Masjid Taqwa Muhammadiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
|||
(76 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{coord|-0.951829|100.360005|display=title}}
{{Infobox religious building
|image = Masjid
|
|caption = Masjid Taqwa Muhammadiyah
|building_name = Masjid Taqwa Muhammadiyah
|location = [[Kota Padang]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]
|religious_affiliation =
|leadership =
|website = [http://taqwa-muhammadiyah.blogspot.com/ taqwa-muhammadiyah.blogspot.com]
|
|architect = [[Ismet Darwis]]
|coordinates =
|architecture_type = Masjid
|architecture_style =
|facade_direction = Timur laut dan tenggara{{sfn|Google Maps, Masjid Taqwa Muhammadiyah}}
|groundbreaking = 1957
|start_date
|year_completed = 1987
|construction_cost = Rp814 juta (1977–1991)
|capacity =
|length =
|width =
|dome_quantity =
|dome_height_outer =
|dome_dia_outer =
Baris 27 ⟶ 29:
}}
'''Masjid Taqwa Muhammadiyah''' adalah salah satu [[masjid]]
Masjid Taqwa Muhammadiyah menampilkan arsitektur masjid modern yang tak identik dengan kubah. Fasad bangunannya merupakan abstraksi gonjong yang juga terdapat pada gedung di kampus [[Universitas Andalas]], Limau Manis, Padang.
Masjid ini berada tidak jauh dari [[Masjid Raya Ganting]] dan [[Masjid Nurul Iman]] yang keberadaanya turut berperan dalam perjalanan [[sejarah Kota Padang]].{{sfn|Republika|2012}} Saat ini masjid ini tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, melainkan juga digunakan untuk kepentingan lain seperti pendidikan dan perekonomian.▼
▲Masjid ini berada tidak jauh dari [[Masjid Raya Ganting]] dan [[Masjid Nurul Iman]] yang keberadaanya turut berperan dalam perjalanan [[sejarah Kota Padang]].{{sfn|Republika|2012}}
== Sejarah ==
===
Pada
=== Pembangunan awal ===
▲Pada tahun 1957 terjadi pergolakan [[Dewan Banteng]]. Saat itu banyak bangunan yang ditinggalkan pemiliknya termasuk toko di sekitar pasar. Melihat ada satu toko yang roboh, dan tidak digunakan lagi anggota pengajian mencoba meminta izin pada pemerintah setempat untuk mendirikan [[masjid|rumah ibadah]] di atas tanah toko itu. Setelah mengantongi izin, didirikanlah sebuah [[surau]] berukuran 9 × 12 meter dengan lantai dan dinding terbuat dari papan. Melihat ramainya jamaah yang melaksanakan ibadah di surau tersebut, maka pada tahun 1960 dibentuk panitia untuk meningkatkan surau tersebut, dan dicapai kesepakatan untuk membangun Masjid Raya Muhammadiyah. Pembangunan mulai dilakukan pada tahun 1961, setelah persiapan pembangunan sepeerti pembelian bahan-bahan bangunan telah telah tersedia. Bangunan masjid yang baru ini terdiri dari dua tingkat. Lantai pertama pada saat itu dijadikan tempat ibadah dan lantai atas dijadikan tempat dakwah dan pendidikan. Selain pendidikan [[Sekolah dasar|SD]] dan PGA, saat itu juga ada Fakultas Adab, yang kemudian berubah menjadi Fakultas Syariah dan terakhir menjadi [[Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat]] yang saat ini telah memiliki kampus pusat di [[Lubuk Buaya, Koto Tangah, Padang|Lubuk Buaya]].{{sfn|Padang Ekspres|2011}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM TMnr 20001030.jpg|jmpl|Bentuk awal Masjid Taqwa Muhammadiyah sebelum runtuh pada 1975]]
Pembangunan masjid mulai dilakukan pada 1961, setelah persiapan pembangunan seperti pembelian bahan-bahan bangunan. Arsitekturnya dikerjakan oleh PT Desicona Associate (Degigras) Bandung pimpinan [[Ismet Darwis]]. Bangunan masjid terdiri dari dua tingkat. Lantai pertama diperuntukkan sebagai tempat ibadah, sedangkan lantai atas diperuntukkan untuk aktivitas dakwah dan pendidikan. Menurut ''[[Suara Muhammadiyah]]'', bentuk masjid Masjid Taqwa Muhammadiyah pada masanya terlihat seperti "gedung supermarket yang mewah atau gedung perkantoran yang modern".<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=cY7pAAAAMAAJ&dq=%22*+pimpinan+Azwar+Anas+,+Menteri+Perhubungan+R%22&focus=searchwithinvolume&q=ismed|title=Suara Muhammadiyah|date=1990|publisher=[[Suara Muhammadiyah]]|language=id}}</ref><!-- Untuk menyelesaikan masjid ini masih memerlukan dana sebesar Rp607.804.325. Dana tersebut digunakan untuk penyelesaian lantai dasar, ruang perpustakaan, ruang wudu, dinding kaca, dan menara. Sekalipun pembangunan belum selesai secara keseluruhan, masjid ini telah mendapat kunjungan dari berbagai tokoh. -->
Setelah pembangunan Masjid Raya Muhammadiyah selesai
=== Runtuh dan pembangunan kembali ===
Peristiwa yang menggemparkan terjadi pada 6 Januari 1975. Tanpa diketahui sebab yang jelas, [[kubah]] besar yang memahkotai bangunan masjid
Hasil
=== Keruntuhan kubah kedua ===
[[Berkas:Ruangsalat_Masjid_Taqwa.JPG|jmpl|Area di bawah kubah yang menaungi ruang shalat ]]
Pada akhir 2005, kubah sebesar 32 ton dipasang di Masjid Taqwa Muhammadiyah. Penempatannya memicu kekhawatiran kejadian robohnya kubah pernah terjadi pada 1975. Penolakan muncul dari jemaah, termasuk bermunculan melalui surat pembaca yang dimuat di [[Harian Singgalang|''Harian Singgalang'']]. Pengurus masjid membalas di tempat yang sama bahwa pihak kontraktor pelaksana CV Cipta Kreasi Perdana dengan konsultan pengawas CV Ultimate telah melakukan perhitungan.
Pada 13 Januari 2007, posisi kubah yang baru selesai dipasang dilaporkan miring. Masjid ditutup untuk sementara dan area sekitar disterilkan dari aktivitas warga. Setelah kejadian tersebut, kubah dobongkar dan diganti dengan atap segitiga.
Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat [[R.B. Khatib Pahlawan Kayo]] menyebut pekerjaan renovasi direncanakan menghabiskan dana Rp1 miliar. Rinciannya, Rp300 juta bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Rp400 juta dari Pemerintah Kota Padang, Rp100 juta dari Menteri Sosial, dan sisanya dikumpulkan dari jemaah.<ref>{{Cite book|date=2007|url=https://www.google.co.id/books/edition/Suara_muhammadiyah/1NNuAAAAMAAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=2006&dq=kubah%20masjid%20taqwa%20%222007%22%20%22PADANG%22&printsec=frontcover|title=Suara muhammadiyah|publisher=Suara Muhammadiyah|language=id}}</ref>
== Polemik ==
[[Berkas:MasjidMuhammadiyahPadang2.jpg|jmpl|Masjid Taqwa Muhammadiyah terdiri dari tiga lantai. Ruang salat utama terletak di lantai dua.]]
Pada awal 2005, [[Terminal Goan Hoat]] yang berada di dekat Masjid Taqwa Muhammadiyah dibongkar dan dijadikan sebagai lokasi pusat perbelanjaan oleh [[Pemerintah Kota Padang]]. Meski mendapat penolakan dari ribuan pedagang [[Pasar Raya Padang]], Wali Kota Padang [[Fauzi Bahar]] tetap meneruskan pembangunan pusat perbelanjaan di bekas terminal tersebut (kini dikenal sebagai [[Sentral Pasar Raya]]).<ref>https://nasional.tempo.co/read/56067/pedagang-pasar-raya-padang-protes-pendirian-mal</ref>
Ketiadaan terminal berdampak pada menumpuknya kendaraan, terutama [[angkutan kota]], di jalan sepanjang masjid. Jalan menjadi tempat turun naiknya penumpang sehingga memicu kemacetan, susahnya memarkir kendaraan, dan suara bising akibat klakson. Pengurus masjid telah menyampaikan keluhan jemaah kepada Pemerintah Kota Padang, tetapi permasalahan tak teratasi dan berlanjut selama bertahun-tahun.
Pada 2008, sastrawan [[Wisran Hadi]] (yang ayahnya merupakan imam masjid ini) menulis secara satir bahwa "yang salah itu adalah kenapa masjid didirikan di pusat kota" sehingga "sudah waktunya pengurus Masjid Taqwa bersiap-siap memindahkan masjid yang dicintai masyarakat ini ke tempat yang lebih aman".
== Referensi ==
Baris 61 ⟶ 84:
* {{cite web
| title = Jalan M. Yamin Padang 1970-an
| url =
| last = Suryadi
| date = 14 Mei 2012
| accessdate =
| ref = {{sfnRef|Suryadi|2012}}
}}
Baris 79 ⟶ 102:
| title = Masjid Raya Ganting, Simbol Agung di Kota Modern
| url = http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/12/03/14/m0vmxp-masjid-raya-ganting-simbol-agung-di-kota-modern
| work = [[Republika (surat kabar)|Republika]]
| last = Ariefyanto
| first = M. Irwan
Baris 87 ⟶ 110:
}}
{{refend}}
{{Commons category|Taqwa Muhammadiyah Mosque (Padang)|Masjid Taqwa Muhammadiyah}}
{{Portal|Islam}}
{{Masjid di Indonesia}}
[[Kategori:Masjid di
|