Ritual Bakar Tongkang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LeoNzZz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Cun Cun (bicara | kontrib)
 
(30 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox intangible heritage
[[Berkas:ritual_bakar_tongkang1.jpg|right|thumb|200px|Ritual Bakar Tongkang Bagansiapiapi di provinsi Riau.]]
| Gambar =
| Caption = ''=Upacara Wangkang''
| ICH = Upacara Wangkang
| State Party =
| Type =
| Criteria =
| ID = 01608
| Region = APA
| Year = 2020
| Session =
| List =
| Link = https://ich.unesco.org/en/RL/ong-chun-wangchuan-wangkang-ceremony-rituals-and-related-practices-for-maintaining-the-sustainable-connection-between-man-and-the-ocean-01608
| Below =
| Note =
|Countries= [[Indonesia]]}}
[[Berkas:ritual_bakar_tongkang1Festival bakar tongkang 2019 yang mendunia.jpg|rightka|thumbjmpl|200px250px|Ritual Bakar Tongkang Bagansiapiapi di provinsi Riau.]]
 
'''Ritual Bakar Tongkang''' dikenal juga sebagai '''Upacara Bakar Tongkang''' ([[Hanzi Sederhana]] : 仪式燃料的驳'''烧王 庆典'''; [[Hanyu Pinyin]] : Yíshì'''''Shao ránliàoWang deChuan bóchuánQing Dian''''') atau singkatnya dalam [[Bahasa Hokkien]] dikenal sebagai '''Go Gek Cap Lak''' ([[Hanzi Sederhana]]: ('''五月十六日''') adalah sebuah ritual tahunan masyarakat di [[Bagansiapiapi]] yang telah terkenal di mancanegara dan masuk dalam kalender visit [[Indonesia]]. Setiap tahunnya ritual ini mampu menyedot wisatawan dari negara [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Thailand]], [[Taiwan]] hingga [[Tiongkok Daratan]]. Kini even tahunan ini gencar dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten [[Rokan Hilir]] sebagai sumber pariwisata.<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2010/06/28/08505476/ "Warga Sambut Ritual Bakar Tongkang"] {{Webarchive|url=https://archive.today/20120711042847/http://nasional.kompas.com/read/2010/06/28/08505476/ |date=2012-07-11 }} ''[[Kompas.com]]'', 28 Juni 2010</ref>.
 
== Sejarah Bakar Tongkang ==
[[Berkas:ritual_bakar_tongkang2Bakar tongkang prosesi.jpg|rightka|thumbjmpl|200px|Sebuah Tongkang yang diarak ke lokasi upacara.]]
Bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang [[Tionghoa]] dari PropinsiProvinsi [[Fujian]] - [[China]], merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa [[Kie Ong Ya]] yang saat itu ada di kapal tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan.
 
Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan berpikiran di mana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan [[Selat Malaka]] tersebut.
 
Mereka yang mendarat di tanah tersebut sebanyak 18 orang yang kesemuanya bermarga '''Ang''', diantaranyadi antaranya: Ang Nie Kie, Ang Nie Hiok, Ang Se Guan, Ang Se Pun, Ang Se Teng, Ang Se Shia, Ang Se Puan, Ang Se Tiau, Ang Se Po, Ang Se Nie Tjai, Ang Se Nie Tjua, Ang Un Guan, Ang Cie Tjua, Ang Bung Ping, Ang Un Siong, Ang Sie In, Ang Se Jian, Ang Tjie Tui.
 
== Asal usul nama Bagansiapiapi ==
Baris 18 ⟶ 34:
Pada penanggalan [[Imlek]] bulan kelima tanggal 16, para perantau menginjakkan kaki di daratan tersebut, mereka menyadari bahwa di sana terdapat banyak ikan laut, dengan penuh sukacita mereka menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. Mulailah mereka bertahan hidup di tanah perantauan tersebut.
 
Sebagai wujud terima kasih kepada dewa laut Kie Ong Ya, para perantau memutuskan untuk membakar [[Tongkang]] yang ditumpangi mereka sebagai sesajen kepada dewa laut. <ref>[http://www.indonesiamedia.com/2011/07/14/budaya-bakar-tongkang-di-bagan-siapi-api-dan-patung-budha-rupang-di-t-balai/ "Budaya Bakar Tongkang di Bagansiapiapi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121217124822/http://www.indonesiamedia.com/2011/07/14/budaya-bakar-tongkang-di-bagan-siapi-api-dan-patung-budha-rupang-di-t-balai/ |date=2012-12-17 }} ''[[Indonesia Media]]'', 14 Juli 2011</ref>.
 
Mereka yang merasa menemukan daerah tempat tinggal yang lebih baik segera mengajak sanak-keluarga dari Negeri [[Tirai Bambu]] sehingga pendatang [[Tionghoa]] semakin banyak. Keahlian menangkap ikan yang dimiliki oleh nelayan tersebut mendorong penangkapan hasil laut ygyang terus berlimpah. Hasil laut berlimpah tersebut di-ekspor ke berbagai benua lain hingga [[Bagansiapiapi]] menjadi penghasil ikan laut terbesar ke-2 di dunia setelah [[Norwegia]].
 
Perdagangan di [[selat Melaka]] semakin ramai hingga membuat [[Belanda]] melirik [[Bagansiapiapi]] sebagai salah satu basis kekuatan laut [[Belanda]], yang kemudian oleh [[Belanda]] membangun pelabuhan yang di [[Bagansiapiapi]], konon katanya pelabuhan tersebut adalah pelabuhan paling canggih saat itu di [[selat Melaka]].
 
Tidak hanya hasil laut yang saat itu menjadi tumpuan kehidupan masyarakat [[Bagansiapiapi]], tapitetapi ada juga hasil karet alam yang juga sangat terkenal. DiPada masa [[perang dunia I]] dan [[perang dunia II]], [[Bagansiapiapi]] disebut sebagai salah satu daerah penghasil karet berkualitas tinggi yang saat itu banyak sekali dipakai untuk kebutuhan peralatan perang seperti ban dari bahan karet.
 
Pengolahan karet alam tersebut dilakukan sendiri oleh masyarakat [[Bagansiapiapi]] di beberapa pabrik karet di [[Bagansiapiapi]]. Namun setelah [[perang dunia II]] selesai, permintaan akan karet semakin menurun hingga beberapa pengusaha menutup pabrik karet tersebut.
 
Dari sisi kebudayaan, terdapat sebuah kelenteng tua yang sudah berumur ratusan tahun. Di tempat kelenteng inilah Dewa [[Kie Ong Ya]] saat ini disembahyangkan. Dewa [[Kie Ong Ya]] yang ada di dalam kelenteng Ing Hok Kiong saat ini adalah patung asli yang dibawa ke-18 perantau pada saat pertama kali menginjak kaki di daratan [[Bagansiapiapi]].
 
== Go Cap Lak ==
Untuk mengenang para leluhur dalam menemukan [[Bagansiapiapi]] dan sebagai wujud syukur terhadap dewa [[Kie Ong Ya]], kini setiap tahun diadakan [[Ritual Bakar Tongkang]] atau [[Go Cap Lak]]. Go berarti bulan kelima dan Cap Lak berarti tanggal enambelas, perayaan Go Cap Lak jatuh pada tanggal 16 bulan kelima [[lunar]] setiap tahunnya.
[[Berkas:ritual_bakar_tongkang3.jpg|right|thumb|200px|Puncak acara Ritual Bakar Tongkang]]
Untuk mengenang para leluhur dalam menemukan [[Bagansiapiapi]] dan sebagai wujud syukur terhadap dewa [[Kie Ong Ya]], kini setiap tahun diadakan [[Ritual Bakar Tongkang]] atau [[Go Cap Lak]]. Go berarti bulan kelima dan Cap Lak berarti tanggal enambelas, perayaan Go Cap Lak jatuh pada tanggal 16 bulan kelima [[lunar]] setiap tahunnya.
 
== Rezim Orde Baru ==
Baris 44 ⟶ 59:
* {{id}} [http://www.bagansiapiapi.net BON-kenali lebih dekat komunitas Bagansiapiapi]
* {{id}} [http://ujiecaprone.com/sejarah-ritual-bakar-tongkang-di-bagansiapiapi/ Ujie Caprone | Ritual Bakar Tongkang]
* [http://www.rohilkab.go.id/kalender.htm Kalender sembahyang besar umat Tionghoa di Bagansiapiapi]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/27/02241654/terima.kasih.dewa.laut "Terima Kasih Dewa Laut"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080701191821/http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/27/02241654/terima.kasih.dewa.laut |date=2008-07-01 }}, ''Kompas'', 27 Juni 2008 - artikel mengenai sejarah Bagansiapiapi
{{Tionghoa Indonesia}}
 
[[Kategori:AntropologiFestival di Indonesia]]
[[Kategori:Budaya CinaTionghoa]]
[[Kategori:Agama]]