Gempa bumi tektonik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Gempa bumi tektonik''' adalah jenis [[gempa Bumi]] yang disebabkan oleh pergeseran tiba-tiba pada sebuah [[Patahan (geologi)|patahan]] tektonik. Lempeng tektonik selalu bergerak secara perlahan, tetapi mereka terjebak pada masing-masing tepian mereka karena hambatan gesekan. Ketika tekanan di bagian tepi melampaui hambatan gesekan, terjadilah gempa bumi yang melepaskan energi dalam bentuk gelombang yang menjalar melalui kerak bumi dan menyebabkan guncangan yang kita rasakan.<ref>{{Cite web|title=What is an earthquake and what causes them to happen? {{!}} U.S. Geological Survey|url=https://www.usgs.gov/faqs/what-earthquake-and-what-causes-them-happen|website=www.usgs.gov|access-date=2023-03-11|archive-date=2023-05-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230516105859/https://www.usgs.gov/faqs/what-earthquake-and-what-causes-them-happen|dead-url=no}}</ref>
'''Gempa Bumi tektonik''' adalah jenis [[gempa Bumi]] yang disebabkan oleh pergeseran lempeng plat tektonik. Gempa ini terjadi karena besarnya tenaga yang dihasilkan akibat adanya tekanan antar lempeng batuan dalam [[perut Bumi]].<ref>[.htm Kompas Cyber Media]</ref> Gempa Bumi ini adalah jenis gempa yang paling sering dirasakan, terutama di Indonesia.
 
== Penyebab ==
[[Berkas:Fault_types.svg|jmpl|Tiga tipe patahan:A. Strike-slipB. Normal C. Terbalik]]
Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas [[Lempeng tektonik|lempengan-lempengan tektonik]]. Lempengan-lempengan tektonik ini selalu bergerak dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan-lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun tersebut. Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan dengan [[gempa Bumi vulkanik|gempa vulkanik]], maka getaran gempa yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. <ref>[http://groups.google.co.id/group/bangunan-kita/browse_thread/thread/389a6b9330abc90b/2354723b2765e413?lnk=st&q=gempa+tektonik+adalah&rnum=15&hl=id#2354723b2765e413 Dari Google Grup Indonesia]</ref>. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari ''tectonic plate'' (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti [[salju]]. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun [[kerak bumi]]. Dalam ilmu kebumian ([[geologi]]), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan ''postulat'' untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di [[Yogyakarta]], [[Indonesia]] pada [[Sabtu]], [[27]] [[Mei]] [[2006]] dini hari, pukul 05.54 WIB.
Gempa bumi tektonik terjadi di mana saja di bumi di tempat yang terdapat energi regangan elastis yang terakumulasi dengan cukup untuk mendorong perambatan fraktur di sepanjang bidang [[Patahan (geologi)|patahan]]. Permukaan bumi terdiri dari lempeng-lempeng yang berdekatan antara satu dengan yang lain. Lempeng-lempeng ini selalu mengalami pergerakan yang per tahunnya bisa mencapai 10 cm.<ref>{{Cite web|last=US Department of Commerce|first=NOAA|title=NWS JetStream Max - World's Major Tectonic Plates|url=https://www.weather.gov/jetstream/plates_max|website=www.weather.gov|language=EN-US|access-date=2023-03-11|archive-date=2023-03-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20230311090808/https://www.weather.gov/jetstream/plates_max|dead-url=no}}</ref> Sisi-sisinya hanya dapat bergerak saling melewati satu sama lain secara mulus dan tanpa disertai getaran (aseismik) jika tidak adanya ketidakteraturan atau asperitas di sepanjang permukaan patahan yang meningkatkan hambatan gesekan. Sebagian besar permukaan lempeng memiliki asperitas, yang menyebabkan bentuk perilaku pergesekan yang rapat. Saat patahan terkunci, gerakan relatif yang terus berlangsung di antara lempeng-lempeng akan meningkatkan tegangan dan, oleh karenanya, menyebabkan terakumulasinya energi regangan di dalam volume di sekitar permukaan patahan. Hal ini terus berlanjut hingga tegangan yang terjadi mencapai tingkat yang mencukupi untuk membobol asperitas, yang kemudian menyebabkan terjadinya pergeseran mendadak pada bagian patahan yang terkunci dan melepaskan energi yang terakumulasi.<ref name="Ohnaka">{{cite book|author=Ohnaka, M.|year=2013|url=https://books.google.com/books?id=Bp0gAwAAQBAJ&pg=PA234|title=The Physics of Rock Failure and Earthquakes|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-1-107-35533-0|page=148}}</ref> Energi ini dilepaskan sebagai kombinasi gelombang seismik regangan elastis yang menjalar,<ref>{{cite journal|last1=Vassiliou|first1=Marius|last2=Kanamori|first2=Hiroo|year=1982|title=The Energy Release in Earthquakes|journal=Bull. Seismol. Soc. Am.|volume=72|pages=371–387}}</ref> pemanasan gesekan pada bidang patahan, dan retakan pada batuan, yang kemudian menyebabkan gempa bumi. Proses akumulasi regangan dan tegangan secara bertahap yang diselingi oleh guncangan gempa bumi yang terjadi secara tiba-tiba dikenal sebagai teori elastic-rebound. Diestimasikan bahwa dari total energi gempa bumi, hanya 10 persen atau kurang yang dipancarkan sebagai energi seismik. Sebagian besar energi dari gempa bumi terpakai untuk menggerakkan perkembangan rekahan gempa atau terkonversi menjadi panas yang dihasilkan oleh gesekan. Karenanya, gempa bumi menurunkan energi potensial elastis yang tersimpan di bumi dan meningkatkan suhu bumi, meskipun perubahan ini dapat dihiraukan jika dibandingkan dengan aliran panas konduktif dan konvektif yang keluar dari perut bumi.<ref name="USGS1">{{cite web|last=Spence|first=William|author2=S.A. Sipkin|year=1989|title=Measuring the Size of an Earthquake|url=https://earthquake.usgs.gov/learning/topics/measure.php|publisher=United States Geological Survey|archive-url=https://web.archive.org/web/20090901233601/http://earthquake.usgs.gov/learning/topics/measure.php|archive-date=2009-09-01|access-date=2006-11-03|author3=G.L. Choy|url-status=dead}}</ref>
 
== Catatan ==
Baris 8 ⟶ 9:
 
== Lihat pula ==
* [[Gempa Bumibumi]]
* [[Gempa Bumibumi vulkanik]]
 
[[Kategori:Gempa Bumibumi]]
 
 
{{geologi-stub}}
{{Gempa-stub}}
 
[[Kategori:Gempa Bumi]]
[[Kategori:Tgreteye]]