Sulawesi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
|||
(283 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Redirect|Celebes|lukisan karya Max Ernst|The Elephant Celebes}}
{{Infobox Islands
|name = Sulawesi
|location = [[Asia Tenggara]]
|coordinates = {{coord|02|S|121|E|type:isle_scale:5000000|display=inline,title}}
|archipelago = [[Kepulauan Sunda Besar]]
|area_km2 = 180.680
|rank = ke-11
|highest_mount = [[Gunung Rantemario|Rantemario]]
|elevation_m = 3,478
|country = {{flag|Indonesia}}
|country_admin_divisions_title = Provinsi
|country_admin_divisions = {{flag|Sulawesi Utara}}<br/>{{flag|Gorontalo}}<br/>{{flag|Sulawesi Tengah}}<br/>{{flag|Sulawesi Tenggara}}<br/>{{flag|Sulawesi Selatan}}<br/>{{flag|Sulawesi Barat}}
|country_largest_city = [[Makassar]] (1,339,374 jiwa; Sensus 2010)
|country_largest_city_area =
|population = 22,724,837
|population_as_of = tahun 2022
|density_km2 = 109.0
|image=Peta Relif Pulau Sulawesi.jpg|ethnic_groups=[[Suku Makassar|Makassar]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Kaili|Kaili]], [[Suku Mandar|Mandar]], [[Suku Mamasa|Mamasa]], [[Suku Minahasa|Minahasa]], [[Suku Mongondow|Mongondow]], [[Suku Gorontalo|Gorontalo]], [[Suku Toraja|Toraja]], [[Suku Buton|Buton]], [[Suku Pamona|Pamona]], [[Suku Mori|Mori]], [[Suku Sangir|Sangir]], [[Suku Banggai|Banggai]], [[Suku Saluan|Saluan]], [[Suku Balantak|Balantak]], [[Suku Bajau|Bajau]], [[Suku Muna|Muna]] [[Suku Wakatobi|Wakatobi]].|country1_capital=|country1_largest_city_type=Provinsi|country1_capital_and_largest_city=[[Kota Palu|Palu]] (395,06 km2)}}
'''Sulawesi''' (baca: sulawési, {{IPA-id|sulawesi|IPA}}), dahulu pernah dikenal sebagai '''Celebes''' ({{IPAc-en|ˈ|s|ɛ|l|ᵻ|b|iː|z}} atau {{IPAc-en|s|ᵻ|ˈ|l|iː|b|iː|z}}) adalah sebuah pulau di [[Indonesia]]. Bentuknya seperti huruf [[K]].
Sulawesi merupakan salah satu dari empat [[Kepulauan Sunda Besar]] dan merupakan [[Daftar pulau menurut luas wilayah|pulau terbesar kesebelas di dunia]]. Pulau Sulawesi terletak di sebelah timur [[Pulau Kalimantan]], sebelah barat [[Kepulauan Maluku]], dan sebelah selatan [[Mindanao]] dan [[Kepulauan Sulu]], [[Filipina]].
Di Indonesia, hanya [[Pulau Sumatra]], [[Pulau Kalimantan]], dan [[Pulau Papua|Papua]] yang lebih besar luas wilayahnya serta hanya [[Pulau Jawa]], serta [[Pulau Sumatra]] yang memiliki populasi lebih banyak dari Sulawesi.
Bentang alam di Sulawesi mencakup empat semenanjung, yakni [[Semenanjung Utara, Sulawesi|Semenanjung Utara]], [[Semenanjung Timur, Sulawesi|Semenanjung Timur]], [[Semenanjung Selatan, Sulawesi|Semenanjung Selatan]], dan [[Semenanjung Tenggara, Sulawesi|Semenanjung Tenggara]]. Ada tiga teluk yang memisahkan semenanjung-semenanjung ini, yaitu [[Teluk Tomini|Teluk Tomini (Teluk Gorontalo)]] yang membentang di wilayah perairan selatan dari [[Semenanjung Minahasa]], Semenanjung Gorontalo, dan Semenanjung Tomini (''Tomini Bocht''), [[Teluk Tolo]] di antara Semenanjung Timur dan Tenggara, dan [[Teluk Bone]] di antara Semenanjung Selatan dan Tenggara.
[[Selat Makassar]] membentang di sepanjang sisi barat pulau dan memisahkan pulau ini dari Kalimantan. Selain itu, Sulawesi juga terletak di antara pertemuan tiga lempeng, yakni [[Lempeng Eurasia]], [[Lempeng Indo-Australia]], dan [[Lempeng Pasifik]]. Hal ini menyebabkan Sulawesi memiliki struktur tektonik yang sangat kompleks.<ref>{{Cite journal|last=Nurlia Rachman dkk|first=Anindita|date=2020|title=Struktur Geologi Pulau Sulawesi|journal=JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)|volume=4|issue=2|pages=10}}</ref>
{{anchor|Etymology}}
== Etimologi ==
Nama ''Sulawesi'' diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa-bahasa di Sulawesi Tengah yaitu kata ''sula'' yang berarti nusa (pulau) dan kata ''
== Geografi ==
[[Berkas:Tangkoko National Park, North Sulawesi, Indonesia.jpg|jmpl|[[Gunung Tongkoko]] adalah sebuah gunung berapi di Sulawesi Utara]]
Sulawesi menjadi [[Daftar pulau menurut luas wilayah|pulau terbesar kesebelas di dunia]] dan meliputi area seluas 180.680 km<sup>2</sup>. Bagian tengah pulau ini bergunung-gunung dengan permukaan kasar sehingga semenanjung di Sulawesi pada dasarnya jauh satu sama lain dan lebih mudah dijangkau melalui laut daripada melalui jalan darat.
Ada tiga teluk yang membagi semenanjung-semenanjung di Sulawesi, dari utara ke selatan, yaitu
* [[Teluk Tomini|Teluk Tomini (Teluk Gorontalo)]]
* Teluk Tolo,
* Teluk [[Teluk Bone|Bone]]
Ketiganya memisahkan [[Semenanjung Minahasa]] atau [[Semenanjung Utara, Sulawesi|Semenanjung Utara]], [[Semenanjung Timur, Sulawesi|Semenanjung Timur]], [[Semenanjung Tenggara, Sulawesi|Semenanjung Tenggara]], dan [[Semenanjung Selatan, Sulawesi|Semenanjung Selatan]]. Adapun [[Selat Makassar]] membentang di sepanjang sisi barat pulau ini.<ref>{{cite web |url=https://www.britannica.com/place/Makassar-Strait |title=Makassar Strait |author=<!--Not stated--> |date= |website=Encyclopedia Britannica |publisher=Encyclopedia Britannica, Inc. |access-date=23 Agustus 2017 |quote=}}</ref>
Sulawesi dikelilingi oleh [[Kalimantan]] di sebelah barat, oleh [[Filipina]] di sebelah utara, oleh [[Kepulauan Maluku|Maluku]] di timur, serta oleh [[Flores]] dan [[Timor]] di selatan.
== Kepulauan kecil ==
* [[Kepulauan Sangihe]] dan [[Kepulauan Talaud]] membentang ke utara dari ujung timur laut Sulawesi, sementara [[Pulau Buton]] dan pulau-pulau tetangganya berbatasan dengan semenanjung tenggara.
* Kepulauan Ponelo yang berhadapan langsung dengan [[Laut Sulawesi]] menjeng benteng alam dengan gugusan pulau-pulau konservasi penyu dan wisata alam disekitarnya.
* [[Kepulauan Togean]] berada di tengah Teluk Tomini; [[Pulau Peleng]] serta [[Kepulauan Banggai]] membentuk sebuah gugusan pulau antara Sulawesi dan Maluku.
* [[Kepulauan Selayar]] membentuk semenanjung yang membentang ke selatan dari bagian barat daya Sulawesi hingga ke [[Laut Flores]]. Secara administratif, Kepulauan Selayar merupakan bagian dari Sulawesi Selatan. Semua pulau yang disebutkan di atas dan pulau-pulau yang lebih kecil secara administratif merupakan bagian dari enam provinsi di Sulawesi.
== Geologi ==
Pulau ini terbentuk melalui lekukan tepi laut dalam yang mengelilinginya hingga wilayah pedalaman berupa pegunungan yang tinggi dan sebagian besar nonvulkanik. Gunung berapi aktif ditemukan di [[Semenanjung Minahasa]] yang berada di sisi timur dari [[Semenanjung Utara, Sulawesi|Semenanjung Utara]] Sulawesi dan terus membentang ke utara menuju [[Kepulauan Sangihe]]. Daerah ini merupakan tempat bagi beberapa gunung berapi aktif seperti [[Gunung Lokon]], [[Gunung Awu]], [[Gunung Soputan|Soputan]], dan [[Gunung Karangetang|Karangetang]].
Menurut rekonstruksi lempeng, pulau ini diyakini terbentuk melalui proses tumbukan terran antara Lempeng Asia (yang membentuk semenanjung barat dan barat daya) dan [[Lempeng Australia]] (yang membentuk semenanjung tenggara dan [[Kabupaten Banggai|Banggai]]) dengan [[busur kepulauan]] yang sebelumnya berada di Samudera Pasifik (dan membentuk semenanjung utara dan timur).<ref>{{Cite web|url=https://www.anu.edu.au/news/all-news/researchers-find-biggest-exposed-fault-on-earth|title=Researchers find biggest exposed fault on Earth|date=28 Nov 2016|website=ANU}}</ref> Karena ketidakstabilan riwayat tektoniknya, berbagai [[sesar]] terbentuk dan pulau ini menjadi rawan [[gempa bumi]].
Sulawesi, berbeda dengan sebagian besar pulau lainnya di wilayah [[biogeografi]]s [[Wallacea]], tidak sepenuhnya memiliki sifat samudera, tetapi merupakan pulau komposit di pusat zona tabrakan Asia-Australia. Bagian dari pulau ini sebelumnya menyatu, entah pada batas benua [[Asia]] atau [[Australia (benua)|Australia]], sebelum akhirnya terpisah dari benua asalnya melalui [[spesiasi alopatrik|proses vikarian]].{{sfnp|Von Rintelen & al.|2014}}
Di sebelah barat, pembukaan [[Selat Makassar]] memisahkan [[Sulawesi Barat]] dari [[Sundaland]] pada zaman [[Eosen]] sekitar 45 juta tahun yang lalu.{{sfnp|Von Rintelen & al.|2014}} Di sebelah timur, pandangan awam tentang tumbukan yang melibatkan beberapa [[fragmen benua]] yang terpisah dari Pulau Nugini dengan batas volkanik aktif di Sulawesi Barat pada waktu yang berbeda sejak zaman Miosen Awal sekitar 20 juta tahun yang lalu baru-baru ini digantikan oleh hipotesis bahwa fragmen tambahan tersebut merupakan hasil dari tabrakan tunggal yang terjadi pada zaman Miosen antara Sulawesi Barat dengan Titik Sula yang merupakan ujung barat dari sabuk lipat kuno asal Variskan pada zaman Paleozoikum Akhir.{{sfnp|Von Rintelen & al.|2014}}
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Padjogé' danseressen te Maros Celebes TMnr 10003470 Retouch.jpg|
[[Berkas:KITLV A130 - Gorontalo van bovenaf, KITLV 75563.tiff|jmpl|Potret Benteng Niuew Nassau di [[Kota Gorontalo]] sekitar tahun 1900-an sebelum hilang diterjang bencana alam]]
Salah satu [[Kerajaan]] pertama di Pulau Sulawesi yang tercatat dalam sejarah Nusantara adalah [[Kesultanan Suwawa|Kerajaan Suwawa]]<ref>Wantogia, H. D., & Wantogia, H. J. (1980). Sejarah Gorontalo: Asal-usul dan Terbentunya Kerajaan Suwawa, Limboto dan Gorontalo.</ref> (sekarang masuk wilayah [[Gorontalo|Provinsi Gorontalo]]) yang terbentuk sejak tahun 500-an Masehi atau abad ke-6 dengan telur [[Maleo senkawor|Burung Maleo]] sebagai alat transaksi jual beli.<ref>Usman, A. J. (1972). ''Sejarah kerajaan Suwawa dan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Utara''. AJ Usman.</ref>
Sejak abad ke-13, akses terhadap barang perdagangan berharga dan sumber mineral besi mulai mengubah pola lama budaya di Sulawesi, dan ini memungkinkan individu yang ambisius untuk membangun unit politik yang lebih besar. Tidak diketahui mengapa kedua hal tersebut muncul bersama-sama, mungkin salah satu adalah hasil yang lain. Pada 1400-an, sejumlah kerajaan pertanian yang baru telah muncul di barat lembah Cenrana, serta di daerah pantai selatan dan di pantai timur dekat Parepare yang modern.<ref>Caldwell,
I.A. 1988.
'Bantayan; An early Makassarese kingdom 1200 -1600 AD. ''Archipel'' 55: 83-123; Caldwell, I. and W.A. Bougas 2004. 'The early
history of Binamu and Bangkala, South Sulawesi.' ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde'' 64: 456-510; Druce, S. 2005.
'The lands west of the lake; The history of Ajattappareng, South Sulawesi, AD 1200 to 1600.' Ph.D thesis, The University of Hull.</ref>
[[Berkas:Patung Palindo Lembah Bada Taman Nasional Lore Lindu.jpg|jmpl|Patung Palindo yang menjadi warisan sejarah [[megalit]]ikum dari [[Lembah Bada]], [[Taman Nasional Lore Lindu]], [[Sulawesi Tengah]] ]]
Orang-orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau ini (yang dipercayai sebagai negara kepulauan karena bentuknya yang mengerut) adalah pelaut Portugis pada tahun 1525, dikirim dari Maluku untuk mencari emas, yang kepulauan memiliki reputasi penghasil.<ref>Crawfurd, J.
1856. ''A descriptive dictionary of the Indian islands and adjacent countries.'' London: Bradbury & Evans.</ref> Belanda tiba pada tahun 1605 dan dengan cepat diikuti oleh Inggris, lalu mendirikan pabrik di Makassar.<ref>Bassett, D. K. (1958). English trade in Celebes,
1613-67. Journal of the Royal Asiatic Society 31(1): 1-39.</ref> Sejak 1660, Belanda berperang melawan Kerajaan Gowa Makasar terutama di bagian pesisir barat yang berkuasa. Pada tahun 1669, Laksamana Speelman memaksa penguasa, Sultan Hasanuddin, untuk menandatangani Perjanjian Bongaya, yang menyerahkan kontrol perdagangan ke Perusahaan Hindia Belanda. Belanda dibantu dalam penaklukan mereka oleh panglima perang Bugis Arung Palakka, penguasa kerajaan Bugis Bone. Belanda membangun benteng di Ujung Pandang, sedangkan Arung Palakka menjadi penguasa daerah dan kerajaan Bone menjadi dominan. Perkembangan politik dan budaya tampaknya telah melambat sebagai akibat dari [[status quo]]. Pada tahun 1905 seluruh Sulawesi menjadi bagian dari koloni negara Belanda dari Hindia Belanda sampai pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Selama Revolusi Nasional Indonesia, "Turk" Westerling Kapten Belanda membunuh sedikitnya 4.000 orang selama Kampanye Sulawesi Selatan <ref name="Kahin145">Kahin (1952), p. 145</ref> Setelah penyerahan kedaulatan pada Desember 1949, Sulawesi menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Dan pada tahun 1950 menjadi tergabung dalam kesatuan Republik Indonesia.<ref>Westerling, R. 1952. Challenge to Terror</ref>
Pada saat [[kemerdekaan Indonesia]], Sulawesi berstatus sebagai [[provinsi]] dengan bentuk pemerintahan otonom di bawah pimpinan seorang [[Gubernur]]. Provinsi Sulawesi ketika itu beribu kota di [[Makassar]], dengan [[Gubernur]] [[Sam Ratulangi]].<ref>{{Cite web |url=http://www.sulut.go.id/new/isi.php?vd=menu&id=9&submenu=2 |title=Sejarah Provinsi Sulawesi Utara |access-date=2011-08-26 |archive-date=2010-12-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101213121101/http://www.sulut.go.id/new/isi.php?vd=menu&id=9&submenu=2 |dead-url=yes }}</ref> Bentuk sistem pemerintahan provinsi ini merupakan perintis bagi perkembangan selanjutnya, hingga dapat melampaui masa-masa di saat Sulawesi berada dalam [[Negara Indonesia Timur]] ([[Negara Indonesia Timur|NIT]]) dan kemudian [[Negara Indonesia Timur|NIT]] menjadi [[negara bagian]] dari negara [[federasi]] [[Republik Indonesia Serikat]] ([[RIS]]).<ref>Kementerian Penerangan, ''Republik Indonesia: Provinsi sulawesi'', 1953, hal. 176-177</ref> Saat [[RIS]] dibubarkan dan kembali kepada [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]], Sulawesi statusnya dipertegas kembali menjadi provinsi.<ref>{{Cite web|url=http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_21_1950.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1950|access-date=2011-08-26|archive-date=2011-12-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20111211063105/http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_21_1950.pdf|dead-url=yes}}</ref> Status Provinsi Sulawesi ini kemudian terus berlanjut sampai pada tahun 1960.
'''Gubernur Sulawesi'''<ref>{{Cite web |url=http://www.gurusejarah.com/2013/04/sejarah-lokal-sulawesi-selatan.html |title=Salinan arsip |access-date=2014-11-15 |archive-date=2014-11-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141129022554/http://www.gurusejarah.com/2013/04/sejarah-lokal-sulawesi-selatan.html |dead-url=yes }}</ref>
* [[Sam Ratulangi]] (1945–1949)
* [[B. W. Lapian|Bernard Wilhelm Lapian]] (1949–1951)
* [[Soediro|Raden Soediro Hardjodisastro]] (1951–1953)
* Andi Burhanuddin (1953)
* Lanto Daeng Pasewang (1953–1956)
* [[Andi Pangerang Pettarani]] (1956–1960)
Mulai tahun 1960, Sulawesi terdiri dari dua buah [[Daerah Tingkat I]]
* [[Daerah Tingkat I]] Sulawesi
* [[Daerah Tingkat I]] Sulawesi
Pada tahun 1964 dibentuk [[Daerah Tingkat I]] [[Sulawesi Tengah]], yang dipisahkan dari Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah, sedangkan [[Daerah Tingkat I]] Sulawesi Utara-Tengah diubah menjadi Daerah Tingkat I [[Sulawesi Utara]]. Demikian pula [[Daerah Tingkat I]] [[Sulawesi Tenggara]] dibentuk terpisah dari [[Daerah Tingkat I]] Sulawesi Selatan-Tenggara, sedangkan [[Daerah Tingkat I]] Sulawesi Selatan-Tenggara diubah menjadi [[Daerah Tingkat I]] [[Sulawesi Selatan]].<ref>
Mulai tahun 1999 pemakaian istilah [[Daerah tingkat I]] dihilangkan, sehingga ke-empat wilayah di atas sebutannya berubah masing-masing menjadi [[provinsi]]. Memasuki era [[Reformasi]] seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, terbentuk [[
== Pemerintahan ==
Setelah Indonesia merdeka dari [[Kolonialisme|penjajahan]], [[sentralisasi]] dan [[otonomi daerah]] menguat sehingga mendorong pemerintah pusat melalui [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|Kementerian Dalam Negeri]] dan otonomi daerah membagi-bagi [[wilayah administratif]] di Pulau Sulawesi menjadi beberapa provinsi. Pulau Sulawesi pertama kali dibagi menjadi dua provinsi dengan nama Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dan provinsi Sulawesi Utara Tengah. Pada tahun 1959 sampai 1960-an, terjadi pemekaran wilayah sehingga Pulau Sulawesi terbagi menjadi 4 provinsi dengan masing-masing ibukotanya yaitu provinsi [[Sulawesi Selatan]] ([[Kota Makassar]]). provinsi [[Sulawesi Tengah]] ([[Kota Palu]]), provinsi [[Sulawesi Utara]] ([[Kota Manado]]), dan provinsi Sulawesi Tenggara ([[Kota Kendari]]). Dalam perkembangannya, pemerintahan daerah di Sulawesi menyusun suatu strategi pengembangan wilayah dengan merujuk bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang dibentuk oleh pemerintahan Indonesia.<ref>{{Cite book|first=Decentralization Support Facility|date=2011|url=http://documents1.worldbank.org/curated/es/686671468259509136/pdf/683380WP0P11840nstra0Pulau0Sulawesi.pdf|title=Rencana Strategis Pulau Sulawesi|location=Jakarta|publisher=DSF Indonesia|pages=4|url-status=live}}</ref> Daerah otonomi baru kembali terbentuk di Sulawesi pada tahun 2000 dengan pemekaran sebagian wilayah Sulawesi Utara menjadi provinsi [[Gorontalo]] berdasarkan Undang-undang Nomor 38 Tahun 2000 yang ditetapkan pada tanggal 22 Desember 2000. Provinsi baru kembali terbentuk di Pulau Sulawesi dengan pemekaran provinsi [[Sulawesi Barat]] dari provinsi Sulawesi Selatan pada masa pemerintahan Presiden [[Megawati Soekarnoputri]] melalui Undang-Undang Nomor 26 tahun 2004 yang tertanggal 5 Oktober 2004.<ref>{{Cite book|last=Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O.|first=|date=2016|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5f5fb646044330d686d0/6f68aa623c26bbbe878d094b06e1e48c.pdf|title=Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=978-602-1289-43-3|pages=2|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar dengan luas wilayah daratan 68,033 [[kilometer persegi]] dan luas laut mencapai 189,480 kilometer persegi yang mencakup [[semenanjung]] bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta [[Kepulauan Togean]] di [[Teluk Tomini]] (Teluk Gorontalo) dan pulau-pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo. Sebagian besar daratan di provinsi ini bergunung-gunung (42.80% berada di atas ketinggian 500 meter dari permukaan laut) dan Katopasa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian 2.835 meter dari permukaan laut.
=== Kota besar ===
Baris 79 ⟶ 113:
| 1
| '''[[Kota Makassar|Makassar]]''', [[Sulawesi Selatan]]
| 1.477.861 Jiwa (2024)
|-
| 2
| '''[[Kota Manado|Manado]]''', [[Sulawesi Utara]]
| 464.808 Jiwa (2024)
|-
| 3
| '''[[Kota Palu|Palu]]''', [[Sulawesi Tengah]]
| 389.959 jiwa (2024)
|-
| 4
| '''[[Kota Kendari|Kendari]]''', [[Sulawesi Tenggara]]
| 370.760 jiwa (2024)
|-
| 5
| '''[[Kota Bitung|Bitung]]''', [[Sulawesi Utara]]
| 214.724 Jiwa (2024)
|-
| 6
| '''[[Kota Gorontalo|Gorontalo]]''', [[Gorontalo]]
|203.812 Jiwa (2024)
|-
| 7
| '''[[Kota Palopo|Palopo]]''', [[Sulawesi Selatan]]
| 180.518 Jiwa (2024)
|-
| 8
| '''[[Kota Baubau|Baubau]]''', [[Sulawesi Tenggara]]
| 162.377 Jiwa (2024)
|-
| 9
| '''[[Kota Parepare|Parepare]]''', [[Sulawesi Selatan]]
| 161.599 Jiwa (2024)
|-
| 10
| '''[[Kota Kotamobagu|Kotamobagu]]''', [[Sulawesi Utara]]
| 121.189 Jiwa (2024)
|-
|}
''Lihat Pula'' [[Daftar kota di Indonesia menurut jumlah penduduk]].
== Sumber daya alam ==
===Tumbuhan===
Semenjak [[Kebun Raya Bogor]] berdiri pada 1817, beberapa botanis Eropa seperti Reinwardt, Forsten, Teijsmann dan Beccari, sudah melakukan eksplorasi keanekaragaman tumbuhan di Sulawesi.<ref name="lipi">{{Cite Q|Q107641224}}</ref> Sebagian besar kolektor mengunjungi wilayah yang berdekatan dengan permukiman penduduk, seperti di sekitar [[Makassar]], [[Manado]] dan [[Buton]]. Eksplorasi flora di Sulawesi bagian tengah dimulai pada saat Ekspedisi Sulawesi oleh [[Louis van Vuuren]] pada tahun 1912-1914. Ekspedisi ini menyisir wilayah Sulawesi bagian barat sampai ke [[Semenanjung Selatan, Sulawesi|Semenanjung Selatan]] , meliputi dua wilayah pegunungan Quarles , Latimojong, serta dataran tinggi Toraja. Beberapa spesies baru berhasil ditemukan pada ekspedisi ini, diantaranya :
#[[Rhododendron vanvuurenii]] J.J.Sm ([[Ericaceae]])
#[[Bulbophyllum vanvuurenii]] J.J.Sm ([[Orchidaceae]])
#[[Dendrochilum muriculatum]] J.J.Sm
#[[Begonia rachmatii]] Tebbitt ([[Begoniaceae]])
Eksplorasi flora di wilayah [[Mamasa]] dilakukan oleh [[Monod de Froideville]], seorang botanis Rijksherbarium Leiden, Belanda, pada 1939. Monod mengunjungi [[Gunung Mambuliling]] yang bersisian dengan [[Gunung Gandangdewata]] dalam rangkaian Pegunungan Quarles di Mamasa.<ref name="lipi" /> Koleksi tumbuhan yang terkumpul disimpan di [[Herbarium Bogoriense]] dan [[Rijksherbarium Leinden]]. Beberapa tumbuhan jenis baru yang ditemukan ekspedisi ini antara lain:
#[[Bulbophyllum falculicorne]] J.J.Sm ([[Orchidaceae]])
#[[Dendrochilum monodii]] J.J.Sm ([[Orchidaceae]])
#[[Microstylis mambulilingensis]] J.J.Sm ([[Orchidaceae]])
#[[Strophacanthus celebicus]] Bremek. ([[Acanthaceae]])
#[[Gentiana uncifolia]] Bakh.f. ([[Gentianaceae]])
#[[Sonerila celebica]] Bakh.f. ([[Melastomataceae]])
#[[Sonerila froidevilleana]] Bakh.f. ([[Melastomataceae]])
=== Daftar gunung di Sulawesi ===
''Artikel utama untuk daftar Gunung Sulawesi merujuk pada halaman ini: [[Daftar gunung di Sulawesi|Daftar Gunung di Sulawesi]]''
=== Empat
* [[Semenanjung
* [[Semenanjung
* [[Semenanjung
* [[Semenanjung
== Bahasa ==
[[Berkas:Sulawesi language map id.svg|jmpl|Rumpun bahasa daerah di Pulau Sulawesi]]
Sulawesi adalah pulau dengan jumlah bahasa terbanyak ketiga di dunia, setelah [[Pulau Papua]] dan [[Pulau Kalimantan]]
Berikut ini merupakan daftar bahasa di Sulawesi menurut [[rumpun bahasa]]. Bahasa-bahasa di Sulawesi terbagi dalam 5 rumpun bahasa, yaitu: ''Celebic'', [[Rumpun bahasa Filipina|Filipina]], [[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]], [[Rumpun bahasa Sama-Bajau|Sama-Bajau]], dan [[Rumpun bahasa Sulawesi Selatan|Sulawesi Selatan]].
Menurut ''Sulawesi Language Alliance''Sulawesi Statistics, dari 114 bahasa yang dipertuturkan di Sulawesi,
* 4 bahasa memiliki lebih dari 1 juta penutur yaitu [[Bahasa Bugis]], [[Bahasa Makassar]], [[Bahasa Gorontalo]] dan [[Bahasa Manado|Bahasa Melayu Manado]]
* 20 bahasa memiliki 100.000 hingga 1 juta penutur, artinya 90 bahasa memiliki kurang dari 100.000 penutur
''Artikel utama untuk daftar Bahasa di Sulawesi merujuk pada halaman ini: [[Daftar bahasa di Sulawesi|Daftar Bahasa di Sulawesi]]''
== Lingkungan ==
[[Berkas:Bunaken01.JPG|jmpl|Pulau [[Bunaken]] terlihat dari Pulau Manado Tua.]]
Isu lingkungan terbesar di Sulawesi adalah penggundulan hutan. Pada tahun 2007, para ilmuwan menemukan bahwa 80 persen hutan Sulawesi telah hilang atau terdegradasi, terutama berpusat di dataran rendah dan hutan bakau.<ref name="Sulawesi Profile"/> Hutan digunduli untuk berbagai kepentingan dan proyek pertanian besar. Hilangnya hutan telah mengakibatkan banyak spesies endemik Sulawesi terancam punah. Selain itu, 99 persen lahan basah Sulawesi telah hilang atau rusak. Oleh karena itu, 20 % wilayah di Sulawesi kini menjadi wilayah konservasi hutan yang dilindungi untuk memelihara lingkungan dan spesies endemik di dalamnya.<ref>{{Cite book|last=Handayani, dkk|first=Amelia|date=2017|url=https://bpiw.pu.go.id/uploads/buku_produk/Buku_1Sulawesi.pdf|title=Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020|location=Jakarta|publisher=Pusat Pemprograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat|pages=31|url-status=live}}</ref>
Ancaman lingkungan lainnya termasuk perburuan daging dan penambangan ilegal.<ref name="Sulawesi Profile">"[http://www.mongabay.com/profiles/sulawesi.html Sulawesi Profile]" – mongabay.com</ref>
=== Taman nasional dan cagar alam ===
Pulau Sulawesi memiliki enam taman nasional dan sembilan belas cagar alam. Selain itu, Sulawesi memiliki tiga kawasan lindung lautan. Banyak taman nasional di Sulawesi yang terancam penebangan, pertambangan ilegal, dan penggundulan hutan untuk pertanian.<ref name="Sulawesi Profile"/>
== Kegiatan ekonomi ==
Kegiatan ekonomi yang berlangsung di Pulau Sulawesi terutama berkaitan dengan [[perdagangan]] [[komoditas]] unggulan berupa hasil [[sumber daya alam]]. Komoditas ini berupa hasil [[pertanian]], [[perikanan]], [[Makanan|pangan]], [[nikel]] dan [[kakao]]. Pusat kegiatan ekonomi berada di kawasan [[Indonesia Timur]].<ref>{{Cite book|last=Sosilawati, dkk.|first=|date=2017|url=https://bpiw.pu.go.id/uploads/buku_produk/Buku_1Sulawesi.pdf|title=Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020: Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi|location=Jakarta Selatan|publisher=Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR|isbn=978-602-61190-3-2|pages=8|url-status=live}}</ref> Salah satu fasilitas pendukung adalah Makassar New Port yang ditargetkan selesai pembangunannya pada akhir tahun 2021.<ref>{{Cite news|last=Setiawan|first=Kodrat|date=30 Juli 2021|title=Pelindo IV: Pembangunan Fisik Makassar New Port Capai 77,54 Persen|url=https://bisnis.tempo.co/read/1488915/pelindo-iv-pembangunan-fisik-makassar-new-port-capai-7754-persen/full&view=ok|work=[[Tempo.co]]|access-date=30 Juli 2021|language=id}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Lihat juga ==
{{portal|Geografi|Indonesia}}
* [[Daftar pulau di Indonesia]]
* [[Laut Sulawesi]]
* [[HMS Celebes (1806)]]
== Catatan ==
{{reflist|group=n}}
== Referensi ==
=== Rujukan ===
{{reflist|30em}}
=== Daftar pustaka ===
* {{citation |ref={{harvid|IHO|1953}} |url=http://iho.int/iho_pubs/standard/S-23/S-23_Ed3_1953_EN.pdf |title=Limits of Oceans and Seas, ''3rd ed.'' |year=1953 |publisher=[[International Hydrographic Organization]] |accessdate=2017-11-24 |archive-date=2018-10-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181005131902/http://www.iho.int/iho_pubs/standard/S-23/S-23_Ed3_1953_EN.pdf |dead-url=yes }}.
* {{citation |last=Von Rintelen |first=T. |author2-last=Stelbrink |author2-first=B. |author3-last=Marwoto |author3-first=R.M. |author4-last=Glaubrecht |author4-first=M. |display-authors=1 |date=2014 |contribution=A Snail Perspective on the Biogeography of Sulawesi, Indonesia: Origin and Intra-Island Dispersal of the Viviparous Freshwater Gastropod ''Tylomelania''" |title=PLoS ONE |volume=Vol. 9, No. 6 |p=e98917 |doi=10.1371/journal.pone.0098917 |ref={{harvid|Von Rintelen & al.|2014}} |issn = 1932-6203 }}.
== Pranala luar ==
{{commons category|Sulawesi}}
{{EB1911 poster|Celebes}}
{{wiktionary}}
* {{Wikivoyage-inline}}
{{Pulau utama Indonesia}}
{{Sulawesi}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Sulawesi| ]]
[[Kategori:Kepulauan Sunda Besar]]
[[Kategori:Pulau di Indonesia]]
[[
|