Candi Prambanan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k {{pemastian}} |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(503 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redirect|Prambanan}}
{{Infobox Hindu temple
|name=Candi Prambanan
|native_name={{jav|ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦥꦿꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀}}<br>{{sub|Caṇḍi Prambanan}}
|image=Yogyakarta Indonesia Prambanan-temple-complex-02.jpg
|image_size=
|alt=
|caption=Candi Prambanan
|map_alt=
|map_relief=
|map_caption=
|map_type=Kabupaten Sleman#Indonesia Java#Indonesia
|map_size=258
|coordinates={{coord|-7.752020|110.491465}}
|coordinates_region=
|coordinates_format=
|coordinates_display=
|coordinates_footnotes=
|deity=Trimurti ([[Brahma]], [[Wisnu]], dan [[Siwa]]
|rite=
|sect=
|tradition=
|festival=[[Nyepi]]
|cercle=
|sector=
|location=[[Kabupaten Sleman|Sleman]] dan [[Kabupaten Klaten|Klaten]]
|district=
|territory=
|prefecture=
|state=
|province=[[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan [[Jawa Tengah]]
|region=
|country=[[Indonesia]]
|administration=
|consecration_year=
|organisational_status=
|functional_status=Masih digunakan
|heritage_designation=
|ownership=PT [[Aviasi Pariwisata Indonesia]] (Persero)
|governing_body=Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta<br/>Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah<br/>PT [[Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko]]
|bhattaraka=
|patron=
|website=
|architect=
|architecture_type=Kompleks [[candi]]
|architecture_style=
|founded_by=
|creator=
|funded_by=
|general_contractor=
|established=
|groundbreaking=850 M
|year_completed=
|construction_cost=
|date_demolished=
|facade_direction=Timur
|capacity=
|length=
|width=
|width_nave=
|interior_area=
|height_max={{convert|47|m|ft}} (Candi Siwa)
|dome_quantity=
|dome_height_outer=
|dome_height_inner=
|dome_dia_outer=
|dome_dia_inner=
|minaret_quantity=
|minaret_height=
|spire_quantity=
|spire_height=
|site_area=
|temple_quantity=240 (16 candi di bagian inti, 224 candi perwara)
|monument_quantity=
|shrine_quantity=
|inscriptions=[[Prasasti Siwagrha]]
|materials=[[Batu andesit]]
|elevation_m=
|designation1=WHS
|delisted1_date=
|designation1_offname=Prambanan
|designation1_type=Budaya
|designation1_criteria=i, iv
|designation1_date=1991
|designation1_parent=
|designation1_number={{url|http://whc.unesco.org/en/list/642|642}}
|designation1_free1name=Kawasan
|designation1_free1value=[[Asia-Pasifik]]
|designation1_free2name=
|designation1_free2value=
|designation1_free3name=
|designation1_free3value=
|embedded={{Infobox cagar budaya
| Name = Prambanan
| child=yes
| Type = Nasional
| Criteria = Kawasan
| ID = CB.19
| Year = {{unbulleted list|1 Juni 1998|13 Oktober 2014}}
| management = PT [[Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko]]
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015071300004/prambanan
}}
}}
'''Candi Prambanan''' ({{lang-jv|ꦕꦟ꧀ꦝꦶꦥꦿꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀|Caṇḍi Prambanan}}) adalah bangunan candi bercorak agama [[Hindu]] terbesar di [[Indonesia]] yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi yang juga disebut sebagai '''[[Rara Jonggrang]]''' ini dipersembahkan untuk [[Trimurti]], tiga dewa utama [[Hindu]] yaitu dewa [[Brahma]] sebagai dewa pencipta, dewa [[Wishnu|Wisnu]] sebagai dewa pemelihara, dan dewa [[Siwa]] sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan [[prasasti Siwagrha]] nama asli kompleks candi ini adalah '''[[Siwagrha]]''' ([[bahasa Sanskerta]] yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di ''garbagriha'' (ruang utama) candi ini bersemayam arca [[Siwa|Siwa Mahadewa]] setinggi tiga meter, dikarenakan aliran Syaiwa yang mengutamakan pemujaan [[dewa Siwa]] di candi ini.
Kompleks percandian Prambanan secara keseluruhan terletak di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], tetapi pintu administrasinya terletak di [[Jawa Tengah]]. Hal ini yang membuat Candi Prambanan terletak di 2 tempat yakni di [[Bokoharjo, Prambanan, Sleman|Desa Bokoharjo]], [[Prambanan, Sleman|Prambanan]], [[Kabupaten Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]],<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/kompleks-candi-prambanan/|title=Kompleks Candi Prambanan|work=Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta|publisher=[[Direktorat Jenderal Kebudayaan]], [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia]]|access-date=2021-04-13}}</ref><ref>{{Cite web|title=Peta 1944, Kunci Penegasan Batas DIY dan Jawa Tengah di Candi Prambanan|url=https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/309-peta-1944-kunci-penegasan-batas-diy-dan-jawa-tengah-di-candi-prambanan|publisher=Kundha Kabudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta|language=id|access-date=2021-04-17}}</ref> dan di [[Tlogo, Prambanan, Klaten|Tlogo]], [[Prambanan, Klaten|Prambanan]], [[Kabupaten Klaten|Kabupaten Klaten]], [[Jawa Tengah]], atau kurang lebih 17 kilometer timur laut dari [[Kota Yogyakarta|Kota Yogya]], 50 kilometer barat daya dari [[Kota Surakarta]] dan 120 kilometer selatan dari [[Kota Semarang]], persis di perbatasan antara [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan [[Jawa Tengah]].<ref>[http://whc.unesco.org/en/list/642 Prambanan Temple Compounds – UNESCO World Heritage Centre]</ref>
Candi ini adalah termasuk [[Situs Warisan Dunia]] [[UNESCO]], candi [[Hindu]] terbesar di [[Indonesia]], sekaligus salah satu candi terindah di [[Asia Tenggara]]. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur [[Hindu]] pada umumnya dengan candi [[Siwa]] sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil.<ref>{{Cite web |url=http://www.borobudurpark.co.id/prambanan-temple-complex.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-01-30 |archive-date=2011-10-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111006124908/http://www.borobudurpark.co.id/prambanan-temple-complex.html |dead-url=yes }}</ref> Sebagai salah satu candi termegah di [[Asia Tenggara]], candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.<ref>[http://www.indonesia-tourism.com/yogyakarta/prambanan-temple.html Prambanan Temple]</ref>
Menurut [[prasasti Siwagrha]], candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun [[850]] masehi oleh [[Rakai Pikatan]], dan terus dikembangkan dan diperluas oleh [[Rakai Watukura Dyah Balitung|Balitung Maha Sambu]], pada masa [[Kerajaan Medang|Kerajaan Medang Mataram]].
== Etimologi ==
Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek [[bahasa Jawa]] dari istilah teologi Hindu ''Para Brahman'' yang bermakna "Brahman Agung" yaitu [[Brahman]] atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep [[Tuhan]] dalam agama Hindu. Pendapat lain menganggap ''Para Brahman'' mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para [[brahmana]]. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari akar kata ''mban'' dalam [[Bahasa Jawa]] yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para [[dewa Hindu]] yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.
Nama lain dari Prambanan dapat berarti 5 (lima) gunung yang dalam bahasa Khmer/Kamboja 5 (lima) adalah Pram dan banam adalah gunung (ប្រាំភ្នំ). Hal ini menggambarkan 5 puncak gunung dari Himalaya di India. Mengingat pada saat yang sama dalam kronik Khmer bahwa Bangsa Jawa pernah menjajah Khmer selama 200 tahun dan Jayawarman ke 2 yang pernah di Jawa merupakan pahlawan yang membebaskan Khmer dari dominasi Jawa.
Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari [[Bahasa Sanskerta]]; ''Siwagrha'' (Rumah [[Siwa]]) atau ''Siwalaya'' (Alam Siwa), berdasarkan [[Prasasti Siwagrha]] yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi). [[Trimurti]] dimuliakan dalam kompleks candi ini dengan tiga candi utamanya memuliakan [[Brahma]], [[Siwa]], dan [[Wisnu]]. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang menempati ruang utama di candi Siwa adalah dewa yang paling dimuliakan dalam kompleks candi ini.
[[J. Gronemen]] (1887) berpendapat bahwa nama Prambanan berasal dari kata ''ramban'':
{{cquote2|mengumpulkan dedaunan (untuk keperluan rumah tangga atau obat-obatan), [''pra-ramban-an''] masih menjadi tempat, lazimnya di hutan, di mana dedaunan itu diramu. Penjelasan seperti ini mengenai nama puning-puning reruntuhan itu, yang niscaya pada satu kesempatan ditemukan di hutan seperti itu, juga termuat dalam kamus yang disusun Roorda; [sebuah penjelasan] yang begitu sederhana dan alamiah sehingga kita tidak perlu mencari penjelasan yang lain." (Groneman 1887:1427 dalam Jordaan, 1996)<ref>Jordaan, Roy [Ed]. (1996). ''Memuji Prambanan.'' Jakarta, Indonesia: Yayasan Obor.</ref>}}
== Sejarah ==
=== Pembangunan ===
[[Berkas:Hindu Temple in Java, Indonesia.jpg|jmpl|lurus|Candi Prambanan di antara kabut pagi.]]
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh [[Rakai Pikatan|Sri Maharaja Rakai Pikatan]] sebagai tandingan candi Buddha [[Borobudur]] dan juga [[candi Sewu]] yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya [[dinasti Sanjaya|keluarga Sanjaya]] atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa [[Sailendra]] penganut Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya wangsa [[Sailendra]] cenderung lebih mendukung [[Buddha]] aliran [[Mahayana]]. Hal ini menandai bahwa [[kerajaan Medang]] beralih fokus dukungan keagamaannya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh [[Rakai Pikatan]] dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja [[Balitung|Sri Maharaja Dyah Balitung Maha Sambu]]. Berdasarkan [[prasasti Siwagrha]] berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa [[Siwa]], dan nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta adalah '''Siwagrha''' (Sanskerta:''Shiva-grha'' yang berarti: 'Rumah Siwa') atau '''Siwalaya''' (Sanskerta:''Shiva-laya'' yang berarti: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa').<ref>Prasasti Siwagrha, [[Museum Nasional Indonesia]]</ref> Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah [[sungai Opak]] yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
Beberapa arkeolog berpendapat bahwa [[arca]] Siwa di [[garbhagriha]] (ruang utama) dalam candi Siwa sebagai candi utama merupakan arca perwujudan raja [[Balitung]], sebagai arca pedharmaan anumerta dia.<ref>Soetarno, Drs. R. second edition (2002). "Aneka Candi Kuno di Indonesia" (Ancient Temples in Indonesia), pp. 16. Dahara Prize. Semarang. ISBN 979-501-098-0.</ref>
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja [[Daksa|Sri Maharaja Dyah Daksa]] dan [[Tulodong|Sri Maharaja Dyah Tulodong]], dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta [[brahmana]] dan murid-muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab [[Weda]] dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat kerajaan atau [[keraton]] kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat Prambanan di [[Dataran Kewu]].
=== Ditelantarkan ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Javaans huis gebouwd op een fundament van stenen afkomstig van de Candi Lara Jonggrang oftewel het Prambanan tempelcomplex TMnr 10017342.jpg|jmpl|Rumah warga yang memakai bebatuan Candi Prambanan sebagai pondasi.]]
Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke [[Jawa Timur]] oleh [[Mpu Sindok|Sri Maharaja Mpu Sindok]], yang mendirikan [[Wangsa Isyana|Wangsa Dinasti Isyana]]. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh letusan hebat [[gunung berapi|Gunung]] [[Gunung Merapi|Merapi]] yang menjulang sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai telantar dan tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat pada abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi serta [[arca]] [[Durga]] dalam bangunan utama candi ini mengilhami dongeng rakyat Jawa yaitu legenda [[Rara Jonggrang]]. Setelah perpecahan [[Kesultanan Mataram]] pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi tanda pembatas antara wilayah [[Kesultanan Yogyakarta]] (Jogja) dan [[Kasunanan Surakarta]] (Solo).
===
[[Berkas:Prambanan 1895.jpg|jmpl|ka|Reruntuhan candi Siwa di Kompleks Candi Prambanan segera setelah ditemukan.]]
Masyarakat sekitar candi sudah mengetahui keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan dongeng lokal atau dongeng rakyat untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai candi Prambanan dikenal sebagai kisah [[Rara Jonggrang]].
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa pendudukan [[Britania]] atas Jawa. Ketika itu [[Colin Mackenzie]], seorang surveyor bawahan Sir [[Thomas Stamford Raffles]], menemukan candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap telantar hingga berpuluh-puluh tahun. Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang sayangnya malah menyuburkan praktik penjarahan ukiran dan batu candi. Kemudian pada tahun 1855 [[Jan Willem IJzerman]] mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa saat kemudian [[Isaäc Groneman]] melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang [[Sungai Opak]]. Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan fondasi rumah.
=== Pemugaran ===
[[Berkas:Plate III No 14 to 16 Relief in the Prambanan temple and its modern contemporary.jpg|thumb|Relief di Prambanan dan struktur rumah modern (dari 1920-an) yang mirip.]]
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun [[1902]]-[[1903]], [[Theodoor van Erp]] memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun [[1918]]-[[1926]], dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (''Oudheidkundige Dienst'') di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.<ref>''Mengenal Candi Siwa dan Parambanan Dari Dekat'', Penerbit Kanisius</ref>
Upaya restorasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik [[Indonesia]] [[Sukarno]]. ada bagian candi yang direstorasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direstorasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Kini, candi ini termasuk dalam [[Situs Warisan Dunia UNESCO|Situs Warisan Dunia]] yang dilindungi oleh [[UNESCO]], status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991.
Kini, beberapa bagian candi Prambanan tengah direstorasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa ini telah merusak sejumlah bangunan dan patung.
=== Peristiwa kontemporer ===
[[Berkas:Ramayana dance performance at Prambanan Temple.jpg|jmpl|ka|Pagelaran Sendratari [[Ramayana]] di Prambanan.]]
[[Berkas:Panggung Terbuka Roro Jonggrang (1961).jpg|jmpl|Pementasan pertama Sendratari Ramayana di panggung terbuka Roro Jonggrang, Prambanan (1961).]]
[[Berkas:Prambanan at night.jpg|jmpl|ka|Pemandangan Prambanan dikala malam yang disoroti lampu dari arah panggung terbuka Trimurti.]]
[[Berkas:Pemeran Sendratari Ramayana bersama Charlie Chaplin di PanggungTerbuka Roro Jonggrang (1961).jpg|jmpl|Dokumentasi pemeran utama Sendratari Ramayana, Rama (Tunjung Sulaksono) dan Sinta (Sumaryaning) bersama Charlie Chaplin dan GPH Suryohamijoyo di PanggungTerbuka Roro Jonggrang (1961).]]
[[Berkas:Prambanan Java274.jpg|jmpl|Arca [[Nandi]] di Candi Prambanan, [[Indonesia]]]]
Pada awal tahun 1990-an pemerintah memindahkan pasar dan kampung yang merebak secara liar di sekitar candi, menggusur kawasan perkampungan dan sawah di sekitar candi, dan memugarnya menjadi taman purbakala. Taman purbakala ini meliputi wilayah yang luas di tepi jalan raya Surakarta-Jogja di sisi selatannya, meliputi seluruh kompleks candi Prambanan, termasuk [[Candi Lumbung]], [[Candi Bubrah]], dan [[Candi Sewu]] di sebelah utaranya. Pada tahun 1992 Pemerintah Indonesia membentuk badan usaha milik negara, [[TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko|PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko]]. Badan usaha ini bertugas mengelola taman wisata purbakala di Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, serta kawasan sekitarnya. Prambanan adalah salah satu daya tarik wisata terkenal di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri ataupun wisatwan mancanegara.
Tepat di seberang sungai Opak dibangun kompleks panggung dan gedung pertunjukan Trimurti yang secara rutin menggelar pertunjukan Sendratari [[Ramayana]]. Panggung terbuka Trimurti tepat terletak di seberang candi di tepi Barat sungai Opak dengan latar belakang Candi Prambanan yang disoroti cahaya lampu. Panggung terbuka ini hanya digunakan pada musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan, pertunjukan dipindahkan di panggung tertutup. [[Tari Jawa]] [[Wayang orang]] Ramayana ini adalah tradisi adiluhung [[keraton]] Jawa yang telah berusia ratusan tahun, biasanya dipertunjukkan di keraton dan mulai dipertunjukkan di Prambanan pada saat bulan purnama sejak tahun 1960-an. Sejak saat itu Prambanan telah menjadi daya tarik wisata budaya dan purbakala utama di Indonesia.
Setelah pemugaran besar-besaran tahun 1990-an, Prambanan juga kembali menjadi pusat ibadah agama Hindu di Jawa. Kebangkitan kembali nilai keagamaan Prambanan adalah karena terdapat cukup banyak masyarakat penganut [[Hindu Dharma|Hindu]], baik pendatang dari Bali atau warga Jawa yang kembali menganut Hindu yang bermukim di Yogyakarta, Klaten dan sekitarnya. Tiap tahun warga Hindu dari provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta berkumpul di candi Prambanan untuk menggelar upacara pada hari suci [[Galungan]], [[Tawur Kesanga]], dan [[Nyepi]].<ref>http://fotokita.net/browse/photo/521224606164_4362834/tag/8/perayaan{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Nyepi di Prambanan</ref><ref>http://berita.liputan6.com/sosbud/200103/10186/class='vidico' Nyepi di Candi Prambanan</ref>
Pada [[27 Mei]] [[2006]] [[Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006|gempa bumi]] dengan kekuatan 5,9 pada [[skala Richter]] (sementara [[United States Geological Survey]] melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah [[Bantul]] dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk sekitar. Gempa ini berpusat pada patahan tektonik Opak yang patahannya sesuai arah lembah sungai Opak dekat Prambanan. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma. Foto awal menunjukkan bahwa meskipun kompleks bangunan tetap utuh, kerusakan cukup signifikan. Pecahan batu besar, termasuk panil-panil ukiran, dan kemuncak wajra berjatuhan dan berserakan di atas tanah. Candi-candi ini sempat ditutup dari kunjungan wisatawan hingga kerusakan dan bahaya keruntuhan dapat diperhitungkan. Balai arkeologi Yogyakarta menyatakan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang diakibatkan gempa ini.<ref>{{cite web|url=http://breakingnews.iol.ie/news/story.asp?j=184138214&p=y84y389zx|title=World famous temple complex damaged in quake|year=2006|accessdate=2006-05-28|author=''IOL''|archive-date=2012-05-25|archive-url=https://archive.today/20120525172926/http://breakingnews.iol.ie/news/story.asp?j=184138214&p=y84y389zx|dead-url=yes}}</ref><ref>[http://vnexpress.net/GL/The-gioi/Tu-lieu/2006/05/3B9EA40A/ Di sản thế giới tại Indonesia bị động đất huỷ hoại] {{vi}}</ref> Beberapa minggu kemudian, pada tahun 2006 situs ini kembali dibuka untuk kunjungan wisata. Pada tahun 2008, tercatat sejumlah 856.029 wisatawan Indonesia dan 114.951 wisatawan mancanegara mengunjungi Prambanan. Pada 6 Januari 2009 pemugaran candi Nandi selesai.<ref>{{Cite web |url=http://www.yogyakartaonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=188:candi&catid=74&Itemid=170 |title=Yogyakarta Online Candi Nandi Selesai Dipugar |access-date=2012-01-30 |archive-date=2021-01-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210125073502/http://www.yogyakartaonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=188:candi&catid=74&Itemid=170 |dead-url=yes }}</ref> Pada tahun 2009, ruang dalam candi utama tertutup dari kunjungan wisatawan atas alasan keamanan.
== Kompleks candi ==
[[Berkas:Prambanan Architectural Model.jpg|jmpl|ka|Model arsitektur rekonstruksi kompleks candi Prambanan, aslinya terdapat 240 candi berdiri di kompleks ini.]]
Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:
# '''3 Candi Trimurti''': candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
# '''3 Candi Wahana''': candi Nandi, Garuda, dan Angsa
# '''2 Candi Apit''': terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan
# '''4 Candi Kelir''': terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti
# '''4 Candi Patok''': terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
# '''224 Candi Perwara''': tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68
Maka terdapat total '''240''' candi di kompleks Prambanan.
Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi Prambanan.<ref>Ariswara; English translation by Lenah Matius. third edition (1993). "Prambanan", pp. 8. Intermasa. Jakarta. ISBN 979-8114-57-4.</ref> Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Banyak candi perwara yang belum dipugar, dari 224 candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar, yang tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil.
Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan lahan bujur sangkar yan terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing halaman zona ini dibatasi tembok batu andesit. Zona terluar ditandai dengan pagar bujur sangkar yang masing-masing sisinya sepanjang 390 meter, dengan orientasi Timur Laut - Barat Daya. Kecuali gerbang selatan yang masih tersisa, bagian gerbang lain dan dinding candi ini sudah banyak yang hilang. Fungsi dari halaman luar ini secara pasti belum diketahui; kemungkinan adalah lahan taman suci, atau kompleks asrama Brahmana dan murid-muridnya. Mungkin dulu bangunan yang berdiri di halaman terluar ini terbuat dari bahan kayu, sehingga sudah lapuk dan musnah tak tersisa.
Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di [[Asia Tenggara]] selain [[Angkor Wat]]. Tiga candi utama disebut ''Trimurti'' dan dipersembahkan kepadantiga dewa utama [[Trimurti]]: [[Siwa]] ''sang Penghancur'', [[Wisnu]] ''sang Pemelihara'' dan [[Brahma]] ''sang Pencipta''. Di kompleks candi ini Siwa lebih diutamakan dan lebih dimuliakan dari dua dewa Trimurti lainnya. Candi Siwa sebagai bangunan utama sekaligus yang terbesar dan tertinggi, menjulang setinggi 47 meter.
=== Candi Siwa ===
[[Berkas:Shiva Temple of Prambanan in Java Indonesia.jpg|jmpl|ka|lurus|Candi Siwa, candi utama di kompleks candi Prambanan yang dipersembahkan untuk dewa Siwa.]]
[[Berkas:Durga Mahisasuramardini Prambanan.jpg|jmpl|lurus|[[Arca]] [[Durga|Durga Mahisasuramardini]] di ruang utara candi Siwa.]]
Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks candi. Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur sangkar dikurung pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru mata angin. Dalam halaman berpermukaan pasir ini terdapat delapan candi utama; yaitu tiga candi utama yang disebut candi ''[[Trimurti]]'' ("tiga wujud"), dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu tertinggi: Dewa [[Brahma]] ''Sang Pencipta'', [[Wishnu]] ''Sang Pemelihara'', dan [[Siwa]] ''Sang Pemusnah''.
Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar sekaligus tetinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran tinggi 47 meter dan lebar 34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini dimahkotai modifikasi bentuk [[wajra]] yang melambangkan intan atau halilintar. Bentuk wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari [[stupa]] yang ditemukan pada kemuncak candi Buddha. Candi Siwa dikelilingi lorong galeri yang dihiasi [[relief]] yang menceritakan kisah [[Ramayana]]; terukir di dinding dalam pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini dipagari jajaran kemuncak yang juga berbentuk wajra. Untuk mengikuti kisah sesuai urutannya, pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu melakukan ''pradakshina'' yakni berputar mengelilingi candi sesuai arah jarum jam. Kisah Ramayana ini dilanjutkan ke Candi Brahma.
Candi Siwa di tengah-tengah, memuat lima ruangan, satu ruangan di setiap arah [[mata angin]] dan satu ''garbagriha'', yaitu ruangan utama dan terbesar yang terletak di tengah candi. Ruangan timur terhubung dengan ruangan utama tempat bersemayam sebuah [[arca]] [[Siwa|Siwa Mahadewa]] (Perwujudan Siwa sebagai Dewa Tertinggi) setinggi tiga meter. Arca ini memiliki ''Lakçana'' (atribut atau simbol) Siwa, yaitu ''chandrakapala'' (tengkorak di atas bulan sabit), ''jatamakuta'' (mahkota keagungan), dan ''trinetra'' (mata ketiga) di dahinya. Arca ini memiliki empat lengan yang memegang atribut Siwa, seperti ''aksamala'' (tasbih), ''camara'' (rambut ekor kuda pengusir lalat), dan ''[[trisula]]''. Arca ini mengenakan ''[[upawita]]'' (tali kasta) berbentuk ular naga (kobra). Siwa digambarkan mengenakan cawat dari kulit harimau, digambarkan dengan ukiran kepala, cakar, dan ekor harimau di pahanya. Sebagian sejarawan beranggapa bahwa arca Siwa ini merupakan perwujudan raja [[Balitung]] sebagai dewa Siwa, sebagai arca pedharmaan anumerta dia. Sehingga ketika raja ini wafat, arwahnya dianggap bersatu kembali dengan dewa penitisnya yaitu Siwa.<ref>Ariswara; English translation by Lenah Matius. third edition (1993). "Prambanan", pp. 11–12. Intermasa. Jakarta. ISBN 979-8114-57-4.</ref> Arca Siwa Mahadewa ini berdiri di atas lapik bunga [[padma]] di atas landasan persegi berbentuk [[yoni]] yang pada sisi utaranya terukir ular [[Nāga]] (kobra).
Tiga ruang yang lebih kecil lainnya menyimpan arca-arca yang ukuran lebih kecil yang berkaitan dengan Siwa. Di dalam ruang selatan terdapat Resi [[Agastya]], [[Ganesha]] putra Siwa di ruang barat, dan di ruang utara terdapat arca sakti atau istri Siwa, ''Durga Mahisasuramardini'', menggambarkan [[Durga]] sebagai pembasmi Mahisasura, raksasa Lembu yang menyerang [[swargaloka]]. Arca Durga ini juga disebut sebagai ''Rara Jonggrang'' (''dara langsing'') oleh penduduk setempat. Arca ini dikaitkan dengan tokoh putri legendaris [[Rara Jonggrang]].
Di dalam buku terkenal Thomas Raffles, ''The History of Java'' (1817) terdapat gambar Candi Induk Prambanan dengan keterangan "candi induk di Jongrangan"''.'' Dalam nama ''jongrangan'' ini dikenal nama lokal lainnya yang populer untuk kompleks percandian ini, yaitu Loro Jonggrang, yang berarti "Gadis Semampai". Loro Jonggarang adalah tokoh utama dalam sebuah cerita rakyat Jawa.
=== Candi Brahma dan Candi Wisnu ===
Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa [[Wisnu]], yang terletak di sisi utara dan satunya dipersembahkan kepada [[Brahma]], yang terletak di sisi selatan. Kedua candi ini menghadap ke timur dan hanya terdapat satu ruang, yang dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi Brahma menyimpan arca Brahma dan Candi Wishnu menyimpan arca Wishnu yang berukuran tinggi hampir 3 meter. Ukuran candi Brahma dan Wishnu adalah sama, yakni lebar 20 meter dan tinggi 33 meter.
=== Candi Wahana ===
[[Berkas:Prambanan shrine.jpg|jmpl|ka|lurus|Candi Garuda, salah satu candi wahana]]
Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil daripada candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada kendaraan atau [[wahana]] dewa-dewa ini; sang lembu [[Nandi]] wahana Siwa, sang [[Angsa]] wahana Brahma, dan sang [[Garuda]] wahana Wisnu. Candi-candi wahana ini terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat arca lembu Nandi. Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya mengapit arca [[Chandra]] dewa bulan dan [[Surya]] dewa matahari. Chandra digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya berdiri di atas kereta yang ditarik 7 kuda.<ref>Ariswara; English translation by Lenah Matius. third edition (1993). "Prambanan", pp. 26. Intermasa. Jakarta. ISBN 979-8114-57-4.</ref> Tepat di depan candi Brahma terdapat candi Angsa. Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa sebagai kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi yang dipersembahkan untuk [[Garuda]], akan tetapi sama seperti candi Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu arca Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara [[Garuda Pancasila]].
=== Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok ===
Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat ''Candi Apit''. Ukuran Candi Apit hampir sama dengan ukuran candi perwara, yaitu tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter. Disamping 8 candi utama ini terdapat candi kecil berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya menyerupai pelinggihan dalam [[Pura]] Hindu Bali tempat meletakan canang atau sesaji, sekaligus sebagai aling-aling di depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini yaitu; 4 ''Candi Kelir'' pada empat penjuru mata angin di muka pintu masuk, dan 4 ''Candi Patok'' di setiap sudutnya. Candi Kelir dan Candi Patok berbentuk miniatur candi tanpa tangga dengan tinggi sekitar 2 meter.
=== Candi Perwara ===
[[Berkas:Candi Prambanan - Kompleks Candi Prambanan 41.jpg|jmpl|Candi Perwara di halaman sisi selatan, tampak pada latar belakang Candi Brahma dan Hamsa]]
Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin. Dinding kedua berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas 224 Candi Perwara yang disusun dalam empat baris konsentris. Candi-candi ini dibangun di atas empat undakan teras-teras yang makin ke tengah sedikit makin tinggi. Empat baris candi-candi ini berukuran lebih kecil daripada candi utama. Candi-candi ini disebut "Candi Perwara" yaitu Candi Pengawal atau Candi Pelengkap. Candi-Candi Perwara disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar terdiri atas 68 candi.
Masing-masing Candi Perwara ini berukuran tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter, dan jumlah keseluruhan Candi Perwara di halaman ini adalah 224 candi. Kesemua Candi Perwara ini memiliki satu tangga dan pintu masuk sesuai arah hadap utamanya, kecuali 16 candi di sudut yang memiliki dua tangga dan pintu masuk menghadap ke dua arah luar.<ref>{{Cite web
| url = http://www.borobudur.tv/prambanan_01.htm
| title = Prambanan: A Brief Architectural Summary
| accessdate = 2011-10-31
| author =
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| date =
| year =
| month =
| work =
| publisher = Borobudur TV
| pages =
| format =
| language = English
| quote =
| archiveurl =
| archivedate =
}}
</ref> Jika kebanyakan atap candi di halaman dalam zona inti berbentuk ''wajra'', maka atap candi perwara berbentuk ''ratna'' yang melambangkan permata.
Aslinya ada banyak candi yang ada di halaman ini, akan tetapi hanya sedikit yang telah dipugar. Bentuk candi perwara ini dirancang seragam. Sejarawan menduga bahwa candi-candi ini dibiayai dan dibangun oleh penguasa daerah sebagai tanda bakti dan persembahan bagi raja. Sementara ada pendapat yang mengaitkan empat baris Candi Perwara melambangkan empat [[kasta]], dan hanya orang-orang anggota kasta itu yang boleh memasuki dan beribadah di dalamnya; baris paling dalam hanya oleh dimasuki kasta [[brahmana]], berikutnya hingga baris terluar adalah barisan candi untuk [[ksatriya]], [[waisya]], dan [[sudra]]. Sementara pihak lain menganggap tidak ada kaitannya antara Candi Perwara dan empat kasta. Barisan candi perwara kemungkinan dipakai untuk beribadah, atau tempat bertapa (meditasi) bagi pendeta dan umatnya.
== Arsitektur ==
[[Berkas:Prambanan Cross Section Shiva.svg|jmpl|ka|Penampang candi Siwa]]
Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur Hindu yang berdasarkan kitab Wastu Sastra/Kitab Silpastra. Denah candi megikuti pola [[mandala]], sementara bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli ''Siwagrha'' dan dirancang menyerupai rumah Siwa, yaitu mengikuti bentuk gunung suci [[Mahameru]], tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian kompleks candi mengikuti model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yakni terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau [[Loka]].
Seperti [[Borobudur]], Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda nama, tiap konsep Hindu ini memiliki sandingannya dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya hampir sama. Baik lahan denah secara horisontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona:<ref>[http://konservasiborobudur.org/?p=11 Konservasi Borobudur] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110726234819/http://konservasiborobudur.org/?p=11 |date=2011-07-26 }} (in Indonesian)</ref>
* '''Bhurloka''' (dalam Buddhisme: ''[[Kamadhatu]]''), adalah ranah terendah makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus Hantu dan iblis. Di ranah ini manusia masih terikat dengn hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman terlar dan kaki candi melambangkan ranah ''bhurloka''.
* '''Bwahloka''' (dalam Buddhisme: ''[[Rupadhatu]]''), adalah alam tegah, tempat orang suci, [[resi]], pertapa, dan [[dewata]] rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan ranah ''bwahloka''.
* '''Swahloka''' (dalam Buddhisme: ''[[Arupadhatu]]''), adalah ranah trtinggi sekaligus tersuci tempat para [[dewa]] Hapsara Hapsari Bidadari bersemayam, juga disebut ''[[swargaloka]]''. Halaman dalam dan atap candi melambangkan ranah ''swahloka''. Atap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka berupa ''ratna'' ([[Sanskerta]]: permata), bentuk ''ratna'' Prambanan merupakan modifikasi bentuk [[wajra]] yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa kuno, ''ratna'' adalah sandingan Hindu untuk ''[[stupa]]'' Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.
Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang utama candi Siwa terdapat sumur yang didasarnya terdapat ''pripih'' (kotak batu). Sumur ini sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini ditemukan di atas timbunan arang kayu, tanah, dan tulang belulang hewan korban. Di dalam pripih ini terdapat benda-benda suci seperti lembaran emas dengan aksara bertuliskan [[Baruna]] (dewa laut) dan [[Parwata]] (dewa gunung). Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur arang, abu, dan tanah, 20 keping uang kuno, beberapa butir permata, kaca, potongan emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 lembaran emas (5 diantaranya berbentuk kura-kura, ular [[naga]] (kobra), [[padma]], altar, dan telur).<ref>{{Cite web |url=https://www.rumpunips.com/2022/04/candi-prambanan.html |title=Arsitektur Candi Roro Jonggrang}}</ref>
== Relief ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf op de aan Shiva gewijde tempel op de Candi Lara Jonggrang oftewel het Prambanan tempelcomplex TMnr 10016191.jpg|jmpl|ka|Relief di Prambanan menampilkan [[Shinta]] tengah diculik [[Rahwana]] yang menunggangi raksasa bersayap, sementara burung [[Jatayu]] di sebelah kiri atas mencoba menolong Shinta.]]
[[Berkas:Relief Candi Prambanan.JPG|jmpl|ka|Panil khas Prambanan, singa di dalam relung diapit dua pohon [[kalpataru]] yang masing-masing diapit oleh sapasang [[kinnara]]-[[kinnari]] atau sepasang margasatwa.]]
=== Ramayana dan Krishnayana ===
Candi ini dihiasi [[relief]] naratif yang menceritakan epos Hindu; [[Ramayana]] dan [[Kresna#Kehidupan|Krishnayana]]. Relif berkisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual ''[[pradaksina]]'', yaitu ritual mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah. Kisah Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang menceritakan kehidupan [[Krishna]] sebagai salah satu [[awatara]] Wishnu.
Relief Ramayana menggambarkan bagaimana [[Shinta]], istri [[Rama]], diculik oleh [[Rahwana]]. Panglima bangsa [[wanara]] (kera), [[Hanuman]], datang ke Alengka untuk membantu Rama mencari Shinta. Kisah ini juga ditampilkan dalam Sendratari Ramayana, yaitu pagelaran [[wayang orang]] Jawa yang dipentaskan secara rutin di panggung terbuka Trimurti setiap malam bulan purnama. Latar belakang panggung Trimurti adalah pemandangan megah tiga candi utama yang disinari cahaya lampu.
=== Lokapala, Brahmana, dan Dewata ===
Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di sepanjang galeri dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan para [[dewata]] dan resi [[brahmana]]. Arca dewa-dewa [[lokapala]], dewa surgawi penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara arca para brahmana penyusun kitab [[Weda]] terdapat di candi Brahma. Di candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh dua [[apsara]] atau [[bidadari]] kahyangan.
=== Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru ===
Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung (ceruk) yang menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang menggambarkan pohon hayat [[kalpataru]]. Pohon suci ini dalam mitologi Hindu-Buddha dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Di kaki pohon Kalpataru ini diapit oleh pasangan [[kinnara]]-[[kinnari]] (hewan ajaib bertubuh burung berkepala manusia), atau pasangan hewan lainnya, seperti burung, kijang, domba, monyet, kuda, gajah, dan lain-lain. Pola singa diapit kalpataru adalah pola khas yang hanya ditemukan di Prambanan, karena itulah disebut "Panel Prambanan"
== Museum Prambanan Jawa Tengah ==
Di dalam kompleks taman purbakala candi Prambanan terdapat sebuah museum yang menyimpan berbagai temuan benda bersejarah purbakala. Museum ini terletak di sisi utara Candi Prambanan, antara candi Prambanan dan [[candi Lumbung]]. Museum ini dibangun dalam arsitektur tradisional Jawa, berupa rumah [[joglo]]. Koleksi yang tersimpan di museum ini adalah berbagai batu-batu candi dan berbagai [[arca]] yang ditemukan di sekitar lokasi candi Prambanan; misalnya arca lembu Nandi, resi Agastya, Siwa, Wishnu, Garuda, dan arca Durga Mahisasuramardini, termasuk pula batu [[Lingga (arca)|Lingga]] Siwa, sebagai lambang kesuburan.
Replika harta karun emas [[temuan Wonoboyo]] yang terkenal itu, berupa mangkuk berukir Ramayana, gayung, tas, uang, dan perhiasan emas, juga dipamekan di museum ini. Temuan Wonoboyo yang asli kini disimpan di [[Museum Nasional Indonesia]] di Jakarta. Replika model arsitektur beberapa candi seperti Prambanan, Borobudur, dan Plaosan juga dipamerkan di museum ini. Museum ini dapat dimasuki secara gratis oleh pengunjung taman purbakala Prambanan karena tiket masuk taman wisata sudah termasuk museum ini. Pertunjukan audio visual mengenai candi Prambanan juga ditampilkan disini.
== Candi lain di sekitar Prambanan ==
[[Berkas:Prambanan Plain Map en.svg|jmpl|ka|Candi dan situs purbakala di sekitar [[Dataran Kewu]]]]
[[Berkas:Candi Sewu viewed from the south, 23 November 2013.jpg|jmpl|ka|[[Candi Sewu]], candi Buddha yang masuk dalam lingkungan Taman Purbalaka Prambanan, dikaitkan dengan legenda Rara Jonggrang]]
[[Dataran Kewu]] atau dataran Prambanan adalah dataran subur yang membentang antara lereng selatan kaki [[gunung Merapi]] di utara dan jajaran pegunungan [[karst|kapur]] Sewu di selatan, dekat perbatasan [[Kabupaten Sleman|Sleman]] dan [[Klaten]]. Selain candi Prambanan, lembah dan dataran di sekitar Prambanan kaya akan peninggalan arkeologi [[candi]]-candi Buddha paling awal dalam sejarah Indonesia, serta candi-candi Hindu. Candi Prambanan dikelilingi candi-candi Buddha. Masih di dalam kompleks taman wisata purbakala, tak jauh di sebelah utara candi Prambanan terdapat reruntuhan [[candi Lumbung]] dan [[candi Bubrah]]. Lebih ke utara lagi terdapat [[candi Sewu]], candi Buddha terbesar kedua setelah Borobudur. Lebih jauh ke timur terdapat [[candi Plaosan]]. Di arah barat Prambanan terdapat [[candi Kalasan]] dan [[candi Sari]]. Sementara di arah selatan terdapat [[candi Sojiwan]], [[Situs Ratu Baka]] yang terletak di atas perbukitan, serta [[candi Banyunibo]], [[candi Barong]], dan [[candi Ijo]].
Dengan ditemukannya begitu banyak peninggalan bersejarah berupa candi-candi yang hanya berjarak beberapa ratus meter satu sama lain, menunjukkan bahwa kawasan di sekitar Prambanan pada zaman dahulu kala adalah kawasan penting. Kawasan yang memiliki nilai penting baik dalam hal keagamaan, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Letak candi-candi [[Hindu]] dan [[Buddha]] yang berdampingan satu sama lain dalam jarak yang cukup dekat ini menunjukkan bahwa toleransi beragama sejak zaman dulu sudah ada dan hal ini menjadi simbol bagi kehidupan beragama yang damai dan [[keharmonisan beragama|harmonis]] di [[Indonesia]].<ref>UNESCO Cultural Heritages and Symbol of Indonesian Peace and Religious Harmony, [[Hary Gunarto]], International Journal of Current Multidisiplinary Studies. May 2019, pp. 993-997. [https://www.apu.ac.jp/~gunarto/harmony.pdf Pranala luar]</ref>
Diduga kuat bahwa pusat [[kerajaan Medang|kerajaan Medang Mataram]] terletak disuatu tempat di dataran ini. Kekayaan situs arkeologi, serta kecanggihan dan keindahan candi-candinya menjadikan [[Dataran Prambanan]] tak kalah dengan kawasan bersejarah terkenal lainnya di Asia Tenggara, seperti situs arkeologi kota purbakala [[Angkor]], [[Bagan]], dan [[Ayutthaya]].
== Lihat pula ==
* [[Borobudur]]
* [[Situs Ratu Baka]]
* [[Rara Jonggrang]]
* [[Arsitektur Indonesia]]
* [[Candi]]
== Galeri ==
{{Commonscat|Prambanan}}
<gallery>
Berkas:Shiva temple Prambanan 2017-08-02 (4).jpg|Arca [[Siwa|Siwa Mahadewa]] di Candi Prambanan
Berkas:Prambanan Java271.jpg|Arca [[Brahma]] di Candi Prambanan
Berkas:Prambanan Java276.jpg|Arca [[Wisnu]] di Candi Prambanan
Berkas:Yogyakarta Indonesia Prambanan-temple-complex-18a.jpg|Arca [[Ganesa|Ganesha]] di Candi Prambanan
</gallery>
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Lihat pula ==
{{Portal|Indonesia|Jawa}}
* [[Kompleks Candi Prambanan]]
== Pranala luar ==
* [http://www.
* {{en}} [http://whc.unesco.org/
* {{en}} [https://borobudurpark.com/temple/prambanan/ Candi Prambanan di website resmi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero)]
* {{en}} [https://www.youtube.com/watch?v=_onpsWOkhq0&ab_channel=UNESCO Prambanan Temple Compounds] - UNESCO: World Heritage List
{{Topik Yogyakarta}}{{Kuil Hindu di Indonesia}}{{Candi Hindu Indonesia}}
{{Authority control}}
[[
[[Kategori:Candi di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Candi di Daerah Istimewa Yogyakarta]]
[[Kategori:Tempat wisata di Yogyakarta]]
[[Kategori:Kawasan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Cagar budaya di Yogyakarta]]
[[
[[Kategori:Prambanan, Klaten]]
[[Kategori:Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia]]
|