Paku Alam VII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
+sks box
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(44 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox royalty
'''BRMH Surarjo''' kelahiran [[Yogyakarta]], [[9 Desember]] [[1882]] adalah putra [[Paku Alam VI]] dari permaisuri. Beliau ditinggal mangkat oleh ayahnya saat masih menyelesaikan studi di HBS [[Semarang]]. Sambil menunggu Surarjo menyelesaikan studi, Pemerintah [[Hindia Belanda]] mengangkat sebuah [[Raad van Beheer/Dewan Perwalian Pakualaman]] untuk menyelenggarakan pemerintahan [[Pakualaman]] sehari-hari. Akhirnya pada [[16 Oktober]] [[1906]] beliau diangkat oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]] sebagai penguasa tahta Pakualaman dengan gelar '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo'''. Namun upacara resmi pentahtaan baru dilaksanakan pada 17 Desember tahun yang sama.
| embed =
| name = Paku Alam VI<br/>ꦦꦏꦸꦄꦭꦩ꧀꧇꧗꧇
|image = File:Portrait of Paku Alam VII.tiff
|image_size = 200
|caption =
| title = Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Prabu Suryadilaga
| titletext =
| more =
| type =
| succession = [[Kadipaten Pakualaman|Adipati Kadipaten Pakualaman]]
| moretext = ketujuh
| reign = 1906-1937
| reign-type = Bertakhta
| coronation = 16 Oktober 1906
| cor-type = Penobatan
| predecessor = [[Paku Alam VI]]
| successor = [[Paku Alam VIII]]
| suc-type =
| regent =
| reg-type =
| birth_name = Bendara Raden Mas Haryo Soerardjo
| birth_date = 9 Desember 1882
| birth_place = [[Kadipaten Pakualaman]], [[Keresidenan Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|1937|02|16|1882|12|09|df=y}}
| death_place = [[Kadipaten Pakualaman]], [[Keresidenan Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]
| burial_place = [[Astana Giriganda]], [[Kulon Progo]]
| spouse = Gusti Bendara Raden Ayu Adipati Retno Puwoso
| spouse-type = Permaisuri
| consort =
| issue =
| issue-link =
| issue-pipe =
| issue-type =
| full name =
| era name =
| era dates =
| regnal name = Sampeyan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam ingkang Jumeneng Kaping Pitu
| posthumous name=
| temple name =
| house =[[Wangsa Mataram|Mataram]]
| father = [[Paku Alam VI]]
| mother = BRAy. Siti Jaleka
| religion = Islam
| occupation =
| signature_type = Tanda tangan
| signature =
| module =
}}
 
'''Sampeyan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam VII''', lahir dengan nama '''Bendara Raden Mas Haryo Surardjo''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|9|12|1882||16|2|1937}}) adalah putra [[Paku Alam VI]] dari permaisuri, yang bertahta pada tahun 1906 hingga 1937.
Setelah bertahta Prabu Suryodilogo, bekerjasama dengan Pemerintah [[Hindia Belanda]], mengadakan beberapa pembaruan dibidang sosial dan agraria. Kemudian beliau juga mereformasi bidang pemerintahan dengan mulai menerbitkan ''rijksblad'' (semacam lembaran Negara) untuk daerah [[Pakualaman]]. Pengertian yang konservatif secara berangsur digantikan dengan pikiran yang modern dan berpandangan luas. Pada 10 Oktober 1921 pengganti [[Paku Alam VI]] menggunakan gelar '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VII''' dan oleh Pemerintah Hindia Belanda diberi pangkat Kolonel tituler. Pembaruan tidak berhenti di tahun itu tetapi terus berlanjut, terutama dalam penyempurnaan pengelolaan anggaran keuangan. Pemerintah desa pun tidak luput dari pembenahan dan reorganisasi. Status kewarganegaraan penduduk dipertegas dengan membedakan antara warga Negara (kawulo kerajaan/kadipaten) dan bukan warga Negara (kawulo gubermen).
 
== Penobatan ==
Disamping pemerintahan perhatian Paku Alam VII juga tertuju pada kesenian. Pagelaran wayang orang berkembang dengan baik. Dalam kesempatan menerima tamu-tamu dari luar negeri beliau acapkali menjamu mereka dengan wayang orang dan beksan (tari-tarian klasik). Dalam bidang pendidikan beliau mengijinkan sekolah-sekolah berdiri di daerah Adikarto (bagian selatan Kabupaten [[Kulon Progo]] sekarang) serta mengadakan sebuah lembaga beasisiwa untuk menjamin kelanjutan studi bagi mampu melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
[[Berkas:Pakoe Alam VII, hoofd van het Pakoe Alamse huis te Jogjakarta, KITLV 175471.tiff|ki|jmpl|Potret Paku Alam VII ketika bertahta.]]
Ia ditinggal mangkat oleh ayahnya saat masih menyelesaikan studi di HBS [[Semarang]].
 
'''BRMH Surarjo''' kelahiran [[Yogyakarta]], [[9 Desember]] [[1882]] adalah putra [[Paku Alam VI]] dari permaisuri. Beliau ditinggal mangkat oleh ayahnya saat masih menyelesaikan studi di HBS [[Semarang]]. Sambil menunggu Surarjo menyelesaikan studi, Pemerintah [[Hindia Belanda]] mengangkat sebuah [[Raad van Beheer/Dewan Perwalian Pakualaman]] untuk menyelenggarakan pemerintahan [[Pakualaman]] sehari-hari. Akhirnya pada [[16 Oktober]] [[1906]] beliauia diangkat oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]] sebagai penguasa tahta Pakualaman dengan gelar '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati ArioArya Prabu SuryodilogoSuryadilaga'''. Namun upacara resmi pentahtaan baru dilaksanakan pada 17 Desember tahun yang sama.
Pada 5 Januari 1909 Paku Alam VII menikah dengan GBRA Retno Puwoso, Putri dari [[Pakubuwono X]], Sunan [[Surakarta]]. Seluruh putra-putri beliau ada 7 orang. Ketika putra mahkota berkunjung ke Nederland untuk menghadiri pesta perkawinan Putri Mahkota [[Belanda]] Juliana dan Pangeran Bernard, Paku Alam mangkat. Beliau berpulang pada [[16 Februari]] [[1937]] dan dimakamkan pada 18 Februari tahun yang sama di Girigondo Adikarto (sekarang bagian selatan Kabupaten [[Kulon Progo]]).
 
== Sebagai Adipati Paku Alam ==
{{kotak mulai}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pakoe Alam VII Gouverneur Bijleveld en een militair commandant tijdens het bezoek aan de Kraton van Sultan Hamengkoe Boewono VIII van Jogjakarta TMnr 60033558.jpg|ka|jmpl|Paku Alam VII bersama oditur Militer Belanda.]]
{{kotak suksesi|jabatan = [[Pangeran Paku Alam di Yogyakarta]]|pendahulu=[[Paku Alam VI]]|pengganti = [[Paku Alam VIII]]|tahun = 1906-1937}}
Setelah bertahta, Prabu Suryodilogo, bekerjasama dengan Pemerintah [[Hindia Belanda]], mengadakan beberapa pembaruan dibidang di bidang sosial dan agraria. Kemudian beliauia juga mereformasi bidang pemerintahan dengan mulai menerbitkan ''rijksblad'' (semacam lembaran Negara) untuk daerah [[Pakualaman]]. Pengertian yang konservatif secara berangsur digantikan dengan pikiran yang modern dan berpandangan luas. Pada 10 Oktober 1921 pengganti [[Paku Alam VI]] menggunakan gelar '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati ArioArya Paku Alam VII''' dan oleh Pemerintah Hindia Belanda diberi pangkat Kolonel tituler. Pembaruan tidak berhenti dipada tahun itu tetapi terus berlanjut, terutama dalam penyempurnaan pengelolaan anggaran keuangan. Pemerintah desa pun tidak luput dari pembenahan dan reorganisasi. Status kewarganegaraan penduduk dipertegas dengan membedakan antara warga Negara (kawulo kerajaan/kadipaten) dan bukan warga Negara (kawulo gubermen).
{{kotak selesai}}
 
Disamping pemerintahan perhatian Paku Alam VII juga tertuju pada kesenian. Pagelaran wayang orang berkembang dengan baik. Dalam kesempatan menerima tamu-tamu dari luar negeri beliauia acapkali menjamu mereka dengan wayang orang dan beksan (tari-tarian klasik). Dalam bidang pendidikan beliauia mengijinkanmengizinkan sekolah-sekolah berdiri di daerah Adikarto (bagian selatan Kabupaten [[Kulon Progo]] sekarang) serta mengadakan sebuah lembaga beasisiwa untuk menjamin kelanjutan studi bagi mampu melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
[[Kategori:Raja Pakualaman]]
 
[[Kategori:Kelahiran 1882]]
== Pernikahan ==
[[Kategori:Kematian 1937]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van de vrouw van Pangeran Adipati Pakoe Alam VII Jogjakarta TMnr 60003202.jpg|ki|jmpl|GKBRAy Retna Puwasa, ''garwa padmi'' Paku Alam VII]]
Pada 5 Januari 1909 Paku Alam VII menikah dengan GRAj Retna Puwasa, Putri dari [[Pakubuwana X|Sahandhap Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Susuhunan Pakubuwana X]]. Seluruh putra-putrinya ada 7 orang. Dari pernikahan ini, tercipta percampuran budaya gagrak Pakualaman yang terpengaruh gagrak Surakarta, mulai dari pakaian adat, gamelan, hingga tarian.
 
== Wafat ==
Pada 5 Januari 1909 Paku Alam VII menikah dengan GBRA Retno Puwoso, Putri dari [[Pakubuwono X]], Sunan [[Surakarta]]. Seluruh putra-putri beliau ada 7 orang. Ketika putra mahkota berkunjung ke Nederland untuk menghadiri pesta perkawinan Putri Mahkota [[Belanda]] Juliana dan Pangeran Bernard, Paku Alam mangkat. BeliauIa berpulangmeninggal pada [[16 Februari]] [[1937]] dan dimakamkan pada 18 Februari tahun yang sama di Girigondo Adikarto (sekarang bagian selatan Kabupaten [[Kulon Progo]]).
 
== Referensi ==
 
* [[Soedarisman Poerwokoesoemo]], KPH, Mr (1985) KADIPATEN PAKUALAMAN, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
 
== Pranala luar ==
 
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/pakuala3.htm Pakualaman - The Kartasura Dynasty - Genealogy]
{{S-start}}
{{s-reg}}
{{kotak suksesi|jabatan = [[PangeranPenguasa Paku Alam di Yogyakarta]]|pendahulu=[[PakuRaad Alamvan Beheer/Dewan Perwalian VIPakualaman]]|pengganti = [[Paku Alam VIII]]|tahun = 1906-1937}}
{{End}}
{{lifetime|1882|1937|Paku Alam 07}}
 
[[Kategori:RajaPaku PakualamanAlam|7]]
[[Kategori:KelahiranBangsawan 1882Asia]]
[[Kategori:KematianTokoh 1937Jawa]]
 
 
{{Indo-bio-stub}}