Ucu Agustin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 10 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
|||
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
|
|
|
|alt =
|caption = Ucu Agustin, Penulis, Pembuat Film Dokumenter |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''Ucu Agustin''' ({{lahirmati|[[Sukabumi]]|19|8|1976}}) adalah seorang jurnalis, penulis, dan pembuat film dokumenter dari Indonesia.
Ketika belajar di [[pesantren]] (dia masuk pesantren pada umur 13 tahun), saat ia pulang untuk pertamakalinya dalam perjalanan seorang diri ke [[Sukabumi]], Ucu mendapati kenyataan bahwa ada banyak perempuan dari Sukabumi yang menjadi istri simpanan. Kenyataan tersebut membuat Ucu yang waktu itu duduk di kelas 3 Tsanawiyah mempertanyakan banyak hal dan kelak pertanyaan-pertanyaan itu menjadi alasan untuk ketertarikannya pada dunia jurnalistik setelah ia menyelesaikan kuliahnya di [[IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta]].
Mulai menulis di koran sejak semester 6 di kampusnya, setelah lulus Ucu menjadi kontributor pada [[Majalah Berita Pantau]] lalu bergabung dengan [[Kantor Berita Radio 68H]] dan menjadi penulis untuk INGO yang bergerak di bidang transformasi konflik sambil tetap menulis artikel dan cerita pendek di koran-koran. Keterbatasan halaman pada media cetak serta sempitnya durasi pelaporan radio (yang sifatnya memang sekali dengar) membuatnya tak leluasa bergerak dan tak memungkinkan untuk mengeksplore lebih dalam sebuah isu, terlebih yang bersifat human interest. Dengan audio visual dan media dokumenter, Ucu ingin membawa audience untuk langsung berada di lapangan dan melihat sendiri apa yang terjadi. Film dokumenter pertamanya, ''Death in Jakarta'', dibuat dengan bantuan dana dari [[Jakarta International Film Festival]]. Dokumenternya yang lain adalah ''Bab Akhir Pramoedya'', ''Ragat'e Anak'' dan ''Konspirasi Hening''. Ucu juga menulis beberapa buku anak-anak dan cerpen. Oleh media-media di Indonesia, Ucu disebut sebagai "salah satu pembuat film dokumenter Indonesia yang terbaik"{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} yang sering memuat isu sosial dalam karyanya. ''Ragat'e Anak'' pernah ditayangkan di [[Festival Film Internasional Berlin]] pada tahun 2009.
Baris 26 ⟶ 31:
== Riwayat hidup ==
=== Kehidupan awal, pendidikan, dan awal karier ===
Ucu lahir [[Sukabumi]], [[Jawa Barat]] pada 19 Augustus 1976 di tengah-tengah keluarga Muslim yang taat. Sewaktu kecil, ia belajar di Pesantren Darunnajah di [[Jakarta]] selama enam tahun; karena tidak berhubungan dengan dunia luar, ia merasa terkejut ketika mengetahui bahwa banyak perempuan dari Sukabumi yang menjadi istri simpanan dan pelacur.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}{{sfn|Mohamad 2008, Pelacur}} Kenyataan ini menyebabkan ia lebih kritis pada dunia sekitar hingga membuatnya tertarik dengan jurnalisme.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}. Krismantari menjelaskan Ucu sebagai "wanita kecil yang sangat kuat", yang menunjukkan pada tubuh Ucu yang kecil dan otaknya yang kuat.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Ucu di kemudian hari kuliah di [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah
Setelah lulus, Ucu mulai bekerja di media cetak,{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} dengan berkontribusi di Majalah ''Pantau'' setelah menerbitkan beberapa cerita pendek dan artikel di media lain.{{sfn|Engage Media 2011, Featured Filmmaker: Ucu}} Namun karena kecewa dengan tidak adanya kesempatan untuk membuat peliputan ''human interest'' yang berkaitan dengan isu sosial, ia pindah ke media audio-visual.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} She has also cited the intense amount of editing that her works went through as a reason for the change, noting that there "always seemed to be a wide space between the reality that happened and the 'reality' that was reported".{{sfn|Engage Media 2011, Featured Filmmaker: Ucu}}
Baris 33 ⟶ 38:
=== Pembuatan film ===
Pada tahun 2005, Ucu membuat film dokumenternya yang pertama, ''Death in Jakarta'' yang berdurasi 28 menit.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} Film dokumenter ini, yang menceritakan apa yang dialami fakir miskin ketika ada keluarga yang meninggal, diinspirasi oleh pengamatan Ucu pada keadaan di sebuah taman pemakaman di Utan Kayu, [[Jakarta Timur]].{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}} Film tersebut diproduksi setelah menjadi salah satu dari empat pemenang pada Lomba Penulisan Skenario [[Jakarta International Film Festival]].{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}} Dengan uang hadiah sebanyak Rp. 25 juta, Ucu membuat film ''Death in Jakarta'' dengan kamera yang dipinjamkan pihak lomba; itu merupakan pertama kali dia menggunakan kamera profesional.{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}}
Filmnya yang berikutnya, ''Ragat'e Anak'', menceritakan kehidupan dua pekerja seks paruh-waktu di taman pemakaman Gunung Bolo di [[Tulungagung]], [[Jawa Timur]].{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} ''Ragat'e Anak'' adalah satu dari empat film dokumenter pendek yang adadalam antologi ''Pertaruhan'' atau AT STAKE, yang diproduseri [[Yayasan Kalyana Shira]].{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} Pada tanggal 4 Juni 2009, pemerintah Tulungagung menutupi lokalisasi karena citra buruk yang dibawakan ''Ragat'e Anak''; dalam menanggapi tindakan pemerintah daerah tersebut, Ucu menyatakan bahwa dia menyesali keputusan penutupan sepihak yang dilakukan oleh pemerintah setempat tersebut.{{sfn|Osman 2009, Film About the Struggle}}
Film dokumeter berikutnya, ''Konspirasi Hening'' atau "Cosnpiracy Of Silence" diproduseri [[Nia Dinata]] dan mengambil judulnya dari pernyataan Kartono Mohamad, mantan ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bahwa sebuah "konspirasi hening" telah membuat semua peraturan di Indonesia tentang pelayanan kesehatan menjadi tidak dapat ditegaskan.{{sfn|Siregar 2010, Indonesia's Health Care}} Film ini mendalami isu tentang pelayanan kesehatan di Indonesia dengan mengikuti kehidupan tiga orang; dua yang mengalami [[malapraktik]] dan satu orang miskin yang tidak bisa mendapatkan akses pada layanan kesehatan.{{sfn|Siregar 2010, Indonesia's Health Care}} Film tersebut menarik kesimpulan bahwa otoritas kesehatan dan pemerintah harus bertanggung atas pelayanan kesehatan.{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}}
Baris 42 ⟶ 47:
== Tema ==
Buku anak-anak Ucu bertema Islam moderat.{{sfn|Sembiring 2008, Writing for Muslim Children?}}
Ika Krismantari, menulis untuk ''[[The Jakarta Post]]'', mencatat bahwa Ucu sering memuat tema yang "menantang", seperti keadilan sosial, jaminan kesehatan, dan ketidaksetaraan gender, dalam film dokumenternya;{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}} isu gender sering muncul di filmnya.{{sfn|Krismantari 2010, Tackling the tough questions}} Ucu sendiri pernah menyatakan bahwa orang yang "inspiratif" adalah topik yang bagus untuk film dokumenter, sebab penonton mungkin dapat dipengaruhi oleh kesulitan hidup yang pernah dilalui subjek.{{sfn|Krismantari 2010, Ucu Agustin: Small}}
Baris 51 ⟶ 56:
Ucu salah satu pemenang Lomba Menulis Skenario yang diselenggarakan [[Jakarta International Film Festival]] pada tahun 2005, yang menjadi alasan mengapa dia bisa membuat ''Death in Jakarta''.{{sfn|Yazid 2006, Script-winners' films given}} ''Pertaruhan'', yang memuat ''Ragat'e Anak'', diputar di seksi Panorama di [[Festival Film Internasional Berlin]] pada tahun 2009; bersama dengan ''[[Laskar Pelangi (film)|Laskar Pelangi]]'' (yang juga dipertontonkan tahun itu), filmnya ini merupakan film Indonesia pertama yang diputar di Panorama.{{sfn|Sasono 2009, Pelangi Indonesia di Berlin}} Ucu menghadiri tayanganya di Berlin bersama Nia.{{sfn|Sasono 2009, Pelangi Indonesia di Berlin}}
==
;Catatan kaki
{{Reflist|colwidth=30em}}
;Daftar pustaka
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite news
* {{cite news
* {{cite news
* {{cite news
* {{cite news
* {{cite news
* {{cite news
* {{cite news
* {{cite news
* {{cite news
{{refend}}
== Pranala luar ==
* {{IMDb name
{{lifetime|1976||Agustin, Ucu}}
[[Kategori:Kelahiran 1976]]▼
[[Kategori:Tokoh dari Sukabumi]]
|