Insiden Lembah Beka'a: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Insiden Lembah Beka'a''' terjadi pada [[9 Juni]] [[1982]] yang melibatkan ''duel'' antar Angkatan Udara [[Syria]] dengan [[Israel]]. Peristiwa ini terjadi ketika Israel mengadakan "''aksi polisionil''" dengan mengadakan [[Invasi ke Libanon Selatan]] ('' Operation Peace for the Galilee'') guna membersihkan kekuatan [[PLO]] yang sering mengadakan serangan ke wilayah Israel.
Israel mengadakan serangan ke posisi posisi militer Syria di [[lembah Beka'a]] guna menetralisir kekuatan udara Syria yang mengotrol [[Libanon]] sekaligus mencegah Syria untuk tidak ikut campur dalam menggelar kekuatan di Libanon selatan serta melancarkan Militer Israel memasuki Libanon. Operasi ini ternyata mengalami sukses besar.
Langkah pertama Israel adalah melumpuhkan sistem radar dan rudal pertahanan Syria di kawasan itu.
Langkah selanjutnya, Israel menerbangkan ''drone'' untuk mengumpan sistem radar Syria. Dengan didukung peralatan elektronika yang modern, Israel berhasil mengecoh radar Syria sehingga sistem rudal anti pesawat SAM (''Surface to Air Missile''/Rudal darat ke Udara) Syria menembaki pesawat umpan tersebut. Kemudian Israel melumpuhkan sistem radar tersebut sehingga pihak operator radar dan SAM Syria berusaha memantau dengan bantuan optik (mata). Pada saat itulah unit pesawat [[A-4 Skyhawk]] dan [[F-15 Eagle]] Angkatan Udara Israel menghancurkan posisi-posisi rudal SAM tersebut.
Angkatan Udara Syria tidak tinggal diam dan langsung mengerahkan pesawat-pesawat tempurnya yang terdiri dari [[MiG-21 Fishbed]], [[MiG-23 Flogger]], dan [[Su-22 Fitter]] buatan [[Uni Soviet]] yang berjumlah seratus pesawat (sedangkan Israel total hanya mengerahkan kekuatan sekitar 40 pesawat termasuk [[F-16]]). Namun keunggulan diudara berada ditangan Israel, selain teknologi pesawat Israel yang lebih maju dibandingkan Syria, ditambah pengalaman pilot serta sistem pengacau radar dan komunikasi yang melumpuhkan sistem komunikasi pesawat Angkatan udara Syria yang masih dituntun dari radar darat. Hasilnya, Israel berhasil merontokkan seratus pesawat tempur Syria tersebut tanpa ada kerugian sedikit di pihak Israel. Syria berusaha mengacaukan radio dan radar yang dimiliki Israel dengan kekuatan yang dimilikinya. Tetapi teknologi radio yang tertinggal membuat pihak operator radio Syria gagal.
Akibat peristiwa itu, Syria mengalami kerugian besar. Selain kehilangan sejumlah besar radar, rudal dan pesawat tempur, Syria kehilangan pilot-pilot angkatan udaranya yang gugur dalam peristiwa itu. [[Uni Soviet]] juga berusaha mengembangkan teknologi radar, rudal SAM dan pesawat tempur terbaru untuk mengimbangi kekuatan udara Israel yang notabene buatan [[Amerika Serikat]]. Muncullah pesawat tempur MiG-23 rancangan terbaru, [[MiG 29 Fulchrum]] dan [[Su-27 Flanker]], selain rudal SAM [[SA-8 Gacko]] dan [[SA-10]] yang kemudian digelar di lembah beka'a. Uni Soviet juga mengirimkan bantuan berupa MiG-23 Flogger terbarunya dan MiG-29 kepada Syria,
Bagi Israel sendiri, keberhasilan insiden itu memuluskan jalanya ke Libanon Selatan yang didudukinya sampai akhir tahun [[2000]]. Namun
[[Kategori:Sejarah Israel]]
▲Bagi Israel sendiri, keberhasilan insiden itu memuluskan jalanya ke Libanon Selatan yang didudukinya sampai akhir tahun [[2000]]. Namun demikian, peristiwa kekalahan dalam [[Perang Yom Kippur]] masih menghantui Israel sehingga berusaha keras memiliki keunggulan teknologi militer di kawasan [[Timur Tengah]]. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Angkatan Udara Israel memiliki supremasi atas negara-negara Arab sejak [[Perang Enam Hari]] [[1967]] hingga kini. Namun sumber sumber militer Israel sendiri mengatakan bahwa pihaknya merencanakan operasi udara tersebut selama 13 tahun.
[[Kategori:Sejarah Lebanon]]
|