Bakobar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menghapus Kategori:Minangkabau menggunakan HotCat
k Menghapus Kategori:Kesenian Minangkabau menggunakan HotCat
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''''Bakobar''''' merupakan [[sastra Minangkabau|sastra lisan Minangkabau]] yang tersebar di [[Kabupaten Pasaman]]. Tradisi ini berbentuk pembacaan ''[[kaba]]'' yang didendangkan diiringi oleh alat musik [[rebana]] atau ''rebano'' berjari-jari 20 cm. ''Bakobar'' berfungsi sebagai hiburan atau pengajaran tergantung dari ''kaba'' yang disampaikan. ''Bakobar'' yang berfungsi sebagai pengajaran biasanya berpenonton pemuda-pemuda.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=132}} Tukang ''bakobar'' hampir pasti laki-laki dan belum pernah dijumpai tukang ''bakobar'' perempuan. Hal ini biasanya karena alasan agama [[Islam]].{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=133}}
 
== Pertunjukkan ==
''Bakobar'' diadakan di rumah-rumah penduduk bila untuk memeriahkan acara pesta [[perkawinan]], upacara turun mandi, [[sunat|sunatan]]an, dan halal bi halal. Selain itu, ''bakobar'' diadakan di tengah kampung bila untuk memeriahkan kedatangan orang-orang rantau yang pulang kampung bersama-sama atau untuk merayakan hari-hari besar Islam. Di tengah kampung ini, biasanya dibuatkan tempat khusus berupa gelanggang untuk pertunjukkan ''bakobar''. Umumnya disediakan kasur khusus untuk pertunjukkan ini. Kasur ini berfungsi sebagai alas duduk tukang ''bakobar'' selama pertunjukkan.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=132}}
 
Pertunjukkan ''bakobar'' baru dimulai setelah [[salat Isya|isya]].{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=132}} Sebelum dimulai, tukang ''bakobar'' akan berkonsentrasi berdoa terlebih dahulu dan dilanjutkan minum air putih dingin. Pertunjukkan dibuka dengan permintaan maaf dan pengantar cerita. Setelah permintaan maaf selesai, rebana baru dibunyikan.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=133}} Pertunjukkan berlangsung hingga [[subuh]] untuk istirahat sekitar 30 sampai 60 menit. Waktu istirahat ini biasanya digunakan tukang ''bakobar'' untuk [[berbalas pantun]] dengan penonton. Setelah subuh, pertunjukkan dilanjutkan hingga pukul 8 pagi.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=132}}
Baris 8:
Ketika ''bakobar'', tukang ''bakobar'' dibantu oleh 10 orang ''janang''. ''Janang'' ini bertugas memperkuat suara tukang ''bakobar'', terutama dalam menyuarakan akhir suku kata di setiap kalimat.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=133}} Ketika istirahat, janang ini jugalah yang menguji kemampuan berbalas pantut tukang bakobar bersama dengan penonton.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=134}}
 
== Kepercayaan ==
Dalam ''bakobar'', terdapat kepercayaan akan perlunya ''pamaga diri'' ([[bahasa Indonesia]]: pagar diri). Pamaga diri ini bersifat magis yang bertujuan agar tukang ''bakobar'' terhindar dari ganguan ketika bersuara. Gangguan ini dikenal dengan istilah ''ditungkek'' berupa ''korek api panungkek lidah''. Bila ''ditungkek'', tukang ''bakobar'' dapat kehilangan suara. Gangguan ini biasanya dikirim oleh orang tidak dikenal dan sifatnya magis pula.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=134}}
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
 
== Referesi ==
{{refbegin}}
* {{Cite book |last1= Amir |first1= Adriyetti|last2= |first2= Zuriati|last3= Anwar|first3= Khairil|title= Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau |year= 2006|publisher= Andalas University Press|location= Padang|isbn= 979109708-9}}
{{refend}}