Samanhudi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Amangkubumi (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(40 revisi perantara oleh 35 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
| name = Samanhudi
| image = Samanhudi 1962 Indonesia stamp.jpg
| alt =
| caption = K.H. Samanhudi
| birth_name =
| birth_date = {{birth date|
| birth_place = [[Laweyan]],[[Surakarta]] [[Kasunanan Surakarta]], [[
| death_date = {{death date and age|
| death_place = [[
| occupation = Pendiri Sarekat Dagang Islam
| spouse
| religion = Islam
}}
'''Samanhudi''' atau sering disebut '''Kyai Haji Samanhudi''' (lahir di [[Laweyan]], [[Surakarta]], [[
Pondok Pesantren yang pernah ia datangi untuk menimba ilmu didalamnya adalah:
Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa [[Hindia Belanda]] antara pedagang [[pribumi]] yang mayoritas beragama [[Islam]] dengan pedagang [[Tionghoa]] pada tahun [[1911]]. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai [[organisasi]] sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1911, ia mendirikan [[Sarekat Dagang Islam]] untuk mewujudkan cita-citanya.▼
# Pontren KM Sayuthy (Ciawigebang),
# Pontren KH Abdur Rozak (Cipancur),paman ia,
# Pontren Sarajaya (Kab Cirebon),
# Pontren (di Kab Tegal, Jateng),
# Pontren Ciwaringin (Kab. Cirebon) dan
# Pontren KH Zaenal Musthofa (Tasikmalaya. )
Catatan: Ia sangat tadzim terhadap guru-gurunya. Terlebih terhadap Asysyahid K.H. Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional). Ia banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beliau gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa di depan regu tembak serdadu Jepang ketika makbaroh gurunya ini telah dipindahkan ke Taman Pahlawan Sukamanah, Tasikmalaya.
Ia dimakamkan di Banaran, [[Grogol]], [[Sukoharjo]]. Sesudah itu, [[Serikat Islam]] dipimpin oleh [[Oemar Said Tjokroaminoto]].▼
▲Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa [[Hindia Belanda]] antara pedagang [[pribumi]] yang mayoritas beragama [[Islam]] dengan pedagang [[Tionghoa]] pada tahun [[1911|1905]]. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai [[organisasi]] sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun
{{Pahlawan Indonesia}}▼
{{indo-bio-stub}}▼
▲Ia dimakamkan di Banaran, [[Grogol]], [[Sukoharjo
{{DEFAULTSORT:Samanhuid, Kyai Haji}}▼
== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Tjokroaminoto: Guru Bangsa]]'' (2015), Samanhudi diperankan oleh [[Rukman Rosadi]].
== Referensi ==
{{Reflist}}
▲{{Pahlawan Indonesia}}
{{lifetime|1868|1956|}}
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Wirausahawan Jawa]]
[[Kategori:Syarikat Islam Indonesia]]
|