Pulau Penyengat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ikhsanul Iqbal (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Kota Tanjungpinang menjadi Kota Tanjung Pinang
 
(46 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kotakinfo pulau|
|nama=Pulau Penyengat Inderasakti<br />ڤولاو ڤڽڠت ايندراسقتي
|negara=[[Indonesia]]
|kepulauan=[[Kepulauan Riau]]
|peta=[[Berkas:Peta Kepulauan Riau - Penyengat.png|200px|Pulau Penyengat di tengah Kepulauan Riau]]<br>[[Berkas:Peta Pulau Penyengat.png|200px|Pulau Penyengat]]
|peta=
|provinsi=[[Kepulauan Riau]]
|jenisdati2=Kota
|kota=[[Tanjungpinang]]
|dati2=[[Kota Tanjungpinang|Tanjungpinang]]
|dati2=
|koordinat={{coor dms |0|55|40|N|104|25|00|E|}}
|luas=2 km<sup>2</sup>
|populasi=
|garispantai=4,8 km
|kotaterbesar=
}}
'''Pulau Penyengat''' (atau '''Pulau Penyengat Inderasakti''' dalam sebutan sumber-sumber sejarah,) adalah sebuah [[pulau]] kecil yang berjarak kurang lebih 3 km daridi [[Kota Tanjungpinang]], pusat pemerintahan [[Kepulauan Riau|Provinsi Kepulauan Riau]], yang berjarak kurang lebih 2&nbsp;km dari pusat kota. Pulau ini berukuran kurang lebihpanjang 2.500000 meter xdan lebar 750850 meter, dan berjarak lebih kurang 35 &nbsp;km dari [[Pulau Batam]]. Pulau ini dapat ditujuditempuh dari pusat Kota Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu botbermotor atau lebih dikenal bot ''pompong.'' Dengan menggunakan bot pompong,yang memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.<ref name="Nyatanya">PUTRA, Lukmannulhakim; ''Pulau Penyengat Nyata-Nya Inderasakti''. [[Bandung]]: CV. Rijakarsa Mandiri, [[2006]].</ref>
 
Pulau Penyengat merupakan salah satu obyekobjek wisata di [[Kepulauan Riau]]. SalahDi satupulau objekini terdapat berbagai peninggalan bersejarah yang bisa kitadi liatantaranya adalah '''Masjid Raya Sultan Riau''' yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional [[Raja Ali Haji]], kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi. Pulau penyengat dan komplek istana di Pulau Penyengat telah dicalonkan ke [[UNESCO]] untuk dijadikan salah satu [[Situs Warisan Dunia]]
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Peta-Pulau-Penyengat.gif|left|thumb|200px|Peta Pulau Penyengat di papan kedatangan]]
Pada abad ke-18, Raja Haji membangun sebuah benteng di Pulau Penyengat, benteng tersebut tepatnya berada di Bukit Kursi, disana ditempatkan beberapa meriam sebagai basis pertahanan Bintan
Menurut cerita, pulau mungil di muara [[Sungai Riau]], [[Pulau Bintan]] ini sudah lama dikenal oleh para pelaut sejak berabad-abad yang lalu karena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil [[air tawar]] yang cukup banyak tersedia di pulau ini. Belum terdapat catatan tertulis tentang asal mula nama pulau ini. Namun, dari cerita rakyat setempat, nama ini berasal dari nama hewan sebangsa [[serangga]] yang mempunyai ''[[sengat]]''. Menurut cerita tersebut, ada para pelaut yang melanggar ''[[tabu|pantang-larang]]'' ketika mengambil air, maka mereka diserang oleh ratusan serangga berbisa. Binatang ini yang kemudian dipanggil '''''[[Penyengat]]''''' dan pulau tersebut dipanggil dengan '''Pulau Penyengat'''. Sementara [[Bangsa Belanda|orang-orang Belanda]] menyebut pulau tersebut dengan nama '''Pulau Mars'''.<ref name="Nyatanya"/><ref name="papan">Sejarah yang tertulis di Papan Riwayat Pulau Penyengat, akses 07/09/2014.</ref>
Ia menguasai wilayah istrinya Raja Hamidah tahun [[1804]]. Anaknya kemudian memerintah seluruh kepulauan Riau dari Pulau Penyengat. Sementara itu, saudara laki-lakinya memerintah di Pulau Lingga di sebelah selatan dan mendirikan [[Kesultanan Lingga-Riau]].
 
Tatkala pusat pemerintahan [[Kesultanan Lingga|Kerajaan Riau]] bertempat di pulau itu ditambah menjadi '''Pulau Penyengat Inderasakti'''. Pada [[1803]], Pulau Penyengat telah dibangun dari sebuah pusat pertahanan menjadi negeri dan kemudian berkedudukan [[Yang Dipertuan Muda]] [[Kesultanan Lingga|Kerajaan Riau-Lingga]] sementara [[Sultan Lingga|Sultan]] berkediaman resmi di [[Daik, Lingga, Lingga|Daik-Lingga]]. Pada tahun [[1900]], [[Sultan Lingga|Sultan Riau-Lingga]] pindah ke Pulau Penyengat. Sejak itu lengkaplah peran Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, [[Islam|agama Islam]] dan [[kebudayaan Melayu]].<ref name="papan"/>
 
=== Imperium Melayu ===
Pulau Penyengat merupakan pulau yang bersejarah dan memiliki kedudukan yang penting dalam peristiwan jatuh bangunnya '''''Imperium Melayu''''', yang sebelum terdiri dari wilayah [[Kesultanan Johor]], [[Kesultanan Pahang|Pahang]], [[Kesultanan Siak|Siak]] dan [[Kesultanan Lingga|Lingga]], khususnya di bagian selatan dari [[Semenanjung Melayu]]. Peran penting tersebut berlangsung selama 120 tahun, sejak berdirinya [[Kerajaan Riau]] pada tahun [[1722]], sampai akhirnya diambil alih sepenuhnya oleh [[Belanda]] pada [[1911]].<ref name="Nyatanya"/>
 
=== Perang Saudara tahta Johor ===
Awalnya pulau ini hanya sebuah tempat persinggahan armada-armada pelayaran yang melayari perairan [[Pulau Bintan]], [[Selat Malaka]] dan sekitarnya. Namun pada tahun [[1719]] ketika meletus [[perang saudara]] memperebutkan [[Sultan Johor|tahta]] [[Kesultanan Johor]] antara keturunan [[Mahmud Syah dari Johor|Sultan Mahmud Syah]] yang dipimpin putranya [[Raja Kecil]] melawan keturunan [[Sultan Abdul Jalil Riayatsyah]] yang dipimpin [[Sulaiman dari Johor|Tengku Sulaiman]].<ref name="Nyatanya"/>
 
Pulau Penyengat mulai dijadikan kubu pertahanan oleh '''[[Raja Kecil]]''' yang memindahkan pusat pemerintahannya dari Kota Tinggi ([[Johor]]) ke Riau di Hulu Sungai Carang ([[Pulau Bintan]]). Perang saudara itu dimenangkan oleh Tengku Sulaiman dan saudaranya yang dibantu oleh lima orang [[bangsawan]] [[Suku Bugis|Bugis]] [[Kesultanan Luwu|Luwu]], yaitu ''Daeng Perani'', ''[[Daeng Marewah]]'', ''[[Daeng Chelak]]'', ''Daeng Kemasi'' dan ''Daeng Menambun''. Yang mana seterusnya Tengku Sulaiman mendirikan kerajaan baru yaitu Kerajaan Johor-Riau-Lingga, pada [[4 Oktober]] [[1722]].<ref name="Nyatanya"/> Sedangkan Raja Kecil menyingkir ke [[Siak]] dan seterusnya mendirikan [[Kesultanan Siak]].
 
=== Yang Dipertuan Muda Riau ===
{{artikel|Yang Dipertuan Muda}}
Pada masa Kerajaan Johor-Riau-Lingga, Pulau Penyengat tetap berperan sebagai pusat pertahanan sekaligus tempat kediaman dan pusat pemerintahan dari Yang Dipertuan Muda Johor-Pahang-Riau-Lingga. Di kerajaan Riau-Lingga terdapat dua posisi jabatan utama, yaitu Yang Dipertuan Besar atau Sultan yang berkedudukan di Daik, Lingga dan Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di Pulau Penyengat. Walaupun lebih rendah kedudukan Yang Dipertuan Muda, tetapi dia mengatur pemerintahan, angkatan perang, perekonomian dan masalah-masalah operasional lainnya.<ref name="Nyatanya"/>
<!--
 
=== Perang Riau ===
{{artikel|Perang Riau}}
Perang Riau yang berlangsung dari tahun 1824 s.d. 1826, merupakan salah satu perang maritim terbesar dalam sejarah peperangan melawan Belanda. Saat itu Yang Dipertuan Muda IV Raja Haji Fisabilillah, menjadikan Benteng Kursi di Pulau Penyengat sebagai benteng pertahanan utama dan menyulitkan armada Belanda yang mencoba untuk menguasai Tanjungpinang dan sekitar kepulauan Riau.
 
=== Mahar bagi Ratu Hamidah ===
Setelah Belanda menguasai Kerajaan Riau-Lingga dengan mendirikan kantor di Tanjungpinang,
 
=== Pusat Kerajaan ===
Pada masa Yang Dipertuan Muda terakhir, Sultan Abdulrahman, dia sekaligus pula sebagai Yang Dipertuan Besar atau Sultan dari Riau-Lingga. Dia memindahkan pusat kerajaan dari Daik, Lingga ke Pulau Penyengat pada tahun ...
 
Awalnya pulau ini dikenal dengan sebutan Pulau Air, yang oleh para nelayan dan pelaut dikenal sebagai tempat untuk mengambil air tawar.
 
Pada abad ke-18, Raja Haji membangun sebuah benteng di Pulau Penyengat, benteng tersebut tepatnya berada di Bukit Kursi, disana ditempatkan beberapa meriam sebagai basis pertahanan Bintan
Ia menguasai wilayah istrinya Raja Hamidah tahun [[1804]]. Anaknya kemudian memerintah seluruh kepulauan Riau dari Pulau Penyengat. Sementara itu, saudara laki-lakinya memerintah di Pulau Lingga di sebelah selatan dan mendirikan [[Kesultanan Lingga-Riau]].
 
Under the protection and support of the British the area saw an "golden age", and the remains of this prosperous time can still be seen on the island. Some of the ruins have recently been restored, like the old ruler's palace and royal tombs. The old mosque, Mesjid Raya, is still in use. A cultural center is also newly built for performances of Malay music and dance. At the west end of the island there is an impressive stone fort, built by Raja Haji to fend off Dutch attacks.
 
Baris 30 ⟶ 60:
pulau penyengat adalah sebuah pulau kecil yang terletak tak jauh dari pulau Bintan, Kepulauan Riau. Menurut cerita penduduk setempat, pulau ini merupakan mas kawin dari seorang raja kepada istrinya yang bernama Engku Putri. Dalam pulau ini, terdapat beberapa makam pahlawan daerah Riau, salah satunya yang paling terkenal yaitu Raja Haji Fisabilillah. Ia sekaligus sebagai pengarang sebuah tulisan yang berjudul Gurindam Dua Belas. Ia dimakam kan dekat Engku Putri. Di pulau penyengat juga terdapat mesjid agung yang cukup megah sebagaisalah satu peninggalan sejarahnya. Konon mesjid ini dibangun dengan bahan kuning telur sebagai cat nya. Didalam mesjid ini terdapat Al-Quran besar bertuliskan tangan. Selain itu, pulau penyengat juga masih menyimpan bukti sejarah perjuangan para pahlawan dulu, yaitu sebuah meriam yang diletakkan disebuah bukit yang disebut dengan Bukit Kursi.
-->
 
== Bangunan Bersejarah ==
=== Masjid Raya Sultan Riau ===
Masjid ini awalnya dibangun oleh Sultan Mahmud pada tahun 1803. Kemudian pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman, tahun 1832 masjid ini direnovasi dalam bentuk yang terlihat saat ini. Bangunan utama masjid ini berukuran 18 x 20 meter yang ditopang oleh 4 buah tiang beton. Di keempat sudut bangunan, terdapat menara tempat Bilal mengumandangkan adzan. Pada bangunan Masjid Sultan Riau terdpat 13 kubah yang berbentuk seperti bawang. Jumlah keseluruhan menara dan kubah di Masjid Sultan Riau sebanyak 17 buah yang melambangkan jumlah rakaat salat wajib lima waktu sehari semalam.
 
Di sisi kiri dan kanan bagian depan masjid terpdat bangunan tambahan yang disebut dengan Rumah Sotoh (tempat pertemuan). Menurut sejarahnya, masjid ini dibangun dengan menggunakan campuran putih telur, kapur, pasir dan tanah liat.
 
==== Mushaf al-Quran ====
Terdapat dua buah al-Quran tulisan tangan yang tersimpan di dalam Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat. Salah satu yang diperlihatkan kepada pengunjung adalah hasil goresan tangan Abdurrahman Stambul, seorang penduduk Pulau Penyengat yang dikirim oleh Kerajaan Lingga ke Mesir untuk memperdalam ilmu Agama Islam, sekembalinya dari belajar dia menjadi guru dan terkenal dengan "khat" gaya Istambul. Al-Quran ini diselesaikan pada tahun 1867 sambil mengajar. Keistimewaan al-Quran Mushaf Abdurrahman Stambul ini adalah banyaknya penggunaan "Ya Busra" serta beberapa rumah huruf yang titiknya sengaja disamarkan sehingga membacanya cenderung berdasarkan interpretasi individu sesuai akal dan ilmunya.
 
=== Istana Kantor ===
Istana Kantor adalah istana dari Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Ali (1844-1857), atau juga yang disebut dengan Marhum Kantor. Selain digunakan sebagai kediaman, bangunan yang dibangun pada tahun 1844 ini juga difungsikan sebagai kantor oleh Raja Ali.
 
Istana Kantor berukuran sekitar 110 m2 dan menempati areal sekitar satu hektar yang seluruhnya dikelilingi tembok. Bangunan dan puing yang masih ada memperlihatkan kemegahannya pada masa lalu.
 
=== Balai Adat Melayu ===
Balai Adat Pulau Penyengat adalah replika rumah adat Melayu yang pernah ada di Pulau Penyengat. Bangunan Balai Adat merupakan rumah panggung khas Melayu yang terbuat dari kayu. Balai Adat difungsikan untuk menyambut tamu atau mengadakan perjamuan bagi orang-orang penting.
 
Di dalam gedung, kita dapat melihat tata ruang dan beberapa benda perlengkapan adat resam Melayu, serta berbagai perlengkapan atraksi kesenian yang digunakan untuk menjamu tamu-tamu tertentu.
 
Di bagian bawah Balai Adat ini terdapat sumur air tawar yang konon sudah berabad lamanya dan sampai sekarang airnya masih mengalir dan dapat langsung diminum.
<!---rencana isi tambahan:~~~~
=== Benteng-Benteng pertahanan ===
Terdapat 3 bekas benteng di pulau ini, tetapi saat ini yang masih ada sisa-sisa reruntuhan yaitu Benteng Bukit Kursi
 
==== Benteng Bukit Kursi ====
Benteng ini terletak di bagian barat pulau, di sebuah bukit yang dapat melihat ke sekeliling pulau, dengan sisa-sisa reruntuhan serta meriam-meriam yang masih dapat dijumpai di benteng ini. Benteng ini merupakan benteng utama di Pulau Penyengat.
 
Benteng ini dibangun menjelang perang antara Kerajaan Riau dan Belanda pada tahun 1782-1784, pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Riau IV Raja Haji. Menarik untuk diketahui bahwa benteng ini justru dibangun untuk melindungi pusat kerajaan yang ketika itu berada di Hulu Sungai Riau dan Kota Piring - Biram Dewa. Pada masanya, Benteng Bukit Kursi merupakan salah satu benteng terbaik yang dilengkapi dengan meriam.
 
==== Benteng Tanjung Nihong ====
Berdekatan dengan Benteng Bukit Kursi, benteng ini lebih rendah kedudukannya dari Benteng Kursi
==== Benteng Bukit Pengawa ====
Benteng ini terletak di bagian timur pulau, menghadap ke arah Pulau Bintan,
 
=== Gudang-gudang Mesiu ===
 
== Kompleks Pemakaman ==
 
=== Makam Engku Putri ===
 
=== Makam Raja Haji Fisabilillah ===
 
=== Makam Habib Syaikh bin Alwi Assegaf ===
Sayyid Syaikh bin Alwi Assegaf merupakan cucu dari Sayyid Nuh al-Habsyi yang dimakamkan di Singapura
 
=== Makam Raji Ali Haji ===
 
=== Makam Yang Dipertuan Muda Jaafar dan ===
 
=== Makam Sultan Abdurrahman ===
-->
== Monumen Bahasa Melayu ==
Pada tanggal [[19 Agustus]] [[2013]], telah diletakkan batu pertama pembangunan '''Monumen Bahasa Melayu''' di areal dalam bekas Benteng Kursi, Pulau Penyengat, oleh [[Gubernur Kepulauan Riau]], [[Muhammad Sani|HM Sani]]. Pembangunan monumen ini merupakan wujud penghormatan dan penghargaan Pemerintah Provinsi Kepri terhadap jasa-jasa [[Raja Ali Haji]] sebagai [[Pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional]] di bidang bahasa. Selain itu juga untuk lebih mengenalkan tentang asal dan arti [[bahasa Melayu]] yang dipakai di [[Kepulauan Riau]] dan [[Lingga]], serta [[bahasa Indonesia]] yang digunakan saat ini.<ref name="batam">[http://batamtoday.com/berita32153-Gubernur-Kepri-Resmikan-Pembangunan-Monumen-Bahasa-Melayu-di-Penyengat.html Gubernur Kepri Resmikan Pembangunan Monumen Bahasa Melayu di Penyengat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160306210725/http://batamtoday.com/berita32153-Gubernur-Kepri-Resmikan-Pembangunan-Monumen-Bahasa-Melayu-di-Penyengat.html |date=2016-03-06 }}, BatamToday.com</ref>
 
Monumen Bahasa Melayu dibangun sebagai tindak lanjut dari dari mufakat 12 kebudayaan Melayu antara Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri dan LAM Provinsi Riau pada saat seminar nasional bahasa Indonesia di Pekanbaru, Riau, 2010 lalu, yang dihadiri masing-masing gubernur.<ref name="batam"/>
 
== Galeria gambar ==
== Referensi ==
<gallery>
Berkas:Makam raja2.jpg|Makam raja-raja (Raja Ja'afar dan Raja Ali Marhum Kantor) yang berada di tengah-tengah pulau Penyengat
Baris 38 ⟶ 125:
Berkas:Istana kantor.jpg|Kompleks Istana Kantor sebagai objek pariwisata di pulau Penyengat
Berkas:Makam Engku Putri Raja Hamidah.jpg|Makam Engku Putri Raja Hamidah (wafat 12/7/1844)
Berkas:Raja_Ja'afar_tomb_of_Johor_Sultanete.jpg|Makam Raja Ja'afar dari Kesultanan Johor (Dinasti Raja Bugis Luwu)
Berkas:Raja_Haji_Abdullah_tomb_of_Johor_Sultanete.jpg|Makam Raja Haji Abdullah Kesultanan Johor (Dinasti ke-9 dari Raja Bugis Luwu)
</gallery>
=== Sumber ===
<references/>
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar pulau di Indonesia#Kepulauan Riau|Daftar pulau di Provinsi Kepulauan Riau]]
* [[Kesultanan Lingga]]
* [[Yang Dipertuan Muda]]
* [[Raja Ali Haji]]
 
== Pranala luar ==
{{indo-pulau-stub}}
* {{id}} [http://pulaupenyengat.wordpress.com/2010/09/30/sejarah-pulau-penyengat/ Sejarah Pulau Penyengat]
{{DEFAULTSORT:Penyengat}}
* {{id}} [http://www.indonesia.travel/id/destination/921/pulau-penyengat Pulau Penyengat: Jelajahi Ragam Jejak Kesultanan Johor-Riau]
* {{id}} [http://www.marketing.co.id/menggali-sejarah-melayu-di-pulau-penyengat/ Menggali Sejarah Melayu di Pulau Penyengat]
* {{en}} [http://www.indonesia-tourism.com/riau-archipelago/penyengat-island.html Penyengat Island]
 
{{Commonscat|Penyengat}}
{{Situs Warisan Dunia di Indonesia}}
{{Pulau di Kepulauan Riau}}
{{DEFAULTSORT:Penyengat}}
[[Kategori:Pulau di Indonesia|Penyengat]]
[[Kategori:Pulau di Kepulauan Riau|Penyengat]]
[[Kategori:Tempat wisata di Kepulauan Riau]]
 
[[Kategori:Kota Tanjung Pinang|Penyengat]]
[[en:Penyengat Island]]
[[Kategori:Kesultanan Lingga]]
[[es:Isla de Penyengat]]
[[Kategori:Yang Dipertuan Muda]]
[[fr:Penyengat]]
[[Kategori:Pulau Penyengat| ]]
[[Kategori:Sejarah Kepulauan Riau]]