Ontologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
KamikazeBot (bicara | kontrib) k r2.7.3) (bot Menambah: war:Ontolohiya |
Menambahkan isi |
||
(89 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Ontologi''' merupakan salah satu kajian [[filsafat]] yang paling kuno dan berasal dari [[Yunani]]. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti [[Thales]], [[Plato]], dan [[Aristoteles]]
# kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
# Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam: <ref name=":2">{{Cite journal|last=Juairiah|first=Juairiah|date=2020-06-24|title=ANALISIS ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI (Sebuah Kajian Filsafat Ilmu dan Keislaman)|url=https://doi.org/10.18592/pk.v7i15.3758|journal=Pustaka Karya : Jurnal Ilmiah Ilmu Perpustakaan dan Informasi|volume=8|issue=1|pages=46|doi=10.18592/pk.v7i15.3758|issn=2723-7699}}</ref>
# Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
# Obyek Formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang terhadap obyek material)<ref name=":2" />.
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.
== Etimologi ==
Ilmu pengetahuan mempunyai tiga komponen sebagai tiang penyangga tubuh pengetahuan, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi berasal dari kata "Ontos" artinya "yang ada". Singkatnya ontologi mengenai pertanyaan apa, epistemologi mengenai pertanyaan bagaimana, dan aksiologi mengenai pertanyaan untuk apa.<ref>{{cite book|last=Azwar|first=Welhendri|last2=Muliono|first2=|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Filsafat_Ilmu/JdJBEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Tiap-tiap+pengetahuan+memiliki+tiga+komponen+yang+merupakan+tiang+penyangga+tubuh+pengetahuan+yang+disusunnya.+Komponen+tersebut+adalah:+ontologi,+epistemologi+dan+aksiologi&pg=PA23&printsec=frontcover|title=Filsafat Ilmu Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu|place=[[Jakarta]]|publisher=Prenada Media|isbn=9786232180086|pages=23|language=id|coauthors=}}</ref>
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup.<ref>{{Cite web|title=ontologi|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ontologi|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|access-date=2021-12-31}}</ref> Webster's Third New International Dictionary daring mendefinisikan ontologi sebagai ilmu cabang metafisika khusus mempelajari sifat dan hubungan makhluk. Dapat pula didefinisikan sebagai teori tertentu tentang sifat makhluk atau jenis hal yang memiliki keberadaan.<ref>{{Cite web|title=ontology|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/ontology|website=merriam-webster.com|publisher=Webster New International Dictionary Daring|language=en|access-date=2021-12-30}}</ref> Teori tentang jenis entitas dan khususnya jenis entitas abstrak yang harus diterima dalam sistem bahasa". Secara harfiah, kata Ontologi berasal dari bahasa Yunani: ''òn'' berarti: "ada", atau ''òntos'' artinya: "keberadaan", dan ''lògos'', artinya: "pemikiran",<ref>{{cite book|last=Sawir|first=Muhammad|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ilmu_Administrasi_Dan_Analisis_Kebijakan/3Nk7EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Ontologi++Yunani:+%C3%B2n&pg=PA15&printsec=frontcover|title=Ilmu Administrasi Dan Analisis Kebijakan Publik Konseptual Dan Praktik|place=[[Sleman]], [[Yogyakarta]]|publisher=Deepublish|isbn=9786230231803|pages=15|language=id|url-status=live|coauthors=}}</ref> tetapi dapat juga diturunkan secara eksplisit dari (entitas) yang ditafsirkan secara beragam menurut sudut pandang filosofis yang berbeda.<ref name=":1">{{Cite book|last=Huda|first=Sholihul|date=2023|url=https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_Dasar_Filsafat_Sebuah_Pengantar/io_JEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Atom-atom+itulah+yang+menjadi+asal+kejadian+peristiwa+alam.+Pada+Demokritos+inilah+tampak+pendapat+materialisme+klasik+yang+lebih+tegas&pg=PA16&printsec=frontcover|title=Dasar-Dasar Filsafat Sebuah Pengantar|location=Yogyakarta|publisher=Samudra Biru|isbn=978-623-261-617-2|pages=13|url-status=live}}</ref>
== Aliran ==
Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni monisme, dualisme, pluralisme, materialisme, idealisme, naturalisme, positivisme logis, dan agnostisisme.<ref name=":0">{{Cite web|title=ONTOLOGI|url=https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/ontologi.html|website=uin-malang.ac.id|language=en|access-date=2023-01-31}}</ref>
=== Monisme ===
Monisme adalah aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada adalah satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun rohani yang menjadi sumber dominan dari yang lainnya. Para filosof pra-Socrates seperti Thales, Demokritos, dan Anaximander termasuk dalam kelompok Monisme, selain juga Plato dan Aristoteles. Sementara filosof Modern seperti I. Kant dan Hegel adalah penerus kelompok Monisme, terutama pada pandangan idealisme mereka.{{butuh rujukan}}
Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan-lapangan penyelidikan filsafat yang paling kuno. Pertama kali diperkenalkan oleh filosof Yunani bernama Thales atas pernungannya terhadap air yang terdapat dimana-mana, dan sampai pada kesimpulan bahwa “air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula dari segala sesuatu”. Yang penting bagi kita bukanlah mengenai kesimpulannya tersebut melainkan pendiriannya bahwa mungkin segala sesuatu berasal dari satu substansi saja.{{butuh rujukan}}
=== Dualisme ===
Dualisme meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu materi (jasad) dan jasmani (spiritual). Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dan azali. Perhubungan antara keduanya itulah yang menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.<ref name=":0" />
Descartes adalah contoh filosof Dualis dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang (kebendaan). Aristoteles menamakan kedua hakikat itu sebagai materi dan forma (bentuk yang berupa rohani saja). Umumnya manusia dengan mudah menerima prinsip dualisme ini, karena kenyataan lahir dapat segera ditangkap panca indera kita, sedangkan kenyataan batin dapt segera diakui adanya dengan akal dan perasaan hidup.{{butuh rujukan}}
=== Materialisme ===
Materialisme menganggap bahwa yang ada hanyalah [[materi]]. Roh, kesadaran dan jiwa yang merupakan bagian dari pikiran dianggap dalam teori materialisme sebagai sesuatu yang bukan kenyataan. Materialisme menganggap bahwa pikiran hanyalah bentuk dari pergerakan suatu materi.<ref>{{Cite book|last=Yunus|first=Firdaus M.|date=September 2019|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/18047/1/Buku%20Materialisme%202019.pdf|title=Materialisme|location=Banda Aceh|publisher=PT. Bambu Kuning Utama|isbn=978-623-91121-8-9|editor-last=Amin|editor-first=Husna|pages=3|url-status=live}}</ref> Pergerakan ini terjadi dengan suatu cara tertentu.{{butuh rujukan}}
Materialisme terkadang disamakan orang dengan naturalisme''.'' Namun sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya. Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam tidak ada. (Tuhan yang di luar alam tidak ada). Sedangkan yang dimaksud alam (natural) disana ialah segala-galanya meliputi benda dan roh. Sebaliknya materialisme menganggap roh adalah kejadian dari benda, jadi tidak sama nilainya dengan benda.{{butuh rujukan}}
Filsafat Yunani yang pertama kali muncul juga berdasarkan materialisme, mereka disebut filsafat alam. Mereka menyelidiki asal-usul kejadian alam ini pada unsur-unsur kebendaan yang pertama. Thales (625-545 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu ''air.'' Anaximandros (610-545 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu ''apeiron'' yakni suatu unsur yang tak terbatas. Anaximenes (585-528 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu ''udara.'' Dan tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah ''Demokritos'' (460-360 s.M) menggap bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya tak dapat dihitung dan sangat halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian peristiwa alam. Pada Demokritos inilah tampak pendapat materialisme klasik yang lebih tegas.<ref>{{Cite book|last=Huda|first=Sholihul|date=2023|url=https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_Dasar_Filsafat_Sebuah_Pengantar/io_JEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Atom-atom+itulah+yang+menjadi+asal+kejadian+peristiwa+alam.+Pada+Demokritos+inilah+tampak+pendapat+materialisme+klasik+yang+lebih+tegas&pg=PA16&printsec=frontcover|title=Dasar-Dasar Filsafat Sebuah Pengantar|location=Yogyakarta|publisher=Samudra Biru|isbn=978-623-261-617-2|pages=16|url-status=live}}</ref>
=== Idealisme ===
Idealisme merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan spiritualisme. Aliran menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna itu semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu. Intinya sesuatu yang tidak berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut aliran ini materi atau zat itu hanyalah suatu jenis daripada penjelmaan roh. Alasan yang terpenting dari aliran ini adalah “manusia menganggap roh lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Roh dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaan saja.<ref>{{Cite book|last=Jumadi|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Perkembangan_Filsafat_Abad_Modern/LQFlDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Alasan+yang+terpenting+dari+aliran+ini+adalah+%E2%80%9Cmanusia+menganggap+roh+lebih+berharga,+lebih+tinggi+nilainya+dari+materi+bagi+kehidupan+manusia.+Roh+dianggap+sebagai+hakikat+yang+sebenarnya,+sehingga+materi+hanyalah+badannya,+bayangan+atau+penjelmaan+saja&pg=PA51&printsec=frontcover|title=Perkembangan Filsafat Abad Modern|location=Yogyakarta|publisher=Universitas Negeri Yogyakarta|pages=51|translator-last=Dewanti|translator-first=Nur Laila Khurnia|url-status=live}}</ref>
=== Agnostisisme ===
Agnostisisme adalah paham yang mengingkari bahwa manusia mampu mengetahui hakikat yang ada baik yang berupa materi ataupun yang ruhani. Aliran ini juga menolak pengetahuan manusia tentang hal yang [[transenden]]. Contoh paham Agnostisisme adalah para filosof Eksistensialisme, seperti Jean Paul Sartre yang juga seorang Ateis. Sartre menyatakan tidak ada hakikat "ada" manusia, tetapi yang ada adalah "keberadaan"-nya.{{butuh rujukan}}
Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:{{butuh rujukan}}
* yang-ada
* kenyataan/realitas
* eksistensi
* esensi
* substansi
* perubahan
* tunggal
* jamak
Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya [[antropologi]], [[sosiologi]], ilmu [[kedokteran]], ilmu [[budaya]], [[fisika]], ilmu teknik dan sebagainya).<ref>{{Cite book|last=Endraswara|first=Suwardi|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Filsafat_Ilmu/eDu4EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Ontologi+ini+pantas+dipelajari+bagi+orang+yang+ingin+memahami+secara+menyeluruh+tentang+dunia+ini+dan+berguna+bagi+studi+ilmu-ilmu+empiris+(misalnya+antropologi,+sosiologi,+ilmu+kedokteran,+ilmu+budaya,+fisika,+ilmu+teknik+dan+sebagainya)&pg=PA97&printsec=frontcover|title=Filsafat Ilmu (Edisi Revisi)|location=Yogyakarta|publisher=CAPS (Center of Academic Publishing Service)|isbn=978-602-9324-97-6|pages=97|url-status=live}}</ref>
== Lihat pula ==
[http://www.ontology.co Theory and History of Ontology]
== Referensi ==
<references />
{{Templat:Metafisika}}
{{Authority control}}
[[
[[Kategori:Filsafat makna]]
{{filsafat-stub}}
|