis." [[Konsili Konstantinopel I]] (381) juga menyampaikan, "Inilah Iman baptisan kita yang mengajarkan kita untuk percaya dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Menurut Iman ini terdapat satu Ketuhanan, Kuasa, dan Hakikat dari Bapa, dari Putra, dan dari Roh Kudus." Matius 28:19 dapat digunakan untuk mengindikasikan bahwa pembaptisan dikaitkan dengan formula ini sejak dekade paling awal keberadaan Gereja.
== Pengertian Pribadi dalam Tritunggal ==
Allah di dalam Alkitab menyatakan Diri kepada manusia yang diciptakanNya sebagai Bapa, Firman (Anak), dan Roh Kudus. Umat Krisitiani mengenal Allah sedemikian rupa dan membentuk istilah Allah Tritunggal: Allah (Bapa), Allah (Anak), dan Allah (Roh Kudus) merupakan inti ajaran [[Kristen]]. Ketiga Pribadi adalah sama, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (Ing:attribute) yang sama. Ke-mahakuasa-an,ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.
 
Kelompok-kelompok [[nontrinitarianisme|nontrinitaris]], misalnya [[Pentakostalisme Keesaan|Pentakostal Keesaan]], menolak pandangan kalangan Trinitaris tentang baptisan. Bagi mereka, rumusan dalam Kitab Kisah Para Rasul mendefinisikan dan menegaskan bahwa semua pertimbangan, yang serupa,<ref>Matius 28:19</ref> lainnya harus digunakan dalam nama Yesus Kristus. Untuk alasan ini, mereka sering kali berfokus pada pembaptisan dalam Kisah Para Rasul. Mereka yang memberikan penekanan besar pada pembaptisan dalam Kisah Para Rasul sering juga mempertanyakan autentisitas Matius 28:19 dalam bentuknya yang sekarang. Kebanyakan akademisi [[kritik teks]] Perjanjian Baru menerima autentisitas bagian tersebut, karena tidak ditemukan manuskrip varian mengenai rumusan tersebut, dan bentuk yang sekarang dari bagian itu ditegaskan dalam [[Didache]]<ref name="patristics"/> dan karya-karya [[patristik]] lainnya dari abad ke-1 dan ke-2: [[Ignatius dari Antiokhia|Ignatius]],<ref name="patristics1"/> [[Tertullianus]],<ref name="patristics2"/> [[Hippolitus dari Roma|Hippolitus]],<ref name="patristics3"/> [[Siprianus]],<ref name="patristics4"/> dan [[Gregorius Thaumaturgus]].<ref name="patristics5"/>
Masing-masing Pribadi adalah Allah, namun ketiga Pribadi tidak identik ketika kita memanggilNya di dalam doa atau ketika Allah mewujudkan karyaNya bagi penciptaan dan pemeliharaan manusia dan alam semesta, maka Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi di dalam esensi tidak terpisahkan.
 
Mengenai Matius 28:19, [[Gerhard Kittel]] menyatakan:
[[Yohanes Calvin]] menjelaskan bahwa ketiga Pribadi tersebut tidak dapat dipisahkan menjadi tiga sosok yang terpisah.<ref name="Institutio">{{id}}Yohanes Calvin. 1980. ''Institutio''. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia.</ref> Ketiga gelar tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa ada kekhasan dalam cara [[Allah]] turun ke dunia ini.<ref name="Institutio"/> Allah yang turun ke dunia, mati dan menderita bukanlah ''Allah Bapa'', melainkan ''Allah Anak''.<ref name="Institutio"/>
<blockquote>Hubungan rangkap tiga [dari Bapa, Putra, dan Roh Kudus] ini segera menemukan ekspresi tetap dalam formula {{sic|triadik}} di 2 Kor. 13:14 dan di 1 Kor. 12:4–6. Bentuk tersebut pertama-tama ditemukan dalam formula pembaptisan di Matius 28:19; Did., 7. 1 dan 3....[J]elas bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus di sini bertautan dalam suatu hubungan rangkap tiga yang tak terpisahkan.<ref name="kittel3"/></blockquote>
 
=== Monoteisme fundamental ===
Jika ketiga pribadi adalah satu mengapa satu sama lain berkomunikasi seolah-olah berbeda eksistensi satu sama lain? Ketiganya saling berkomunikasi untuk mengungkapkan eksistensi-Nya yg hakiki dalam Tritunggal; Ia ingin menunjukkan Diri-Nya. Yesus berbicara mendukung kemuliaan Allah Bapa, Yesus menjadi ''saksi'' Allah Bapa. Bapa berbicara mendukung kemuliaan [[Yesus]] [[Kristus]], Bapa menjadi ''saksi'' Yesus Kristus. Roh Kudus hadir mendukung kemuliaan Allah Bapa dan Yesus Kristus, Roh Kudus menjadi ''saksi'' Kemuliaan Allah Bapa dan Putra.
{{Main article|Monoteisme}}
* ''dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."''<ref>{{Alkitab|Lukas 3:22}}</ref> (Bapa dan Roh Kudus bersaksi)
* ''"Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dia-lah yang melakukan pekerjaan-Nya.”''<ref>{{Alkitab|Yohanes 14:10}}</ref> (Yesus bersaksi)
 
Kekristenan, yang timbul dari [[Yudaisme]], merupakan salah satu agama monoteistik. Dalam Perjanjian Baru, konsep Trinitaris tidak pernah menjadi "[[triteisme]]" (tiga Allah) atau bahkan dua.<ref name="Stagg"/> Allah adalah esa, dan bahwa Allah adalah satu hakikat tunggal dinyatakan dengan jelas dalam Alkitab:
Ketiga-Nya saling memberikan kesaksian untuk mengesahkan satu sama lain
* "''Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar.''"<ref>{{Alkitab|Yohanes 5:31}}</ref>
* "''Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah.''"<ref>{{Alkitab|Yohanes 8:17}}</ref>
* "''Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan <u>dua</u> atau <u>tiga orang saksi</u> '''suatu perkara sah'''"''<ref>{{Alkitab|2 Korintus 13:1}}</ref>
 
* ''[[Shema Yisrael|Shema]]'' dari Kitab Suci Ibrani: "Dengarlah, hai orang Israel: [[Lord#Agama|{{TUHAN}}]] itu Allah kita, {{TUHAN}} itu esa!"<sup>Ul. 6:4</sup>
=== Allah Bapa ===
* Perintah pertama dari [[Sepuluh Perintah Allah]]—"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku."<sup>Ul. 5:7</sup>
Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni.
* Dan "Beginilah firman {{TUHAN}}, Raja dan Penebus Israel, {{TUHAN}} semesta alam: Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku."<sup>Yes. 44:6</sup>
* Dalam Perjanjian Baru: "... Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."<sup>Mrk. 12:29</sup>
* Dikatakan juga mirip Reinkarnasi</sup>
Menurut pandangan Trinitaris, Bapa dan Putra dan Roh Kudus berbagi satu esensi, substansi, atau hakikat yang sama. Penegasan sentral dan krusial mengenai iman Kristen adalah bahwa terdapat satu juruselamat, Allah, dan satu keselamatan, dimanifestasikan dalam Yesus Kristus, yang dapat diakses hanya karena Roh Kudus. Allah Perjanjian Lama masih sama dengan Allah Perjanjian Baru. Dalam Kekristenan, pernyataan-pernyataan mengenai satu Allah tunggal dimaksudkan untuk membedakan pemahaman Ibrani dari pandangan [[politeisme|politeistik]], yang memandang kuasa ilahi dimiliki bersama oleh beberapa hakikat yang dapat saling berselisih paham dan terlibat konflik antara satu dengan yang lainnya.
 
=== Satu Allah sebagai tiga pribadi ===
Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.
<!--Ditautkan dari [[Gereja Ortodoks Timur]]-->
[[File:Perisai-Tritunggal-Trinitas-Scutum-Fidei-Indonesian.svg|thumb|[[Perisai Tritunggal]].]]
 
Dalam doktrin Trinitaris, Allah hadir sebagai tiga pribadi atau hipostasis, tetapi satu hakikat, memiliki satu kodrat ilahi tunggal.<ref name="grudem-intro"/> Anggota-anggota Trinitas sama dalam kesetaraan dan kekekalan, satu dalam esensi, kodrat, kuasa, tindakan, dan kehendak. Sebagaimana dinyatakan dalam [[Kredo Athanasius]], Bapa tidak diciptakan, Putra tidak diciptakan, dan Roh Kudus tidak diciptakan, dan Ketiganya adalah kekal (abadi) tanpa awal mula.<ref name="athanasian-creed"/> "Bapa dan Putra dan Roh Kudus" bukan nama-nama bagian yang berbeda dari Allah, tetapi satu nama Allah<ref name="prolegomena"/> karena terdapat tiga pribadi di dalam Allah sebagai satu entitas.<ref name="Auto4B-36"/> Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing pribadi dipahami memiliki kodrat atau esensi yang identik, bukan sekadar kodrat-kodrat yang memiliki kemiripan.<ref name="de-smet"/>
=== Allah Anak ===
{{main|Allah Anak}}
Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan mengenakan nama [[Yesus]] yang adalah Kristus (Allah yang datang sebagai [[manusia]]), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu [[salib]], dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, dan naik ke [[surga]] dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Ia adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang [[Kristen]]. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati di kayu [[salib]]. Ini adalah berita [[Injil]] yang adalah kekuatan Allah. [[Alkitab]] menyatakan bahwa Anak merupakan yang Anak sulung Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya sama sekali untuk manusia dapat diterima sebagai anak-anak Allah.
 
Bagi kalangan Trinitaris, penekanan pada kata "Kita" di Kejadian 1:26 adalah mengenai pluralitas dalam Ketuhanan, dan Kejadian 1:27 berbicara mengenai persekutuan dalam Esensi ilahi. Salah satu kemungkinan interpretasi atas Kejadian 1:26 adalah bahwa relasi Allah dalam Trinitas tercermin dalam manusia melalui relasi yang ideal antara suami dan istri, dua pribadi yang menjadi "satu daging", sebagaimana dijelaskan kemudian dalam penciptaan [[Hawa]] di bab selanjutnya.<sup>Kej. 2:18-24</sup>
Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.
 
=== Allah Roh KudusPerikoresis ===
{{main article|Perikoresis}}
Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, namun berada dalam hati setiap [[manusia]] yang mengaku bahwa [[Yesus Kristus]] adalah [[Tuhan]] dan hidup di dalam-Nya.
[[Berkas:THE_FIRST_COUNCIL_OF_NICEA.jpg|200px|jmpl|Suatu penggambaran tentang [[Konsili Nicea]] pada tahun 325 M, tempat Ketuhanan Kristus dideklarasikan ortodoks dan [[Arianisme]] dikutuk.]]
Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu [[agama]] baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah.
Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.
 
[[Perikoresis]] (dari kata [[bahasa Yunani|Yunani]] yang berarti "berputar", "penyelubungan") adalah suatu istilah yang digunakan oleh beberapa teolog untuk mendeskripsikan hubungan antara anggota-anggota Trinitas. Kata Latin yang setara untuk istilah tersebut adalah ''circumincessio''. Konsep ini merujuk pada Yohanes 14–17 sebagai dasarnya, yang menuliskan peristiwa-peristiwa Yesus mengajar para murid perihal makna kepergian-Nya. Kata Yesus, Ia pergi kepada Bapa demi kepentingan mereka; sehingga Ia dapat datang kepada mereka ketika "Penolong yang lain" diberikan kepada mereka. Kemudian, kata Yesus, para murid akan tinggal di dalam diri-Nya, sebagaimana Dia tinggal di dalam Bapa dan Bapa tinggal di dalam Dia, serta Bapa di dalam mereka. Menurut teori perikoresis, hal seperti itu dapat terjadi karena pribadi-pribadi Trinitas "saling mengandung Satu Sama Lain, sehingga Yang Satu secara permanen menyelubungi, dan secara permanen diselubungi oleh, Yang Lain yang tetap Ia selubungi" ([[Hilarius dari Poitiers]], ''Mengenai Trinitas'' 3:1).<ref name="hilary-john"/>
== Dasar-dasar Alkitabiah Tritunggal ==
 
Perikoresis secara efektif meniadakan gagasan bahwa Allah terdiri dari bagian-bagian, tetapi adalah suatu [[kesederhanaan ilahi|keberadaan yang sederhana]]. Hal itu juga selaras dengan doktrin yang menyebutkan bahwa persekutuan seorang Kristen dengan Putra di dalam kemanusiaan-Nya menghantarnya ke dalam persekutuan dengan Dia yang terkandung di dalam dirinya sendiri; dalam kata-kata [[Paulus dari Tarsus|Rasul Paulus]], "seluruh kepenuhan ke-Allahan" dan bukan suatu bagian (''Lihat pula: [[Pengilahian (Kristiani)]]''). Perikoresis menyajikan suatu figur intuitif tentang apa yang dapat dimaknai dari hal itu. Putra, Firman yang kekal, berasal dari kekekalan tempat kediaman Allah; Putra merupakan "rumah Bapa", sebagaimana Putra berdiam di dalam Bapa dan Roh, sehingga ketika Roh di-"berikan", maka dapat terjadi seperti kata Yesus, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu."<sup>Yoh. 14:18</sup>
* Pada saat penciptaan dalam [[Kitab Kejadian]] Allah berkata: "Marilah Kita ...", kata Kita merupakan subjek jamak.
* Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukkan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan bermunculan bersama-sama dengan Roh Kudus (dalam manifestasi burung merpati) turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.
* Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.
* Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang ada di atas loteng.
* Saat Yesus berada di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, kemudian Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: ''"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."''
 
Menurut perkataan Yesus, mereka yang telah menikah tidak lagi dua dalam pengertian tertentu tetapi bergabung menjadi satu. Oleh karena itu, para teolog Ortodoks juga memandang hubungan pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai salah satu contoh persekutuan suci tersebut. "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging."<sup>Kej. 2:24</sup> "Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."<sup>Mat. 19:6</sup>
== Antitritunggal ==
{{main|Nontrinitarisme}}
 
=== Hubungan asal dari kekekalan ===
Tidak ada pemeluk Kristen yang menolak doktrin Tritunggal, tetapi sebagian menganggap suatu hal yang tidak begitu penting untuk mendiskusikannya. Seseorang atau satu komunitas yang berasal dari agama lain berada pada posisi menyebut diri mereka sebagai "Antitritunggal", namun bervariasi sesual alasan mereka menolak Tritunggal dan sesuai bagaimana mereka mendeskripsikan Tuhan.
{{further|Filioque}}
 
Trinitarianisme menegaskan bahwa Putra "diperanakkan" ({{lang-en|begotten}}, atau "dilahirkan") dari Bapa dan Roh dihembuskan ({{lang-en|proceeds}}, atau "berasal dari") Bapa, tetapi Bapa "tidak diperanakkan ataupun dihembuskan". Argumen mengenai apakah Roh berasal dari Bapa saja, atau dari Bapa dan Putra, merupakan salah satu katalis terjadinya [[Skisma Timur-Barat|Skisma Besar]], dalam hal ini berkaitan dengan penambahan [[klausa Filioque]] oleh pihak Barat ke dalam [[Pengakuan Iman Nicea]]. [[Gereja Katolik Roma]] mengajarkan bahwa, dalam pengertian kata kerja [[bahasa Latin|Latin]] ''procedere'' (yang belum tentu mengindikasikan awal mula dan karenanya bersesuaian dengan proses "melalui"), bukan dalam pengertian kata kerja Yunani ἐκπορεύεσθαι (yang mengimplikasikan awal mula),<ref name="losservatore95"/> Roh "berasal" dari Bapa dan Putra. [[Gereja Ortodoks Timur]], yang mengajarkan bahwa Roh "berasal" dari Bapa saja, tidak memberikan pernyataan apa pun perihal klaim perbedaan makna kedua kata itu, satu Yunani dan satu Latin, sementara keduanya sama-sama diterjemahkan sebagai "berasal dari" ({{lang-en|proceeds}}). Gereja Ortodoks Timur berkeberatan atas klausa Filioque dengan alasan eklesiologis dan teologis, dengan pandangan bahwa "dari Bapa" berarti "dari Bapa saja".
 
Bahasa tersebut kerap dianggap menyulitkan karena, apabila digunakan berkenaan dengan manusia atau makhluk ciptaan lainnya, maka akan mengimplikasikan waktu dan perubahan; sedangkan ketika digunakan dalam konteks ini tidak untuk dimaknai bahwa terdapat awal, perubahan hakikat, ataupun proses dalam satuan waktu. Putra diperanakkan (atau "dilahirkan"), dan Roh dihembuskan, dalam kekekalan. [[Agustinus dari Hippo]] menjelaskan, "Tahun-tahun milik-Mu adalah satu hari, dan hari milik-Mu bukan setiap hari, tetapi hari ini; karena hari ini milik-Mu tidak menghasilkan hari esok, juga tidak mengikuti hari kemarin. Hari ini milik-Mu adalah kekekalan; karenanya Engkau memperanakkan Yang Sama-kekal, kepada siapa Engkau mengatakan, 'Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.'<sup>Mzm. 2:7</sup>"
SAKSI YEHOVAH III
 
Sebagian besar kelompok [[Protestan]] yang menggunakan pengakuan iman tersebut juga menyertakan klausa Filioque. Penggunaannya yang dianggap kontroversial itu termuat dalam beberapa pengakuan iman: [[Pengakuan Iman Westminster]] 2.3, [[Pengakuan Iman Baptis 1689|Pengakuan Iman Baptis London]] 2.3, dan [[Pengakuan Iman Augsburg]] Lutheran 1:1–6.
DOKTRIN TENTANG ROH KUDUS
 
=== Ekonomi dan imanensi Trinitas ===
Ada 3 hal yang salah yang dipercayai oleh orang-orang Saksi Yehovah tentang Roh Kudus, yaitu:
{{POV section|date=June 2016}}
 
Istilah "Trinitas imanen" berfokus pada siapa Allah; istilah "Trinitas ekonomis" berfokus pada apa yang Allah lakukan.
A) Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif Allah.
 
Menurut [[Katekismus Gereja Katolik]]:
B) Roh Kudus bukanlah seorang pribadi.
<blockquote>Bapa-Bapa Gereja membedakan antara teologi (''theologia'') dan ekonomi (''oikonomia''). "Teologi" mengacu pada misteri kehidupan terdalam Allah di dalam Tritunggal Mahakudus; "ekonomi" mengacu pada semua karya yang dengannya Allah menyatakan Diri dan mengomunikasikan kehidupan-Nya. Melalui ''oikonomia'', ''theologia'' dinyatakan kepada kita; namun, sebaliknya, ''theologia'' menerangi seluruh ''oikonomia''. Karya Allah menyingkapkan siapa Dia dalam Diri-Nya sendiri; misteri keberadaan-Nya yang terdalam mencerahkan pemahaman kita atas semua karya-Nya. Hubungan antar pribadi manusia memiliki keserupaan: seorang manusia menyatakan dirinya dalam perbuatannya, dan semakin kita mengenal seseorang, semakin kita memahami perbuatannya.<ref>[http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p2.htm ''Catechism of the Catholic Church'', §236]</ref></blockquote>
 
Para teolog pra-Nicea berpendapat bahwa segala sesuatu yang dilakukan Trinitas dikerjakan bersama-sama oleh Bapa, Putra, dan Roh Kudus dalam satu kesatuan kehendak. Ketiga pribadi Trinitas selalu berkarya tanpa terpisahkan, karena selalu merupakan karya dari satu Allah. Kehendak Putra tidak dapat berbeda dengan kehendak Bapa karena merupakan kehendak Bapa. Ketiganya memiliki satu kehendak sebagaimana Ketiganya memiliki satu hakikat, sebab Ketiganya adalah satu Allah. Menurut [[Phillip Cary]], sama sekali tidak akan ada Trinitas seandainya terdapat hubungan komando dan kepatuhan antara Bapa dan Putra, melainkan tiga Tuhan.<ref name="priscilla20"/> Mengenai hal itu St. Basilius mengatakan, "Ketika kemudian Ia mengatakan, 'Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri', dan lagi, 'Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku', dan 'firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku', dan pada bagian lain, 'Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku', ini bukan karena Ia tidak memiliki maksud intensional ataupun kuasa inisiasi, bukan juga karena Ia harus menunggu indikasi-kunci yang telah dipastikan sebelumnya, sehingga Ia menggunakan bahasa semacam ini. Tujuan Dia adalah menyampaikan kejelasan bahwa kehendak-Nya sendiri terhubung dengan persatuan yang tak terpisahkan dengan Bapa. Jangan kemudian kita memahami apa yang disebut 'perintah' sebagai suatu mandat yang harus ditaati yang disampaikan oleh organ-organ bicara, dan memberi perintah kepada Putra, seperti kepada subordinasi, mengenai apa yang Dia harus lakukan. Sebaliknya, dalam pengertian yang tepat tentang Ketuhanan, mari kita melihat suatu transmisi kehendak, seperti pantulan sebuah objek di cermin, berlalu tanpa indikasi waktu dari Bapa kepada Putra."<ref name="despiritu"/>
C) Roh Kudus bukan Allah.
 
[[Berkas:Hierarch panagia episcopi cropped.jpg|jmpl|lurus|[[Fresko]] Yunani [[Athanasius dari Aleksandria]], arsitek utama [[Kredo Nicea]] yang dirumuskan di Nicea.]]
A) Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif Allah:
 
[[Athanasius|Atanasius dari Aleksandria]] menjelaskan bahwa Putra dan Bapa adalah satu kekekalan dalam hakikat/kodrat, Putra menjadi subordinasi Bapa secara sukarela dan temporal dalam pelayanan [[inkarnasi]]-Nya.<ref name="athanasius3"/> Menurutnya, karakteristik-karakteristik manusia tersebut tidak untuk ditelusuri kembali ke dalam Trinitas yang kekal. Demikian pula [[Bapa-bapa Kapadokia]] menegaskan bahwa tidak ada ketidaksamaan ''oikonomi'' di dalam Trinitas. Kata Basilius, "Kita memandang operasi dari Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah satu dan sama, tidak dalam aspek yang menunjukkan perbedaan atau variasi; dari identitas operasi ini kita tentu menyimpulkan kesatuan kodrat."<ref name="basil"/>
Kutipan dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' hal 20:
 
Teori tradisional "apropriasi" mencakup penghubungan sejumlah nama, kualitas, ataupun operasi pada salah satu dari Pribadi Trinitas, tetapi, bukan mengesampingkan yang lainnya, tetapi dalam preferensi pada yang lainnya. Teori tersebut dibentuk oleh para Bapa Latin dari abad ke-4 dan ke-5, khususnya [[Hilarius dari Poitiers]], [[Agustinus dari Hippo|Agustinus]], dan [[Leo Agung]]. Pada Abad Pertengahan, teori tersebut secara sistematis diajarkan oleh [[Skolastisisme|para akademisi]] seperti [[Bonaventura]].<ref>[http://www.newadvent.org/cathen/01658a.htm Sauvage, George. "Appropriation." The Catholic Encyclopedia] Vol. 1. New York: Robert Appleton Company, 1907. 20 October 2016</ref>
"'Roh Kudus' yang digunakan dalam Alkitab menyatakan bahwa ini adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud-tujuanNya. Sampai taraf tertentu, ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi".
 
[[Roger E. Olson]] mengatakan kalau sejumlah teolog evangelikal memegang pandangan bahwa terdapat suatu hierarki otoritas dalam Trinitas dengan Putra sebagai subordinasi Bapa: "Injil Yohanes membuat hal ini jelas karena Yesus berulang kali menyebutkan bahwa Ia datang untuk melakukan kehendak Bapa."<ref name=Olsen>[http://www.patheos.com/blogs/rogereolson/2011/12/is-there-hierarchy-in-the-trinity-a-series-on-a-contemporary-evangelical-controversy/ Olsen, Roger E., "Is there hierarchy in the Trinity?", ''Patheos'', December 8, 2011]</ref> Namun, Olsen mengingatkan bahwa hierarki dalam "Trinitas ekonomis" perlu dibedakan dari "Trinitas imanen". Ia mengutip para Bapa Kapadokia, "Bapa adalah sumber atau 'mata air' keilahian di dalam Ketuhanan; Putra dan Roh memperoleh keilahian mereka dari Bapa dalam kekekalan (sehingga tidak ada pertanyaan tentang ketidaksetaraan kodrat). Analogi favorit mereka adalah matahari beserta panas dan cahayanya. Tidak ada yang membayangkan matahari tanpa panas dan cahayanya, tetapi matahari merupakan sumber dari keduanya."<ref name=Olsen/>
Ayat-ayat Kitab Suci yang mereka pakai sebagai dasar:
 
[[B.B. Warfield|Benjamin B. Warfield]] melihat suatu prinsip subordinasi dalam "modus operandi" Trinitas, tetapi juga enggan menganggap hal yang sama pada "modus subsistensi" dalam kaitan antara satu dengan yang lainnya. Sambil mengingatkan bahwa adalah wajar untuk melihat suatu subordinasi dalam fungsi sebagai cerminan suatu subordinasi serupa dalam substansi, ia mengemukakan bahwa hal ini mungkin merupakan hasil dari "...suatu kesepakatan oleh Pribadi-Pribadi Trinitas—suatu 'Perjanjian' sebagaimana itu disebut secara teknis—yang karenanya suatu fungsi berbeda dalam karya penebusan diemban oleh masing-masing."<ref>[https://books.google.com/books?id=HX4PAAAAYAAJ&pg=PA3012&hl=en#v=onepage&q&f=false Warfield, Benjamin B., "Trinity", § 20, The Question of Subordination, ''The International Standard Bible Encyclopaedia, Vol. 5, (James Orr, ed.), Howard-Severance Company, 1915, pp.3020-3021]</ref>
1) Kej 1:2 - Orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa "disini, Roh Allah adalah tenaga aktifNya yang bekerja untuk membentuk bumi" ('Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 20).
 
=== Aspek politis ===
Bantahan:
[[Richard E. Rubenstein]] mengatakan bahwa [[Konstantinus Agung]] dan [[Hosius dari Korduba]] penasihatnya menyadari akan perlunya gereja yang ditetapkan secara ilahi yang di dalamnya otoritas gereja, dan bukan individu, mampu menentukan keselamatan individu, sehingga mereka mendukung rumusan Nicea [[homoousion]].<ref>{{cite book|last=Rubinstein|first=Richard|title=When Jesus Became God, The Struggle to Define Christianity During the Last Days of Rome|page=64}}</ref> Menurut Eusebius, Konstantinus mengusulkan istilah ''homoousios'' pada Konsili Nicea, kendati kebanyakan akademisi meragukan kalau Konstantinus memiliki pengetahuan terkait hal tersebut dan mereka menganggap bahwa kemungkinan besar Hosius yang telah mengusulkan istilah tersebut kepadanya.<ref>{{citation|url=https://books.google.com/books?redir_esc=y&hl=id&id=NgPI7Jt1HewC&q=Constantine+suggested+the+initial+use+of+the+term+homoousios#v=snippet&q=Constantine%20suggested%20the%20initial%20use%20of%20the%20term%20homoousios&f=false|title=The Oxford Handbook of Early Christian Studies|page=432|publisher=OUP Oxford|year=2008}}</ref> Di kemudian hari Konstantinus mengubah pandangannya mengenai kaum Arian, yang menentang rumusan Nicea, dan mendukung para uskup yang menolak rumusan tersebut,<ref>{{Cite web |url=http://ancienthistory.about.com/cs/godsreligion/p/aa082499.htm |title=N.S.Gill, "The Arian Controversy and the Council of Nicea" |access-date=2016-09-11 |archive-date=2014-07-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140710210117/http://ancienthistory.about.com/cs/godsreligion/p/aa082499.htm |dead-url=yes }}</ref> sebagaimana dilakukan oleh beberapa penerusnya, sementara kaisar pertama yang dibaptis dalam keimanan Nicea adalah [[Theodosius I|Teodosius Agung]] (kaisar dari tahun 379 sampai 395).<ref>[http://www.ccel.org/ccel/schaff/hcc3.iii.vi.xv.html Philip Schaff, ''History of the Christian Church. Volume III. Nicene and Post-Nicene Christianity'', fifth edition revised, §27]</ref>
 
== Latar belakang dalam Alkitab ==
Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa Allah. Mengapa tidak ditafsirkan bahwa Roh Kudus juga menciptakan alam semesta bersama-sama dengan Allah?
Dari [[Perjanjian Lama]], [[Gereja perdana]] mempertahankan keyakinan bahwa [[monoteisme|Allah adalah satu]].<ref name="Rusch 1980 2"/> [[Perjanjian Baru]] tidak menggunakan kata ''Τριάς'' (Trinitas)<ref name="britannica-nt"/> ataupun secara eksplisit mengajarkan doktrin Trinitaris Nicea, tetapi terdapat beberapa bagian yang menggunakan pola rangkap dua dan rangkap tiga untuk berbicara mengenai Allah. Bagian-bagian yang memuat pola rangkap dua misalnya [[Surat Roma|Rom.]] 8:11, [[2 Korintus|2 Kor.]] 4:14, [[Surat Galatia|Gal.]] 1:1, [[Surat Efesus|Ef.]] 1:20, [[1 Timotius|1 Tim.]] 1:2, [[1 Petrus|1 Pet.]] 1:21, dan [[2 Yohanes|2 Yoh.]] 1:13. Bagian-bagian yang merujuk pada Ketuhanan dengan pola rangkap tiga misalnya [[Injil Matius|Mat.]] 28:19, [[1 Korintus|1 Kor.]] 6:11 dan 12:4dst., [[Surat Galatia|Gal.]] 3:11–14, [[Surat Ibrani|Ibr.]] 10:29, dan [[1 Petrus|1 Pet.]] 1:2. Bagian-bagian tersebut menyajikan materi yang dengannya kalangan Kristen mengembangkan doktrin Trinitas.<ref name="Rusch 1980 2"/> Refleksi oleh Gereja perdana terhadap bagian-bagian seperti [[Amanat Agung]]: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa [[Murid (Kekristenan)|murid-Ku]] dan [[baptisan|baptislah]] mereka dalam nama Bapa dan {{interp|Putra|orig=Anak}} dan Roh Kudus"<sup>Mat. 28:19</sup> dan berkat oleh [[Rasul Paulus]]: "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan [[kasih Allah]], dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian",<sup>2 Kor. 13:14</sup> bersama dengan [[Shema Yisrael]] Yahudi: "Dengarlah, hai orang Israel: {{TUHAN}} itu Allah kita, {{TUHAN}} itu esa!"<sup>Ul 6:4</sup><ref name="EB"/> menuntun Gereja perdana untuk membahas apakah Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah "satu" atau "esa". Belakangan, referensi yang beragam akan Allah, Yesus, dan Roh yang termuat dalam Perjanjian Baru disistematisasi ke dalam satu Trinitas—satu Allah yang hidup dalam tiga pribadi dan satu substansi—untuk menentang kecenderungan yang dipandang sesat seputar keterkaitan di antara Ketiganya dan untuk membela Gereja terhadap tuduhan pemujaan dua atau tiga allah.<ref name="OxfComp"/>
 
Beberapa akademisi membantah gagasan bahwa dukungan terhadap Trinitas dapat ditemukan dalam Alkitab, dan berpendapat bahwa doktrin tersebut lebih merupakan hasil dari interpretasi teologis daripada menyuarakan [[eksegesis]] kitab suci.<ref name="McGrath1"/><ref name="harris-understanding"/> Konsep ini diungkapkan dalam tulisan-tulisan awal sejak awal abad ke-2, dan para akademisi yang lain meyakini bahwa cara Perjanjian Baru berulang kali berbicara mengenai Bapa, Putra, dan Roh Kudus seperti demikian menghendaki pembaca agar menerima pemahaman Trinitaris.<ref name="Stagg"/>
2) Bil 11:7 - 'Sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka'.
 
''[[Comma Johanneum]]'', 1 Yohanes 5:7, merupakan teks yang dipertentangkan yang menyatakan: "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu." Namun, bagian ini tidak dianggap sebagai bagian dari teks asli,<ref name="1john5"/> dan kebanyakan akademisi bersepakat bahwa frasa tersebut merupakan suatu [[glosa Alkitab|glosa]] (catatan tambahan).<ref name="metzger-nt"/>
Bantahan:
 
=== Yesus sebagai Allah ===
Bil 11:17 versi Kitab Suci Indonesia ini salah terjemahan! Kata 'sebagian' itu seharusnya tidak ada.
[[Berkas:Meister Bertram von Minden 009.jpg|jmpl|Allah dalam pribadi Putra menghadapi [[Adam dan Hawa]], karya [[Master Bertram]] (wafat {{circa}} 1415).]]
 
[[Injil Yohanes]] telah dipandang secara khusus bertujuan menekankan keilahian Yesus, menghadirkan Yesus sebagai [[Logos (Kekristenan)|Logos]], pra-eksisten dan ilahi, dari kata-kata pertamanya, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."<sup>Yoh. 1:1</sup><ref name="bbc-john"/> Injil Yohanes berakhir dengan pernyataan Tomas bahwa ia percaya Yesus adalah Allah, "Ya Tuhanku dan Allahku!"<sup>Yoh. 20:28</sup><ref name="OxfComp" /> Tidak ada kecenderungan yang signifikan di antara para akademisi modern untuk menyangkal bahwa Yohanes 20:28 mengidentifikasi Yesus dengan Allah.<ref name="brown-john"/> Yohanes juga menggambarkan Yesus ikut campur dalam penciptaan alam semesta.<ref name="fourth-gospel"/>
NIV menterjemahkan: "......I will take of the Spirit that is on you and put the Spirit on them" (= Aku akan mengambil Roh yang ada padamu dan menaruh Roh itu pada mereka).
 
Terdapat juga beberapa kemungkinan dukungan biblika akan keilahian Yesus di dalam [[Injil Sinoptik]]. Injil Matius, sebagai contoh, memuat kutipan kata-kata Yesus, "Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku."<sup>Mat. 11:27</sup> Hal ini serupa dengan Injil Yohanes, yang menuliskan kalau Yesus berkata, "Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya."<sup>Yoh 16:15</sup> Ayat-ayat tersebut biasa digunakan untuk membela kemahakuasaan Yesus, memiliki segala kuasa, serta kemahatahuan Yesus, memiliki segala kebijaksanaan.
3) Hak 14:6 - 'Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya ... tanpa apa-apa di tangannya'.
 
Beberapa ungkapan dalam [[surat-surat Paulus]] juga ditafsirkan sebagai hal-hal yang mengaitkan keilahian dengan Yesus. Sebagai contoh: "karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia"<sup>Kol. 1:16</sup> dan "Sebab dalam {{interp|Kristuslah|orig=Dialah}} berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan",<sup>Kol. 2:9</sup> serta dalam klaim [[Rasul Paulus]] bahwa ia diutus "bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa."<sup>Gal. 1:1</sup><ref name="veritas"/>
Orang Saksi Yehovah menggunakan terjemahan dari Today's English Version (TEV) yang mengatakan: "Suddenly the power of the LORD made Samson strong" (= Tiba-tiba kuasa TUHAN membuat Simson kuat).
 
Beberapa kalangan mengemukakan bahwa Yohanes menyajikan suatu hierarki ketika mengutip Yesus yang mengatakan, "Bapa lebih besar dari pada Aku",<sup>Yoh. 14:28</sup> suatu pernyataan yang digunakan sebagai perbantahan oleh kelompok [[Nontrinitarianisme|nontrinitaris]] seperti [[Arianisme]].<ref name="simonetti"/> Namun, para Bapa Gereja seperti [[Agustinus dari Hippo]] berpendapat bahwa pernyataan tersebut adalah untuk dipahami sebagai Yesus yang berbicara dalam rupa seorang manusia biasa.<ref name="de-trinitate1"/>
Orang Saksi Yehovah lalu berkata: "Apakah suatu pribadi ilahi benar-benar memasuki atau berkuasa atas Simson, menggunakan tubuhnya untuk melakukan apa yang ia lakukan? Tidak, ini benar-benar 'kuasa TUHAN (yang) membuat Simson kuat'" ('Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 21).
 
=== Roh Kudus sebagai Allah ===
Bantahan:
Seiring dengan hilangnya [[kontroversi Arian]], pembahasan beralih dari keilahian Yesus ke kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa dan Putra. Di satu sisi, sekte [[Pneumatomaki]] menyatakan bahwa Roh Kudus merupakan pribadi yang lebih rendah daripada Bapa dan Putra. Di sisi lain, [[Bapa-bapa Kapadokia]] berpendapat bahwa Roh Kudus merupakan pribadi yang setara dengan Bapa dan Putra.
 
Meskipun teks utama yang digunakan untuk membela keilahian Roh Kudus adalah Matius 28:19, para Bapa Kapadokia seperti [[Basilius Agung]] memberikan argumen dari bagian lainnya seperti "Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.{{'"}}<sup>Kis. 5:3–4</sup><ref name="basil16"/>
Terjemahan TEV / Good News Bible ini justru salah, tapi yang salah ini yang justru dipilih oleh orang-orang Saksi Yehovah. Dalam ayat ini terjemahan Kitab Suci Indonesia adalah benar. Perhatikan juga ter-jemahan NIV: "The Spirit of the LORD came upon him in power" (= Roh TUHAN datang pada dia dalam kuasa).
 
Bagian lain yang dikutip para Bapa Kapadokia misalnya: "Oleh firman {{TUHAN}} langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya."<sup>Mzm. 33:6</sup> Berdasarkan pemahaman mereka, karena "nafas" dan "roh" dalam bahasa Ibrani sama-sama tertulis "רוּחַ" ("ruach"), Mazmur 33:6 mengungkapkan peranan Putra dan Roh Kudus sebagai para rekan-pencipta. Menurut mereka,<ref name="basil16"/> karena Allah yang suci dapat menciptakan makhluk-makluk suci seperti para malaikat, Putra dan Roh Kudus tentunya adalah Allah.
Jadi ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa yang memasuki dan menguasai Simson adalah 'Roh TUHAN', bukan sekedar 'kuasa TUHAN'! Dan Roh TUHAN itu maha kuasa sehingga dengan mudah Ia bisa men-jadikan Simson sangat kuat.
 
Argumen lain yang digunakan para Bapa Kapadokia untuk membuktikan bahwa Roh Kudus adalah kodrat yang sama dengan Bapa dan Putra yaitu: "Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah."<sup>1 Kor. 2:11</sup> Mereka beralasan bahwa bagian ini membuktikan kalau Roh Kudus memiliki relasi yang sama dengan Allah sebagaimana roh di dalam diri seseorang bagi orang tersebut.<ref name="basil16"/>
4) Luk 5:17 - 'Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyem-buhkan orang sakit'.
 
Para Bapa Kapadokia juga mengutip, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"<sup>1 Kor. 3:16</sup> dan beralasan bahwa adalah suatu penghujatan bagi suatu kodrat yang lebih rendah untuk mendiami bait Allah, dengan demikian membuktikan bahwa Roh Kudus setara dengan Bapa dan Putra.<ref name="basil19"/>
Orang Saksi Yehovah memakai ayat ini sebagai dasar untuk mengatakan: "Tenaga aktif dari Allah ini memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati" ('Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 21).
 
Mereka juga memadukan frasa "hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya"<sup>Yoh. 15:15</sup> dengan 1 Korintus 2:11 dalam suatu upaya untuk memperlihatkan bahwa Roh Kudus bukan hamba Allah, dan karenanya setara.<ref name="basil21"/>
Bantahan:
 
Pneumatomaki menentang para Bapa Kapadokia dengan mengutip, "Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?"<sup>Ibrani 1:14</sup> dengan argumen bahwa Roh Kudus tidak berbeda dari roh-roh malaikat yang lain yang diciptakan.<ref name="CE:Pneumatomachi"/> Para Bapa Gereja tidak setuju, mereka mengatakan bahwa Roh Kudus lebih tinggi derajatnya daripada para malaikat, karena Roh Kudus adalah pribadi yang memberikan prapengetahuan untuk bernubuat<sup>1 Kor. 12:8–10</sup> sehingga para malaikat dapat memberitahukan peristiwa yang akan datang.<ref name="basil16"/>
Perhatikan terjemahan NIV dan NASB di bawah ini:
 
Penggunaan kata "paraclete" (Yunani: parakletos) bagi Roh Kudus dalam Yohanes 14:16, yang dapat diterjemahkan sebagai penolong, perantara, pembimbing, atau pelindung,<ref name="jerusalem"/> serta tindakan dan esensi Roh Kudus yang dikarakterisasi dengan kebenaran, sebagaimana ketiga pribadi Trinitas dikaitkan dengan kebenaran (lih. ayat 17),<ref name="zondervan"/> digunakan sebagai argumen-argumen bahwa Roh Kudus adalah pribadi ilahi; terutama karena Yesus menyebut Roh Kudus sebagai "Penolong yang lain", yang dengan cara tersebut mengungkapkan bahwa Roh Kudus sama dengan diri-Nya sendiri dalam konteks penolong manusia.<ref name="christians.eu"/>
NIV: "And the power of the Lord was present for him to heal the sick" (= Dan kekuatan / kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk menyembuhkan orang sakit).
 
=== Paralel Perjanjian Lama ===
NASB: "And the power of the Lord was present for Him to perform healing" (= Dan kekuatan / kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk melakukan penyembuhan).
[[Berkas:Andrej Rublëv 001.jpg|jmpl|kiri|[[Trinity (Andrei Rublev)|Ikon Trinitas Perjanjian Lama dari Rusia]] karya [[Andrei Rublev]], antara tahun 1408 dan 1425.]]
 
[[Perjanjian Lama]] juga diinterpretasikan memberi pertanda Trinitas,<ref name="wisdom"/> dengan menyebut firman Allah,<sup>Mzm 33:6</sup> roh-Nya,<sup>Yes. 61:1</sup> dan Hikmat,<sup>Ams. 9:1</sup> serta narasi-narasi seperti penampakan ketiga orang kepada [[Abraham]].<sup>Kej. 18</sup><ref name="ODCC"/> Bagaimanapun, secara umum terdapat kesepakatan di antara para akademisi Kristen Trinitaris bahwa mengorelasikan gagasan-gagasan tersebut secara langsung dengan doktrin Trinitaris kemudian adalah di luar intensi dan semangat Perjanjian Lama.<ref name="CE:Trinity"/><ref name="ERTrinity"/>
Jadi, ayat ini memang menunjukkan adanya 'kuasa Tuhan' tetapi ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa Tuhan! Roh Kudus ada dalam diri Yesus dan karena itu dengan sendirinya kuasa Allah juga ada di dalam Yesus.
 
Beberapa Bapa Gereja meyakini bahwa pengetahuan tentang misteri ini diberikan kepada para nabi dan orang-orang suci Perjanjian Lama, dan bahwa mereka mengidentifikasi utusan ilahi dalam Kejadian 16:7, 21:17, 31:11, Keluaran 3:2 dan Hikmat dalam kitab-kitab hikmat dengan Putra, dan "roh Tuhan" dengan Roh Kudus.<ref name="CE:Trinity" /> Bapa Gereja yang lain, misalnya [[Gregorius Nazianzen]], berpendapat dalam ''Orasi-Orasi'' karyanya bahwa penyataan atau pengungkapan tersebut terjadi secara bertahap, mengklaim bahwa Bapa dinyatakan secara terbuka di dalam Perjanjian Lama, tetapi Putra hanya samar-samar, karena "tidaklah aman, sewaktu Ketuhanan Bapa belum diakui, secara terang-terangan memproklamirkan Putra".<ref name="nazianzen"/>
Serangan terhadap doktrin Saksi Yehovah ini:
 
Kejadian 18–19 diinterpretasikan oleh kalangan Kristen sebagai salah satu teks Trinitaris.<ref name="letellier"/> Narasi tersebut dianggap mengisahkan Tuhan yang menampakkan diri kepada Abraham, yang dikunjungi oleh tiga orang.<sup>Kej. 18:1–2</sup> Kemudian dalam Kejadian 19, "kedua malaikat" mengunjungi [[Lot]] di Sodom. Interaksi antara Abraham di satu sisi dan Tuhan/tiga orang/kedua malaikat di sisi lainnya merupakan suatu teks menarik bagi mereka yang percaya pada satu Allah dalam tiga pribadi. [[Yustinus Martir]], dan juga [[Yohanes Calvin]], menafsirkannya bahwa Abraham dikunjungi oleh Allah, yang didampingi oleh dua malaikat.<ref name="Watson"/> Yustinus menganggap bahwa Allah yang mengunjungi Abraham berbeda dengan Allah yang tetap berada di dalam surga, tetapi tetap diidentifikasi sebagai Allah (monoteistik). Yustinus mencocokkan Allah yang mengunjungi Abraham dengan Yesus, pribadi kedua Trinitas.
1) Kitab Suci membedakan antara 'Roh Kudus / Roh Allah' dengan 'kuasa Allah'.
 
[[Agustinus]] berpandangan lain, ia menyatakan bahwa ketiga orang yang mengunjungi Abraham adalah ketiga pribadi Trinitas.<ref name="Watson"/> Ia tidak melihat indikasi bahwa para pengunjung tersebut tidak setara, sebagaimana Yustinus menafsirkannya. Dan dalam Kejadian 19 dua dari pengunjung Lot disapa olehnya dalam bentuk tunggal: "Kata Lot kepada mereka: 'Janganlah kiranya demikian, tuanku.{{'"}}<sup>Kej. 19:18</sup><ref name="Watson"/> Agustinus melihat bahwa Lot menyapa mereka sebagai satu kesatuan ("tuanku") karena mereka merupakan satu substansi tunggal, kendati dalam pluralitas pribadi.<ref group=note>Agustinus memiliki pengetahuan bahasa Yunani yang buruk, dan tidak memiliki pengetahuan tentang bahasa Ibrani. Sehingga ia mempercayai [[Septuaginta]] LXX, yang membedakan {{lang|grc|κύριοι}}<sup>Kej. 19:2</sup> ('tuan-tuan', bentuk jamak vokatif) dengan {{lang|grc|κύριε}}<sup>Kej. 19:18</sup> ('tuan', bentuk tunggal vokatif), meski dalam bentuk verbal bahasa Ibrani, {{hebrew|נא-אדני}} (''na-adoni''), sama persis untuk kedua kasus tersebut.</ref>
Luk 1:35 - 'Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau'.
Kis 10:38 - 'mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa'.
 
Menurut [[Emanuel Swedenborg]], ketiga malaikat yang menampakkan diri kepada Abraham merepresentasikan Trinitas, tetapi Trinitas dari satu hakikat: Yang Ilahi Itu Sendiri, Manusia Ilahi, dan Hembusan Ilahi. Satu hakikat yang direpresentasikan itu diindikasikan oleh fakta bahwa Ketiganya disebut dalam bentuk tunggal sebagai Tuhan.<ref name="swedenborg1"/> Alasan mengapa hanya dua dari para malaikat tersebut yang pergi mengunjungi Sodom dan Gomora adalah karena mereka mewakili Manusia Ilahi dan Hembusan Ilahi, serta mereka memiliki aspek-aspek penghakiman Yang Ilahi, sebagaimana Yesus menyatakannya bahwa semua penghakiman dipercayakan oleh Bapa kepada Putra.<sup>Yoh. 5.22</sup><ref name="swedenborg2"/> Ketiga malaikat menampakkan diri kepada Abraham sebagai tiga orang, tetapi dipandang sebagai suatu representasi simbolis Trinitas, yang tidak seharusnya diartikan secara harfiah sebagai tiga pribadi berbeda. Dalam Perjanjian Lama, Swedenborg mendapati referensi langsung yang paling awal akan suatu Tritunggal dalam Keilahian pada kisah perjumpaan Musa dengan Tuhan di dalam Kitab Keluaran yang menyatakan, "Berjalanlah {{TUHAN}} lewat dari depannya dan berseru: "{{TUHAN}}, {{TUHAN}}, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya."<sup>Kel. 34:6</sup><ref name="swedenborg3"/>
Bahwa kedua istilah itu dibedakan seperti itu, menunjukkan bahwa kedua istilah itu tidak identik!
 
Beberapa kalangan Kristen menginterpretasikan berbagai [[teofani]] atau penampakan [[Malaikat Tuhan]] sebagai pengungkapan seorang pribadi yang berbeda dengan Allah, tetapi tetap disebut Allah.<ref name="trinity-ot"/> Interpretasi seperti demikian setidaknya dapat ditemukan mulai dari masa [[Yustinus Martir]] dan [[Melito dari Sardis]], serta mencerminkan ide-ide yang telah terkandung dalam karya tulis [[Filo]].<ref name="hurtado"/> Semua teofani dalam Perjanjian Lama karenanya dipandang sebagai [[Kristofani]], masing-masing merupakan "penampakan prainkarnasi Mesias".<ref name="bakerdict"/>
2) Dalam Alkitab ada istilah 'kuasa Roh' atau 'kekuatan Roh'.
 
== Penggambaran artistik ==
Misalnya:
{{Utama|Tritunggal dalam seni rupa}}
 
Trinitas paling sering diperlihatkan dalam [[karya seni Kristen]] dengan Roh Kudus direpresentasikan oleh seekor burung merpati, sebagaimana tercantum dalam kisah [[Injil]] mengenai [[Pembaptisan Yesus]], yang hampir selalu ditampilkan dengan sayap-sayap terkembang. Namun, terdapat beberapa penggambaran menggunakan tiga figur manusia pada hampir sepanjang periode seni.<ref>See below and G Schiller, ''Iconography of Christian Art, Vol. I'', 1971, Vol II, 1972, (English trans from German), Lund Humphries, London, figs I;5–16 & passim, ISBN 0-85331-270-2 and ISBN 0-85331-324-5</ref>
Luk 4:14 - 'kuasa Roh'.
Ro 15:13 - 'kekuatan Roh Kudus'.
1Kor 2:4 - 'kekuatan Roh'.
 
Bapa dan Putra biasanya dibedakan dengan usia, dan kemudian dengan busana/jubah, tetapi tidak selalu demikian. Penggambaran Bapa yang lazim sebagai seorang pria yang lebih tua dengan janggut putih kemungkinan bersumber dari [[Yang Lanjut Usianya]] dalam Alkitab, yang sering kali dikutip demi membela representasi yang terkadang kontroversial ini. Bagaimanapun, dalam [[Gereja Ortodoks Timur|Ortodoksi Timur]] Yang Lanjut Usianya umumnya dipahami sebagai Allah Putra, bukan Allah Bapa (lihat di bawah)—beberapa gambar [[Kekaisaran Bizantin|Bizantin]] awal yang menampilkan Kristus sebagai Yang Lanjut Usianya,<ref>Cartlidge, David R., and Elliott, J.K.. ''Art and the Christian Apocrypha'', pp. 69–72 (illustrating examples), Routledge, 2001, ISBN 0-415-23392-5, ISBN 978-0-415-23392-7, [https://books.google.com/books?id=o0LBvOMYArYC&pg=PA240&dq=Dura+Europas+Christian&as_brr=3&ei=RZLkSebpF5KKNbePpZoN#PPA53,M1 Google books]</ref> tetapi [[ikonografi]] ini menjadi jarang terlihat. Ketika Bapa digambarkan dalam karya seni, Ia terkadang ditampilkan dengan suatu [[Halo (ikonografi religius)|halo]] yang berbentuk seperti [[segitiga sama sisi]], bukan lingkaran. Putra sering kali ditampilkan di sebelah kanan Bapa.<sup>Kis. 7:56</sup> Ia terkadang direpresentasikan dengan suatu simbol—biasanya Anak Domba (''[[Anak Domba Allah|agnus dei]]'')—atau pada [[crucifix]], sehingga Bapa adalah satu-satunya figur manusia yang ditampilkan dalam ukuran penuh. Dalam seni abad pertengahan awal, Bapa terkadang direpresentasikan dengan suatu tangan yang timbul dari awan dengan sikap memberi berkat, misalnya dalam adegan-adegan Pembaptisan Yesus. Belakangan, di Barat, Singgasana Kerahiman (atau "Takhta Kasih Karunia") menjadi suatu penggambaran yang umum. Dalam gaya ini, Bapa (kadang-kadang dalam posisi duduk di atas [[takhta]]) ditampilkan sedang menyokong crucifix<ref>G Schiller, ''Iconography of Christian Art'', Vol. II, 1972, (English trans from German), Lund Humphries, London, figs I;5–16 & passim, ISBN 0-85331-270-2 and ISBN 0-85331-324-5, pp. 122–124 and figs 409–414</ref> atau, belakangan, Putra tersalib yang terkulai, mirip [[Pietà]] (jenis ini di Jerman dibedakan sebagai ''Not Gottes'')<ref>G Schiller, ''Iconography of Christian Art'', Vol. II, 1972, (English trans from German), Lund Humphries, London, figs I;5–16 & passim, ISBN 0-85331-270-2 and ISBN 0-85331-324-5, pp. 219–224 and figs 768–804</ref> dengan kedua tangan-Nya terentang, sementara Sang Merpati melayang di atas atau di antara Bapa dan Putra. Popularitas subjek ini berlanjut setidaknya sampai abad ke-18.
Sebetulnya istilah-istilah ini sudah jelas membuktikan bahwa 'Roh Kudus' bukanlah 'kuasa Tuhan / Allah'. Kalau 'Roh Kudus' adalah 'kuasa Allah', maka 'kuasa Roh Kudus' adalah 'kuasa dari kuasa Allah'. Ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal! Bagaimana suatu kuasa bisa mempunyai kuasa?
 
Pada akhir abad ke-15, berbagai representasi yang lebih besar, selain Takhta Kerahiman, secara efektif dibakukan: suatu figur yang lebih tua dengan jubah polos menunjukkan Bapa, Putra dengan torso yang sebagian telanjang untuk memperlihatkan luka-luka [[Kisah Sengsara (Kekristenan)|Sengsara]]-Nya, serta Sang Merpati di atas atau di sekitar Bapa dan Putra. Dalam representasi-representasi sebelumnya, baik Bapa (khususnya) maupun Putra sering kali mengenakan mahkota dan jubah yang kompleks. Terkadang Bapa sendiri yang mengenakan mahkota, atau bahkan [[tiara paus]].
Anehnya, orang Saksi Yehovah percaya bahwa Roh Kudus, yang adalah kuasa Allah itu, ternyata bisa memberi kuasa. Ini terlihat dalam buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' hal 21, karena di sana dikatakan:
 
=== Galeri gambar ===
"Roh Allah dapat juga memberikan 'kekuatan yang melimpah-limpah ('melebihi yang normal', NW)' kepada mereka yang melayani Dia".
<gallery>
"Roh Allah juga memberi kuasa kepada murid-murid Yesus untuk mela-kukan hal-hal yang bersifat mujijat".
File:France Paris St-Denis Trinity-CROPPED.jpg|Penggambaran Trinitas dari [[Basilika St Denis]] di Paris (abad ke-12)
"Jadi roh kudus memberi Yesus dan hamba-hamba Allah yang lain kuasa untuk melakukan apa yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh manusia".
File:Llanbeblig Hours (f. 4v.) God, The Holy Spirit, and Christ Crucified.jpg|Bapa, Roh Kudus, dan Kristus Tersalib, digambarkan dalam manuskrip [[Wales]] {{circa|1390–1400}}
File:Lucas Cranach d. Ä. - Trinity - WGA05656.jpg|Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus seperti burung merpati, karya [[Lucas Cranach Tua]] (wafat 1553)
File:Francesco Albani - Baptism of Christ.jpg|Allah Bapa (atas), dan Roh Kudus (direpresentasikan oleh burung merpati) digambarkan di atas Yesus. Lukisan karya [[Francesco Albani]] (wafat 1660)
File:MurilloTrinity.jpg|Allah Bapa (atas), Roh Kudus (seekor merpati), dan Kanak-Kanak Yesus, lukisan karya [[Bartolomé Esteban Murillo]] (wafat 1682)
File:Giovanni Battista Tiepolo 016.jpg|[[Paus Klemens I]] berdoa kepada Trinitas, dalam suatu penggambaran pasca-Renaisans karya [[Giovanni Battista Tiepolo]] (wafat 1770)
File:Fridolin Leiber - Holy Trinity.jpg|Penggambaran yang tidak lazim. Putra diidentifikasi dengan anak domba, Bapa dengan [[Mata Ilahi]], dan Roh Kudus dengan merpati, lukisan karya [[Fridolin Leiber]] (wafat 1912)
</gallery>
 
== Lihat pula ==
Pertanyaannya adalah: kalau memang orang-orang Saksi Yehovah percaya bahwa Roh Allah / Roh Kudus itu adalah 'kuasa Allah', bagaimana mereka bisa percaya bahwa 'Roh Kudus / kuasa Allah' itu bisa memberi kuasa? Kalau Roh Kudus itu adalah seorang Pribadi / Allah sendiri (seperti yang dipercaya oleh orang kristen), maka jelas bahwa Ia bisa memberi kuasa. Tetapi kalau Roh Kudus itu adalah kuasa Allah, seperti yang dipercaya oleh orang Saksi Yehovah, maka Ia tidak mungkin bisa memberi kuasa / kekuatan!
{{Portal|Kekristenan}}
{{col|2}}
* [[Ahura]], Tritunggal [[Zoroastrian]], [[God Tamuz]]
* [[Hari Raya Tritunggal Mahakudus]], hari perayaan doktrin ini
* [[Kultus Roh Kudus]]
* [[Ordo Trinitatis]]
* [[Pandangan Islam tentang Tritunggal]]
* [[Shituf]]
* [[Thomas F. Torrance]], teolog kontemporer
* [[Trikaya]], tiga tubuh Buddha
* [[Trimurti]] dalam Hinduisme
* [[Tritunggal Ayyavazhi]]
* [[Tritunggal Sosial]]
* [[Universalisme Trinitarian]]
{{EndDiv}}
 
== Catatan tambahan ==
B) Roh Kudus tidak berpribadi:
<references group = "note"/>
 
== Referensi dan catatan ==
Dasar Kitab Suci orang-orang Saksi Yehovah:
{{reflist|30em|refs=
 
<ref name="Catholic_Encyclopedia">See discussion in {{CathEncy|wstitle=Person}}</ref>
1) Penggambaran Roh Kudus sebagai person / pribadi dalam Kitab Suci hanyalah suatu personifikasi, dan itu tidak menunjukkan Roh Kudus sebagai seorang person / pribadi.
<ref name="def-lateran">Definition of the [[Fourth Lateran Council]] quoted in [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/_P17.HTM#1FT Catechism of the Catholic Church, 253]</ref>
<ref name="thelogy-sanity">{{cite web|url=http://www.ignatiusinsight.com/features2011/fsheed_trinityts_may2011.asp|title=Frank Sheed, '&#39;Theology and Sanity'&#39;|publisher=Ignatiusinsight.com|date=|accessdate=3 November 2013|archive-date=2018-07-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20180730135009/http://www.ignatiusinsight.com/features2011/fsheed_trinityts_may2011.asp|dead-url=yes}}</ref>
<ref name="understanding-trinity">{{cite web|url=http://www.credoindeum.org/thetrinity|title=Understanding the Trinity|publisher=Credoindeum.org|date=16 May 2012|accessdate=16 Aug 2016|archive-date=2016-01-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20160125195638/http://www.credoindeum.org/thetrinity|dead-url=yes}}</ref>
<ref name="baltimore-catechism">{{cite web|url=http://quizlet.com/13288028/baltimore-catechism-no-1-lesson-7-flash-cards/|title=Baltimore Catechism, No. 1, Lesson 7|publisher=Quizlet.com|date=|accessdate=3 November 2013}}</ref>
<!--<ref name="ccc234">[http://www.vatican.va/archive/ENG0015/_P17.HTM#1FT Catechism of the Catholic Church, 234]</ref>-->
<ref name="sysstudy">{{cite book|last=Coppens|first=Charles, S.J.|title=A Systematic Study of the Catholic Religion|year=1903|publisher=B. HERDER|location=St. Louis|url=http://www3.nd.edu/Departments/Maritain/etext/sscr.htm|access-date=2016-09-11|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304113623/http://www3.nd.edu/Departments/Maritain/etext/sscr.htm|dead-url=yes}}</ref>
<ref name="ccc253">{{cite web|title=Catechism of the Catholic Church, 253–267: The dogma of the Holy Trinity|url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/_P17.HTM#1FT}}</ref>
<ref name="chr-theol-intro1">McGrath Alister E. ''Christian Theology: An Introduction'' Blackwell, Oxford (2001) p.321</ref>
<ref name="chr-theol-intro2">McGrath, Alister E. ''Christian Theology: An Introduction'' Blackwell, Oxford (2001) p.324</ref>
<ref name="early-doctrines">Kelly, J.N.D. ''Early Christian Doctrines'' A & G Black (1965) p. 88</ref>
<ref name="lewis-short">{{cite web|url=http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0059%3Aentry%3D%2349128|title=Lewis and Short: '&#39;trinus'&#39;|publisher=Perseus.tufts.edu|date=|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="greek-lexicon">Liddell & Scott, ''A Greek-English Lexicon.'' [http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3D%23104807 entry for Τριάς], retrieved 19 December 2006</ref>
<ref name="to-autolycus">Theophilus of Antioch, [http://www.earlychristianwritings.com/text/theophilus-book2.html To Autolycus], II.XV (retrieved on 19 December 2006).</ref>
<ref name="Fulton">W.Fulton in the "[[Encyclopedia of Religion and Ethics]]"</ref>
<ref name="theandros">{{cite book|title=Theandros an online Journal of Orthodox Christian Theology and Philosophy|last=Aboud|first=Ibrahim|date=Fall 2005|volume=3, number 1|url=http://www.theandros.com/htrinity.html}}</ref>
<ref name="against-praxeas1">{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.iii.html|title=Against Praxeas, chapter 3|publisher=Ccel.org|date=1 June 2005|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="against-praxeas2">[http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.ii.html Against Praxeas, chapter 2] and in other chapters</ref>
<ref name="hist-doctrine">[http://www.religionfacts.com/christianity/beliefs/trinity.htm#3 History of the Doctrine of the Trinity]. Accessed 15 September 2007.</ref>
<ref name="dimming-paul">''See'' [http://www.zenit.org/article-26288?l=english Elizabeth Lev, "Dimming the Pauline Spotlight; Jubilee Fruits", 2009]</ref>
<ref name="dogmatiki">{{cite web|url=http://www.oodegr.com/english/dogmatiki1/C2a.htm#pano|title=Orthodox Outlet for Dogmatic Enquiries: On God|publisher=Oodegr.com|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="eusebius">Eusebius of Caesarea, ''Church History'' iii.36</ref>
<ref name="ignatius">{{cite web|url=http://www.earlychristianwritings.com/text/ignatius-magnesians-roberts.html|title=St. Ignatius of Antioch to the Magnesians (Shorter Recension), Roberts-Donaldson translation|publisher=Earlychristianwritings.com|date=|accessdate=3 November 2013}}</ref>
<ref name="first-apology">{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf01.viii.ii.lxi.html|title=First Apology, LXI|publisher=Ccel.org|date=13 July 2005|accessdate=3 November 2013}}</ref>
<ref name="theophilus2">Theophilus, Apologia ad Autolycum, Book II, Chapter 15</ref>
<ref name="tertullian">Tertullian Against Praxeas</ref>
<ref name="JBing">Bingham, Jeffrey, "HT200 Class Notes", Dallas Theological Seminary, (2004).</ref>
<ref name="americana">''The Encyclopedia Americana'' (1956), Vol. XXVII, p. 294L</ref>
<ref name="dictionnnaire">Nouveau Dictionnaire Universel (Paris, 1865–1870), Vol. 2, p. 1467.</ref>
<ref name="cathenc-paul">{{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/11589a.htm|title=Catholic Encyclopedia: article:'&#39;Paul of Samosata'&#39;|publisher=Newadvent.org|date=1 February 1911|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="chadwick">Chadwick, Henry. ''The Early Church'' Pelican/Penguin (1967) p.87</ref>
<ref name="oxford-arianism">"Arianism" in Cross, F.L. & Livingstone, E.A. (eds) ''The Oxford Dictionary of the Christian Church (1974)</ref>
<ref name="dedecretis">{{cite web|url=http://www.tertullian.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-34.htm#TopOfPage|title=Athanasius: De Decretis or Defence of the Nicene Definition, Introduction, 19|publisher=Tertullian.org|date=6 August 2004|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="athanasius">{{cite web|url=http://justus.anglican.org/resources/bio/152.html|title=Athanasius, Bishop of Alexanria, Theologian, Doctor|publisher=Justus.anglican.org|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="BEoWR">"Trinity". Britannica Encyclopaedia of World Religions. Chicago: Encyclopædia Britannica. 2006.</ref>
<ref name="oxford-athanasius">On Athanasius, ''Oxford Classical Dictionary'', Edited by Simon Hornblower and Antony Spawforth. Third edition. Oxford; New York: Oxford University Press, 1996.</ref>
 
<ref name="patristics">7:1, 3 [http://www.newadvent.org/fathers/0714.htm online]</ref>
Mereka juga mengutip kata-kata dari seorang yang mereka sebut seorang teolog yang bernama Edmund Fortman (Catatan: ini jelas adalah seorang Teolog sesat!) dalam bukunya yang berjudul 'The Triune God' sebagai berikut:
<ref name="patristics1">''Epistle to the Philippians'', 2:13 [http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf01.v.xvii.ii.html online]</ref>
<ref name="patristics2">''On Baptism'' 8:6 [http://www.ccel.org/fathers2/ANF-03/anf03–49.htm#P11646_3280473 online], ''Against Praxeas'', 26:2 [http://www.newadvent.org/fathers/0317.htm online]</ref>
<ref name="patristics3">''Against Noetus'', 1:14 [http://www.newadvent.org/fathers/0521.htm online]</ref>
<ref name="patristics4">''Seventh Council of Carthage'' [http://www.ccel.org/fathers2/ANF-05/anf05–124.htm#P9402_2932994 online]</ref>
<ref name="patristics5">''A Sectional Confession of Faith'', 13:2 [http://www.ccel.org/fathers2/ANF-06/anf06–14.htm#P784_222567 online]</ref>
<ref name="kittel3">Kittel, 3:108.</ref>
<ref name="Stagg">Stagg, Frank. ''New Testament Theology.'' Broadman Press, 1962. ISBN 978-0-8054-1613-8, pp. 38 ff.</ref>
<ref name="grudem-intro">Grudem, Wayne A. 1994. ''Systematic theology an introduction to biblical doctrine.'' Leicester, England: Inter-Varsity Press. Page 226.</ref>
<ref name="athanasian-creed">{{cite web|url=http://www.ccel.org/creeds/athanasian.creed.html|title=Athanasian Creed|publisher=Ccel.org|date=|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="prolegomena">Barth, Karl, and Geoffrey William Bromiley. 1975. ''The doctrine of the word of God prolegomena to church dogmatics, being volume I'', 1. Edinburgh: T. & T. Clark. Pages 348–9.</ref>
<ref name="Auto4B-36">Thomas, and Anton Charles Pegis. 1997. ''Basic writings of Saint Thomas Aquinas''. Indianapolis, Indiana: Hackett Pub. Pages 307–9.</ref>
<ref name="de-smet">For 'person', see[[Richard De Smet]], ''A Short History of the Person'', available in ''Brahman and Person: Essays by Richard De Smet'', ed. Ivo Coelho (Delhi: Motilal Banarsidass, 2010).</ref>
<ref name="hilary-john">{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf209.ii.v.ii.iii.html|title=NPNF2-09. Hilary of Poitiers, John of Damascus &#124; Christian Classics Ethereal Library|publisher=Ccel.org|date=13 July 2005|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="losservatore95">[https://web.archive.org/web/20091026205632/http://www.geocities.com/trvalentine/orthodox/vatican_clar_images.html Pontifical Council for Promoting Christian Unity: The Greek and the Latin Traditions regarding the Procession of the Holy Spirit] (scanned image of the English translation on ''L'Osservatore Romano'' of 20 September 1995); also [https://web.archive.org/web/20091019235741/http://geocities.com/Athens/Atrium/8410/filioque.html text with Greek letters transliterated] and [http://www.ewtn.com/library/CURIA/PCCUFILQ.HTM text omitting two sentences at the start of the paragraph that it presents as beginning with "The Western tradition expresses first ..."] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040903132523/http://www.ewtn.com/library/CURIA/PCCUFILQ.HTM |date=2004-09-03 }}</ref>
<ref name="priscilla20">[[Phillip Cary]], Priscilla Papers Vol. 20, No. 4, Autumn 2006</ref>
<ref name="despiritu">{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf208.vii.ix.html|title=Basil the Great, De Spiritu Sancto, NPNF, Vol 8|publisher=Ccel.org|date=13 July 2005|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="athanasius3">Athanasius, 3.29 (p. 409)</ref>
<ref name="basil">Basil "Letters", NPNF, Vol 8, 189.7 (p. 32)</ref>
<ref name="Rusch 1980 2">{{cite book|editor-last=Rusch|editor-first=William G.|chapter=Introduction|last=Rusch|first=William G.|title=The Trinitarian Controversy|year=1980|publisher=[[Fortress Press]]{{subscription required}}|location=Minneapolis|url=http://www.questia.com/library/119008634/the-trinitarian-controversy|page=2}}</ref>
<ref name="britannica-nt">"Neither the word Trinity nor the explicit doctrine appears in the New Testament ... the New Testament established the basis for the doctrine of the Trinity"[http://www.britannica.com/eb/article-9073399/Trinity (Encyclopædia Britannica Online: article ''Trinity'').]</ref>
<ref name="EB">{{cite web|url=http://www.britannica.com/eb/article-9073399/Trinity|title=Trinity|publisher=Britannica.com|date=|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="OxfComp">The Oxford Companion to the Bible (ed. Bruce Metzger and Michael Coogan) 1993, p. 782–3.</ref>
<ref name="McGrath1">[[Alister McGrath|McGrath, Alister E.]]''Understanding the Trinity.'' Zondervan, 9789 ISBN 0-310-29681-1</ref>
<ref name="harris-understanding">Harris, Stephen L. ''Understanding the Bible.'' Mayfield Publishing: 2000. pp. 427–428</ref>
<ref name="1john5">See, for instance, the note in {{bibleref2|1John|5:7–8||1 Jn 5:7–8}}.</ref>
<ref name="metzger-nt">Bruce M. Metzger, ''The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption, and Restoration, 2d ed. Oxford University'', 1968 p.101</ref>
<ref name="bbc-john">{{cite web|url=http://www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A29321381|title=The Presentation of Jesus in John's Gospel|publisher=Bbc.co.uk|date=|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="brown-john">Brown, Raymond E. ''The Anchor Bible: The Gospel According to John'' (XIII–XXI), pp. 1026, 1032</ref>
<ref name="fourth-gospel">Hoskyns, Edwyn Clement (ed Davey F.N.) ''The Fourth Gospel'' Faber & Faber, 1947 p.142 commenting on "without him was not any thing made that was made."{{bibleref2c|John|1:3}}</ref>
<ref name="veritas">{{Cite web |url=http://www.dioceseduluth.org/cmanager/File/Catechesis/Aug%20%2708%20-%20Veritatis%20Splendor.pdf |title=St. Paul helps us understand truths about Jesus |access-date=2016-09-11 |archive-date=2009-03-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090326160834/http://www.dioceseduluth.org/cmanager/File/Catechesis/Aug%20%2708%20-%20Veritatis%20Splendor.pdf |dead-url=unfit }}</ref>
<ref name="simonetti">Simonetti, Manlio. "Matthew 14–28." New Testament Volume 1b, ''Ancient Christian Commentary on Scripture.'' Intervarsity Press, 2002. ISBN 978-0-8308-1469-5</ref>
<ref name="de-trinitate1">St. Augustine of Hippo,''De Trinitate'', Book I, Chapter 3.</ref>
<ref name="basil16">St. Basil the Great,''On the Holy Spirit'' Chapter 16.</ref>
<ref name="basil19">St. Basil the Great, ''On the Holy Spirit'' Chapter 19.</ref>
<ref name="basil21">St. Basil the Great, ''On the Holy Spirit'' Chapter 21.</ref>
<ref name="CE:Pneumatomachi">{{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/12174a.htm|title=Catholic Encyclopedia: article '&#39;Pneumatomachi'&#39;|publisher=Newadvent.org|date=1 June 1911|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="jerusalem">New Jerusalem Bible, Standard Edition published 1985, introductions and notes are a translation of those that appear in La Bible de Jerusalem—revised edition 1973, Bombay 2002; footnote to Joh 14:16.</ref>
<ref name="zondervan">Zondervan NIV (New International Version) Study Bible, 2002, Grand Rapids, Michigan, USA; footnote to Joh 14:17.</ref>
<ref name="christians.eu">[http://www.christians.eu/trinity/ Trinity]—see "3 The Holy Spirit As a Person".</ref>
<ref name="wisdom">Lihat [[Kitab Kebijaksanaan Salomo#Interpretasi Mesianis oleh kalangan Kristen]]</ref>
<ref name="ODCC">The Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press, 2005 ISBN 978-0-19-280290-3), article ''Trinity, doctrine of the''</ref>
<ref name="CE:Trinity">{{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/15047a.htm|title=Catholic Encyclopedia: article '&#39;The Blessed Trinity'&#39;|publisher=Newadvent.org|date=1 October 1912|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="ERTrinity">"Encyclopedia of Religion", Vol. 14, p.9360, on Trinity</ref>
<ref name="nazianzen">Gregory Nazianzen, ''Orations'', 31.26</ref>
<ref name="letellier">For the two chapters as a single text, see
[https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=t92-lwQVwrAC&oi=fnd&pg=PR7&dq=abraham+trinity+genesis&ots=c2dCxTAmG_&sig=BmRsq6HaklZCFSkRtm9gBmxsPAg#PPA37,M1 Letellier, Robert. ''Day in Mamre, night in Sodom: Abraham and Lot in Genesis 18 and 19.'' [[Brill Publishers]]: 1995.ISBN 978-90-04-10250-7 pp.37ff. Web: 9 January 2010]</ref>
<ref name="Watson">{{cite web|url=http://etext.lib.virginia.edu/journals/ssr/issues/volume2/number3/ssr02-03-e02.html|title=Francis Watson, Abraham's Visitors, The Journal of Scriptural Reasoning, Number 2.3, September 2002|publisher=Etext.lib.virginia.edu|date=|accessdate=2 January 2012|archive-date=2011-06-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20110629122906/http://etext.lib.virginia.edu/journals/ssr/issues/volume2/number3/ssr02-03-e02.html|dead-url=yes}}</ref>
<ref name="swedenborg1">Swedenborg, Emanuel. ''Heavenly Arcana'', 1749–58. Rotch Edition. New York: Houghton, Mifflin and Company, 1907, in the ''Divine Revelation of the New Jerusalem'' (2012), n. 2149, 2156, 2218.</ref>
<ref name="swedenborg2">Swedenborg, n. 2319–2320.</ref>
<ref name="swedenborg3">Swedenborg, n. 10617.</ref>
<ref name="trinity-ot">{{Cite web |url=http://www.biblicalresources.info/pages/ot1/trinityot.html |title=The Trinity in the Old Testament |access-date=2016-09-11 |archive-date=2010-12-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101209095120/http://biblicalresources.info/pages/ot1/trinityot.html |dead-url=unfit }}</ref>
<ref name="hurtado">[https://books.google.com/books?id=k32wZRMxltUC Larry W. Hurtado, Lord Jesus Christ: Devotion to Jesus in Earliest Christianity. Wm. B. Eerdmans Publishing, 2005] ISBN 0-8028-3167-2 pp. 573–578</ref>
<ref name="bakerdict">{{cite web|url=http://www.studylight.org/dic/bed/view.cgi?n=33|title=Baker's Evangelical Dictionary of Biblical Theology: '&#39;Angel of the Lord'&#39;|publisher=Studylight.org|date=|accessdate=2 January 2012}}</ref>
<ref name="vonharnack">{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/harnack/dogma1.ii.iii.iii.html|title=History of Dogma|accessdate=15 June 2007|last=von Harnack|first=Adolf|authorlink=Adolf von Harnack|date=1 March 1894|quote=[In the 2nd century,] Jesus was either regarded as the man whom God hath chosen, in whom the Deity or the Spirit of God dwelt, and who, after being tested, was adopted by God and invested with dominion, (Adoptionist Christology); or Jesus was regarded as a heavenly spiritual being (the highest after God) who took flesh, and again returned to heaven after the completion of his work on earth (pneumatic Christology)}}</ref>
<ref name="islamency">{{cite book|title=The New Encyclopedia of Islam|last1=Glassé|first1=Cyril|last2=Smith|first2=Huston|year=2003|publisher=Rowman Altamira|isbn=0759101906|pages=239–241}}</ref>
<ref name="quranency">''[[Encyclopedia of the Qur'an]]''. Thomas, David. 2006. Volume V: ''Trinity''.</ref>
}}
 
=== Referensi lain ===
"Walaupun roh ini sering dipersonifikasikan, tampak jelas sekali bahwa para penulis kitab-kitab suci (dari Kitab-Kitab Ibrani) tidak pernah meng-anggap atau menyatakan bahwa roh ini adalah suatu pribadi tersendiri" ('Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', hal 21).
<!--<ref name="RoutledgeEnc">-->Routledge Encyclopedia of Philosophy Online, on Trinity, [http://www.rep.routledge.com/article/K105?ssid=102691941&n=1# Link]<!--Moved here from References to get rid of "cite error" msgs. Ref names retained, in case someone can insert any of these references into the main body.</ref>--><!--<ref name="summa27-1">Aquinas, ''Summa Theologica'', Q. 27, Art. 1.</ref>--><!--<ref name="summa27-5">Aquinas, ''Summa Theologica'', Q. 27, Art. 5.</ref>--><!--<ref name="summa30-1">Aquinas, ''Summa Theologica'', Q. 30, Art. 1.</ref>--><!--<ref name="summa30-2">Aquinas, ''Summa Theologica'', Q. 30, Art. 2.</ref>--><!--<ref name="hilary-ontrinity2-6">Hilary, ''On the Trinity'', book II, n. 6.</ref>--><!--<ref name="hilary-ontrinity2-8">Hilary, ''On the Trinity'', book II, n. 8–9.</ref>--><!--<ref name="hilary-ontrinity7-40">Hilary, ''On the Trinity'', book VII, n. 40.</ref>--><!--<ref name="hilary-ontrinity7-41">Hilary, ''On the Trinity'', book VII, n. 41.</ref>--><!--<ref name="odcc-trinity">''Oxford Dictionary of the Christian Church'' (1974) "Trinity, Doctrine of the"</ref>--><!--<ref name="aug-ontrinity1">Augustine, ''On the Trinity'', book I, ch. 10.</ref>--><!--<ref name="aug-ontrinity4">Augustine, ''On the Trinity'', book IV, ch. 21; book V, ch. 9; book VII, ch. 4.</ref>--><!--<ref name="aug-ontrinity8">Augustine, ''On the Trinity'', book VIII, ch. 5.</ref>-->
 
== Bacaan lanjutan ==
Mereka menambahkan lagi bahwa dalam Kitab Suci ada banyak hal-hal lain yang dipersonifikasikan / dipribadikan, seperti:
* {{cite book|title=The Oxford Handbook of the Trinity|editor1-last=Emery|editor1-first=Gilles, O.P.|editor2-last=Levering|editor2-first=Matthew|isbn=978-0199557813|year=2012}}
* {{cite book|title=The Quest for the Trinity: The Doctrine of God in Scripture, History and Modernity|last=Holmes|first=Stephen R.|isbn=9780830839865|year=2012}}
* Dolezal, James. [http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/ijst.12016/abstract "Trinity, Simplicity and the Status of God's Personal Relations"], ''International Journal of Systematic Theology'' 16 (1) (2014): 79–98.
* [[Paul Fiddes|Fiddes, Paul]], ''Participating in God : a pastoral doctrine of the Trinity'' (London: Darton, Longman, & Todd, 2000).
* {{cite book|last=Harris|first=B.P.|title=Understanding the Trinity. An Encouragement to Abide in the Doctrine in Both Faith and Practice|year=2006|url=http://silicabiblechapel.com/uploads/3/1/6/6/3166916/understanding_the_trinity.pdf}}
* Johnson, Thomas K., "What Difference Does the Trinity Make?" (Bonn: Culture and Science Publ., 2009).
* La Due, William J., ''[https://books.google.com/books?id=0WvgLlSKW7oC The Trinity guide to the Trinity]'' (Continuum International Publishing Group, 2003 ISBN 1-56338-395-0, ISBN 978-1-56338-395-3).
* {{cite book|title=The Holy Trinity : In Scripture, History, Theology, and Worship|last=Letham|first=Robert|year=2004|isbn=9780875520001}}
* {{cite book|title=The Tripersonal God: Understanding and Interpreting the Trinity|url=https://archive.org/details/tripersonalgodun0000ocol|last=O'Collins|first=Gerald|year=1999|author-link=Gerald O'Collins|isbn=9780809138876}}
* {{cite book|title=The Trinity|url=https://archive.org/details/trinity0000olso|last1=Olson|first1=Roger E.|last2=Hall|first2=Christopher A.|year=2002|author1-link=Roger E. Olson|author2-link=Christopher Hall (theologian)|isbn=9780802848277}}
* {{cite book|title=The Cambridge Companion to the Trinity|editor-last=Phan|editor-first=Peter C.|isbn=978-0-521-87739-8|year=2011|editor-link=Peter C. Phan}}
* So, Damon W. K., [http://www.jesus-trinity.co.uk/another-book ''Jesus' Revelation of His Father: A Narrative-Conceptual Study of the Trinity with Special Reference to Karl Barth''.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121014122655/http://www.jesus-trinity.co.uk/another-book |date=2012-10-14 }} (Milton Keynes: Paternoster, 2006). ISBN 1-84227-323-X.
* Hillar, Marian, ''From Logos to Trinity. The Evolution of Religious Beliefs from Pythagoras to Tertullian.'' (Cambridge University Press, 2012).
* {{citation|last= Tuggy|first= Dale|title= Trinity (History of Trinitarian Doctrines)|url= http://plato.stanford.edu/entries/trinity/trinity-history.html|work= [[Stanford Encyclopedia of Philosophy]]|date= Summer 2014 }}
* Feazell, J. and Morrison, M. (2013). ''[https://www.gci.org/youreincluded You're Included] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160921181519/https://www.gci.org/youreincluded |date=2016-09-21 }} — Complete List of Trinitarian Conversations, 108 Interviews With 25 Theologians: Ray S. Anderson, Douglas A. Campbell, Elmer Colyer, Gerrit Scott Dawson, Cathy Deddo, Gary W. Deddo, Gordon Fee, Trevor Hart, George Hunsinger, Christian Kettler, C. Baxter Kruger, John E. McKenna, Jeff McSwain, Steve McVey, Paul Louis Metzger, Paul Molnar, Roger Newell, Cherith Fee Nordling, Robin Parry, Andrew Purves, Andrew Root, Alan Torrance, David Torrance, Robert T. Walker, William Paul Young''. 4th ed. [https://www.gci.org/youreincluded ebook] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160921181519/https://www.gci.org/youreincluded |date=2016-09-21 }} Grace Communion International, pp.&nbsp;1–1279.
* [[Eugene Webb|Webb, Eugene]], ''In Search of The Triune God: The Christian Paths of East and West'' (Columbia, MO: University of Missouri Press, 2014)
 
== Pranala luar ==
Hikmat, yang dalam Luk 7:35 dikatakan mempunyai anak.
{{Commons category|Holy Trinity}}
{{wikiquote|:en:Trinity|Trinity}}
* [http://plato.stanford.edu/entries/trinity/ Trinity Entry at the Stanford Encyclopedia of Philosophy]
* [http://www.reasonablefaith.org/a-formulation-and-defense-of-the-doctrine-of-the-trinity A Formulation and Defense of the Doctrine of the Trinity] A brief historical survey of patristic Trinitarian thought
* [http://www.religionfacts.com/christianity/beliefs/trinity.htm Doctrine of the Trinity] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100723181255/http://www.religionfacts.com/christianity/beliefs/trinity.htm |date=2010-07-23 }}
* [http://theopedia.com/Trinity Trinity Article at Theopedia]
* [http://www.oca.org/OCIndex-TOC.asp?SID=2&book=Doctrine&section=The%20Holy%20Trinity Eastern Orthodox Trinitarian Theology] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100626030615/http://www.oca.org/OCIndex-TOC.asp?SID=2&book=Doctrine&section=The%20Holy%20Trinity |date=2010-06-26 }}
* [http://www.tyndale.ca/seminary/mtsmodular/reading-rooms/theology/trinity Doctrine of the Trinity Reading Room]: Extensive collection of on-line sources on the Trinity (Tyndale Seminary)
 
{{Teologi Kristen}}
Untuk ini perhatikan Luk 7:35 versi NIV: "But wisdom is proved right by all her children" (= tetapi hikmat dibuktikan benar oleh semua anak-anaknya).
{{Kekristenan}}
{{Teologi}}
 
{{Authority control}}
Dosa / kematian dikatakan berkuasa.
 
Misalnya: Kej 4:7 Ro 5:14,21.
 
Ini tidak menunjukkan bahwa hikmat, dosa dan kematian adalah pribadi-pribadi. Jadi, bahwa Kitab Suci mempersonifikasikan Roh Kudus, itu tidak berarti bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi.
 
Bantahan:
 
Dalam Kitab Suci memang ada personifikasi, dimana sesuatu yang sebetulnya bukan person / pribadi digambarkan sebagai person / pribadi. Kalau Kitab Suci di tempat tertentu mempersonifikasikan sesuatu, maka dalam bagian-bagian lain dalam Kitab Suci tidak selalu hal itu diper-sonifikasikan. Tapi Roh Kudus selalu digambarkan sebagai seorang person / pribadi. Ini menunjukkan bahwa hal itu bukanlah personifikasi, tetapi merupakan penggambaran yang sebenarnya. Dan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus betul-betul adalah person / pribadi.
 
2) Dalam Mat 3:11, Roh Kudus disejajarkan dengan air dan api, sedangkan air dan api bukanlah seseorang yang berpribadi.
 
Bantahan:
 
Perlu diingat bahwa Mat 3:11 bukanlah suatu penyejajaran! Sebaliknya, Mat 3:11 justru mengkontraskan 'baptisan Roh Kudus' (yang dilakukan oleh Yesus) dengan 'baptisan air' (yang dilakukan oleh Yohanes Pem-baptis)!
 
Sedangkan 'baptisan api' bisa diartikan 2 macam:
 
a) Ada yang mengartikan baptisan api sebagai penyucian.
 
Kalau dipilih arti ini, maka Mat 3:11 berarti: Yohanes hanya bisa mem-baptis dengan air, tetapi Yesus bisa memberi Roh Kudus dan menyu-cikan.
 
b) Ada yang mengartikan baptisan api sebagai hukuman.
 
Kalau dipilih arti ini, maka Mat 3:11 berarti: Yohanes hanya mem-baptis dengan air, dan ia tidak bisa membedakan orang-orang yang ia baptis. Tetapi Yesus bisa membedakan. Orang yang percaya / yang bertobat sungguh-sungguh Ia baptis dengan Roh Kudus (artinya: diberi Roh Kudus), sedangkan orang yang tidak percaya / tidak bertobat dengan sungguh-sungguh Ia baptis dengan api (artinya: Ia hukum).
 
Saya berpendapat bahwa arti ini lebih cocok dengan kontexnya (baca Mat 3:10 dan Mat 3:12, dimana api jelas menunjuk pada hukuman).
 
Yang manapun arti yang saudara ambil, ayat ini tetap tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi!
 
3) Roh Kudus dimasukkan dalam daftar sifat-sifat (2Kor 6:6).
 
Bantahan:
 
a) 2Kor 6:6 tidak meletakkan Roh Kudus dalam daftar sifat-sifat.
 
Untuk lebih jelasnya, perhatikan 2Kor 6:6 disini:
 
"... dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik".
 
Perhatikan bahwa disitu ada kata 'pengetahuan' yang jelas juga bukan merupakan sifat. Karena itu jelas bahwa ayat ini bukan daftar sifat!
 
Catatan:
 
Kalau saudara mau lebih jelas lagi, bacalah dalam Kitab Suci mulai 2Kor 6:4 sampai 2Kor 6:7, maka saudara akan menjumpai lebih banyak lagi hal-hal yang bukan merupakan sifat!
 
b) Kalau orang-orang Saksi Yehovah menafsirkan 2Kor 6:6 itu sebagai daftar sifat, itu akan bertentangan dengan ajaran mereka sendiri, karena mereka mempercayai Roh Kudus sebagai 'kuasa Allah', bukan sebagai sifat!
 
4) Roh Kudus dibandingkan dengan anggur (Ef 5:18).
 
Bantahan:
 
Ef 5:18 tidak membandingkan Roh Kudus dengan anggur. Sebaliknya, Ef 5:18 justru mengkontraskan orang yang mabuk (dikuasai oleh pengaruh anggur) dengan orang yang penuh Roh Kudus (dikuasai oleh Roh Kudus). Kita dilarang untuk mabuk / dikuasai anggur, tetapi sebaliknya diharuskan untuk dipenuhi / dikuasai oleh Roh Kudus. Jadi jelaslah bahwa ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan seorang pribadi!
 
5) Kitab Suci menggambarkan Roh Kudus sebagai air, api, angin, dsb, dan semua itu merupakan hal-hal yang tidak berpribadi. Jadi, Roh Kudus juga bukan pribadi.
 
Bantahan:
 
Sekalipun Kitab Suci menggunakan air, api, dan angin untuk menggambarkan Roh Kudus, tetapi air, api, dan angin itu bukanlah Roh Kudus / tidak sama dengan Roh Kudus! Itu hanya simbol / lambang dari Roh Kudus!
 
Yesus juga berkata: 'Akulah pintu' (Yoh 10:9), 'Akulah jalan' (Yoh 14:6), sedangkan 'pintu' maupun 'jalan' bukanlah seorang pribadi. Tetapi itu tidak menunjukkan bahwa Yesus bukan pribadi!
 
Juga dalam Perjanjian Lama, Allah / Yahweh sering digambarkan dengan hal-hal yang tidak berpribadi, seperti 'perisai' (Maz 28:7), 'gunung batu' (Maz 62:3a), 'kota benteng' (Maz 62:3b), dsb. Tetapi semua itu tidak menunjukkan bahwa Allah / YAHWEH itu tidak berpribadi.
 
6) Dalam Mat 10:19-20 dan Kis 4:24-25, sekalipun memang dikatakan bahwa Roh Kudus itu berbicara, tetapi Roh Kudus berbicara melalui manusia / malaikat.
 
Bantahan:
 
Dalam Mat 10:19-20 Roh Kudus memang dikatakan bisa berbicara melalui manusia. Demikian juga dalam Kis 4:24-25 dikatakan bahwa Roh Kudus berbicara dengan perantaraan Daud.
 
Kalau ini dijadikan dasar untuk berkata bahwa Roh Kudus itu bukan pribadi, ini betul-betul suatu ketololan yang menggelikan, karena:
 
Allah / YAHWEH juga berbicara kepada Firaun melalui Musa (Kel 6:27,28), tetapi itu tidak membuktikan bahwa Allah / YAHWEH itu tidak berpribadi.
Setan juga bisa berbicara melalui manusia (Mark 5:7,9,10), tetapi itu tidak membuktikan setan bukanlah seorang pribadi!
 
Disamping itu perlu diperhatikan bahwa:
 
a) Roh Kudus bisa dan pernah berbicara langsung (Kis 8:29 Kis 13:2).
 
b) Kalau Roh Kudus adalah 'kuasa / tenaga Allah', Ia justru tidak bisa berbicara melalui manusia / melalui apapun juga. Dimana dan kapan saudara pernah mendengar ada suatu kuasa / tenaga bisa berbicara melalui manusia?
 
7) Dalam Yoh 14:17 kata ganti orang yang ditujukan kepada Roh Kudus seharusnya bukan 'him', tetapi 'it' (ini bisa terlihat dari bahasa Yunani-nya). Ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan pribadi.
 
Untuk jelasnya, saya akan mengutip buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?' yang berbunyi sebagai berikut:
 
"Yesus menyebut roh kudus sebagai 'seorang Penolong', dan ia berkata bahwa roh ini akan mengajar, membimbing dan berbicara (Yohanes 14:16,26; 16:13). Kata Yunani yang ia gunakan untuk penolong (parakletos) adalah kata yang berjenis laki-laki atau maskulin. Jadi ketika Yesus menyatakan apa yang akan dilakukan penolong itu, ia menggunakan kata ganti nama pribadi laki-laki (Yohanes 16:7,8). Sebaliknya, bila kata Yunani yang berjenis netral untuk roh (pneuma) digunakan, kata ganti yang netral 'it' dalam bahasa Inggris itulah yang yang digunakan.
 
Kebanyakan penerjemah yang menganut Tritunggal menyembunyikan fakta ini, seperti diakui oleh New American Bible Katolik berkenaan Yoha-nes 14:17: "Kata Yunani untuk 'Roh' ialah berjenis netral, dan walaupun kita menggunakan kata ganti nama pribadi dalam bahasa Inggris ('he', 'his', 'him'), kebanyakan MSS (manuskrip) Yunani menggunakan kata (bahasa Inggris) 'it'".
 
Jadi bila Alkitab menggunakan kata ganti nama pribadi berjenis laki-laki sehubungan dengan parakletos dalam Yoh 16:7,8, hal ini sesuai dengan peraturan tatabahasa, bukan menyatakan suatu doktrin" (hal 22).
 
Bantahan:
 
Yoh 14:17 memang kalau dilihat dari bahasa Yunaninya menggunakan kata yang kalau diterjemahkan kedalam bahasa Inggris menjadi 'it'. Mengapa memakai 'it'? Karena itu memang sesuai dengan grammar / tatabahasa bahasa Yunani! Kata 'it' itu menunjuk kepada kata 'Roh / Spirit / PNEUMA' yang dalam bahasa Yunaninya mempunyai jenis kelamin netral. (Catatan: dalam bahasa Yunani setiap benda mempunyai jenis kelamin. Bisa masculine / laki-laki, feminine / perempuan, atau neuter / netral).
 
Kalau dipersoalkan bahwa untuk 'Roh' digunakan kata benda berjenis kelamin netral, maka perlu diingat bahwa:
 
Dalam Yoh 4:24 dikatakan bahwa 'Allah adalah Roh', dan disinipun kata 'Roh' itu berjenis kelamin netral! Apakah ini menunjukkan bahwa Allah itu adalah 'sesuatu', bukan 'seseorang'?
 
Juga dalam Luk 23:46 Yesus berkata: 'Ya Bapa ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu'. Ini adalah terjemahan yang salah! NIV menterjemahkan: 'Father, into your hands I commit my spirit' (= Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan rohKu). Di sini kembali digunakan kata 'roh' (PNEUMA) yang berjenis kelamin netral. Apakah ini menunjukkan bahwa Yesus itu bukan seorang pribadi, atau bahwa Yesus itu bukan laki-laki tetapi wadam / banci?
 
Dalam Yoh 16:7 Roh Kudus disebut PARAKLETOS (= Penghibur). Kata ini mempunyai jenis kelamin masculine / laki-laki, sehingga lalu dalam ayat itu digunakan kata ganti orang AUTON (= him).
 
Jelaslah bahwa kata 'it' dalam Yoh 14:17 itu tidak bisa digunakan untuk mengatakan bahwa Roh Kudus adalah 'sesuatu' bukan 'seseorang'. Dalam hal ini saya setuju dengan bagian terakhir dari kutipan di atas yang berbunyi: "hal ini sesuai dengan peraturan tatabahasa, bukan menya-takan suatu doktrin".
 
Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus:
 
1) Sebutan yang digunakan terhadap Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pribadi.
 
Dalam Yoh 14:16, Yoh 14:26, Yoh 15:26, dan Yoh 16:7, Roh Kudus disebut sebagai 'Penolong / Penghibur'. Dalam bahasa Yunani, semua ayat ini menggunakan istilah yang sama yaitu PARAKLETOS.
 
Penggunaan istilah ini untuk Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seorang Pribadi.
 
Perlu juga diketahui bahwa istilah PARAKLETOS ini juga digunakan terhadap Yesus Kristus dalam 1Yoh 2:1 (Kitab Suci Indonesia menterje-mahkan 'Pengantara'). Lalu Yoh 14:16 menyebut Roh Kudus sebagai 'PARAKLETOS (= Penolong) yang lain'.
 
Ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti 'yang lain (= another)', yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.
 
W.E. Vine dalam 'An Expository Dictionary of New Testament Words' mengatakan sebagai berikut:
 
"ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort" (= ALLOS ... menunjuk pada 'yang lain' dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk pada 'yang lain' dari jenis yang berbeda).
 
Illustrasi:
 
Saya mempunyai satu gelas Aqua. Kalau saya menginginkan satu gelas Aqua 'yang lain', yang sama dengan yang ada pada saya ini, maka saya akan menggunakan ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki minuman 'yang lain', misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan HETEROS, bukan ALLOS.
 
Kata Yunani yang diterjemahkan 'yang lain' dalam Yoh 14:16 bukanlah HETEROS, tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah HETEROS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesus adalah Allah dan merupakan seorang yang berpribadi, sedangkan Roh Kudus bukan. Atau bahwa Yesus itu mahakuasa, sedangkan Roh Kudus tidak. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah PARAKLETOS 'yang lain' dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.
 
Karena itu dalam komentarnya tentang ayat ini William Hendriksen, seorang penafsir Reformed, mengatakan:
 
"He is another Helper, not a different Helper. The word another indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus is a person, the Holy Spirit must also be a person" (= Ia adalah Penolong yang lain, bukan Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi).
 
William Hendriksen bahkan melanjutkan dengan berkata:
 
"For the same reason, if Jesus is divine, the Spirit, too, must be divine" (= dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah).
 
2) Roh Kudus mempunyai ciri-ciri seorang pribadi, yaitu adanya:
 
a) Pikiran.
 
Yoh 14:26 mengatakan bahwa fungsi Roh Kudus adalah mengajar dan mengingatkan orang percaya akan Firman Tuhan. Bahwa Ia bisa mengajar / mengingatkan, menunjukkan bahwa Ia mempunyai pikiran.
 
b) Perasaan.
 
Ef 4:30 mengatakan bahwa kita tidak boleh mendukakan Roh Kudus. Yes 63:10 juga berbicara tentang orang-orang yang mendukakan Roh Kudus. Ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai pera-saan.
 
c) Kehendak.
 
1Kor 12:11 mengatakan: "Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya".
 
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kehendak.
 
3) Kitab Suci juga menyatakan bahwa Roh Kudus melakukan hal-hal seperti:
 
mengajar (Luk 12:12 Yoh 14:26).
mengingatkan (Yoh 14:26).
bersaksi (Yoh 15:26 Ro 8:16).
menginsafkan dunia (Yoh 16:8).
berkata dan memerintah (Kis 8:29 Kis 13:2).
memutuskan (Kis 15:28).
membangkitkan Yesus, menghidupkan (Ro 8:11).
menyelidiki, tahu apa yang ada dalam diri Allah (1Kor 2:10-11).
 
Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh 'seseorang yang berpribadi', bukan oleh 'sesuatu yang tidak berpribadi'!
 
C) Roh Kudus bukan Allah:
 
Bahwa orang Saksi Yehovah mempercayai Roh Kudus hanya sebagai kuasa / tenaga Allah yang tidak berpribadi, menunjukkan bahwa mereka tidak mempercayai Roh Kudus sebagai Allah / pribadi ketiga dari Allah Tritunggal.
 
Ini juga terlihat jelas dari buku 'Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?', yang dalam hal 22 berkata:
 
"Berbagai sumber mengakui bahwa Alkitab tidak mendukung gagasan bahwa roh kudus adalah pribadi ketiga dari suatu Tritunggal" (hal 22).
 
Mereka juga memberikan beberapa kutipan yang mendukung pandangan mereka tersebut. Kutipan-kutipan itu mereka ambil dari:
 
The Catholic Encyclopedia.
 
Teolog Katolik Fortman.
 
New Catholic Encyclopedia.
 
A Catholic Dictionary.
 
Catatan:
 
Adalah sesuatu yang menarik bahwa semua kutipan itu diambil dari golongan Katolik!
Salah satu cara yang sering digunakan oleh literatur Saksi Yehovah dalam meyakinkan orang lain adalah dengan memberikan banyak sekali kutipan dari orang / buku sesat yang mendukung pandangan mereka. Begitu banyaknya kutipan yang mereka gunakan sehingga:
saudara bisa merasa aneh bahwa banyak orang / buku itu bisa salah / sesat semua.
saudara bisa merasa diri tolol kalau saudara tidak menyetujui begitu banyak orang / buku itu.
 
Menghadapi hal seperti ini ingatlah bahwa kebenaran bukanlah persoalan demokrasi, seakan-akan yang banyak itu pasti benar!
 
Lalu dalam buku yang sama dalam hal 23 dikatakan:
 
"Roh kudus tidak setara dengan Allah tetapi selalu dipakai olehNya dan lebih rendah daripada Dia".
 
Bantahan:
 
Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah, dan hal ini bisa saudara lihat di bawah ini.
 
Bukti-bukti keilahian Roh Kudus:
 
1) Kitab Suci menggunakan sebutan Roh Kudus dan Allah / Tuhan (ADONAI) / TUHAN (Yahweh) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik).
 
Contoh:
 
a) Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27:
 
Yes 6:8-10 - "Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: 'Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?'. Maka sahutku: 'Ini aku, utuslah aku!'. Kemudian firmanNya: 'Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh'".
 
Kis 28:25-27 - "Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: 'Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka'".
 
Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:25-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah 'suara Tuhan' kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kis 28:25-27 itu Paulus berkata bahwa 'firman itu disampaikan oleh Roh Kudus' dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!
 
b) Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7:
 
Ibr 3:7-11 - "Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: 'Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan ber-kata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu'".
 
Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata 'mencobai Aku' berarti 'mencobai Roh Kudus'.
 
Kalau sekarang kita melihat dalam Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Maz 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7. Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi:
 
"Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: 'Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?'".
 
Jadi disini dipakai istilah 'mencobai TUHAN (YAHWEH)', padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka 'mencobai Roh Kudus'. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (YAHWEH)!
 
c) Bandingkan Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34.
 
Ibr 10:15-17 - "Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: 'Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,' Ia berfirman pula: 'Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.'"
 
Yer 31:33-34 - "Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka".
 
Jelas terlihat bahwa Ibr 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (tidak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikatakan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / Yahweh (perhatikan kata-kata 'firman TUHAN' dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan bahwa itu merupakan 'kesaksian / firman Roh Kudus' (Ibr 10:15b,16b).
 
Disamping itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / Yahweh sendiri. Sedangkan dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.
 
Juga perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus dikatakan 'tidak mengingat dosa'. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa.
 
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / Yahweh sendiri!
 
d) Sekarang mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9 yang berbunyi sebagai berikut:
 
"Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. ... Kata Petrus: 'Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?'".
 
Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias 'mendustai Roh Kudus', maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias 'mendustai Allah'. Lalu dalam Kis 5:9 Petrus berkata bahwa mereka 'mencobai Roh Tuhan'. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!
 
e) Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah 'bait Allah' (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata 'dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu'. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seharusnya berarti bahwa Allahlah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan Roh Allah (= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita.
 
Dan kalau kita melihat dalam 1Kor 6:19 maka di sana Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah 'bait Roh Kudus'.
 
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah!
 
f) Dengan cara yang sama, kalau kita membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa 'Roh TUHAN' dalam Yes 40:13 itu adalah 'TUHAN' dalam Yes 40:14.
 
2) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:
 
a) Kekal (Ibr 9:14).
 
b) Mahaada (Maz 139:7-10).
 
c) Mahatahu (1Kor 2:10-11 Yes 40:13).
 
1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu maha-tahu!
 
d) Mahakuasa (Mat 12:28).
 
e) Suci.
 
Ini terlihat dari sebutan 'kudus', dan juga terlihat dari Ef 4:30 yang menunjukkan bahwa dosa kita mendukakan Roh Kudus.
 
3) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:
 
a) Penciptaan (Kej 1:2 Ayub 33:4).
 
b) Melahirbarukan (Yoh 3:5-6 Tit 3:5).
 
c) Membangkitkan Yesus (Ro 8:11).
 
4) Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13.
 
Perlu saudara ingat bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi).
 
Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus.
 
Karena itu bisa disimpulkan bahwa dalam 2 ayat tersebut, penyejajaran Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan bahwa 3 pribadi itu setingkat! Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!
 
-AMIN-
 
e-mail us at golgotha_ministry@yahoo.com
 
== Lihat pula ==
* [[Minggu Trinitas]]
* [[Tuhan]]
* [[Nontrinitarisme]]
* [[Gelar Yesus]]
 
== Referensi dan pranala luar ==
{{reflist}}
=== Umum ===
* [http://www.religionfacts.com/christianity/beliefs/trinity.htm Doctrine of the Trinity] Overview of history, doctrinal statements and critics of the doctrine of the Trinity.
* Pengantar Bahasa Ibrani oleh DR.D.L Baker, DR.S.M.Siahaan,Dr.A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-328-4)
* Kamus Singkat Ibrani - Indonesia oleh D.L.Baker dan A.A.Sitompul (ISBN 978-979-415-978-1)
 
=== Tritunggal ===
* [http://www.monergism.com/thethreshold/articles/topic/trinity.html The Trinity] — Historic Christian Essays by Jonathan Edwards, John Owen, Athanasius, Augustine and more. Extensive resource arguing for the doctrine's biblical nature from a conservative Calvinist POV.
* [http://www.rollins.edu/Foreign_Lang/Russian/trinity.html] [[Andrei Rublev]]'s [[icon]] of the Trinity, with discussion of the history of the Trinity in [[iconography]].
* [http://www.answersingenesis.org/docs/4222.asp Jesus Christ our Creator: A Biblical Defence of the Trinity]
* [http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2.htm Catechism of the Catholic Church], chapter on the Creed.
* [http://www.aomin.org/CHALC.html The Trinity, the Definition of Chalcedon, and Oneness Theology] (defending the Trinity against Modalism)
* [http://www.tektonics.org/jesusclaims/trinitydefense.html Jesus: God's Wisdom]
* [http://www.tektonics.org/jesusclaims/miscclaims.html The Divine Claims of Jesus]
* [http://www.gotquestions.org/Trinity.html What does the Bible say about the Trinity?]
* [http://alpha.bme.emory.edu/bible/index-24k/eg/Comprehending_God-pt1.mp3 Comprehending God — Part 1] mp3 sermon/study from [http://www.hopevideoministries.com/media_with_doug_batchelor.htm Hope Video Ministries]
* [http://alpha.bme.emory.edu/bible/index-24k/eg/Comprehending_God-pt2.mp3 Comprehending God — Part 2] mp3 sermon/study from [http://www.hopevideoministries.com/media_with_doug_batchelor.htm Hope Video Ministries]
* [http://www.amazingfacts.org/media/radio/question_archive.asp?tName=God Amazing Facts Questions Answers about trinity]
* [http://christians.port5.com/trini.html One God in three Persons]
 
=== Anti-Tritunggal ===
* [http://ourworld.compuserve.com/homepages/pentecostal/One-Top.htm "The [[Oneness]] of [[God]]" by David K. Bernard (Series in [[Pentecostal]] Theology, Volume 1)]
* [http://www.thechristadelphians.org/forums/index.php?showforum=16 Christology] Series of articles and essays on a [[Christadelphian]] discussion forum.
* [http://www.watchtower.org/library/ti/start.htm Should you believe in the Trinity?] — pandangan [[Saksi Yehovah]].
* [http://www.heaven.net.nz/writings/trinity.htm Comparing scripture with the Trinity doctrine] — Includes a forum.
* [http://bibletools.org//index.cfm/fuseaction/Topical.show/RTD/CGG/ID/431 "Trinity" in the Forerunner Commentary] — Scriptural evidence against the Trinity belief.
* [http://student631.tripod.com/biblestudentspage/id16.html Is the Trinity a biblical doctrine?] from [[Iglesia ni Cristo]]
 
[[Kategori:Atribut Allah dalam teologi Kristen]]
[[Kategori:Ikonografi Kristen]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[Kategori:Kontroversi Kristen kuno]]
[[Kategori:Kontroversi terkait Kekristenan dan Yudaisme]]
[[Kategori:Teologi Kristen]]
[[Kategori:Trinitarianisme]]
{{Link GA|sv}}
 
[[als:Dreifaltigkeit]]
[[am:ሥላሴ]]
[[ar:ثالوث]]
[[arc:ܬܠܝܬܝܘܬܐ]]
[[az:Üç üqnum]]
[[be:Троіца]]
[[be-x-old:Троіца]]
[[bg:Света Троица]]
[[br:Trinded kristen]]
[[bs:Sveto Trojstvo]]
[[ca:Santíssima Trinitat]]
[[cdo:Săng-ôi-ék-tā̤]]
[[ckb:سیانەیی پیرۆز]]
[[cs:Nejsvětější Trojice]]
[[da:Treenigheden]]
[[de:Dreifaltigkeit]]
[[el:Αγία Τριάδα]]
[[en:Trinity]]
[[eo:Sankta Triunuo]]
[[es:Santísima Trinidad]]
[[et:Kolmainsus]]
[[eu:Hirutasun]]
[[fa:تثلیث]]
[[fi:Kolminaisuusoppi]]
[[fo:Tríeindin]]
[[fr:Trinité chrétienne]]
[[fur:Trinitât]]
[[fy:Trije-ienheid]]
[[ga:Tríonóid]]
[[gd:Trianaid]]
[[gl:Santa Trindade]]
[[he:השילוש הקדוש]]
[[hi:त्रित्व]]
[[hr:Trojstvo]]
[[hu:Szentháromság]]
[[ia:Trinitate]]
[[is:Heilög þrenning]]
[[it:Trinità (cristianesimo)]]
[[ja:三位一体]]
[[ka:სამება]]
[[kk:Троица]]
[[ko:삼위일체]]
[[la:Trinitas]]
[[lb:Dräifaltegkeet]]
[[lmo:Santissima Trinità]]
[[lt:Trejybė]]
[[lv:Trīsvienība]]
[[mhr:Кумытло]]
[[mk:Свето Тројство]]
[[ml:ത്രിത്വം]]
[[mn:Ариун Гурвал]]
[[mr:ट्रिनिटी]]
[[ms:Tritunggal]]
[[mt:It-Trinita' Mqaddsa]]
[[nl:Drie-eenheid]]
[[nn:Treeininga]]
[[no:Den hellige treenighet]]
[[pl:Trójca Święta]]
[[pt:Trindade (cristianismo)]]
[[qu:Kimsantin Dyus]]
[[rm:Trinitad]]
[[ro:Sfânta Treime]]
[[ru:Троица]]
[[sh:Trojstvo]]
[[simple:Trinity]]
[[sk:Najsvätejšia Trojica]]
[[sl:Sveta Trojica]]
[[sq:Trinia]]
[[sr:Света Тројица]]
[[sv:Treenighetsläran]]
[[sw:Utatu]]
[[ta:திரித்துவம்]]
[[te:త్రిత్వము]]
[[th:ตรีเอกภาพ]]
[[tl:Banal na Santatlo]]
[[tr:Teslis]]
[[uk:Трійця]]
[[vi:Ba Ngôi]]
[[wa:Trinité (atuze)]]
[[zh:三位一體]]
[[zh-yue:三位一體]]