Tuan Direktur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sulakbar (bicara | kontrib)
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
 
(20 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{periksaterjemahan|date=2012}}
{{Infobox book
| name = Tuan Direktur
| title_orig =
| translator =
| image = [[Berkas:Tuan Direktur.jpg|200px]]
| image_caption = Sampul depan cetakan ke-4
| author = [[Hamka]]
Baris 21 ⟶ 20:
| oclc =
}}
'''''Tuan Direktur''''' adalah sebuah novel [[Indonesia]] terbitan tahun 1939 yang ditulis oleh Hamka, [[nama pena]] dari [[Haji Abdul Malik Karim Amrullah]]., Novelatau yanglebih padadikenal awalnyadengan [[nama pena]] Hamka. ditulisDitulis sebagai cerita bersambung dalam majalah ''Pedoman Masyarakat'', ini''Tuan Direktur'' bercerita tentang seorang laki-laki asal [[Banjarmasin]] yang pindah ke [[Surabaya]], lalu menjadi kaya tapitetapi akhirnya menjadimengalami depresi karena tidak senang melihat rekannya, Jasin dan Fauzi hidup gilabahagia. Novel ini dipandang sebagai kritik atas [[materialisme]], kecongkakan, dan takhayul.
 
== Plot ==
'''''Tuan Direktur''''' adalah sebuah novel [[Indonesia]] terbitan tahun 1939 yang ditulis oleh Hamka, [[nama pena]] dari [[Haji Abdul Malik Karim Amrullah]]. Novel yang pada awalnya ditulis sebagai cerita bersambung dalam majalah ''Pedoman Masyarakat'' ini bercerita tentang seorang laki-laki asal [[Banjarmasin]] yang pindah ke [[Surabaya]], lalu menjadi kaya tapi akhirnya menjadi gila. Novel ini dipandang sebagai kritik atas [[materialisme]], kecongkakan, dan takhayul.
''Tuan Direktur'' menggunakan alur maju yang ceritanya terbagi dalam dua belas bab.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=172}} Novel ini bercerita tentang Jazuli yang meninggalkan kampung halamannya di [[Banjarmasin]] lalu bekerja sebagai pedagang [[emas]] di [[Surabaya]]. Namun, setelah menjadi kaya, ia yang semula taat kepada [[agama]] dan rendah hati berubah menjadi congkak dan materialistis. Ia menyebutterkenal dirinyadengan sebagai "Tuan Direktur"ketakaburan dan orang-orang di sekitarnya terutama para pengumpak seperti Kadrikesombongannya, Margono,bahkan dania Hajimenyebut Salmidirinya jugasebagai menyebutnya"Tuan dengan julukan yang sama. Ia juga terkenal dengan ketakaburan dan kesombongannyaDirektur". Oleh karena itu, Jasin menolak tanahnya dibeli oleh Jazuli untuk membangun [[pabrik]]. Namun, kepercayaan Jazuli terhadap petunjuk makhluk halus dimanfaatkan oleh Kadri. Akibatnya,sehingga banyak pegawai Jazuli, yang menurut penilaian Kadri akan menghalangi ambisinya, dipecat tanpa suatu sebab. Fauzi, salah seorang pegawai Jazuli, termasuk yang dipecat karena fitnahan Kadri, tetapi akhirnya Fauzi sukses dengan usahanya sendiri atas bantuan Jasin. '''In an effort to eliminate Jasin, Kadri calls the police to the latter's house, claiming that Jasin is holding clandestine, anti-government meetings. When the police come, Jazuli, who has come to Jasin's house to try and buy the land, is arrested with a number of other people.'''
 
Melihat Fauzi sukses dengan usahanya sendiri atas bantuan Jasin, Kadri berusaha menjatuhkan Jasin. Kadri melaporkan Jasin kepada [[polisi]] dan menuduh Jasin mengadakan rapat rahasia di rumahnya. Polisi mempercayai laporan Kadri, dan seisi rumah langsung ditangkap, termasuk Jazuli yang ketika itu juga berada di dalam rumah. Meskipun selama dua hari ditahan Jazuli selalu mendapat nasihat dari Jazsin, Jazuli tetap tidak senang melihat Jasin dan Fauzi hidup bahagia. Ia mengalami [[depresi]] dan akhirnya jatuh [[sakit]].
==Plot==
''Tuan Direktur'' menggunakan alur maju yang ceritanya terbagi dalam dua belas bab.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=172}} Novel ini bercerita tentang Jazuli yang meninggalkan kampung halamannya di [[Banjarmasin]] lalu bekerja sebagai pedagang [[emas]] di [[Surabaya]]. Namun, setelah menjadi kaya, ia yang semula taat kepada agama dan rendah hati berubah menjadi congkak dan materialistis. Ia menyebut dirinya sebagai "Tuan Direktur" dan orang-orang di sekitarnya terutama para pengumpak seperti Kadri, Margono, dan Haji Salmi juga menyebutnya dengan julukan yang sama. Ia juga terkenal dengan ketakaburan dan kesombongannya. Oleh karena itu, Jasin menolak tanahnya dibeli oleh Jazuli untuk membangun pabrik. Namun, kepercayaan Jazuli terhadap petunjuk makhluk halus dimanfaatkan oleh Kadri. Akibatnya, banyak pegawai Jazuli yang menurut penilaian Kadri akan menghalangi ambisinya dipecat tanpa suatu sebab. Fauzi, salah seorang pegawai Jazuli, termasuk yang dipecat karena fitnahan Kadri, tetapi akhirnya Fauzi sukses dengan usahanya sendiri atas bantuan Jasin. '''In an effort to eliminate Jasin, Kadri calls the police to the latter's house, claiming that Jasin is holding clandestine, anti-government meetings. When the police come, Jazuli, who has come to Jasin's house to try and buy the land, is arrested with a number of other people.'''
 
== Penulisan ==
'''After two days in holding''', Jazuli dilepaskan tetapi ia tidak mendapati keargoansian mantan rekannya, yang telah dinasihati oleh Jasin saat di penjara. Ketika ia melihat Fauzi menjadi orang kaya dan tetap rendah hati, Jazuli mengalami depresi dan akhirnya jatuh sakit, sementara Jasin dan Fauzi hidup bahagia.
[[Haji Abdul Malik Karim Amrullah]], lebih dikenal dengan nama pena Hamka, merupakan Muslim kelahiran [[Minangkabau]] yang taat menjalankan agama dan memandang tradisi lokal sebagai penyebab kemunduran—sebagaimana pandangan ayahnya.{{sfn|Teeuw|1980|p=104}} Setelah menjadi seorang sarjana Islam, ia sering berkunjung ke berbagai tempat, termasuk Jawa.{{sfn|Siregar|1964|pp=60–61}} ''Tuan Direktur'' '''reflectedmencerminkan pandangan Hamka's Islamictentang dunia Islam worldview{{sfn|Aziz|2009|p=123}} and was likelydan derivedkemungkinan inberasal partdari frombagian hisdalam experiencespengalamannya whilesaat travellingbepergian.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=164}}'''
 
Sewaktu novel ''Tuan Direktur'' ditulis, [[Surabaya]] salah satu kota kaya di [[Hindia Belanda]], melayani baik sebagai pelabuhan untuk koloni maupun sebagai titik lalu lintas perdagangan menuju ke Australia. Kekayaan kota tesebut sangat berbeda dengan nasib kelas bawah, yang tidak diuntungkan oleh perdagangan yang ada. Dalam buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Putri Minerva Mutiara, Erli Yetti, dan Veni Mulyani menulis bahwa hal ini yang mungkin mempengaruhi Hamka untuk mengatur kisahnya di kota tersebut.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=164}}
==Penulisan==
[[Haji Abdul Malik Karim Amrullah]], lebih dikenal dengan nama pena Hamka, merupakan Muslim kelahiran [[Minangkabau]] yang taat menjalankan agama dan memandang tradisi lokal sebagai penyebab kemunduran—sebagaimana pandangan ayahnya.{{sfn|Teeuw|1980|p=104}} Setelah menjadi seorang sarjana Islam, ia sering berkunjung ke berbagai tempat, termasuk Jawa.{{sfn|Siregar|1964|pp=60–61}} ''Tuan Direktur'' '''reflected Hamka's Islamic worldview{{sfn|Aziz|2009|p=123}} and was likely derived in part from his experiences while travelling.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=164}}'''
 
== Tema ==
'''At the time ''Tuan Direktur'' was written, Surabaya was one of the richer cities in the [[Dutch East Indies]], serving as both a port into the colony and as a stopping point for trade traffic headed to Australia. The city's wealth was decisively contrasted with the fate of the lower classes, who were not benefited by this trade. Writing for the Indonesian Department of Education and Culture, Putri Minerva Mutiara, Erli Yetti, and Veni Mulyani wrote that this may have influenced Hamka to set his story in the city.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=164}}'''
Mutiara, Yetti, dan Mulyani berpendapat bahwa ''Tuan Direktur'' membandingkan Jazuli yang sombong, yang menjadi si "Tuan Direktur" dari judul novel, dengan Jasin yang rendah hati. Jasin lebih banyak beribadah saat ia menjadi kaya, dan ia juga sanggup membantu orang lain menjadi pengusaha. Menurut ketiga penulis di atas, harta yang diraih Jasin justru membawanya lebih dekat dengan [[Allah]]. Dengan demikian, mereka menyimpulkan bahwa [[amanat]] novel adalah bahwa orang yang sombong akan sengsara, tetapi orang yang rendah hati dan rajin beribadah akan menemukan kebahagiaan.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|pp=173–174}}
 
Abdul Rahman Abdul Aziz, yang menulis tentang ideologipandangan Islam [[Hamka]] pada tahun 2009, mencatat sejumlah ajaran [[Islam]] yang dituangkan dalam ''Tuan Direktur''. Ia menulis bahwa novel ini mencerminkan nilai Islam tentang kesederhanaan sebagai cara menghindari nafsu akan benda,{{sfn|Aziz|2009|p=130}} dan biarpun bekerja keras itu memang perlu, manusia tidak boleh mengutamakan pencarian harta.{{sfn|Aziz|2009|p=132}} Aziz, setelah mengutip bagian cerita di manaketika Jasin menyuruh orang lain menjual satu baju yang mahal lalu membeli beberapa baju yang lebih murah untuk orang-orang yang tidak mampu, juga berpendapat bahwa ada konsep persaudaraan dalam novel ini; manusia dimaksud untuk bekerja sama dalam menghadapi kesulitan, bukan mengutamakan kepentingan mereka sendiri. Demikian pula, harta selayaknya tidak dinilai lebih penting daripada teman dan kenalan.{{sfn|Aziz|2009|p=134}} Suatu poin terakhir, Aziz menjelaskan bahwa novel ini menyampaikan pesan agar orang modern jangan percaya pada takhyul.{{sfn|Aziz|2009|p=143}}
==Tema==
Mutiara, Yetti, dan Mulyani berpendapat bahwa ''Tuan Direktur'' membandingkan Jazuli yang sombong, yang menjadi si "Tuan Direktur" dari judul novel, dengan Jasin yang rendah hati. Jasin lebih banyak beribadah saat ia menjadi kaya, dan ia juga sanggup membantu orang lain menjadi pengusaha. Menurut ketiga penulis di atas, harta yang diraih Jasin justru membawanya lebih dekat dengan [[Allah]]. Dengan demikian, mereka menyimpulkan bahwa [[amanat]] novel adalah bahwa orang yang sombong akan sengsara, tetapi orang yang rendah hati dan rajin beribadah akan menemukan kebahagiaan.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|pp=173–174}}
 
== Rilis ==
Abdul Rahman Abdul Aziz, yang menulis tentang ideologi Islam Hamka pada tahun 2009, mencatat sejumlah ajaran Islam yang dituangkan dalam ''Tuan Direktur''. Ia menulis bahwa novel ini mencerminkan nilai Islam tentang kesederhanaan sebagai cara menghindari nafsu akan benda,{{sfn|Aziz|2009|p=130}} dan biarpun bekerja keras itu memang perlu, manusia tidak boleh mengutamakan pencarian harta.{{sfn|Aziz|2009|p=132}} Aziz, setelah mengutip bagian cerita di mana Jasin menyuruh orang lain menjual satu baju yang mahal lalu membeli beberapa baju yang lebih murah untuk orang-orang yang tidak mampu, juga berpendapat bahwa ada konsep persaudaraan dalam novel ini; manusia dimaksud untuk bekerja sama dalam menghadapi kesulitan, bukan mengutamakan kepentingan mereka sendiri. Demikian pula, harta selayaknya tidak dinilai lebih penting daripada teman dan kenalan.{{sfn|Aziz|2009|p=134}} Suatu poin terakhir, Aziz menjelaskan bahwa novel ini menyampaikan pesan agar orang modern jangan percaya pada takhyul.{{sfn|Aziz|2009|p=143}}
''Tuan Direktur'' pada awalnya ditulis sebagai cerita bersambung dalam majalah yang dipimpin oleh Hamka, ''Pedoman Masjarakat''{{sfn|Oshikawa|1990|p=19}}{{sfn|Siregar|1964|p=124}} sebelum akhirnya diterbitkan oleh [[Balai Pustaka]], penerbit nasional Hindia- Belanda, pada tahun 1939. Sampai tahun 1998, novel ini telah mengalami empat kali cetakan dalam [[bahasa Indonesia]] dan [[bahasa Malaysia|Malaysia]].{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=162}}
 
==Rilis==
''Tuan Direktur'' pada awalnya ditulis sebagai cerita bersambung dalam majalah yang dipimpin oleh Hamka, ''Pedoman Masjarakat''{{sfn|Oshikawa|1990|p=19}}{{sfn|Siregar|1964|p=124}} sebelum akhirnya diterbitkan oleh [[Balai Pustaka]], penerbit nasional Hindia-Belanda, pada tahun 1939. Sampai tahun 1998, novel ini telah mengalami empat kali cetakan dalam [[bahasa Indonesia]] dan [[bahasa Malaysia|Malaysia]].{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=162}}
 
Kritikus sastra Indonesia berpendidikan Belanda, [[A. Teeuw]] menulis, ''Tuan Direktur'' sebagai karya yang menarik, tetapi Hamka tidak dapat dianggap sebagai penulis yang besar karena karyanya mempunyai psikologi yang lemah dan terlalu moralistik.{{sfn|Teeuw|1980|p=107}}
 
== Catatan kaki ==
{{reflist|30em}}
 
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|20em}}
* {{cite journal
|title=Nilai Mencapai Kehidupan Sejahtera: Pandangan Hamka
|trans_title=Values for Reaching a Prosperous Life: Hamka's View
|language=Malay
|last=Aziz
Baris 62 ⟶ 59:
|year=2009
}}
* {{cite book
|title=Analisis Struktur Novel Indonesia Modern, 1930-1939
|last1=Mutiara
|trans_title=Structural Analysis of Modern Indonesian Novels, 1930-1939
|first1=Putri Minerva
|language=Indonesian
|last2=Yetti
|last1=Mutiara
|first2=Erli
|first1=Putri Minerva
|last3=Mulyani
|last2=Yetti
|first3=Veni
|first2=Erli
|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
|last3=Mulyani
|location=Jakarta
|first3=Veni
|year=1998
|publisher=Department of Education and Culture
|isbn=978-979-459-900-6
|location=Jakarta
|ref=harv
|year=1998
|isbn=978-979-459-900-6
|ref=harv
}}
* {{cite book
|last=Oshikawa
|first=Noriaki
|contribution=Patjar Merah Indonesia and Tan Malaka: A Popular Novel and a Revolutionary Legend
|url=http://books.google.co.id/books?id=OFSgNa9J61YC
|title=Reading Southeast Asia: Translation of Contemporary Japanese Scholarship on Southeast Asia
|isbn=9780877274001
|location=Ithaca
|publisher=Cornell University Press
|year=1990
|ref=harv
|pages=9–41
}}
* {{cite book
| last = Siregar
| first = Bakri
| year = 1964
| title = Sedjarah Sastera Indonesia
|volume = 1
| trans_title = History of Indonesian Literature
| volumeseries = 1
| publisher = Akademi Sastera dan Bahasa "Multatuli"
| series =
| location = Jakarta
| publisher = Akademi Sastera dan Bahasa "Multatuli"
|oclc = 63841626
| location = Jakarta
| oclcref = 63841626harv
| ref = harv
}}
* {{cite book
| last = Teeuw
| first = A.
| year = 1980
| title = Sastra Baru Indonesia
| language = Indonesian
|volume = 1
| title = Sastra Baru Indonesia
| publisher = Nusa Indah
| trans_title = New Indonesian Literature
| volumelocation = 1Ende
| oclc = 222168801
| publisher = Nusa Indah
| locationref = Endeharv
| oclc = 222168801
| ref = harv
}}
{{refend}}
{{Hamka}}
 
[[Kategori:Novel tahun 1939]]
[[Kategori:Novel oleh Hamka]]
[[Kategori:SastraNovel Indonesia]]
[[Kategori:Novel Balai Pustaka‎Pustaka]]
 
[[en:Tuan Direktur]]