Universalisme moral: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.3) (bot Menambah: fa:جهانیگرایی اخلاقی |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(13 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Plato-raphael.jpg|
'''Universalisme moral''' adalah posisi meta-etika bahwa beberapa sistem etika, atau sebuah etika universal, berlaku secara universal, tanpa memandang [[budaya]], ras, [[Alat kelamin|seks]], [[agama]], kebangsaan, orientasi seks, atau faktor pembeda lainnya.<ref name="Isme">
Berbagai pemikir telah mendukung suatu bentuk universalisme moral, dari zaman [[Plato]] hingga para pemikir [[modern]].<ref name="Story">
== Latar Belakang ==
Sikap [[manusia]] yang satu terhadap manusia yang lain bermacam-macam.<ref name="Isme"/> Ada yang indiferentistis alias acuh tak acuh.<ref name="Isme"/> Ada yang diskriminatif, membeda-bedakan orang atas dasar status dan jabatan [[sosial]], kekayaan, warna kulit, [[ras]], dan [[agama]].<ref name="Isme"/> Ada yang partikularistis, memandang diri istimewa, khusus, dibanding dengan manusia lain, cenderung superioristis, menganggap diri lebih tinggi dari [[manusia]] lain.<ref name="Isme"/> Namun
== Asal Kata ==
Dalam [[bahasa Latin]] ditemukan kata ''universum'' yang berarti "[[alam semesta]] [[dunia]]".<ref name="Isme"/> Dari kata itu, dibentuk kata sifatnya, yaitu "universalis", yang artinya
== Ajaran ==
Penganut universalisme [[moral]] akan menganggap bahwa setiap [[manusia]] memilki tugas dan kewajiban yang sama di manapun ia berada.<ref name="Isme"/> Karena itu, sebagai [[manusia]], setiap orang dituntut untuk hidup berperilaku dan bertindak sebagai manusia, sehingga ia dapat dianggap hidup baik secara moral.<ref name="Isme"/>
Sebagai paham [[etis]], universalisme
== Penerapan ==
Kerangka berpikir [[etis]] manusia universalis melewati prinsip hadiah dan hukuman.<ref name="Isme"/> Dalam berbuat, ia bukan melulu berdasarkan pertimbangan untuk mendapat hadiah atau menghindari hukuman, tetapi demi kepentingan dan pekara nilai etis yang ada.<ref name="Isme"/> Dia juga meninggalkan [[prinsip]] [[resiprositas]]: berbuat baik agar orang lain balik berbuat baik kepadanya.<ref name="Isme"/> Dia berbuat baik kepada orang lain memang karena mau berbuat baik dan hal itu baik untuk dijalankan.<ref name="Isme"/> Begitupun dalam hidupnya di [[masyarakat]], dia sudah tak berpegang pada
prinsip penyesuaian diri.<ref name="Isme"/> Dia bergabung dan aktif dalam masyarakatnya, bukan agar diterima dan dapat memenuhi harapan kelompok masyarakatnya, melainkan memang mau berperan dan dapat ikut mengembangkannya.<ref name="Isme"/> Untuk dapat bersikap dalam berpikir dan bertindak seperti [[manusia]] universal ini, diperlukan diperklukan disiplin dan latihan yang makan usaha dan waktu.<ref name="Isme"/>
Baris 24:
== Pranala luar ==
* [http://www.unesco.or.kr/kor/science_s/project/universal_ethics/asianvalues/honneth.htm Axel Honneth: Mutual Recognition as a Key for a Universal Ethics] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040704092717/http://www.unesco.or.kr/kor/science_s/project/universal_ethics/asianvalues/honneth.htm |date=2004-07-04 }}
* [http://www.unesco.or.kr/ethics/chung_bommo.htm Bom Mo Chung: Global Village and Universal Ethics] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050104225104/http://www.unesco.or.kr/ethics/chung_bommo.htm |date=2005-01-04 }}
* [http://www.lewrockwell.com/orig6/molyneux8.html An article proving universal morality]
* [http://www.moralobjectivity.net
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}
{{stub}}▼
[[Kategori:Meta-etika]]
Baris 38:
[[Kategori:Etika]]
▲{{Filsafat-stub}}
|