Vitalisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(25 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kotak samping pengobatan alternatif}}'''Vitalisme''' adalah suatu [http://id.wiktionary.org/wiki/doktrin doktrin] yang mengatakan bahwa suatu kehidupan terletak di luar dunia [[materi]]<ref name=":0">{{Cite book|last=M.Si|first=Bramianto Setiawan, S. Pd|last2=M.Pd|first2=Drs Achmad Fanani|last3=M.Pd|first3=Imas Srinana Wardani, S. Pd|last4=M.Pd|first4=Drs Triman Juniarso|date=2022-03-24|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=FUVmEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=vitalisme+adalah+suatu+doktrin+yang+mengatakan+bahwa+suatu+kehidupan+terletak+di+luar+dunia+materi+dan+karenanya+kedua+konsep+ini&ots=I1i8OrFLQa&sig=M5XWdgfVhEkwBsUPEBbqjrtnJak&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=ILMU ALAMIAH DASAR|publisher=Cv. Eureka Media Aksara|isbn=978-623-5251-54-7|language=id}}</ref> dan karenanya kedua [[konsep]] ini, kehidupan dan materi, tidak bisa saling mengintervensi. Di mana doktrin ini menghadirkan suatu konsep energi, ''elan vital'', yang menyokong suatu kehidupan dan energi ini bisa disamakan dengan keberadaan suatu jiwa.
{{under construction}}
{{pintas|[[WP:TUGAS]]}}
'''Vitalisme''' adalah suatu [http://id.wiktionary.org/wiki/doktrin doktrin] yang mengatakan bahwa suatu kehidupan terletak di luar dunia [[materi]] dan karenanya kedua [[konsep]] ini, kehidupan dan materi, tidak bisa saling mengintervensi. Dimana doktrin ini menghadirkan suatu konsep energi, ''elan vital'', yang menyokong suatu kehidupan dan energi ini bisa disamakan dengan keberadaan suatu jiwa.
 
Pada awal perkembangan filosofi di dunia medis, konsep energi ini begitu kental sehingga seseorang dinyatakan sakit karena adanya ketidakseimbangan dalam energi vitalnya. Dalam [[Budaya Barat|kebudayaan barat]], yang dikaitkan dengan [[Hippocrates]], energi vital ini diwakilkan dengan humor, dan dalam budaya timur diwakilkan oleh [[qi]] maupun prana.
 
Vitalisme merupakan doktrin yang sering kali digunakan sebagai acuan pada zaman dahulu. Akan tetapi sekarang doktrin ini ditolak oleh para ilmuan aliran utama.
<!-- Dhemas Adi Purwa Irfan Islami
“organisme hidup secara mendasar berbeda dari wujud yang tidak hidup karena mereka mengandung beberapa elemen non-fisik atau dikendalikan oleh dasar yang berbeda yang mana bukan merupakan benda tidak bernyawa”.
Meilan Situmeang Sulchan Setiadi
Secara eksplisit vitalisme membawa asas vital, yang mana elemen tersebut sering kali mengacu kepada ''vital spark'', “energi”, atau “''élan vital''”, yang sering kali disamakan dengan “jiwa”.
Fahmi Ekaputra Fahmi Anugrah T. M.
Vitalisme memiliki sejarah yang panjang dalam filosofi kedokteran. Kebanyakan praktik penyembuhan tradisional mengemukakan bahwa penyakit merupakan hasil dari ketidakseimbangan energi vital yang dapat menyebabkan masalah di antara hal-hal hidup dan tidak hidup. Pada tradisi barat yang dikemukakan oleh [[Hippocrates]], kekuatan vital ini berkaitan dengan watak dan hati. Pada tradisi Timur juga dikenal kekuatan serupa yang bernama qi dan prana. Seringkali hal ini dibandingkan dengan reduksionisme, yang ditentang oleh psikisialisme. Aliran Vitalisme ini juga sebuah perbuatan baik menurut aliran ini adalah orang yang kuat, dapat memaksakan dan menekankan kehendaknya agar berlaku dan ditaati oleh orang-orang yang lemah. Manusia hendaknya mempunyai daya hidup atau vitalitas untuk menguasai dunia dan keselamatan manusia tergantung daya hidupnya.
Adik Supriyanti Citra Nurwinda F.
Vitalisme juga memandang bahwa kehidupan tidak sepenuhnya dijelaskan secara fisika, kimiawi, karena hakikatnya berbeda dengan yang tak hidup. Henry Bergson (1958-1941) menyebutkan Elan Vital. Dikatakan bahwa Elan Vital merupakan sumber dari sebab kerja dan perkembangan dalam alam. Asas hidup ini memimpin dan mengatur gejala hidup dan menyesuaikannya dengan tujuan hidup. Oleh karena itu Vitalisme sering juga dinamakan finalisme<ref name=":0" />.
Halim Wicaksono Arif Meftah H. Muhammad Habib Widyawan Restyana Vita W.
== Perkembangan ==
Adhitya Herwin Dwi P. Dinda Dewanti
Vitalisme merupakan doktrin kuno yang dapat ditemui pada banyak kebudayaan kuno. Doktrin vitalistik murni dapat ditemukan pada Galen dari abad ke dua, seorang psikiater yang menjadi tabib bagi gladiator pada Pergamum. Ketika mempelajari tentang anatomi dari tubuh manusia, dia tidak percaya bahwa mahluk hidup dapat dijelaskan secara mekanis. Seperti [http://www.encyclopedia.com/topic/Erasistratus.aspx Erasitratus], yang mempercayai bahwa kekuatan vital diserap dari udara melalui pernafasan.
Hanaanun Abidah L.R. Aryo Wijayanto
Hal ini terjadi karena fungsi tubuh merupakan prinsip vitalistik yang telah ada di semua mahluk hidup yang bahkan sudah ada sejak zaman mesir kuno. Pemikiran vitalis telah mendapat tempat dalam pengobatan tradisional. Mereka mencoba untuk membangun model ilmiah yang bisa dilaksanakan sejak abad 17, saat hal itu masih diperdebatkan menjadi dua bentuk radikal yang berbeda, yang diteliti berdasarkan perilaku mereka berkaitan dengan panas. Kedua bentuk ini disebut dengan organik dan anorganik. Bahan anorganik dapat dilelehkan, dapat juga dikembalikan ke bentuk semula dengan dihilangkan panasnya. Bahan organik “masak” ketika dipanaskan, berubah menjadi bentuk baru yang tidak dapat diubah ke bentuk semula. Masih diperdebatkan tentag keberadaan “''vital force''” (perbedaan yang mendasar antara kedua bahan) hanya ada pada bahan organik.
Agustinus Wahyu K. Nendro Aryo K.
 
-->
Menurut catatan perkembangan mikroskop di Belanda pada awal abad ke-17, teori kuman dan penyakit menantang 4 ilmu dasar di kedokteran barat, di mana komposisi sel organ dari anatomi manusia dan analisis molekuler tentang pemeliharaan kesehatan hidup secara perlahan-lahan menjadi semakin dimengerti. Pendapat itu mulai mengurangi kebutuhan akan penjelasan tentang “''vital force''”. Meskipun demikian, konsep quasi-vitalist yang bermacam-macam masih digunakan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan berbagai kejadian di kehidupan, perkembangan, dan pemikiran manusia.
 
Jons Jakob Berzelius, salah satu dari bapak kimia modern di awal abad ke-19. Meskipun dia menolak penjelasan mistik tentang kehidupan, dia berpendapat bahwa ''regulative force'' harus ada di dalam makhluk hidup untuk menjaga fungsi tubuhnya. Carl Reichenbach mengembangkan teori [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Odic_force Odic Force], sebuah bentuk energi kehidupan yang dapat menyerap benda hidup yang lain. Konsep ini tidak mendapatkan dukungan jika bukan karena wibawa yang dimiliki Reinchenbach. Ketika fisiologi mulai dimengerti yang berkaitan dengan mekanisme fisik. Penjelasan penting mengenai fungsi tubuh mulai ditemukan satu demi satu. Penemuan terakhir yang ditemukan adalah tentang ginjal, tetapi penemuan ini gagal diakui setelah percobaan mengesankan oleh Homer Smith pada tahun 1930 yang memperagakan dengan jelas mekanisme filtrasi dan sekresi pada ginjal.
 
Vitalisme sekarang ini menjadi istilah kuno dalam keilmuan dan sering digunakan sebagai istilah yang buruk. Ernst Mayr, asisten penemu filosofi sintesis evolusi dan kritikus vitalisme dan reduksisme, menulis pada tahun 2002 setelah perkembangan matematis tentang teori perilaku dan menyatakan:
Vitalisme merupakan doktrin yang seringkali digunakan sebagai acuan pada jaman dahulu. Akan tetapi sekarang doktrin ini ditolak oleh para ilmuan aliran utama.
“organisme hidup secara mendasar berbeda dari wujud yang tidak hidup karena mereka mengandung beberapa elemen non-fisik atau dikendalikan oleh dasar yang berbeda yang mana bukan merupakan benda tidak bernyawa”.
Secara eksplisit vitalisme membawa asas vital, yang mana elemen tersebut seringkali mengacu kepada ''vital spark'', “energi”, atau “''élan vital''”, yang seringkali disamakan dengan “jiwa”.
Vitalisme memiliki sejarah yang panjang dalam filosofi kedokteran. Kebanyakan praktek penyembuhan tradisional mengemukakan bahwa penyakit merupakan hasil dari ketidakseimbangan energi vital yang dapat menyebabkan masalah di antara hal-hal hidup dan tidak hidup. Pada tradisi barat yang dikemukakan oleh [[Hippocrates]], kekuatan vital ini berkaitan dengan watak dan hati. Pada tradisi Timur juga dikenal kekuatan serupa yang bernama qi dan prana. Seringkali hal ini dibandingkan dengan reduksionisme, yang ditentang oleh psikisialisme.Aliran Vitalisme ini juga sebuah perbuatan baik menurut aliran ini adalah orang yang kuat, dapat memaksakan dan menekankan kehendaknya agar berlaku dan ditaati oleh orang-orang yang lemah. Manusia hendaknya mempunyai daya hidup atau vitalitas untuk menguasai dunia dan keselamatan manusia tergantung daya hidupnya.
Vitalisme juga memandang bahwa kehidupan tidak sepenuhnya dijelaskan secara fisika, kimiawi, karena hakikatnya berbeda dengan yang tak hidup. Henry Bergson (1958-1941) menyebutkan Elan Vital. Dikatakan bahwa Elan Vital merupakan sumber dari sebab kerja dan perkembangan dalam alam. Asa hidup ini memimpin dan mengatur gejala hidup dan menyesuaikannya dengan tujuan hidup. Oleh karena itu Vitalisme sering juga dinamakan finalisme.
==Perkembangan==
Vitalisme merupakan doktrin kuno yang dapat ditemui pada banyak kebudayaan kuno. Doktrin vitalistik murni dapat ditemukan pada Galen dari abad ke dua, seorang psikiater yang menjadi tabib bagi gladiator pada Pergamum. Ketika mempelajari tentang anatomi dari tubuh manusia, dia tidak percaya bahwa mahluk hidup dapat dijelaskan secara mekanis. Seperti [[Erasitratus]], yang mempercayai bahwa kekuatan vital diserap dariudara melalui pernafasan.
Hal ini terjadi karena fungsi tubuh merupakan prinsip vitalistik yang telah ada di semua mahluk hidup yang bahkan sudah ada sejak jaman mesir kuno. Pemikiran vitalis telah mendapat tempat dalam pengobatan tradisional. Mereka mencoba untuk membangun model ilmiah yang bisa dilaksanakan sejak abad 17, saat hal itu masih diperdebatkan menjadi dua bentuk radikal yang berbeda, yang diteliti berdasarkan perilaku mereka berkaitan dengan panas. Kedua bentuk ini disebut dengan organik dan anorganik. Bahan anorganik apat dilelehkan, dapat juga dikembalikan ke bentuk semula dengan dihilangkan panasnya. Bahan organik “masak” ketika dipanaskan, berubah menjadi bentuk baru yang tidak dapat diubah ke bentuk semula. Masih diperdebatkan tentag keberadaan “''vital force''” (perbedaan yang mendasar antara kedua bahan) hanya ada pada bahan organik.
Menurut catatan perkembangan mikroskop di Belanda pada awal abad ke-17, teori kuman dan penyakit menantang 4 ilmu dasar di kedokteran barat, dimana komposisi sel organ dari anatomi manusia dan analisis molekuler tentang pemeliharaan kesehatan hidup secara perlahan-lahan menjadi semakin dimengerti. Pendapat itu mulai mengurangi kebutuhan akan penjelasan tentang “''vital force''”.
Meskipun demikian, konsep quasi-vitalist yang bermacam-macam masih digunakan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan berbagai kejadian di kehidupan, perkembangan, dan pemikiran manusia.
Jons Jakob Berzelius, salah satu dari bapak kimia modern di awal abad ke-19. Meskipun dia menolak penjelasan mistik tentang kehidupan, dia berpendapat bahwa ''regulative force'' harus ada di dalam makhluk hidup untuk menjaga fungsi tubuhnya. Carl Reichenbach mengembangkan teori [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Odic_force Odic Force], sebuah bentuk energi kehidupan yang dapat menyerap benda hidup yang lain. Konsep ini tidak mendapatkan dukungan jika bukan karena wibawa yang dimiliki Reinchenbach. Ketika fisiologi mulai dimengerti yang berkaitan dengan mekanisme fisik. Penjelasan penting mengenai fungsi tubuh mulai ditemukan satu demi satu. Penemuan terakhir yang ditemukan adalah tentang ginjal, tapi penemuan ini gagal diakui setelah percobaan mengesankan oleh Homer Smith pada tahun 1930 yang memperagakan dengan jelas mekanisme filtrasi dan sekresi pada ginjal. Vitalisme sekarang ini menjadi istilah kuno dalam keilmuan dan sering digunakan sebagai istilah yang buruk. Ernst Mayr, asisten penemu filosofi sintesis evolusi dan kritikus vitalisme dan reduksisme, menulis pada tahun 2002 setelah perkembangan matematis tentang teori perilaku dan menyatakan:
Tokoh vitalis seperti Driesch, orang tersebut akan dipaksa untuk setuju dengan pendapatnya yang menyebutkan bahwa banyak permasalahan biologi tidak dapat diselesaikan dengan mudah hanya dengan filosofi Descartes, yang menurutnya organisme itu dikategorikan sebagai sebuah mesin. Jalan pemikiran seorang vitalis itu tanpa cela. Tetapi usaha mereka untuk menemukan jawaban ilmiah tentang fenomena vitalistik mengalami kegagalan. Menolak filosofi reduksisme tidak merugikan suatu penelitian. Tidak ada sistem komplek yang dapat dimengerti kecuali dengan melakukan penelitian. Bagaimanapun interaksi antar komponen harus dipertimbangkan begitu juga dengan bagian komponen yang terisolasi.
 
=== Landasan dalam Kimia ===
Konsep vitalisme pada ilmu kimia dapat dilihat kembali pada Jons Jacob Berzelius yang menyebutkan bahwa pada pembagian organik dan anorganik ''vital force'' hanya ada pada ikatan organik.
Vitalisme memainkan peran penting pada sejarah ilmu kimia karena ini memberikan perbedaan mendasar antara bahan organik dan anorganik, mengikuti pendapat Aristoteles yang menyatakan perbedaan antara kingdom mineral dan kingdom tumbuhan dan hewan. Pemikiran mendasar yaitu bahwa materi organik berbeda secara mendasar dengan materi anorganik. Kemudian ahli kimia penganut vitalisme memprediksikan materi organik tidak dapat disintesis atau dibuat dari materi anorganik. Akan tetapi karena perkmbangan teknik kimia, Friedrich Wohler dapat membuat urea dari komponen anorganik pada tahun 1828.
Penemuan lebih lanjut terus menyingkirkan kebutuhan untuk “''vital force''” proses kehidupan lebih banyak diajarkan dari istilah-istilah kimia dan fisika. Namun, akun kontemporari tidak mendukung kepercayaan bahwa vitalisme mati, ketika Wohler membuat urea. Sebagai sejarawan ilmu Peter J.Ramberg menyebutnya, berasal dari sejarah populer kimia diterbitkan pada 1931. mengabaikan semua kepura-puraan akurasi sejarah, berubah menjadi perang Wohler yang terjadi setelah mensintesis produk alami yang akan membantah vitalisme dan mengangkat selubung ketidaktahuan, sampai" suatu sore keajaiban terjadi " Namun di tahun 1845, Adolph Kolbe sukses dalam mebuat asam asetat dari komponen anorganik, dan di tahun 1850an Marcellin Berthelot mengulang percobaan untuk beberapa komponen anorganik lain. dalam retrospeksi. Pekerjaan adalah awal dari akhir hipotesis vitalis Berzelius, tetapi hanya dalam retrospeksi, seperti yang telah ditunjukkan Ramberg.
Faktanya, beberapa pikiran pakar ilmiah terbesar terus menyelidiki kemungkinan sifat yang berguna. Louis Pasteur, tidak lama setelah terkenal dari [[''Generatio Spontanea'']], melakukan beberapa percobaan bahwa ia merasa mendukung konsep penting dari kehidupan. Menurut Bechtel, pasteur "fermentasi dipasang ke dalam sebuah program yang lebih umum menggambarkan reaksi khusus yang hanya terjadi dalam organisme hidup”. Ini merupakan fenomena penting dan tidak bisa diuraikan. Pada tahun 1858 ,Pasteur menunjukkan bahwa fermentasi hanya terjadi ketika sel-sel hidup dan ada.
 
Penemuan lebih lanjut terus menyingkirkan kebutuhan untuk “''vital force''” proses kehidupan lebih banyak diajarkan dari istilah-istilah kimia dan fisika. Namun, akun kontemporari tidak mendukung kepercayaan bahwa vitalisme mati, ketika Wohler membuat urea. Sebagai sejarawan ilmu Peter J.Ramberg menyebutnya, berasal dari sejarah populer kimia diterbitkan pada 1931. mengabaikan semua kepura-puraan akurasi sejarah, berubah menjadi perang Wohler yang terjadi setelah mensintesis produk alami yang akan membantah vitalisme dan mengangkat selubung ketidaktahuan, sampai" suatu sore keajaiban terjadi " Namun pada tahun 1845, Adolph Kolbe sukses dalam mebuat asam asetat dari komponen anorganik, dan pada tahun 1850an Marcellin Berthelot mengulang percobaan untuk beberapa komponen anorganik lain. dalam retrospeksi.
 
Pekerjaan adalah awal dari akhir hipotesis vitalis Berzelius, tetapi hanya dalam retrospeksi, seperti yang telah ditunjukkan Ramberg.
====Biologi====
Faktanya, beberapa pikiran pakar ilmiah terbesar terus menyelidiki kemungkinan sifat yang berguna. Louis Pasteur, tidak lama setelah terkenal dari [http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/02/asal-usul-kehidupanteori-generatio-spontaneateori-evolusi-biokimia/ Generatio Spontanea], melakukan beberapa percobaan bahwa ia merasa mendukung konsep penting dari kehidupan. Menurut Bechtel, pasteur "fermentasi dipasang ke dalam sebuah program yang lebih umum menggambarkan reaksi khusus yang hanya terjadi dalam organisme hidup”. Ini merupakan fenomena penting dan tidak bisa diuraikan. Pada tahun 1858,Pasteur menunjukkan bahwa fermentasi hanya terjadi ketika sel-sel hidup dan ada.
 
==== Biologi ====
Dengan munculnya mekanisme dalam ilmu pengetahuan pada abad 16, hanya sedikit ilmuwan vitalistik yang tersisa. Beberapa diantaranya adalah ahli anatomi Inggris Francis Glisson (1597-1677) dan seorang dokter dari Italia Marcello Malpighi (1628-1694).
Caspar Friedrich Wolff (1733-1794) dianggap sebagai bapak embriologi deskriptif epigenetik karena ia mampu menandai titik awal perkembangan embrio, ia menggambarkan perkembangan embrio dimulai dalam hal proliferasi sel dan menolak inkarnasi jiwa. Dalam karyanya ''theoria Generationis'' (1759), ia berusaha untuk menjelaskan munculnya organisme oleh tindakan dari "''vis essentialis''", kekuatan, pengorganisasian formatif, dan menyatakan "Semua orang percaya di epigenesis adalah vitalis."
Johann Friedrich Blumenbach mendirikan epigenesis sebagai model pemikiran di bidang ilmu pengetahuan pada tahun 1781 dengan publikasinya yang berjudul “''Über den Bildungstrieb und das Zeugungsgeschäfte''”. Blumenbach memotong polip air tawar dan menyatakan bahwa bagian-bagian dipotong akan beregenerasi. Dia menyimpulkan adanya "''drive formatif''" (''Bildungstrieb'') dalam hal hidup. Tapi dia menunjukkan bahwa nama ini, "seperti nama diterapkan pada setiap jenis lain dari kekuatan penting, dengan sendirinya, menjelaskan apa-apa: itu berfungsi hanya untuk menunjuk kekuatan aneh yang dibentuk oleh kombinasi dari prinsip mekanik dengan yang rentan modifikasi" . Oleh karena itu para pemikir vitalis di awal menyadari bahwa ide mereka tidak mampu berdiri sebagai teori-teori ilmiah yang positif.
 
Vitalisme dihidupkan kembali pada awal abad 18 oleh Bichat dokter Marie François Xavier, dan dokter John Hunter yang mengakui "prinsip hidup" di samping prinsip hidup mekanik.
Antara 1833 dan 1844, Johannes Peter Müller menulis sebuah buku tentang fisiologi berjudul ''Handbuch der Physiologie'', yang menjadi buku terkenal sepanjang abad 19. Buku ini menunjukkan komitmen Müller untuk vitalisme, ia mempertanyakan mengapa bahan organik berbeda dari anorganik, kemudian melanjutkan untuk analisis kimia dari darah dan getah bening. Dia menjelaskan secara rinci peredaran darah, limfatik, pernafasan, pencernaan, endokrin, saraf, dan sistem sensorik dalam berbagai macam hewan, tetapi menjelaskan bahwa kehadiran jiwa membuat setiap organisme keseluruhan terpisahkan. Dia juga mengklaim perilaku cahaya dan gelombang suara menunjukkan bahwa organisme hidup memiliki hidup-energi yang hukum-hukum fisika tidak pernah sepenuhnya bisa menjelaskan.
 
Vitalisme juga penting dalam pemikiran kemudian teleologis seperti Hans Driesch (1.867-1.941). Pada tahun 1894, setelah penerbitan di eksperimennya pada telur landak laut, Driesch menulis sebuah esai berjudul teoretis ''Analytische Theorie der organischen Entwicklung'', ia menyatakan bahwa studinya dalam biologi perkembangan menunjuk "cetak biru" atau teleologi, yang Aristotelian entelechy, demonstrasi ilmiah Immanuel Kant gagasan 's bahwa organisme berkembang seolah-olah memiliki kecerdasan tujuan:
Pembangunan dimulai dengan manifoldnesses memerintahkan beberapa, tetapi manifoldnesses menciptakan, oleh interaksi, manifoldnesses baru, dan ini dapat, dengan bertindak kembali pada yang asli, untuk memprovokasi perbedaan baru, dan sebagainya. Dengan setiap respon baru, penyebab baru segera disediakan, dan reaktivitas khusus baru untuk tanggapan khusus lebih lanjut. Kami memperoleh struktur yang kompleks dari yang sederhana diberikan dalam telur.
 
Argumen utamanya adalah bahwa ketika seseorang memotong sebuah embrio landak laut setelah pembagian pertama atau dua, bagian-bagian yang tidak menjadi bagian bulu babi, tetapi bulu babi lengkap. Namun, kemudian penelitian tentang penentuan nasib sel telah menyebabkan penjelasan yang tidak melibatkan vitalisme. Sel-sel embrio dan sel induk tetap totipoten untuk divisi sel pertama sedikit, hanya menjadi khusus nanti. Reputasi Driesch sebagai ahli biologi eksperimental memburuk sebagai akibat dari teori vitalistic nya. Ia pindah ke Heidelberg dan menjadi Profesor Filsafat Alam
Kaum vitalis sangat menolak teori Darwin tentang ''seleksi alam''. Karena kecenderungan teleologis mereka, mereka sangat menolak selektonism nya. Teori Darwin tentang evolusi menyangkal keberadaan setiap teleology kosmik, vitalis yang melihat teori Darwin menilainya terlalu materialistis untuk menjelaskan kompleksitas kehidupan. Driesch adalah anti-Darwin yang kuat.
 
Dengan munculnya mekanisme dalam ilmu pengetahuan di abad 16, hanya sedikit ilmuwan vitalistik yang tersisa. Beberapa diantaranya adalah ahli anatomi Inggris Francis Glisson (1597-1677) dan seorang dokter dari Italia Marcello Malpighi (1628-1694).
Caspar Friedrich Wolff (1733-1794) dianggap sebagai bapak embriologi deskriptif epigenetik karena ia mampu menandai titik awal perkembangan embrio, ia menggambarkan perkembangan embrio dimulai dalam hal proliferasi sel dan menolak inkarnasi jiwa. Dalam karyanya ''theoria Generationis'' (1759), ia berusaha untuk menjelaskan munculnya organisme oleh tindakan dari "''vis essentialis''", kekuatan, pengorganisasian formatif, dan menyatakan "Semua orang percaya di epigenesis adalah vitalis."
Johann Friedrich Blumenbach mendirikan epigenesis sebagai model pemikiran di bidang ilmu pengetahuan pada tahun 1781 dengan publikasinya yang berjudul “''Über den Bildungstrieb und das Zeugungsgeschäfte''”. Blumenbach memotong polip air tawar dan menyatakan bahwa bagian-bagian dipotong akan beregenerasi. Dia menyimpulkan adanya "''drive formatif''" (''Bildungstrieb'') dalam hal hidup. Tapi dia menunjukkan bahwa nama ini, "seperti nama diterapkan pada setiap jenis lain dari kekuatan penting, dengan sendirinya, menjelaskan apa-apa: itu berfungsi hanya untuk menunjuk kekuatan aneh yang dibentuk oleh kombinasi dari prinsip mekanik dengan yang rentan modifikasi" . Oleh karena itu para pemikir vitalis di awal menyadari bahwa ide mereka tidak mampu berdiri sebagai teori-teori ilmiah yang positif. Vitalisme dihidupkan kembali pada awal abad 18 oleh Bichat dokter Marie François Xavier, dan dokter John Hunter yang mengakui "prinsip hidup" di samping prinsip hidup mekanik.
Antara 1833 dan 1844, Johannes Peter Müller menulis sebuah buku tentang fisiologi berjudul ''Handbuch der Physiologie'', yang menjadi buku terkenal sepanjang abad 19. Buku ini menunjukkan komitmen Müller untuk vitalisme, ia mempertanyakan mengapa bahan organik berbeda dari anorganik, kemudian melanjutkan untuk analisis kimia dari darah dan getah bening. Dia menjelaskan secara rinci peredaran darah, limfatik, pernafasan, pencernaan, endokrin, saraf, dan sistem sensorik dalam berbagai macam hewan, tetapi menjelaskan bahwa kehadiran jiwa membuat setiap organisme keseluruhan terpisahkan. Dia juga mengklaim perilaku cahaya dan gelombang suara menunjukkan bahwa organisme hidup memiliki hidup-energi yang hukum-hukum fisika tidak pernah sepenuhnya bisa menjelaskan.
Vitalisme juga penting dalam pemikiran kemudian teleologis seperti Hans Driesch (1.867-1.941). Pada tahun 1894, setelah penerbitan di eksperimennya pada telur landak laut , Driesch menulis sebuah esai berjudul teoritis ''Analytische Theorie der organischen Entwicklung'', ia menyatakan bahwa studinya dalam biologi perkembangan menunjuk "cetak biru" atau teleologi , yang Aristotelian entelechy , demonstrasi ilmiah Immanuel Kant gagasan 's bahwa organisme berkembang seolah-olah memiliki kecerdasan tujuan:
Pembangunan dimulai dengan manifoldnesses memerintahkan beberapa, tapi manifoldnesses menciptakan, oleh interaksi, manifoldnesses baru, dan ini dapat, dengan bertindak kembali pada yang asli, untuk memprovokasi perbedaan baru, dan sebagainya. Dengan setiap respon baru, penyebab baru segera disediakan, dan reaktivitas khusus baru untuk tanggapan khusus lebih lanjut. Kami memperoleh struktur yang kompleks dari yang sederhana diberikan dalam telur.
Argumen utamanya adalah bahwa ketika seseorang memotong sebuah embrio landak laut setelah pembagian pertama atau dua, bagian-bagian yang tidak menjadi bagian bulu babi, namun bulu babi lengkap. Namun, kemudian penelitian tentang penentuan nasib sel telah menyebabkan penjelasan yang tidak melibatkan vitalisme. Sel-sel embrio dan sel induk tetap totipoten untuk divisi sel pertama sedikit, hanya menjadi khusus nanti. Reputasi Driesch sebagai ahli biologi eksperimental memburuk sebagai akibat dari teori vitalistic nya. Ia pindah ke Heidelberg dan menjadi Profesor Filsafat Alam
Kaum vitalis sangat menolak teori Darwin tentang ''seleksi alam''. Karena kecenderungan teleologis mereka, mereka sangat menolak selektonism nya. Teori Darwin tentang evolusi menyangkalkeberadaan setiap teleology kosmik, vitalis yang melihat teori Darwin menilainya terlalu materialistis untuk menjelaskan kompleksitas kehidupan. Driesch adalah anti-Darwin yang kuat.
Vitalis lainnya termasuk Johannes Reinke dan Oscar Hertwig. Reenke menggunakan kata neovitalism untuk mendiskripsikan karyanya. ia mengklaim bahwa itu akhirnya akan diverifikasi melalui eksperimen dan ingin member perbaikan atas teori vitalistik lainnya. Karya Reinke merupakan pengaruh untuk Carl Jung.
 
<!--
== Referensi ==
Alfred Russel Wallace percaya hal baru yang bersifat kualitatif bisa muncul melalui proses evolusi, khususnya fenomena kehidupan dan pikiran, seperti vitalist Wallace dikaitkan dengan hal baru agen supranatural. Kemudian dalam hidupnya, Wallace adalah seorang penganjur spiritualisme dan percaya pada asal-usul non-materi untuk kelas mental yang lebih tinggi dari manusia. Ia percaya bahwa evolusi menyarankan bahwa alam semesta memiliki tujuan, dan bahwa aspek-aspek tertentu dari orgaisme tidak dijelaskan dalam hal proses murni materialistik seperti ditulis dalam sebuah artikel majalah 1909 yang berjudul The World of Life, yang kemudian diperluas menjadi sebuah buku dengan nama yang sama.
<references /><!--
Alfred Russel Wallace percaya hal baru yang bersifat kualitatif bisa muncul melalui proses evolusi, khususnya fenomena kehidupan dan pikiran, seperti vitalist Wallace dikaitkan dengan hal baru agen supranatural. Kemudian dalam hidupnya, Wallace adalah seorang penganjur spiritualisme dan percaya pada asal usul non-materi untuk kelas mental yang lebih tinggi dari manusia. Ia percaya bahwa evolusi menyarankan bahwa alam semesta memiliki tujuan, dan bahwa aspek-aspek tertentu dari orgaisme tidak dijelaskan dalam hal proses murni materialistik seperti ditulis dalam sebuah artikel majalah 1909 yang berjudul The World of Life, yang kemudian diperluas menjadi sebuah buku dengan nama yang sama.
 
Sejumlah fisikawan mulai menganjurkan vitalisme. Niels Bohr adalah salah satu yang pertama yang menunjukkan bahwa hukum khusus tidak ditemukan dalam benda mati dapat beroperasi dalam organisme. Dia memikirkan bahwa undang-undang sejalan dengan hukum fisika kecuali untuk yang terbatas pada organisme. Erwin Schrodinger mendukung dengan ide yang mirip, seperti milik Walter M. Elsasser and Eugene Wigner.
John Scott Haldane mengaodpsi sebuah pendekatan anti-mekanis kepada biologi dan filosofi idealisme pada awal karirnyakariernya. Haldane melihat pekerjaannya sebagai indikasi dari kepercayaannya bahwa teleologi merupakan konsep yang penting dalam biologi. Sudut pandangnya dikenal luas bersamaan dengan buku pertamanya ''Mechanism, life, and personality'' dipada tahun 1993. Haldane meminjam argumen dari vitalist untuk melawan mekanisme : bagaimanapun juga, dia bukan merupakan vitalis dan da bersikeras bahwa sudut pandang Hans Driesch mengenai entelechy tidak dapat diterima dan itu tidak konsisten dengan hukum konservasi energi. Haldane mempermasalahkan organisme sebagai dasar dari biologi “kami melihat organisem sebagai mahluk yang mengatur hidupnya sendiri”, “setiap upaya untuk menganalisaya menjadi komponen-komponen yang dapat mereduksi penjelasan mekanis yang melanggar pusat dari percobaan ini”. Kerja dari Haldane memiliki pengaruh pada organisism.
Mulai tahun 1930, vitalisme banyak dijatuhkan oleh banyak biologis. Pada 1931 John Scott Haldane menyatakan :
“Biologis memiliki hampi semua vitalisme yang diabaikan sebagai pengetahuan yang diyakini”
Haldane juga mengatakan bahwa pemikiran mekanis murni tidak dapat mengukur karakteristik kehidupan. Haldane menuliskan beberapa halaman buku dimana dia ingin menunjukan ketidakvalidan, baik antara pendekatan vitalisme dan mekanisme pada ilmu engetahuan. Haldane menjelaskan :
Kita harus mencari perbedaan dalam dasar teori di biologi berdasarkan pada pengamatan pada semua fenomena yang menjadi perhatian kedepannya sehingga koordinasi atas apa yang mereka nyatakan merupakan suatu hal yang wajar bagi organisme dewasa.
Perhatian dari vitalisme dibandingkan dengan membawa kemenangan pada mekanisme membawanya pada pendekatan baru dalam pendekatan di ilmu pengetahuan. Hal ini membawa pendekatan baru pada ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya holisme, organism, dan evolusi emergen.
Dalam mendiskusikan sejarah dari vitalisme di biologi, Ernst Mayr menulis pada tahun 1988 :
Vitalisme telah menjadi suatu paham yang tidak memiliki reputasi sejak 50 tahun terakhir dimana tidak ada biologis yang hidup di jamanzaman sekarang yang ingin dianggap sebagai seorang vitalis. Masih, tersisa beberapa vitalis yang berfikir dapat menemukannya dalam pekerjaan Alistair Hardy, Sewall Wright, dan Charles Birch, yang kelihatannya percaya pada beberapa prinsip ada sesuatu non material pada organisme.
Beberapa orang non-ilmuwan telah memeprtahankanbentuk dari vitalisme, seperti argument untuk meyakini keberadaan dari kekuatan hidup yang tidak berwujud atau pengaruh yang memiliki tujuan atau kekuatan yang membawanya pada evolusi biologi.
 
 
 
 
 
 
Hubungan dengan Emergenitisme
Beberapa askpek dari ilmu pengetahuan kontemporer membuatnya menjadi panduan pagi proses emergent (tiba-tiba) yang mana sifat dari suatu sistem tidak dapat dideskripsikan secara utuh dalam hal sifat dari konstituennya. Hal ini dapat terjadi karena sifat dari suatu konstituen tidak dapat dimengerti secara penuh, atau karena interaksi diantara konstituen individual merupakan hal yang penting untuk mengetahui sifat dari suatu sistem.
Ketika sifat emergent harus dikelompokkan dengan konsep vitalis tradisional merupakan masalah dari kontroversi semantik. Menurut Emmeche et.al. :
Pada sisi lain, banyak ilmuwan dan filsuf meyakini emerjensi sebagai suatu hal yang hanya memiliki status ilmu pengetahuan yang semu. Di sisi lain, pengembangan yang baru dalam bidang fisika, biologi, psikologi, dan bidang multidisiplin lainnya seperti ilmu pengetahuan kognitif, kehidupan palsu, dan pengetahuan mengenai sistem dinamis non-linier telah memfokuskan secara kuat pada level yang lebih tinggi di dalam sifat kolektif dari suatu sistem yang rumit. Yang sering kali dianggap sebagai tiba-tiba, dan kalimatnya sering digunakan untuk mengkarakterisasi sistem.
Emmeche et. al. (1988) mengungkapkan bahwa “terdapat perbedaan yang sangat penting antara vitalis dengan emerjenis: kekuatan kreatif vitalis hanya sesuai pada substansi organik, bukan pada bahan anorganik, Emerjensi merupakan kreasi dari sifat-sifat baru tanpa memandang substansi yang terlibat di dalamnya”. “Asumsi dari ekstra fisik vitalis (kekuatan vital, entelechy, elan vital, dll.) diformulasikan sebagai bentuk umum dari vitalisme, yang seringkalisering kali tidak bisa dijelaskan dengan baik. Hal ini menjadikannya sebagai tranquilizer intelektual atau sedatif verbal, gerah dan terus berkembang pada berbagai arah.
 
 
 
 
 
Mesmerism (Paham Mesmer)
Baris 81 ⟶ 71:
Mesmer memilih kata “animal(hewan)” untuk pengartian secara mendasar (dari bahasa latin Animus=”napas”) secara spesifik untuk mengidentifikasi gaya/kekuatan nya sama berkualitasnya yang termasuk untuk semua makhluk hidup dengan napas; makhluk hidup: manusia dan hewan.
Pada masa Mesmer, kata “animal” memiliki asosiasi mental yang berbeda daripada saat ini. Secara spesifik, ada pelaksana dari teknik tersebut yang mengatakan bahwa pengikut mesmeris “orangnya adalah hewan yang hitam” berarti “seseorang adalah kembali ke tahap mental alaminya dimana dia mengembalikan bagian yang paling primitif dari pikirannya sendiri”.
Ide mesmer menjadi sangat ber[engaruh ketika rasa louis XVI Prancis menyetujui dua komisi untuk menginvestigasi mesmeris; salah satunya dipimpin oleh Joseph-Ignace Guillotin, yang lainnya, dipimpin oleh Benjamin Franklin,termasuk Bailly dan Lavoisier. Di dalam kebun Franklin, seorang pasien dibimbing pada 5 pohon, satu dari yang mana yang telah di”mesmeris”kan; dia memeluk setiap dalam giliran untuk menerima “vital fluid (cairan mematikan)”, tapitetapi pingsan dini/lebih dulu dari ‘wrong(salah)’ one [pengertian yang salah]. Di rumah lavoisier, empat cangkir normal dari air telah di sediakan di samping seorang wanita yang ‘sensitif’; orang yang keempat tertawa terbahak-bahak, tetapi dia dengan tenang menelan kandungan/isi dari minuman mesmeris tadi dengan orang yang ke lima, mempercayai itu bahwa itu adalah air putih. Para komisioner menyimpulkan bahwa “cairan tanpa imajinasi adalah tak berarti, sedangkan imajinasi tanpa cairan bisa menghasilkan efek dari cairan.” Hal ini adalah sebuah contoh yang penting dari kekuatan mempertimbangkan dan mengawasi dalam pemalsuan teori.
6
Meskipun melebihi bagian manapun dari ilmu pengetahuan, psikologi kaya akan konspe viatlisme, terutama melalui pemikiran dari Sigmund Freud dan Carl Jung. Freud merupakan murid dari anti vitalisme terkenal Hermann van Helmholtz, dan bertahan untuk menyatakan konsepnya pada istilah-istilah neurologikal. Mengabaikan segala upayanya, dia menjadi terkenal dalam teorinya yang mengatakan bahwa sikap ditentukan oleh ketidaksadaran pikiran, dimana membangunkan merupakan tidak diperhatikan. Pada 1923, dalam The Ego and the Id, dia mengembangkan konsep “energi fisika” sebagai energi yang darimana kerja dari kepribadian dilaksanakan.
Pikiran yang tidak sadar, yang membangunkan pikiran adalah tidak benar. Pada 1923, dalam The Dago and the Id,dia mengembangkan konsep “energy fisik” sebagai energy yang bekerja pada personal yang tampak.
Meskipun Freud dan Jung sisa dari pengaruh raksasa, pokok pikiran psikologi memutuskan usaha untuk membersihkan diri sendiri dari mistis konsep percobaan untuk melihat lebih dekat mengenai sains dari kimia dan fisika. Meskipun penelitian dengan kesadaran ilmu syaraf memiliki kemajuan substansi dalam menjelaskan proses mental sebagai persepsi, memory dan motivasi seperti marah dan takut, konsep besar seperti pikiran dan kepintaran, sisa penting konstruksi level yang lebih tinggi , dengan pengamatan saraf berkorelasi dengan distribusi yang melalui otak.
Pada tahun setelah Perang Dunia Pertama sebagai orang yang selamat mencoba keuntungan untuk menghubungkan banyaknya pembantaian pada generasi, dengan alam dari kematian yang diskusinya semakin meningkat. Ada ide tentang arwah kematian tinggal dengan nyaman pada banyak orang selamat dan keluarga yang meninggal. Seorang filosofi C.E.M Joad melihat meteri dunia sebagai perbedaan dari persoalan, dan datang untuk melihat ‘arwah’ manusia hidup setelah kematian menyediakan kebaikan dari kekuatan hidup atau fakta penting yang dihadirkan dalam lingkungan alam dimana manusia dapat merasakan kekuatan penting dari generasi sebelumnya.
Ahli saraf Roger Sperry, pada hadiah nobel pada tahun 1981, mendeskripsikan konsep sains modern tentang alam bawah sadar dan hubungannya kepada proses otak dan keadaan darurat sebagai berikut :
Peristiwa pengalaman batin, sebagai sifat muncul dari proses otak, menjadi diri mereka sendiri konstruksi kausal jelas di kanan mereka sendiri, berinteraksi pada tingkat mereka sendiri dengan hukum mereka sendiri dan dinamika. seluruh dunia dari pengalaman batin (dunia humaniora) lama ditolak oleh materialisme abad ke-20 ilmiah, sehingga menjadi wthin diakui dan termasuk domain ilmu pengetahuan.
Sekitar waktu penerimaan Sperry tentang Hadiah Nobel studi kesadaran dianggap di luar bidang ilmu pengetahuan, dan peneliti yang serius mempertaruhkan kredibilitas mereka dengan menggerek topik. Sperry mengubah semua itu, meskipun tidak terjadi dalam semalam. perlahan-lahan berubah sikap untuk merangkul kemungkinan penjelasan fisik untuk kesadaran, dengan simposium dikhususkan untuk awal topik pada pertengahan 1990-an dan bunga berkembang hingga sekarang ada département akademik seluruh dikhususkan untuk mempelajari kesadaran seperti pusat untuk studi kesadaran dalam tuscon. beberapa sarjana telah menyerang vilalism dalam psikologi. thomas (2001) menyatakan bahwa "itu sekarang umumnya dianggap bahwa biologi telah ti membersihkan diri dari vitalisme untuk memungkinkan kemajuan yang signifikan terjadi. disarankan bahwa psikologi akan berkembang sebagai ilmu hanya setelah rids diri dari anti-reduksionistik 'emergentism'.
 
===Pengobatan Alternatif dan Pelengkap====
Pengobatan konvensional kontemporer jauh dari pendekatankurang reduksionistik dan lebih vitalistic obat tradisional, beberapa daerah pengobatan komplementer terus mendukung berbagai konsep vitalistic dan pandangan dunia. Pusat Pelengkap dan Pengobatan Alternatif Nasional(NCCAM) mengklasifikasikan terapi CAM ke dalam lima kategori yaitu :
• Sistem medis alternatif, atau sistem lengkap terapi dan praktekpraktik;Alternativ pikiran-tubuh, atau teknik yang dirancang untuk memfasilitasi efek pikiran terhadap fungsi dan gejala tubuh;
• Sistem biologis, termasuk jamu;
• Metode manipulatif dan tubuh, seperti chiropractic dan terapi pijat, dan terapi energi.
Terapi yang berkaitan erat dengan vitalisme adalah obat bioenergi, dalam kategori terapi energi. Bidang ini dapat dibagi lagi menjadi obat bioelectromagnetic (BEM) dan biofield terapi (BT). Dibandingkan dengan obat-obatan bioenergi, terapi biofield memiliki identitas kuat dengan vitalisme. Contoh terapi biofield termasuk terapi sentuhan, Reiki, eksternal qi, penyembuhan chakra dan SHEN terapi. '''Terapi Biofield''' adalah perawatan medis di mana "energi halus" pasien dimanipulasi oleh praktisi biofield.. Energi halus diadakan untuk ada di luar elektromagnetik (EM) energi yang dihasilkan oleh jantung dan otak. Rubik Beverly menggambarkan biofield sebagai "kompleks, lapangan dinamis, EM sangat lemah dalam dan di sekitar tubuh manusia
Pengobatan tusuk jarum dan chiropractic menekankan sebuah pendekatan holistik untuk penyebabnya dan pengobatan penyakit ( lihat artikel utama pada mata pelajaran ini ). Namun, itu harus dicatat bahwa saat ini banyak chiropractors tidak lagi mematuhi konsep vitalisme untuk menjelaskan mekanisme kerjanya, dan lebih mekanistik dalam pendekatan mereka. Lebih dari itu praktiksi tradisional harus jujur namun, mematuhi konsep bawaan . Misalnya, dalam kertas bernama makna bawaan , Joseph C. Keating, Jr mengatakan bahwa bawaan intelijen di chiropractic dapat digunakan mewakili konsep empat: sinonim untuk homeostatis, label untuk para dokter yang tidak kenal, sebuah vitalistic yang menjelaskan kesehatan dan penyakit, dan sebuah premise metafisis untuk menjalani perawatan.
Pendiri homeopati, Samuel Hahnemann, mempromosikan sebuah imaterial, pandangan vitalistic tentang penyakit: mereka seperti roh (dinamis) gangguan daya semangat ( prinsip vital ) yang menjiwai tubuh manusia. Seperti dipraktekkandipraktikkan oleh beberapa homeopaths hari ini, homeophaty hanya terletak pada premis mengobati orang sakit dengan yang sangat encer dalam dosis yang belum dicairkan dianggap untuk menghasilkan gejala yang sama dalam sebuah individu. Meski begitu sehat, itu tetap sama-sama benar bahwa pandangan penyakit sebagai sebuah gangguan dinamis dari imaterial dan kekuatan yang dinamis vital yang diajarkan di banyak homoeopati perguruan tinggi dan merupakan sebuah prinsip fundamental untuk banyak berlatih kontemporer.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
===Pendapat Kritis===
Baris 128 ⟶ 106:
Keating juga menyebutkan sudut pandang Skinner’s
Vitalisme memiliki beragam wajah dan menyebar pada berbagai macam area dari penyelidikan sains. Psikolog B.F.Skinner sebagai contoh, menunjuk irasionalitas dari kebiasaan sebagai kekuasaan dan ciri-ciri.
Menurut William, “sekarang, vitalisem merupakan salah satu gagasan yang membentuk dasar bagi semua sistem kesehatan semi-ilmiah yang menyatakan bahwa sakit disebabkan oleh gangguan at ketidak seimbangan dari kekuatan vital pada tubuh.” “Vitalist menyatakan bahwa hal ini ilmiah, faktanya mereka menolak metode ilmiah dengan postulat dasar dari penyebab dan dampak dari pembuktiannya. Mereka seringkalisering kali menganggap bahwa pengalaman subyektif lebih valid daripada kenyataan yang obyektif.
Stenger mengungkapkan kalimat “bioenergetics” diterapkan di biokimia untuk mengukur kesiapan dari pertukaran energi antar organisme, dan antar organisme dengan lingkungannya, yang banyak ditemui pada proses fisika dan kimia pada umumnya. Tetapi tidak pada pikiran para penganut vitalisme baru. Mereka membayangkan bioenergitika sebagai kekuatan yang hidup yang beranjak dari fisika dan kimia reduksionis.
Seperti sebuah kekuatan yang seringkalisering kali dijelaskan sebagai elektromagnetik (EM), meskipun beberapa pembela selalu membandingkan dengan fisika kuantum. Joanne Stefanatos mengemukakan bahwa “Dasar dari energi dalam pengobatan berasal dari fisika kuantum”. Victor Stenger mengajukan beberapa penjelasan mengapa alasan ini salah. Dia menjelaskan bahwa energi yang ada di dalam kekuatan yang diskret disebut quanta. Suatu kekuatan energi terdiri dari masing-masing komponennya dan hanya eksis apabila quanta tersedia. Oleh sebab itu kumpulan energi tidaklah holistik, tetapi lebih kepada sistem dari sebuah bagian diskret yang harus mengikuti hukum fisika. Ini berrti pula bahwa kekuatan energi tidak bersifat spontan. Fakta dari fisika kuantum ini menempatkan suatu batasan pada ketidakterbatasan, dan kumpulan yang terus berlanjut yang digunakan oleh beberapa teoris untuk menjelaskan apa yang disebut “kumpulan energi manusia”. Stenger melanjutkan,penjelasan dari dampak kekuatan elektromagnetik telah diukur oleh fisikawan secara akurat sebagai satu bagian dari milyarandan telah terdapat banyak bukti bahwa organisme hidup memancarkan kekuatan yang unik.
Pendapat para vitalistik telah diidentifikasi dalam teori biologi anak yang naif : “Percobaan terakhir menunjukkan hasil bahwa sebagian besar dari orang yang belum berpendidikan meyakini untuk memilih vitalistik sebagai penjelasan yang paling masuk akal. Vitalisme bersama dengan bentuk lain dari penyebab yang menengah, menghasilkan suatu perangkat yang tidak biasa untu biologi yang naif sebagai pusat pemikiran.
Menurut paham ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia,Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik.Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap binatang dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik.Paham ini pernah dipraktekkandipraktikkan pada zaman feodalisme terhadap kaum yang lemah dan bodoh.
Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme,diktaktor dan tiranik.Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang dan status sosial untuk dihormati.Ucapan,perbuatan dan ketetapan yang dikeluarkannya menjadi pegangan bagi masyarakat.Hal ini bisa berlaku mengingat orang-orang lermah dan bodoh selalu mengharapkan pertolongan dan bantuannya,namun dengan sering waktu paham ini digeser menjadi pandangan yang bersifat demokratis.
Vitalisme adalah keyakinan bahwa prinsip-kehidupan pada dasarnya tidak material. Gagasan ini berasal dari Georg Ernst Stahl (abad ke-17), dan bertahan hingga pertengahan abad ke-19.. Vitalisme menjadi daya tarik bagi filsuf seperti Henri Bergson, Friedrich Nietzsche, Wilhelm Dilthey, ahli anatomi seperti Marie François Xavier Bichat, dan ahli kimia seperti Justus Liebig.
Vitalisme menyokong ide pemisahan fundamental antara bahan organik dan anorganik, dan keyakinan bahwa materi organik hanya dapat berasal dari makhluk hidup. Hal ini dibantah pada tahun 1828 ketika Friedrich Wöhler menyiapkan urea dari bahan anorganik.[40] Sintesis Wöhler tersebut dianggap sebagai titik awal kimia organik modern. Hal tersebut merupakan peristiwa bersejarah, karena untuk pertama kalinya suatu senyawa organik yang dihasilkan dari reaktan anorganik.Kemudian, Hermann von Helmholtz, didahului oleh Julius Robert von Mayer, menunjukkan bahwa tidak ada energi yang hilang dalam gerakan otot, yang menunjukkan bahwa tidak ada "kekuatan vital" yang diperlukan untuk menggerakkannya. Pengamatan empiris ini menyebabkan diabaikannya teori vitalistik dalam sains, meskipun keyakinan ini tetap hidup dalam teori-teori non-ilmiah seperti homeopati, yang menafsirkan bahwa berbagai penyakit disebabkan oleh gangguan pada kekuatan vital atau kekuatan hidup.
-->
 
{{filsafat-stub}}
 
[[Kategori:Ilmu semu]]
 
[[ar:نظرية القوة الحيوية]]
[[ca:Vitalisme]]
[[cs:Vitalismus]]
[[da:Vitalisme]]
[[de:Vitalismus]]
[[el:Βιταλισμός]]
[[en:Vitalism]]
[[es:Vitalismo]]
[[et:Vitalism]]
[[eu:Bitalismo]]
[[fi:Vitalismi]]
[[fr:Vitalisme]]
[[fy:Animatisme]]
[[gl:Vitalismo]]
[[he:ויטליזם]]
[[hu:Vis vitalis]]
[[it:Vitalismo]]
[[ja:生気論]]
[[kk:Витализм]]
[[ko:생기론]]
[[ky:Витализм]]
[[nl:Vitalisme (filosofie)]]
[[nn:Vitalisme]]
[[no:Vitalisme]]
[[pl:Witalizm]]
[[pt:Vitalismo]]
[[ru:Витализм]]
[[sk:Vitalizmus (biológia)]]
[[sr:Витализам]]
[[sv:Vitalism]]
[[tr:Vitalizm]]
[[uk:Віталізм]]
[[zh:活力論]]