Abah Anom: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(109 revisi perantara oleh 40 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Ulama Muslim
{{rapikan|date=2012}}'''KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin''' yang dikenal dengan nama '''Abah Anom'''.
|notability = Al-ʿAlimul ʿAllamah Al-ʿArif Billah Al-Faqih As-Shufi Al-Imam Al-Quthubul ʿAlamin Al-Mujaddid Al-Murabbi Al-Mursyid Al-Kamil Mukammil Hadrotusy Syeikh As-Shomadany Al-Maghfurlah Shohibul Karomah wal Fadhilah Hadhrotul Mukarrom Grand Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul ʿArifin Al-Qoodiri An-Naqsyabandi QS. wa RA.
|image = Foto_Pangersa_Abah_Anom.jpg
|imagesize = 280px
|alt =
|caption =
<!-- -------------- -->
<!-- -------------- -->
|glr_islam_dpn = {{Al-ʿAlimul ʿAlāmah}} Al-ʿĀrif Bīllāh {{Al-Faqīh Ash-Shūfī}} {{Al-Imām Al-Quthubul ʿAlāmin}} {{Al-Mujaddid}} {{Al-Murabbī Al-Kāmil}}
|gelar_aka_dpn =
|gelar_aka_akhir =
|gelar_bangsawan =
|gelar_adat =
|gelar_lainnya1 =
|gelar_lainnya2 =
|gelar_lainnya3 =
|above_end_special = Qoddasallāhu Sirrahu wa Radhiallāhu taʿāla ʿanhum ʿajmaʿin
<!-- -------------- -->
|kunya =
|name = Pangersa Abah Anom
|nama_arabic =
|nama_lainnya = Ahmad Jaka Munji
<!-- -------------- -->
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m = Januari
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m =
|tempat_lahir =
|negara_dilahirkan =
|nama_ayah =
|nama_ibu =
|nama_lahir =
|hari_lahir =
<!-- -------------- -->
<!-- -------------- -->
|etnis = {{Sunda}}
|bangsa = Indonesia
|marga =
|negara1 = {{negara|Indonesia}}
|negara2 =
|negara3 =
<!-- -------------- -->
|known_for = {{Syeikh Mursyid Kamil Mukammil}} {{Shāhibul Karāmah wal Fadlīlah fi Thorīqoh Al-Qōdiriyyah An-Naqsyabandiyyah}}
<!-- -------------- -->
|award1 = Pelopor Swasembada Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi
|pemberi_award1 =
|tahun_award1 = 1961
 
|award2 = [[Distinguished Service Awards]]
|pemberi_award2 = [[International Federation of Non-Government Organisations]] (IFNGO), [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB)
|tahun_award2 = Januari 2009
 
|award3 = [[Kalpataru (penghargaan)|Kalpataru]]
|pemberi_award3 =
|tahun_award3 = 1980
<!-- -------------- -->
|istri1 = Ibu Hj. Euis Siti Ruʿyanah
|istri2 = Umi Hj. Yoyoh Siti Sofiyah
|anak1_istri1 = 1. KH. Dudun Noor Saʿiduddin ʿArifin(1942)
|anak2_istri1 = 2. H. Aos Hoenifalah ʿArifin(1943)
|anak3_istri1 = 3. Teh Nonong N.(1945)
|anak4_istri1 = 4. KH. Didin Ahmad Khidir ʿArifin (kembar lahir 1947)
|anak5_istri1 = 5. Hj. Noneng Nurhesyati ʿArifin (kembar lahir 1947)
|anak6_istri1 = 6. H. Endang Jaʿfar Shiddiq ʿArifin (1949)
|anak7_istri1 = 7. Hj. Othin Siti Khodijah Chabit ʿArifin (1951)
|anak8_istri1 = 8. KH. Kankan Zulkarnaen Tajul ʿArifin (1953)
|anak9_istri1 = 9. H. Memet Ruhimat ʿArifin(1954)
|anak10_istri1 = 10. Hj. Ati Unsuryati ʿArifin (1956)
|anak11_istri1 = 11. Hj. Anne Uthiya Rohayanne ʿArifin (1958)
|anak12_istri1 = 12. KH. Baban Ahmad Jihad Suryabuana ʿArifin (1960)
|anak13_istri1 = 13. Hj. Nia Noor Iryanti ʿArifin (1962)
|anak1_istri2 = 1. Ujang Muhammad Mubarok Qodiri|Ahmad Masykur Firdaus (1986)
|children = *H. Tutu Ruhiyat Mintapradja (Putra Sambung Pangersa Abah Anom)<br />
*KH. Dudun Noor Saʿiduddin ʿArifin
*H. Aos Hoesnifalah ʿArifin
*Teh Nonong N.
*KH. Didin Ahmad Khidir ʿArifin
*Hj. Noneng Nurhesyati ʿArifin
*H. Endang Jaʿfar Shiddiq ʿArifin
*Hj. Othin Siti Khodijah Chabit ʿArifin
*KH. Kankan Zulkarnaen Tajul ʿArifin
*H. Memet Ruhimat ʿArifin
*Hj. Ati Unsuryati ʿArifin
*Hj. Anne Uthiya Rohayanne ʿArifin
*KH. Baban Ahmad Jihad Suryabuana ʿArifin
*Hj. Nia Noor Iryanti ʿArifin
*H. Ahmad Masykur Firdaus
|thoriqoh_sunni_1 =
|status_hidup_wafat = Wafat
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat = Senin
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h = Syawal
|bln_wafat_m = September
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m =
|hari_dimakamkan = Selasa
|tempat_makam =
|negara_makam =
|birth_date=Jumʿat, 1 Januari 1915
|birth_place= di Patapan Suryalaya Desa Tanjungkerta, Kec. Pageurageung, [[Kabupaten Tasikmalaya]]. [[Hindia Belanda]]{{negara|Hindia Belanda}}
|death_date=Senin, 5 September 2011
|death_place=[https://g.co/kgs/Sgfrnj&#124; Rumah Sakit TMC Tasikmalaya]
|burial_place= [https://g.co/kgs/MG6JjZ&#124; Puncak Suryalaya]
|nationality=[[Indonesia]]
|ethnicity=[[Sunda]]
|other names=|region=|parents= *[[Abah Sepuh|Pangersa Abah Sepuh]]<br />
*Ibu Hj. Siti Juhriyyah
|spouse=*Ibu Hj. Euis Siti Ruʿyanah<br /ref>
*Umi Hj. Yoyoh Siti Sofiyah
|occupation=[https://tqnnews.com/apa-saja-ciri-ciri-mursyid-kamil-mukammil/&#124; Syeikh Mursyid Kamil Mukammil] [[Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]<br /ref>
Pimpinan [[Pondok Pesantren Suryalaya]] [[Tasikmalaya]]
|relatives=
*Ny. Siti Sufiyah
*Ny. Siti Sukanah
*Moh. Malik
*H. A. Dahlan
*Hj. Endah Saʿadah
*Hj. Uwas Wasiʿah
*Hj. Didah Rosidah
*Hj. Yuyu Juhriyyah
*KH. Noor Anom Mubarok
|influences=[[Abdul Qadir al-Jailani|Tuan Syeikh ʿAbdul Qōdir Al-Jailānī]]<br /ref>
[[Bahauddin al-Bukhari an-Naqsyabandi|Mawlānā Syaikh Muhammad Nūruddīn Shāh Bahāuddīn An-Naqsyabandi]]<br /ref>
[[Ahmad Khatib as-Sambasi|Hadhratus-Syaikh Ahmad Khātib Syambās ibni ʿAbdul Ghaffār]]
|expand_influences=|influenced=[https://tqnnews.com/kenapa-kita-dipanggil-ikhwan/&#124; Ikhwan TQN Pondok Pesantren Suryalaya]
|teachers=[[Abah Sepuh|Syeikh ʿAbdullāh Mubārok bin Noor Muhammad]]
|notable_works=
*''Uquudul Jumaan''<br /ref>
*''Miftahus Shudur''<br /ref>
*''Akhlaqul Karimah''<br /ref>
*''Buku Manqobah''<br /ref>
*''Ibadah''<br /ref>
*''Himpunan Shalat Sunnah Lengkap''|notable_ideas=*''Ranggeuyan Mutiara''<br /ref>
*''وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ''
''Waʿtashimū Bihablillāh''}}
 
'''Al-ʿAlimul ʿAllamah Al-ʿArif Billah Al-Faqih As-Shufi Al-Imam Al-Quthubul ʿAlamin Al-Mujaddid Al-Murabbi Al-Mursyid Al-Kamil Mukammil Hadrotusy Syeikh As-Shomadany Al-Maghfurlah Shohibul Karomah wal Fadhilah Hadhrotul Mukarrom Grand Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul ʿArifin Al-Qoodiri An-Naqsyabandi QS. wa RA.''' atau dikenal luas dengan panggilan '''Pangersa Abah Anom''' adalah [[Ulama]] [[Sufi]] Masyhur yang sangat Kharismatik dan tidak diragukan lagi kewaliannya. Beliau merupakan [https://tqnnews.com/apa-saja-ciri-ciri-mursyid-kamil-mukammil/&#124; Syeikh Mursyid Kamil Mukammil]{{Pranala mati|date=Juli 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} '''[[Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] (TQN) [[Pondok Pesantren Suryalaya]]'''
 
== Kelahiran ==
'''Pangersa Abah Anom''' dilahirkan dilahir Suryalayapada hari Jum'at, tanggal 1 Januari 1915 di Patapan [[Pondok Pesantren Suryalaya|Suryalaya]] Kajembaran Rahmaniyyah. Beliau adalah putraPutra kelima Syaikh Abdullah Mubarok ('''[[Abah Sepuh|Pangersa Abah Sepuh]])''' bin Nur Muhammad([[Mursyid]], pendirisekaligus Pendiri [[Pondok Pesantren Suryalaya]] [[Tasikmalaya]]), dari ibuIbu yang bernama [[Hj. Juhriyah]]Siti Juhriyyah.<ref>{{Cite web|title=Abah Anom; Wali Sakti dari Tanah Sunda|url=https://www.nu.or.id/tokoh/abah-anom-wali-sakti-dari-tanah-sunda-mR8R0|website=nu.or.id|language=id-id|access-date=2022-05-16}}</ref>
 
== Pendidikan ==
[[Berkas:Buya Hamka dan Abah Anom.jpg|jmpl|kiri|262px|Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin memberikan jubah dan tongkat kepada Prof. DR. [[Hamka|Abdul Malik Karim Amrullah]] saat jadi Ketua [[Majelis Ulama Indonesia]].]]Pada usia delapan tahun '''Abah Anom''' masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di [[Ciamis]] antara tahun 1923-1928. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacam Tsanawiyah di Ciawi [[Tasikmalaya]]. Pada tahun 1930 '''Abah Anom''' memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus.{{Bio Beliaumuslim butuh rujukan}} Ia belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu [[fiqih]], [[nahwu]], [[sorof]] dan [[balaghah]] kepada Kyai terkenal di [[Pesantren Jambudipa]] [[Cianjur]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Setelah kurang lebih dua tahun di [[Pesantren Jambudipa]], beliauia melanjutkan ke [[Pesantren Gentur]], [[Cianjur]] yang saat itu diasuh oleh Mama Ajengan [[AjenganAhmad SyatibiSyathibi]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di [[Pesantren Cireungas]], Cimelati Sukabumi.{{Bio muslim butuh rujukan}} Pesantren ini terkenal sekali terutama pada masa kepemimpinan [[Ajengan Aceng Mumu]] yang ahli hikmah dan silat. Dari Pesatren inilah Abah Anom banyak memperoleh pengalaman dalam banyak hal, termasuk bagaimana mengelola dan memimpin sebuah pesantren.{{Bio muslim butuh rujukan}} Kegemarannya menuntut ilmu, menyebabkan Abah Anom menguasai berbagai ilmu keislaman saat berumur 18 tahun. Didukung ketertarikan pada dunia pesantren, ayahnya yang sesepuh TQN mengajarinya zikir tarekat. Sehingga ia menjadi wakil "talqin" Abah Sepuh pada usia relatif muda.{{Bio muslim butuh rujukan}} Sejak itulah, ia lebih dikenal dengan sebutan Abah Anom.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Percobaan ini tampaknya juga menjadi ancang-ancang bagi persiapan memperoleh pengetahuan dan pengalaman keagaman pada masa mendatang. Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di [[Pesantren Citengah]], [[Panjalu]], yang dipimpin oleh [[H. Junaedi]] yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di [[Pesantren Cireungas]], Cimelati Sukabumi. Pesantren ini terkenal sekali terutama pada masa kepemimpinan [[Ajengan Aceng Mumu]] yang ahli hikmah dan silat. Dari Pesatren inilah Abah Anom banyak memperoleh pengalaman dalam banyak hal, termasuk bagaimana mengelola dan memimpin sebuah pesantren. Kegemarannya menuntut ilmu, menyebabkan Abah Anom menguasai berbagai ilmu keislaman saat berumur 18 tahun. Didukung ketertarikan pada dunia pesantren, ayahnya yang sesepuh TQN mengajarinya zikir tarekat. Sehingga ia menjadi wakil "talqin" Abah Sepuh pada usia relatif muda. Sejak itulah, ia lebih dikenal dengan sebutan Abah Anom.
 
Setelah menginjak usia dua puluh tiga tahun, Abah Anom menikah dengan [[Euis Siti Ru’yanah]]. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci.{{Bio muslim butuh rujukan}} Sepulang dari [[Makkah]], setelah bermukim kurang lebih tujuh bulan (1939), dapat dipastikan Abah Anom telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mendalam.{{Bio muslim butuh rujukan}} Pengetahuannya meliputi tafsir, hadits, fiqih, kalam, dan tasawuf yang merupakan inti ilmu agama. Oleh Karena itu, tidak heran jika ia fasih berbahasa Arab dan lancar berpidato, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, sehingga pendengar menerimanya di lubuk hati yang paling dalam. Ia juga amat cendekia dalam budaya dan sastra Sunda setara kepandaian sarjana ahli bahasa [[Sunda]] dalam penerapan filsafat etnik Kesundaan, untuk memperkokoh [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Bahkan iapun terkadang berbicara dalam bahasa [[Jawa]] dengan baik.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Percobaan ini nampaknya juga menjadi ancang-ancang bagi persiapan memperoleh pengetahuan dan pengalaman keagaman di masa mendatang. Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di [[Pesantren Citengah]], [[Panjalu]], yang dipimpin oleh [[H. Junaedi]] yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.
 
Abah Anom resmi menjadi mursyid (pembimbing) TQN di pesantren sejak tahun 1950.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Setelah menginjak usia dua puluh tiga tahun, '''Abah Anom''' menikah dengan [[Euis Siti Ru’yanah]]. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci. Sepulang dari [[Makkah]], setelah bermukim kurang lebih tujuh bulan (1939), dapat dipastikan Abah Anom telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mendalam. Pengetahuan beliau meliputi tafsir, hadits, fiqih, kalam, dan tasawuf yang merupakan inti ilmu agama. Oleh Karena itu, tidak heran jika beliau fasih berbahasa Arab dan lancar berpidato, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, sehingga pendengar menerimanya di lubuk hati yang paling dalam. Beliau juga amat cendekia dalam budaya dan sastra Sunda setara kepandaian sarjana ahli bahasa [[Sunda]] dalam penerapan filsafat etnik Kesundaan, untuk memperkokoh [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. Bahkan beliaupun terkadang berbicara dalam bahasa [[Jawa]] dengan baik.
 
Ketika [[Abah Sepuh]] Wafat, pada tahun 1956, Abah Anom harus mandiri sepenuhnya dalam memimpin pesantren.{{Bio muslim butuh rujukan}} Dengan rasa ikhlas dan penuh ketauladan, Abah Anom gigih menyebarkan ajaran Islam.{{Bio muslim butuh rujukan}} Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat melalui pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat [[Abah Sepuh]] yang di antara isinya adalah taat kepada perintah agama dan negara. Maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.{{Bio muslim butuh rujukan}}
[[Abah Anom]] resmi menjadi mursyid (pembimbing) TQN di pesantren sejak tahun 1950.
 
Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan [[Yayasan Serba Bakti]] dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai [[TK]], [[SMP Islam]], [[SMU]], [[SMK]], [[Madrasah Tsanawiyah]], [[Madrasah Aliyah]], [[Madrasah Aliyah keagamaan]], [[Perguruan Tinggi]] (IAILM) dan [[Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah]] serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu [[kesehatan]], [[pendidikan]], [[sosiologi]], dan [[psikologi]], bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama [[Islam]] dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk [[tasawuf]] dan [[tarekat]] mampu merehabilitasi kerusakan [[mental]] dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu [[KH. Noor Anom Mubarok BA]], [[KH. Zaenal Abidin Anwar]], dan [[H. Dudun Nursaiduddin]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
Ketika [[Abah Sepuh]] Wafat, pada tahun 1956, '''Abah Anom''' harus mandiri sepenuhnya dalam memimpin pesantren. Dengan rasa ikhlas dan penuh ketauladan, Abah Anom gigih menyebarkan ajaran Islam. Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat melalui pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat [[Abah Sepuh]] yang diantara isinya adalah taat kepada perintah agama dan negara. Maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.
 
Setelah menjalani masa yang cukup panjang Abah Anom sebagai Guru Mursyid [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] dengan segala keberhasilan yang dicapainya melalui perjuangan yang tidak ringan dipanggil ''Al Khaliq'' kembali ke Rahmatullah pada hari Senin tanggal 05 September 2011 pukul 11.55 dalam usia 96 tahun. {{Bio muslim butuh rujukan}}
Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan [[Yayasan Serba Bakti]] dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai [[TK]], [[SMP Islam]], [[SMU]], [[SMK]], [[Madrasah Tsanawiyah]], [[Madrasah Aliyah]], [[Madrasah Aliyah keagamaan]], [[Perguruan Tinggi]] (IAILM) dan [[Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah]] serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu [[kesehatan]], [[pendidikan]], [[sosiologi]], dan [[psikologi]], bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama [[Islam]] dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk [[tasawuf]] dan [[tarekat]] mampu merehabilitasi kerusakan [[mental]] dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu [[KH. Noor Anom Mubarok BA]], [[KH. Zaenal Abidin Anwar]], dan [[H. Dudun Nursaiduddin]].
 
== WafatRujukan ==
<references />
Setelah menjalani masa yang cukup panjang, KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin bin Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad sebagai Guru Mursyid [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] dengan segala keberhasilan yang dicapainya melalui perjuangan yang tidak ringan, dipanggil Al Khaliq kembali ke Rahmatullah pada hari Senin tanggal 05 September 2011 pukul 11.55 meninggal dunia dalam usia 99 tahun.
* [[Budi Rahman Hakim]] (Cetakan 1, 21 Oktober 2015) ''[https://play.google.com/store/apps/details?id=com.appmk.magazine.AOVJPDMJPLNFPBE&hl=en Kenapa Berthoriqoh]''
 
== Pranala Luarluar ==
* {{id}} [http://www.suryalaya.org/ver2/riwayat2.html Riwayat Singkat : KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin]
{{base-stub}}
 
* {{id}} {{cite web | title=Riwayat Singkat KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom) | website=:: Selamat Datang di Situs Pondok Pesantren SURYALAYA :: | date=2017-11-22 | url=http://www.suryalaya.org:80/ver2/riwayat2.html | archive-url=https://web.archive.org/web/20171122173106/http://www.suryalaya.org/ver2/riwayat2.html | archive-date=2017-11-22 | dead-url=no | language=jv | ref= | access-date=2018-06-21 }}
{{Indonesia-bio-stub}}
* {{id}} {{cite web | title=Ini Dia Kisah Hidup Abah Anom | website=Republika Online | date=2017-06-03 | url=https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/09/06/lr33kk-ini-dia-kisah-hidup-abah-anom | archive-url=https://web.archive.org/web/20170603043343/https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/09/06/lr33kk-ini-dia-kisah-hidup-abah-anom | archive-date=2017-06-03 | dead-url=no | language=id | ref={{sfnref | Republika Online | 2017}} | access-date=2018-06-21}}
 
[[Kategori:Cendekiawan Tokoh IslamMuslim Indonesia|Abah Anom]]
[[Kategori: UlamaSufi Indonesia|Abah Anom]]
[[Kategori:Ulama CendekiawanSunda|Abah Muslim IndonesiaAnom]]
[[Kategori:Ulama Tasikmalaya|Abah Anom]]
[[Kategori:Korwil Palembang]]