Suku Paser: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(88 revisi perantara oleh 40 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{cleanup}}
{{ethnic group|
{{referensi}}
|group=Suku Dayak Paser
|image=
|poptime=kurang lebih '''56.000'''<ref>[http://www.joshuaproject.net/peoples.php?peo3=19646 Pasir Etnic People]</ref>
|popplace=[[Kabupaten Paser]], [[Kabupaten Penajam Paser Utara]], [[Kalimantan Timur]]: '''56.000'''
|langs= [[bahasa Lawangan|Lawangan dialek Paser]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels=[[Islam]]
|related=[[Suku Dayak]] ([[Rumpun Ot Danum]])}}
 
{{infobox ethnic group|
'''Suku Dayak Paser''' adalah suku bangsa yang tanah asalnya berada di [[tenggara]] [[Kalimantan Timur]] yaitu di [[Kabupaten Paser]], [[Kabupaten Penajam Paser Utara]], [[Balikpapan]] dan [[Kabupaten Kotabaru|Kab.Kotabaru]]. Suku Paser sebagian besar beragama [[Islam]] dan telah mendirikan [[kerajaan]] Islam yaitu [[Kesultanan Pasir]] (Kerajaan Sadurangas) jadi termasuk ke dalam suku yang berbudaya [[Melayu]] (budaya kesultanan/lingkungan hukum adat Melayu). Kemungkinan suku Paser masih berkerabat dengan [[suku Dayak Lawangan]] yang termasuk suku [[Dayak]] dari rumpun [[Ot Danum]].
|group=Suku Paser
Suku Pasir sekarang menyebut dirinya dengan nama [[Paser]]. Orang [[Paser]] telah mengakui dirinya sebagai orang [[Dayak]]. Pengakuan ini dapat terlihat dengan bergabungnya Lembaga Adat Paser d/h Orang Paser ke dalam organisasi [[Dayak]] yaitu Persekutuan [[Dayak]] Kalimantan Timur (PDKT).
|image=[[Berkas:Tari Ronggeng Paser.JPG|250px|center|Tari Ronggeng Paser]]
|caption=Tari Ronggeng yang dibawakan para perempuan suku Paser
|poptime=150.000 jiwa<ref name="sensusSuku2010">{{cite book
|author = Aris Ananta,
|coauthor=Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, dan Agus Pramono
|publisher = Institute of Southeast Asian Studies dan BPS – Statistics Indonesia
|title = Demography of Indonesia’s Ethnicity
|date =
|year = 2015
|url =
|accessdate =
|isbn = }}</ref>
|popplace=[[Kabupaten Paser|Paser]] dan [[Kabupaten Penajam Paser Utara|Penajam Paser Utara]], [[Kalimantan Timur]]
|langs=[[bahasa Paser|Paser]]<ref>http://multitree.org/codes/lbx-pas</ref>
|rels=[[Islam]], [[Kristen]]
|related=[[suku Dayak Lawangan|Lawangan]], [[Suku Dayak Deah|Deah]]
}}
 
'''Suku Paser''' atau '''Dayak Paser''' adalah suku bangsa yang tanah asal leluhurnya berada di sepanjang [[tenggara]] dari pulau [[Kalimantan]] atau [[Borneo]] atau terletak di bagian Selatan dari provinsi [[Kalimantan Timur]], [[Indonesia]]. Orang Dayak Paser mendiami beberapa kabupaten dan kota di provinsi Kalimantan Timur maupun provinsi [[Kalimantan Selatan]] yakni di [[Kabupaten Paser]], [[Kabupaten Penajam Paser Utara]], dan [[Kota Balikpapan]]. Selain itu mereka juga ada di wilayah Samboja yang kini masuk kabupaten Kutai Kartanegara, di wilayah [[Bongan, Kutai Barat|Bongan]], Resak dan Pringtali yang kini masuk Kabupaten Kutai Barat ([[Kalimantan Timur]]). Di bagian selatan, mereka berada di daerah [[Sekayu Baru, Pamukan Utara, Kotabaru |Sekayu Baru]], [[Pondok Labu, Pamukan Selatan, Kotabaru |Pondok Labu]], [[Sekandis, Pamukan Selatan, Kotabaru |Sekandis ]] dan [[Binturung, Pamukan Utara, Kotabaru | Binturung]] yang sekarang merupakan Kecamatan Pamukan utara dan Pamukan Selatan, [[Kabupaten Kota Baru]], provinsi [[Kalimantan Selatan]]. Suku Paser sebagian besar beragama [[Islam]] dengan kisaran 95 % dan sebagian yang lain beragama [[Kristen]], Hindu [[Kaharingan]] atau Iden.
== Referensi ==
{{reflist}}
{{}}
{{suku-stub}}
 
== Sejarah ==
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Paser]]
Orang Paser telah mendirikan [[kerajaan]] Islam yaitu [[Kesultanan Paser]] ('''Kerajaan Sadurangas''')<ref>{{Cite web|url=https://humas.paserkab.go.id/halaman/sejarah|title=SEJARAH PASER|date=2004|website=paserkab.go.id|access-date=17 Okt 2024}}</ref> semenjak awal abad ke XVI atau tahun 1516 hingga berakhir pada tanggal, 07 April 1906. Suku bangsa Paser memiliki tiga kultur budaya dasar yakni Budaya Pedalaman, Pesisir dan Budaya Keraton/Kesultanan sehingga termasuk ke dalam suku yang berbudaya [[Melayu]] (budaya kesultanan/lingkungan hukum adat Melayu). Suku bangsa Paser memiliki peradaban yang sangat tua bahkan dalam cerita Mitologi ([[Sempuri]]), Suku bangsa Paser adalah salah satu suku bangsa yang tertua di pulau [[Kalimantan]]/Borneo dan mereka menyebutnya sebagai peradaban Bansu Tatau Datai Danum yang artinya manusia yang hidup di pesisir pantai, [[sungai]] dan [[danau]] dalam peradaban Bansu Tatau Datai Danum.
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Timur]]
 
Selanjutnya, muncul peradaban Benuo Rekan Tatau yang pusatnya terletak di hulu [[sungai Telake]] dan [[sungai Kendilo]] di [[Kabupaten Paser]], provinsi [[Kalimantan Timur]]. Di antara kedua sungai tersebut, terdapat gunung yang disakralkan oleh orang-orang suku bangsa Paser yakni gunung Tunden Jamut yang kini lebih dikenal dengan nama [[Gunung Lumut]] dalam ritual suku bangsa Paser yang sering disebut dalam mantra-mantra Besoyong dengan nama "Lumut olo bolum". Sebelum orang-orang luar menamai pulau yang besar ini dengan nama Kalimantan atau Borneo, orang Paser, jauh berabad-abad yang lalu telah menamai pulau Kalimantan/Borneo ini dengan nama pulau '''Benuo Rekan Tatau''' yang artinya adalah Negeri yang luas dan kaya raya. Selanjutnya, dari peradaban Benuo Rekan Tatau ini melahirkan Budaya Belian yang biasa membuat anyaman Anjat dan sekarang menjadi lambang dari Kabupaten Paser.
Suku Paser (Sendiri) Bukan Suku dayak Paser
 
Kemudian dari peradaban Benuo Rekan Tatau inilah melahirkan suku Kerawong atau Merawong, yang konon memiliki tubuh yang besar dan tinggi. Berikutnya, dari suku Kerawong atau Merawong ini, lahirlah suku Paser Lembuyut dan Paser Saing Puak, dan dari kedua suku ini menurunkan Subsuku/anak suku Paser yang hingga kini masih bertahan yakni:
# Suku Paser Luangan. Kini, orang Paser Luangan ini sebagian besar tidak mengakui diri mereka sebagai Suku bangsa Paser lagi namun mereka lebih senang di sebut dengan suku bangsa Dayak Lawangan karena mereka memang kini banyak berdomisili di daerah [[Kalimantan Tengah]]
# Suku Paser Telake. Suku Paser Telake terbagi lagi menjadi dua bagian yakni Suku Paser Nyawo yang dahulu memiliki tanah ulayat di sepanjang kiri ke hulu sungai Telake, dan suku Paser Tikas yang dahulu tanah ulayatnya berada di sepanjang kanan ke hulu [[Sungai Telake]]. Letak wilayah nya sekarang meliputi Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser.
# Suku Paser Adang. Suku Paser Adang terbagi lagi menjadi Suku Paser Semunte dan Suku Paser Tajur) Wilayah Suku Paser Adang ini kini berada di Wilayah Kecamatan [[Long Ikis, Paser]].
# Suku Paser Migi. Wilayahnya kini masuk Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser.
# Paser Pematang. Wilayahnya kini masuk Kecamatan Paser Belengkong dan Kecamatan Muara Samu Kabuptaen Paser.
# Paser Leburan atau Paser Pembesi. Wilayahnya kini masuk Kecamatan Paser Belengkong.
# Paser Peteban atau Paser Keteban. Suku ini termasuk sebagai suku Paser yang memikiki karakter sangat Pemberani kini masuk wilayah Kecamatan Paser Belengkong Kabupaten Paser.
# Paser Pamukan. Kini wilayahnya masuk Kecamatan Pemukan Utara dan Pamukan Selatan [[Kabupaten Kotabaru]], di provinsi Kalimantan Selatan.
# Paser Bukit Bura Mato. Wilayahnya kini masuk Kecamatan Muara Samu serta di pegunungan Meratus, dan orang Paser Bukit ini sebagian besar tidak mengakui diri mereka sebagai Suku bangsa Paser lagi dan mereka banyak mengakui diri mereka sebagai suku bangsa Dayak Meratus.
# [[Suku Paser Balik]]. Suku ini kini hampir punah, komunitasnya sangat minoritas dibandingkan subsuku Paser lainnya di tanah ulayat. Suku Paser Balik ini dahulu kala wilayahnya meliputi Kabupaten Penajam Paser Utara, [[Kota Balikpapan]], Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara serta di [[Pereng Taliq, Bongan, Kutai Barat|Pringtali]], [[Resak, Bongan, Kutai Barat|Resak]], Bongan di Kabupaten Kutai Barat.
 
Suku bangsa Paser masih berkerabat dengan suku [[Dayak Benuaq]], Dayak Tunjung, Dayak Bentian, Dayak Deah, Dayak Semihim, Dayak Maanyan, Dayak Teboyan dan [[Dayak Ot Danum]]. Suku bangsa Paser juga merupakan bagian dari suku Dayak hanya terdapat perbedaan keyakinan, letak administratifnya serta campur tangan dari Kolonial Hindia Belanda yang memisahkan rumpun ini dengan Suku bangsa [[Dayak]]. Populasi dari suku bangsa Paser saat ini diperkirakan sebesar 150.000 jiwa.
Jumlah Perkembangan Penduduknya Lebih dari 150.000 ( di tiga wilayah )
Kawasan terbesar berada perkembangan penduduknya di. Kabupaten Paser, Dan Kabupaten Penajam Paer Utara,serta Balikpapan,pada Propinsi Kalimatan timur.
Bahasa : Banau tatau Paser asli , Indonesia.
Agama : Mayoritas Islam.
 
Sebagian besar suku bangsa Paser saat ini bermukim di sepanjang Tenggara pulau Kalimantan/Borneo dan terkonsentrasi didaerah pedalaman sepanjang [[Sungai Kendilo]] dan Sungai Telake serta di dataran gunung lumut serta pengunungan meratus namun yang berdomisili di pesisir juga banyak namun keberadaan mereka kalah banyak dengan populasi dari para Pendatang yang mayoritas seperti suku Jawa,Bugis dan Banjar
Suku Etnis Paser Bukan bagian Suku dayak.
 
Sebenarnya di Kota Balikpapan Suku Paser masih bisa bertahan dari dahulu hingga kini hanya saja keberadaan mereka tidak terlihat nyata pada pergaulan sehari-hari sebab mereka kebanyakan sudah tidak memakai bahasa Paser sebagai bahasa sehari-hari mereka, namun kini para mudi mudi suku Paser dari berbagai subsuku Paser mulai timbul kesadaran mereka untuk kembali memelihara nilai luhur peninggalan nenek moyang suku bangsa Paser termasuk mulai menggunakan Bahasa Paser jika bertemu sesama suku Paser. Di kota Balikpapan Komunitas Suku Paser terdapat di daerah TPA Manggar yang terletak di Kecamatan Kecamatan Balikpapan Timur, kemudian di daerah Sungai Wayen/Sungai Wain, serta di Kariangau. Lalu di KM 30-35, Selok Api, Amborawag Darat dan Amborawang Laut yang masuk Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat komunitas-komunitas kecil perkampungan suku Paser.
Suku Paser adalah salah satu suku etnis asli Kalimantan timur yang sudah ada diabad VI berada ditenggara Kaltim yaitu (Bk Negara kertagama,Paser, dan Kutei ) dengan tanah tumpah darah Benuo Taka yang berpusat di Kabupaten Paser Grogot.
 
Suku Paser berasal nenek moyangnya Kaka Ukop dan Uma Dena serta Nalau Raja Tondoi dengan putri Petung sebagai Putri pertama Kesultanan Paser Sadurangas (Bk sejarah kesultanan Sadurangas )
Tetapi kini pro kontra tentang Penyebutan Suku bangsa Paser apakah tetap memakai hanya Suku bangsa Paser saja atau suku Dayak Paser semua memiliki alasan masing-masing. Namun dari sejarahnya bahwa nama Paser sendiri sudah ada dan tercatat pada zaman Kerajaan Majapahit yakni pada kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Pada kitab Negarakertagama tersebut sudah tertulis nama Suku bangsa Paser dengan dialek Jawa disebut sebagai "Pasir". Kemudian pada peta-peta kuno buatan bangsa Eropa, nama Paser selalu dicantumkan sejak tahun 1688 dan seterusnya dengan berbagai jenis tulisan seperti: Passeir, Passer, Pafsir, Passir dan Pasir. Jauh ratusan tahun sebelum muncul nama "Dayak" yang diperkenalkan oleh bangsa Eropa, khususnya oleh kolonial hindia Belanda, nama Paser baru muncul pada abad ke XVIII. Hal ini memperkuat bahwa Paser sebenarnya memiliki identitas tersendiri lepas dari embel-embel "Dayak" meskipun secara kultural, khususnya untuk Rumpun Paser, mereka berasal dari peradaban Bansu Tatai Datai Danum/Benuo Rekan Tatau/Kuta Rekan Tau. Oleh karena itu suku Paser menolak jika dikatakan bahwa mereka adalah suku dayak, suku Paser adalah suku yang berdiri sendiri.
Kewilayahan kesultanan Sadurangas meliputi Kab.Paser. (Grogot pusatnya), Kabupaten Penajam Paser Utara (dulu Kab,Paser dan Balikpapan seberang ) dan Balikpapan.
 
Suku Paser sendiri terlepas dari rumpun suku Dayak dan mempunyai Sub suku sendiri diantaranya : Paser Pematang, Paser Leburan, Paser Semuntai, Paser Modang. Paser Telake, Paser Adang, Paser Migi, Paser Tajur, Paser Balik, paser Lusan, Paser labay.
==Beberapa kerajaan suku Paser==
Suku Paser sebagian besar beragama Islam dan memiliki kerajaan dengan nama kesultanan Sadurangas (Kesultanan Paser ) lebih banyak berbudaya Melayu Paser.
Menurut sempuri atau tutur lisan, suku bangsa Paser pernah mendirikan beberapa Kerajaan yakni:
Suku Paser bukan dan tidak termasuk bagian dari suku Dayak. Mayoritas suku pasir sekarang menyebutnya dengan Paser ( dialek yang benar) tidak mengakui dirinya bagian dari suku Dayak.
# Kerajaan Padang Kero, berdiri sekitar abad 1-7 M,dengan nama-nama Raja yang berkuasa yakni: Raja Nuas,Mandan,Tampuk Galung, Selendo Tuo dan Datu Puti Songkong,Gasing Puti, Nalau Raja Tondoi dan Sumping.
Pengakuan ini (setelah konpermasi ) menyatakan tidak terbukti baik secara mayoritas warga suku Paser maupun Lembaga Adat Paser tidak mengakui/ tidak pernah bergabung kedalam organisasi dayak atau Persekutuan Dayak Kaltim ( PDKT )
# Kerajaan Padang Bertinti, berdiri sekitar abad ke 7-13 M dengan nama-nama Raja yang berkuasa yakni; Raja Nurang,Anjang,Talin dan Andir Palai,
1. Tata Nilai adat Budaya Suku Paser Meliputi :
# Kerajaan Padang Layar berdiri sekitar Tahun 1305-1382 M dengan nama Raja yang memimpin adalah perempuan yang bernama Aji Mubar Mayang yang terkenal dengan gelar "Ratu Bura Daya" atau Ratu berdarah putih,
a. Tata Nilai Religio – spiritual ( agama Islam, adat )
# Sistem Kepenggawaan, berdiri sekitar Tahun 1390-1516 M, pada saat ini Negeri Paser dipimpin oleh sistem persekutuan adat yang mana pemimpinnya disebut dengan "Sie Penggawa/Sembilan Penggawa" adapun nama para Penggawa saat itu yakni:
b. Tata nilai Moral.( buen kesong )
*1.Penggawa Kakah Ukop/Dato Temindong Doyong (Paser Pematang),
c. Tata nilai kemasyarakatan. ( erai Pemekat )
*2.Penggawa Patang Umma Dagot (Paser Leburan,Paser Peteban dan Paser Pamukan),
d. Tata nilai Adat dan tradisi. (lewok erai tumpa pinang erai nanggar )
*3.Penggawa Tanjuku (Paser Bukit Bura Mato dan [[Suku Dayak Abal|Paser Aba]]/Paser Tebalung),
e. Tata nilai kampung dan arsitektur.
*4.Penggawa Bapaung (Paser ,
f. Tata Nilai mata pencarian/kehidupan ( Penyetaket/penyembolum)
*5.Penggawa Umma Dena (Paser Migi),
g. Tata Nilai Kesenian. ( Pesisir dan pedalaman )
h*6. TataPenggawa NilaiBumbut Bahasa.Tuwon Adang ( BahasaSuku Paser Adang),
*7.Penggawa
i. Tata Nilai benda pusaka dan kawasan budaya ( benda2 pusaka, Keraton dll )
*8.Penggawa Dangut (Suku Paser Telake),
j. Tata Nilai Kepemimpinan dan pemerintahan (Kesultanan, para raja, pengeran paser)
*9.Penggawa Seranta Tulang Tunggal (Suku Paser Balik/Balikpapan).
k. Tata Nilai kejuangan dan kebangsaan (Mengusir penjajah dari Benuo Taka paser )
 
==Kerajaan Sadurengas==
Kerajaan Sadurengas, berdiri di sekitar tahun 1516-1703 M. dengan para [[Raja]]/[[Ratu]] yang pernah berkuasa yakni;<br>
* Aji Rentik Manik Jala Ngembang bergelar Ratu Aji Petri Botung/Aji Putri Petong 1516-1567 M,<br>
* Aji Mas Pati Indra tahun 1567-1607 M,<br>
* Aji Mas Anom Indra tahun 1607-1644 M,<br>
* Aji Mas Anom Singa Maulana tahun 1644-1667 M,<br>
* Aji Perdana bergelar Penembahan Suleman tahun 1667-1680 M,<br>
* Aji Duo bergelar Penembahan Adam/Penembahan Sia' tahun 1680-1703 M.
 
'''Kesultanan Paser''' merupakan kelanjutan dari Kerajaan Sadurengas yakni pada tahun 1703 hingga berakhirnya Kekuasaan [[Kesultanan Paser]] yang diserahkan kepada pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada tanggal 07 April 1906 M. Adapun nama para Sultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Paser itu yakni:<br>
* Aji Geger bergelar [[Sultan Aji Muhammad Alamsyah]], tahun 1703-1738 M,<br>
* Aji Ngara bergelar Sultan Sepoh I Alamsyah, tahun 1738-1768 M,<br>
* Aji Dipati bergelar Sultan Aji Dipati Anom Alamsyah, tahun 1768-1799 M,<br>
* Aji Panji bergelar Sultan Aji Suleman I Alamsyah, tahun 1799-1811 M,<br>
* Aji Sembilan bergelar Sultan Aji Ibrahim Alamsyah, tahun 1811-1815 M,<br>
* Aji Karang bergelar Sultan Aji Mahmud Han Alamsyah, tahun 1815-1843 M,<br>
* Aji Adil bergelar Sultan Aji Adam Alamsyah, tahun 1843-1847 M,<br>
* Aji Tenggara bergelar Sultan Aji Seooh II Alamsyah, tahun 1847-1875 M,<br>
* Aji Timur Balam bergelar Sultan Aji Abdurrahman Alamsyah, tahun 1875-1890 M,<br>
* Aji Tiga bergelar Sultan Aji Muhammad Ali Alamsyah, tahun 1885-1897 M,<br>
* Aji Kendai bergelar Sultan Aji Suleman II Alamsyah,bulan Oktober-Desember 1897 M,<br>
* Aji Kuntul bergelar Sultan Aji Raja Besar Alamsyah berkuasa sejak tanggal, 20 Januari 1898 hingga tanggal, 10 April 1900 M,
* Anden Meja bergelar Sultan Ibrahim Chaliluddin (Sultan Paser yang diangkat oleh kolonial Hindia Belanda, berkuasa sejak tanggal, 08 Juli 1900 hingga tanggal, 07 April 1906 M,)<br>
* Aji Nyese bergelar Sultan Muda Jaya Kesuma Ningrat yang juga di angkat oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Sultan Ibrahim Chalilluddin jika sudah mangkat.
Pada saat itu kaum bangsawan Paser protes dan marah besar terhadap tindakan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang mengangkat Anden Meja menjadi Sultan Paser karena pengangkatan beliau menyalahi aturan kitab Boyan Bungo Nyaro yang dianut oleh Kesultanan Paser, di mana yang berhak menjadi sultan Paser haruslah yang bergelar Kebangsawanan " Aji" bukan "[[Andin|Anden]]". Untuk meredam kemarahan para bangsawan tinggi Paser pada saat itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda mengangkat salah satu putra dari bangsawan tinggi dan terkemuka dari Kesultanan Paser, yakni "Aji Nyese" dengan gelar '''Pangeran Kesuma Ningrat'''.<ref name="Demography of Indonesia's Ethnicity">{{cite book|last=Ananta|first=Aris|date=29 April 2016|year=2016|url=https://books.google.co.id/books?id=Nh1qDwAAQBAJ&pg=PT411&dq=pasir-pematang&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi18fn-s9voAhV2xTgGHT5UA10Q6AEILTAB#v=onepage&q=pasir-pematang&f=false|title=Demography of Indonesia's Ethnicity|location=|publisher=Flipside Digital Content Company Inc|isbn=9814695947|language=en|translator=|authorlink=Aris Ananta}} ISBN 9789814695947</ref> (Penulis,PR/2020).
 
== Referensi ==
{{reflist}}
3.Sejarah Kerajaan Sadurengas atau Kesultanan Pasir karya; A.S.Assegaff Tahun 1982 penerbit;Pemda Dati II Pasir
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar suku bangsa di Indonesia menurut jumlah penduduk]]
* [[Bahasa Paser]]
* [[Nondoi]]
 
{{Dayak}}
{{suku-stub}}
 
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Paser]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Timur]]