Hamengkubuwana VII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
+pranluar
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
Menjelang turun tahta dan Peninggalan Hamengku Buwana VII
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
 
(96 revisi perantara oleh 57 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{nofootnote}}
'''Hamengkubuwono VII''' ([[4 Februari]] [[1839]] - [[1921]]) adalah nama salah seorang [[raja]] di [[Kesultanan Yogyakarta]]. Pada masa kepemimpinan Hamengkubuwono VII, banyak didirikan pabrik gula di [[Yogyakarta]], seluruhnya berjumlah 17 pabrik. Setiap pendirian pabrik memberikan peluang pada [[Sultan]] untuk menerima dana sebesar Rp.200.000,00. Hal ini mengakibatkan Sultan sangat kaya sehingga sering dijuluki '''Sultan Sugih'''.
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{Infobox royalty
| embed =
| name = Hamengkubuwana VII<br/>{{jav|ꦲꦩꦼꦁꦏꦸꦨꦸꦮꦤ꧇꧗꧇}}
|image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van Hamengku Buwana VII Sultan van Jogjakarta TMnr 60001455b.jpg
|image_size = 225px
|caption = Sri Sultan Hamengkubuwana VII
| title = Sri Sultan Hamengkubuwana VII
| titletext =
| more =
| type =
| succession = Sultan Yogyakarta
| moretext = ke-7
| reign = 13 Agustus 1877 - 30 Januari 1921
| reign-type = Bertakhta
| coronation = 13 Agustus 1877
| cor-type = Penobatan
| predecessor = [[Hamengkubuwana VI|Sultan Hamengkubuwana VI]]
| successor = [[Hamengkubuwana VIII|Sultan Hamengkubuwana VIII]]
| suc-type =
| regent =
| reg-type =
 
| birth_name = Gusti Raden Mas Murtejo
Masa kepemimpinannya juga merupakan masa transisi menuju [[modernisasi]] di Yogyakarta. Banyak sekolah modern didirikan dan karenanya putra-putranya diharuskan mengenyam pendidikan modern, bahkan hingga ke [[Belanda|negeri Belanda]].
| birth_date = 4 Februari 1839 (Senin Legi, 20 Dulkaidah Je 1766)
| birth_place = [[Kraton Yogyakarta Hadiningrat|Kraton Yogyakarta]]
| death_date = {{death date and age|1931|12|30|1839|2|4|df=y}}
| death_place = [[Pesanggrahan Ambarukmo]], [[Yogyakarta]]
| burial_place = [[Pemakaman Imogiri|Astana Saptorenggo, Imogiri]], [[Yogyakarta]]
| spouse =Gusti Kanjeng Ratu Kencana/Gusti Kanjeng Ratu Wandhan
Gusti Kanjeng Ratu Hemas
Gusti Kanjeng Ratu Kencana II
| spouse-type =Permaisuri
| consort =
| issue =
| issue-link =
| issue-pipe =
| issue-type =
| full name =Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga 'Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Pitu ing Ngayogyakarta Hadiningrat
| era name =
| era dates =
| regnal name =
| posthumous name=
| temple name =
| house =[[Wangsa Mataram|Mataram]]
| father = [[Hamengkubuwana VI|Sultan Hamengkubuwana VI]]
| mother = Gusti Kanjeng Ratu Sultan{{br}}{{small|(Permaisuri kedua)}}<ref name="bio">[https://www.kratonjogja.id/raja-raja/8/sri-sultan-hamengku-buwono-vii ''Biografi singkat HB VII''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200807155257/https://www.kratonjogja.id/raja-raja/8/sri-sultan-hamengku-buwono-vii |date=2020-08-07 }}. kratonjogja.id. 2019. Diakses tanggal 18/07/2019</ref>
| religion =Islam
| occupation =
| signature_type = Tanda tangan
| signature =
| module =
}}
 
'''Sri Sultan Hamengkubuwana VII''' ([[bahasa Jawa]]: '''Sri Sultan Hamengkubuwana VII''', {{lahirmati||4|2|1839||30|12|1921}}) adalah raja [[Kesultanan Yogyakarta]] yang memerintah pada tahun [[1877]]-[[1921]]. Dia juga dikenal dengan sebutan '''Sinuwun Behi''' dan '''Sultan Ngabehi (Sultan Sugih)'''.
Tahun [[1920]] dalam usia 80 tahun, Sultan turun tahta dan mengangkat putra mahkotanya sebagai penggantinya.
 
== Masa kecil ==
----
Nama aslinya adalah '''Gusti Raden Mas Murtejo'''<ref>{{Cite web|date=2023-12-01|title=Sultan Hamengkubuwana VII Raden Mas Murtejo (22.12.1877-29.1.1921)|url=https://www.geni.com/people/Hamengkubuwana-VII-Raden-Mas-Murtejo-22-12-1877-29-1-1921/6000000032837117190|website=geni_family_tree|language=id|access-date=2024-10-27}}</ref>, putra tertua Sultan [[Hamengkubuwono VI|Sri Sultan Hamengkubuwana VI]] yang lahir pada tanggal [[4 Februari]] [[1839]]. Dia naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal [[13 Agustus]] [[1877]]. Gusti Raden Mas Murtejo adalah putra dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sultan, permaisuri kedua dari Hamengku Buwono VI. Permaisuri pertama, GKR Hamengku Buwono, puteri Paku Buwono VIII dari Surakarta, tidak memiliki anak laki-laki. Setelah wafatnya Hamengku Buwono VI, GRM Murtejo naik takhta sebagai Hamengku Buwono VII.<ref name=":0">{{Cite web|last=crew|first=kraton|title=Sri Sultan Hamengku Buwono VII|url=https://www.kratonjogja.id/raja-raja/8-sri-sultan-hamengku-buwono-vii/|website=kratonjogja.id|language=en|access-date=2024-10-27}}</ref>
 
== Riwayat pemerintahan ==
{{sub-rapikan}}
Pada masa pemerintahan [[Hamengkubuwana VII]], banyak didirikan pabrik gula di Yogyakarta, yang seluruhnya berjumlah 17 buah. Setiap pendirian pabrik memberikan peluang kepadanya untuk menerima dana sebesar f 200.000,00 (f = florin, mata uang Belanda). Hal ini membuat Sultan sangat kaya sehingga sering memperoleh julukan Sultan Sugih.<ref name="bio"/> Hamengku Buwono VI adalah salah satu Sultan Yogyakarta yang memerintah paling lama, yaitu selama 44 tahun. Pada tahun 1921, saat usianya mencapai 82 tahun, ia memutuskan untuk turun dari takhta dan tidak lama wafat di tahun yang sama.
Konon turun tahtanya Hamengkubuwono VII masih dipertanyakan keabsahannya karena putera mahkota yang seharusnya menggantikan Hamengkubuwono VII secara tiba-tiba meninggal dunia dan sampai saat ini belum jelas sebab akibat kematiannya . Dicurigai adanya keterlibatan pihak belanda yang tidak setuju dengan pengangkatan [[putera Mahkota]] pengganti ayahanda Hamengkubuwono VII yang notabene selalu melawan aturan-aturan yang dibuat oleh Belanda.
 
Masa pemerintahannya juga merupakan masa transisi menuju [[modernisasi]] di [[Yogyakarta]]. Banyak sekolah modern didirikan. Ia bahkan mengirim putra-putranya belajar hingga ke negeri [[Belanda]]. Penerapan liberalisme sejak 1870 memberikan keuntungan tambahan bagi Sultan dengan diperkenalkannya sistem Hak Sewa Tanah selama 70 tahun. Selain itu, untuk mendukung kebutuhan transportasi gula, dibangun jaringan kereta api dan lori pengangkut tebu, yang dimulai oleh ''Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij'' (NIS), perusahaan kereta api Belanda. Jalur kereta ini turut memberikan keuntungan finansial bagi keraton.<ref name=":0" />
Biasanya dalam pergantian tahta raja kepada [[putera mahkota]] menunggu sampai sang raja atau ayahanda meninggal dunia tetapi dalam sejarah ini berbeda karena pergantian Hamengkubuwono VII ke [[Hamengkubuwono VIII ]] sang ayah masih hidup, bahkan menurut cerita masa lalu sang ayah di asingkan oleh anaknya pengganti p[[utera mahkota]] yang wafat ke [[Keraton]] diluar [[keraton Yogyakarta]].
 
Pada tanggal [[29 Januari]] [[1921]] [[Hamengkubuwono VII]] yang saat itu berusia 81 tahun memutuskan untuk turun takhta dan mengangkat putra mahkotanya yang keempat (Gusti Raden Mas Sujadi, bergelar Gusti Pangeran Harya Purbaya) sebagai penggantinya. Konon peristiwa ini masih dipertanyakan keabsahannya karena putera mahkota yang pertama (Gusti Raden Mas Akhaddiyat, bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunegara I), yang seharusnya menggantikan ayahnya, tiba-tiba meninggal dunia dan sampai saat ini belum jelas penyebab kematiannya. Penggantinya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunegara II (kemudian bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Juminah, [[kakek]] dari [[seniman]] [[Indonesia]], [[Bagong Kussudiardja]]), diberhentikan karena alasan kesehatan. Putra mahkota yang ketiga, Gusti Raden Mas Putro (bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunegara III), meninggal dunia tanggal [[21 Februari]] [[1913]] akibat sakit keras setelah kembali dari Kulon Progo.<ref>{{Cite web|title=Mengenal Hamengkubuwono VII, Raja Mataram Islam yang Kaya Raya dan Dermawan|url=https://intisari.grid.id/read/033843288/mengenal-hamengkubuwono-vii-raja-mataram-islam-yang-kaya-raya-dan-dermawan?page=all|website=intisari.grid.id|language=id|access-date=2024-10-27}}</ref>
Dengan besar hati Hamengkubuwono VII mengikuti kemauan sang anak (mikul dhuwur mendem djero) yang secara politis telah menguasai kondisi didalam pemerintahan kerajaan, Didalam pengasingannya sang Raja pernah bersabda " Tidak pernah ada Raja yang mati di keraton setelah saya" kita tidak tau maksud dari perkataan raja tetapi yang jelas raja [[Hamengkubuwono VIII]] meninggal dunia di tengah perjalanan di luar kota dan [[Hamengkubuwono IX]] meninggal di [[Amerika Serikat]].Karena kepercayaan masyarakat [[Jawa]] tempo dulu suatu kebanggan kalo mereka meninggal di rumah sendiri .
 
Dugaan yang muncul ialah adanya keterlibatan pihak [[Belanda]] yang tidak setuju dengan putera mahkota pengganti [[Hamengkubuwono VII]] yang terkenal selalu menentang aturan-aturan yang dibuat pemerintah [[Batavia]].
Versi lain mengatakan Hamnegkubuwono VII meminta pensiun kepada Belanda dan madeg pandito (harfiah menjadi pendeta/[[pertapa]]) di pesanggrahan (semacam villa atau istana kecil) Ngambarukmo (sekarang Ambarukmo). Sampai saat ini 2007 awal bekas pesanggrahan itu masih ada dan di sebelah timurnya bdulu pernah berdiri hotel ambarukmo yang sekarang sudah tidak ada lagi.
 
Biasanya dalam pergantian takhta raja kepada putera mahkota ialah menunggu sampai sang raja yang berkuasa meninggal dunia. Namun kali ini berbeda karena pengangkatan [[Hamengkubuwono VIII]] dilakukan pada saat [[Hamengkubuwono VII]] masih hidup (Ada cerita bahwa sang ayah diasingkan oleh putera mahkota yang keempat ke [[Pesanggrahan Ambarukmo|Pesanggrahan Ngambarrukmo]] di luar [[keraton Yogyakarta]])
==Pranala Luar==
 
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/yogya7.htm HB VII - Genealogy]
[[Hamengkubuwono VII]] dengan besar hati mengikuti kemauan sang anak (yang di dalam istilah Jawa disebut ''mikul dhuwur mendhem jero'') yang secara politis telah menguasai kondisi di dalam pemerintahan kerajaan. Setelah turun takhta, [[Hamengkubuwono VII]] pernah mengatakan "''Tidak pernah ada raja yang meninggal di keraton setelah saya''" yang artinya masih dipertanyakan. Sampai saat ini ada dua raja setelah Hamengkubuwono VII yang meninggal di luar keraton, yaitu [[Hamengkubuwono VIII]] (meninggal dunia setelah menjemput putra mahkota, [[Hamengkubuwana IX|Gusti Raden Mas Dorojatun]], dari Batavia) dan [[Hamengkubuwono IX]] (meninggal dunia di [[Amerika Serikat]]). Bagi masyarakat [[Jawa]] adalah suatu kebanggaan jika seseorang meninggal di rumahnya sendiri. [[Hamengkubuwono VII]] meninggal di [[Pesanggrahan Ambarukmo|Pesanggrahan Ngambarrukmo]] pada tanggal [[30 Desember]] [[1931]] dan dimakamkan di [[Pemakaman Imogiri]].
 
Versi lain mengatakan bahwa [[Hamengkubuwono VII]] meminta pensiun kepada [[Belanda]] untuk ''madeg pandita'' (menjadi pertapa) di [[Pesanggrahan Ambarukmo|Pesanggrahan Ngambarrukmo]].
 
=== Perkembangan Budaya dan Pendidikan ===
Era Hamengku Buwono VII adalah periode awal menuju modernisasi, di mana banyak sekolah mulai didirikan. Beliau juga mendorong pendidikan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi, termasuk mengirim beberapa di antaranya belajar ke Belanda. Di bidang seni tari, Hamengku Buwono VII memberi kesempatan untuk perkembangan tarian di luar keraton, mendukung anak-anaknya mendirikan sekolah tari gaya Yogyakarta, [[Krido Bekso Wiromo]], yang terbuka bagi siapa saja yang berminat belajar tari di Dalem Tejokusuman. Selain mendirikan sekolah, beliau juga memperkuat pertunjukan seni tari dan wayang, yang semakin populer sejak akhir 1918.<ref>{{Cite web|last=Andryanto|first=S. Dian|date=2023-02-04|title=Hikayat Sri Sultan Hamengkubuwono VII, Disebut sebagai Sultan Sugih dan Sultan Sepuh, Ini Alasannya|url=https://nasional.tempo.co/read/1687577/hikayat-sri-sultan-hamengkubuwono-vii-disebut-sebagai-sultan-sugih-dan-sultan-sepuh-ini-alasannya|website=Tempo|language=en|access-date=2024-10-27}}</ref>
 
Di masa Hamengku Buwono VII, berkembang pula berbagai organisasi massa. [[Muhammadiyah]], salah satu organisasi Islam besar, lahir dari lingkup keraton pada masa ini. Diprakarsai oleh Raden Ngabei Ngabdul Darwis atau Kyai Haji [[Ahmad Dahlan]], yang merupakan abdi dalem keraton yang dikirim untuk belajar di Arab Saudi, Muhammadiyah fokus pada kegiatan amal dan pendidikan, berkembang dari kawasan Kauman.<ref>{{Cite web|last=link|first=Dapatkan|last2=Facebook|date=2017-08-27|title=Sri Sultan Hamengku Buwono VII (1877 - 1921)|url=https://www.pernikjogja.com/2017/08/sri-sultan-hamengku-buwono-vii-1877-1921.html|language=id|access-date=2024-10-27|last3=Twitter|last4=Pinterest|last5=Email|last6=Lainnya|first6=Aplikasi}}</ref>
 
Hamengku Buwono VII memiliki visi untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam organisasi politik sebagai cikal bakal Indonesia. Gedung Loji Mataram milik keraton di [[Jalan Malioboro]], yang kini menjadi gedung DPRD DIY, dipinjamkan kepada [[Boedi Oetomo|Budi Utomo]] untuk mengadakan kongres pertamanya. Beliau juga memfasilitasi perayaan hari besar Islam berdasarkan kalender Hijriah, sementara upacara [[Grebeg|Garebeg]] masih mengikuti kalender Sultan Agungan.<ref name=":0" />
 
=== Menjelang turun tahta ===
Menjelang usia ke-81 tahun, Hamengku Buwono VII merasa saatnya untuk turun tahta.<ref>{{Cite web|last=Wardani|first=Agustin Tri|title=Silsilah Raja Keraton Jogja dan Biografi Singkatnya|url=https://www.detik.com/jateng/jogja/d-6825703/silsilah-raja-keraton-jogja-dan-biografi-singkatnya|website=detikjateng|language=id-ID|access-date=2024-10-27}}</ref> Pada 1920, ia menyampaikan keinginan ini kepada patih [[Danurejo VII (VI)|Danurejo VII]] dan pemerintah Hindia Belanda, memilih hidup sebagai pandhita di pesanggrahan [[Ambarrukmo (disambiguasi)|Ambarukmo]]Keputusan ini tak lepas dari pengaruh pemerintah Belanda yang mengusulkan program reorganisasi agraria. Sultan merasa bahwa program tersebut akan membatasi peranannya, terutama karena penghapusan sistem ''apanage'' yang menyerahkan pengelolaan tanah kepada pemerintah Hindia Belanda melalui kas daerah. Secara politik, peraturan ini seolah menjadikan sultan sebagai bagian dari administrasi kolonial. Hamengku Buwono VII kemudian menunjuk [[GRM Sujadi]] sebagai penerusnya, demi kelancaran suksesi dan stabilitas pemerintahan di bawah pengaruh Belanda yang terus kuat.<ref>{{Cite web|title=Mengenal Hamengku Buwono VII, Raja yang Melek Pendidikan|url=https://www.rctiplus.com/news/detail/berita-utama/4238975/mengenal-hamengku-buwono-vii-raja-yang-melek-pendidikan|website=RCTI+|language=id|access-date=2024-10-27}}</ref>
 
=== Peninggalan Hamengku Buwono VII ===
Tidak hanya mencakup pabrik gula, jaringan kereta api, dan Pesanggrahan Ambarukmo, peninggalan Hamengku Buwono VII juga meliputi karya seni seperti tari Bedaya Sumreg, Srimpi Dhendhang Sumbawa, dan Bedaya Lala. Pada masa ini pula, tari Bedaya beralih menggunakan kostum mekak dan tetap mempertahankan riasan paes ageng. Di bidang seni keris, ia dikenal dengan koleksi keris tangguh kaping piton yang berkualitas tinggi.<ref name=":0" />
 
Pada masa Hamengku Buwono VII, Tugu Golong Gilig, yang rusak akibat gempa pada 1867, direnovasi di bawah pengawasan Patih Danurejo V dengan rancangan YPF van Brussel. Tugu yang ikonik bagi Yogyakarta ini diresmikan pada 3 Oktober 1889. Hamengku Buwono VII wafat pada 30 Desember 1921 (29 Rabingulakir 1851) dan dimakamkan di Astana Saptorenggo, Pajimatan Imogiri.<ref name=":0" />
 
== Silsilah ==
 
* Anak tertua dari Sultan Hamengkubuwana VI dan istri pertamanya Kanjeng Ratu Sepuh/Gusti Kanjeng Ratu Sultan/Gusti Kanjeng Ratu Hageng dan diangkat anak oleh Gusti Kanjeng Ratu Kencana.
* Memiliki delapan belas istri:
# Bendara Raden Ayu Sukina/Bendara Raden Ayu Mangkubumi (b. 1836), putri termuda [[Hamengkubuwana V]] dengan istri keduanya, Bendara Raden Ayu Dewaningsih.
# Gusti Kanjeng Ratu Hemas, putri dari Kanjeng Raden Tumengung Jayadipura atau dari Pangeran Suryadiningrat.
# Gusti Kanjeng Ratu Kencana, kemudian diasingkan lalu bergelar Gusti Kanjeng Ratu Wandhan, putri dari Raden 'Ali Basa 'Abdu'l-Mustafa Senthot Prawiradirja.
# Gusti Kanjeng Ratu Kencana II/Bendara Raden Ayu Ratna Sri Wulan, putri dari Bendara Pangeran Harya Hadinegara.
# Bendara Raden Ayu Ratnaningsih.
# Bendara Raden Ayu Ratnaningdia.
# Bendara Raden Ayu Ratna Adi.
# Bendara Raden Ayu Ratnasangdia.
# Bendara Raden Ayu Ratnajiwata.
# Bendara Raden Ayu Puryaningdia.
# Bendara Raden Ayu Devaratna.
# Bensara Raden Ayu Puspitaningdiya.
# Bendara Raden Ayu Srengkara Adinindia.
# Bendara Raden Ayu Rukmidiningdia.
# Bendara Raden Ayu Ratna Adiningrum.
# Bendara Raden Ayu Ratna Puspita.
# Bendara Raden Ayu Tejaningrum.
# Bendara Raden Ayu Ratna Mandaya, putri dari Patih Dhanuraja VI.
* Memiliki 31 putra
* Memiliki 38 putri
<!-- * 1) Lieutenant-Colonel Kanjeng Gusti Pangeran Yartabitu Angabehi (s/o Ratnaningsi). Lt-Col. on the General Staff of KNIL. Rcvd: Knt. of the Order of the Crown of Siam (1896).
* 2) Bandara Pangeran Arya Adi Kusuma I/Gusti Bandara Pangeran Arya Adi Kusuma (s/o Ratnaningsi). Copyright© Christopher Buyers
* 3) Bandara Pangeran Arya Jaya Kusuma I/Gusti Bandara Pangeran Arya Jaya Kusuma (s/o Ratnasangdia).
* 4) Captain Bandara Pangeran Arya Adi Negara I/Gusti Bandara Pangeran Arya Adi Negara I (s/o Ratnasangdia). Capt. and Adj. on the General Staff of KNIL. Rcvd: Knt. of the Order of the Crown of Siam (1896).
* 5) Lieutenant-Colonel Gusti Radin Mas Akadiyat/Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara. b. 1873 (s/o Ratu Mas). Appointed as Heir Apparent with the title of Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram 5th March 1883. Lt-Col. on the General Staff KNIL. He d.v.p. April 1893.
* 6) Lieutenant-Colonel Kanjeng Gusti Pangeran Arya Mangku Kusuma b. at Yogyakarta, 1st September 1877 (s/o Ratu Kinchana). Maj. on the General Staff KNIL 1903, prom. Lt-Col. 1925, Adj. to the Governor-General of the NEI. Rcvd: Officer of the Orders of Orange-Nassau, the Crown of Siam (1896), and the Black Star of Benin of France. m. Radin Ayu Kumaraningrum (b. 1883).
* 7) Gusti Radin Mas Pratista/Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Jumina (s/o Ratu Mas). Appointed as Heir Apparent with the title of Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram 9th November 1893. Removed from the succession due to mental instability, 11th November 1895. Copyright© Christopher Buyers
* 8) Colonel Kanjeng Gusti Radin Mas Putra/Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara (s/o Ratu Mas). Appointed as Heir Apparent with the title of Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram 1895. Col. on the General Staff KNIL. Rcvd: Officer of the Orders of Orange-Nassau of the Netherlands, and the White Elephant of Siam (1896). m. at Yogyakarta, 11th August 1907, Radin Ayu Amangku Negara. He d.v.p. at Surakatra, 1913, having had issue:
o a) Captain Bandara Pangeran Arya Paku ning Rat. Capt. on the General Staff KNIL. m. at the Kraton, Yogyakarta, February 1925, Bandara Radin Ajeng Gusti Siti Sundarumiya/Gusti Kanjeng Ratu Pembayun, eldest daughter of Major-General H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Amangku Buwana VIII Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama Khalifatu'llah ingkang Yumeneng Kaping, Sultan of Yogyakarta, by his wife, Bandara Radin Ayu Purya Aningdiya.
o b) Bandara Pangeran Arya Chakra di-ning Rat. m. at the Kraton, Yogyakarta, 8th February 1939, Bandara Radin Ajeng Siti Kuswanayi/Bandara Radin Ayu Chakra di-ning Rat/Gusti Bandara Radin Ayu Chakra di-ning Rat, eighth daughter of Major-General H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Amangku Buwana VIII Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama Khalifatu'llah ingkang Yumeneng Kaping, Sultan of Yogyakarta, by his wife, Bandara Radin Ayu Purya Aningdiya.
o a) Bandara Radin Ajeng Siti Putria/Bandara Radin Ayu Atma Chandra Kusuma. m. at Yogyakarta, 18th March 1920, Radin W. Atma Chandra Kusuma.
o b) Bandara Radin Ajeng Siti Surat Kabirun/Bandara Radin Ayu Atma Chandraseputra. m. at Yogyakarta, 18th March 1920, Radin W. Atma Chandraseputra.
* 9) Gusti Radin Mas Sujadi/Gusti Pangeran Arya Purbaya (d/o Ratu Mas), who succeeded as H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Amangku Buwana VIII Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama Khalifatu'llah ingkang Yumeneng Kaping, Sultan of Yogyakarta - see below. Copyright© Christopher Buyers
* 10) Major Radin Mas Arya Suriya di-ning Rat/Bandara Pangeran Arya Suriya di-ning Rat/Gusti Bandara Arya Suriyadi-ning Rat (s/o Ratnajuwita). Maj. on the General Staff KNIL. Rcvd: Officer of the Orders of Orange-Nassau (mil), and the Crown of Siam, Knt. Netherlands Red Cross. m. at Kraton Surakarta, 1908, Bandara Radin Ajeng Kusatima/Bandara Radin Ayu Suriya di-ning Rat, daughter of Lieutenant-General H.P.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun ingkang Minula saha ingkang Wijaksana Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana X Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama, Susuhanan of Surakarta.
* 11) Bandara Radin Mas Timur (s/o Ratnamurcita). He d. young.
* 12) Major Gusti Pangeran Arya Teja Kusuma (s/o Ratu Kinchana). Luruh Pangeran. Maj. on the General Staff KNIL. Rcvd: Officer of the Order of the Crown of Siam (1896).
* 13) Gusti Radin Mas Sukirna (d/o Ratu Mas).
* 14) Captain Bandara Pangeran Arya Suriya Vijaya/Gusti Bandara Pangeran Arya Suriya Vijaya (s/o Ratnamurcita). Capt. on the General Staff KNIL.
* 15) Gusti Pangeran Arya Natapraya (s/o Ratu Kinchana).
* 16) Gusti Radin Mas Suhardi (d/o Ratu Kinchana).
* 17) Bandara Pangeran Arya Paku ning Rat/Gusti Bandara Pangeran Arya Paku ning Rat (s/o Ratnapurnama).
* 18) Bandara Pangeran Arya Suriya Brangta/Gusti Bandara Pangeran Arya Suriya Brangta (s/o Ratnapurnama). Copyright© Christopher Buyers
* 19) Major Bandara Pangeran Arya Adisuriya/Gusti Bandara Arya Pangeran Adisuriya (twin with his sister Hirawan) (s/o Ratna Winardi). Maj. on the General Staff KNIL and Adj. to the Sultan.
* 20) Bandara Radin Mas Hirawan (twin with his brother Adisuriya) (s/o Ratnapurnama). He d. young.
* 21) Bandara Radin Mas Kudiamaji/Bandara Radin Arya Suriya Mantaraman/Bandara Pangeran Arya Suriya Mantaraman (cre. 1910)/Kyai Ageng Suriya Mantaraman. b. at Kraton Yogyakarta, 20th May 1892 (s/o Ratna Mandaya), educ. Srimanganti Palace Sch., Yogyakarta. Became an ascetic, taking the name of Kyai Ageng Suriyamantaram. . (first) Radin Ayu Suriya Mantaraman (d. 1921). m. (second) at Bringin, near Saltiga, 1925, Nyi Suriya Mantaraman. He d. at Minggu Pon, 18th March 1962, having had issue, three sons and four daughters:
o a) Radin Mas F. Pannie.
o b) Radin Mas Jagat.
o c) Commander Radin Mas Gransang (s/o the first wife). Naval Medical Corps.
o a) Radin Ajeng Japrut.
o b) Radin Ajeng Dlureg.
o c) Radin Ajeng Gresah.
o d) Radin Ajeng Semplah.
* 22) Bandara Radin Mas Pudiarya (s/o Ratnapurnama).
* 23) Major Gusti Pangeran Arya Adi Kusuma II (s/o Ratu Kinchana). Maj. on the General Staff KNIL. Rcvd: Officer of the Order of the Crown of Siam (1896).
* 24) Major Bandara Pangeran Arya Jaya Kusuma II/Gusti Bandara Pangeran Arya Jaya Kusuma II (s/o Ratna Mandaya). Maj. on the General Staff KNIL and Adj. to the Sultan. m. at Yogyakarta, 16th February 1925, Radin Ajeng Suriyadiya. Copyright© Christopher Buyers
* 25) Bandara Radin Mas Prawata (s/o Ratna Satya Asmara).
* 26) Major Bandara Pangeran Arya Adi Winata/Gusti Bandara Pangeran Arya Adi Winata (s/o Ratna Mandaya). Maj. on the General Staff KNIL. m. at Yogyakarta, 4th June 1929, Radin Ajeng Atastila.
* 27) Major Bandara Pangeran Arya Adi Negara/Gusti Bandara Pangeran Arya Adi Negara (s/o Ratna Winardi). The Lurah Pangeran. Maj. on the General Staff KNIL.
* 28) Major Gusti Pangeran Arya Bumi Nata (s/o Ratu Kinchana). Maj. on the General Staff KNIL.
* 29) Bandara Radin Mas Subana (s/o Ratna Mandaya).
* 30) Bandara Radin Mas Sumaulngirki (s/o Ratna Mandaya).
* 31) Bandara Radin Mas Samsujabali (s/o Sumadimeya).
* 1) Bandara Radin Ajeng Gusti Siti Sundarumiya (d/o Pujaningdia).
* 2) Bandara Radin Ajeng Kusina (d/o Ratna Adingdia).
* 3) Bandara Radin Ayu Gusti Timur/Bandara Radin Ayu Gusti Pembayun (d/o Ratnaningsi). The Lurah putri. m. Kanjeng Radin Tumenggong Siduraya, Wedana.
* 4) Bandara Radin Ayu Dhanu Negara/Gusti Bandara Radin Ayu Dhanu Negara (d/o Ratna Adi). m. Kanjeng Radin Tumenggong Dhanu Negara.
* 5) Bandara Radin Ajeng Partila (d/o Ratna Adi). She d. young.
* 6) Gusti Kanjeng Ratu Chandra Kirana I (d/o Ratu Wandhan). m. Kanjeng Radin Tumenggong Brangta Kusuma/Kanjeng Radin Tumenggong Jaya di-Pura, Wedana Magang and Bupati Nayaka Wedana Keparak.
* 7) Bandara Radin Ayu Mangku Yudha/Gusti Bandara Radin Ayu Mangku Yudha (d/o Ratna Adi). m. Kanjeng Radin Tumenggong Mangku Yudha, son of Radin Bagus Sukapja/'Ali Basa 'Abdu'l Mahmud Ganda Kusuma/Kanjeng Radin Temenggong Ganda Kusuma/Kanjeng Radin Adipati Dhanuraja IV/Pangeran Arya Juru, Patih of Surakarta, by his wife, Radin Ayu Pupa di-Sasra.
* 8) Bandara Radin Ayu Dhanu Adi-ning Rat/Gusti Bandara Radin Ayu Dhanu Adi-ning Rat (d/o Ratnaningdia). m. Kanjeng Radin Tumenggong Dhanu Adi-ning Rat (m. second, the eleventh daughter - see below). Copyright© Christopher Buyers
* 9) Bandara Radin Ayu Sasra Negara/Gusti Bandara Radin Ayu Sasra Negara (d/o Ratna Adi). m. Kanjeng Radin Tumenggong Sasra Negara.
* 10) Gusti Kanjeng Ratu Sekar-Kadhaton/Gusti Kanjeng Ratu Maduratna (d/o Ratu Wandhan). m. Professor Kanjeng Radin Tumenggong Kerta Negara (b. at Temon, Yogyakarta, 9th October 1907), Dean. Faculty of Economics, Gadjah Mada Univ. 1955-1962, 5 children.
* 11) Bandara Radin Ayu Dhanu Adi-ning Rat II/Gusti Bandara Radin Ayu Dhanu Adi-ning Rat (d/o Ratnadevati). m. Kanjeng Radin Tumenggong Dhanu Adi-ning Rat.
* 12) Gusti Kanjeng Ratu Anggar I (d/o Ratu Mas). m. Kanjeng Radin Tumenggong Purwa Negara/Kanjeng Radin Tumenggong Jaga Negara II.
* 13) Bandara Radin Ayu Chakradi-ning Rat/Bandara Radin Ayu Yudha Negara /Gusti Bandara Radin Ayu Yudha Negara (d/o Ratnajiwata). m. (first) Radin Adipati Dhanuraja VI/Pangeran Arya Chakra di-ning Rat, Patih of Surakarta 1899-1911, son of Kanjeng Radin Temenggong Niti Negara II, by his wife, Bandara Radin Ayu Niti Negara, seventh daughter of Major-General H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Amangku Buwana IV Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama Khalifatu'llah ingkang Yumeneng Kaping, Sultan of Yogyakarta. m. (second) as his first wife, Kanjeng Pangeran Arya Yudha Negara V/Kanjeng Pangeran Arya Hapati Dhanuraja VII (b. 20th November 1869, m. second, Gusti Kanjeng Ratu Ayu - see below; d. at Yogyakarta, 26th December 1931), son of Kanjeng Pangeran Arya Yudha Negara II, by his wife, Gusti Kanjeng Ratu Anggar, second daughter of Colonel H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Amangku Buwana VI Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama Khalifatu'llah ingkang Yumeneng Kaping [Sultan Mangku Bumi], Sultan of Yogyakarta. She had issue.
* 14) Bandara Radin Ayu Purbanegara/Bandara Radin Ayu Brangta Kusuma/Gusti Bandara Radin Ayu Brangta Kusuma (d/o Devaratna). The Lurah Putri. m. Kanjeng Radin Tumenggong Purbanegara/Kanjeng Radin Tumenggong Brangta Kusuma.
* 15) Gusti Kanjeng Ratu Bandara I (d/o Ratu Kinchana). m. Kanjeng Radin Tumenggong Suriyadi/Kanjeng Pangeran Arya Suriyadi. Copyright© Christopher Buyers
* 16) Bandara Radin Ajeng Murtina (d/o DevaRatna). She d. young.
* 17) Gusti Radin Ajeng Murhadiya (d/o Ratu Mas). She d. young.
* 18) Bandara Rade Ajeng Murarayatina/Bandara Radin Ayu Sura Negara/Gusti Bandara Radin Ayu Sura Negara (d/o Ratnamurcita). m. at Kraton Yogyakarta, 4th June 1929, Kanjeng Radin Tumenggong Sura Negara.
* 19) Bandara Radin Ayu Sekar-Kedhaton/Gusti Kanjeng Ratu Anga II (d/o Ratu Mas). m. at Yogyakarta, 9th August 1909, as his second wife, Bandara Radin Mas Abimanyu/Bandara Pangeran Arya Kusuma Yudha/Kanjeng Gusti Pangeran Arya Kusuma Yudha (b. 1884), second son of Lieutenant-General H.P.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun ingkang Minula saha ingkang Wijaksana Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana X Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama, Susuhanan of Surakarta, by his third wife, Radin Ajeng Ratnapurnama. She had issue, two sons - see Indonesia (Surakarta).
* 20) Bandara Radin Ayu Jaya Negara/Bandara Radin Ayu Rana di-ning Rat Gusti Bandara Radin Ayu Rana di-ning Rat (d/o Ratnamurcita). m. at Yogyakarta, Kanjeng Radin Temenggong Jaya Negara III/Kanjeng Radin Tumenggong Rana di-ning Rat.
* 21) Gusti Kanjeng Ratu Ayu (d/o Ratu Mas). m. as his second wife, Radin Mas Dhanu Winata/Pangeran Arya Chakra di-ning Rat (cre. 29th May 1888)/Pangeran Arya Yudha Negara III (cre. 9th November 1898)/Bandara Kanjeng Pangeran Arya Adipati Dhanuraja VII (cre. 6th March 1912) (b. 20th November 1869; d. at Yogyakarta, 26th December 1931), Patih of Yogyakarta 1911-1931, rcvd: Officer of the Order of Orange-Nassau, Knt. of the Order of the Netherlands Lion, and Officer of the Order of the White Elephant of Siam (1930), son of Kanjeng Pangeran Arya Yudha Negara II, by his wife, Gusti Kanjeng Ratu Anggar, second daughter of Colonel H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Amangku Buwana VI Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama Khalifatu'llah ingkang Yumeneng Kaping [Sultan Mangku Bumi], Sultan of Yogyakarta. She had issue. Copyright© Christopher Buyers
* 22) Bandara Radin Ayu Chandra Negara/Bandara Radin Ayu Ranadi-ning Rat/Gusti Bandara Radin Ayu Chandra Negara (d/o Ratnamurcita). m. Kanjeng Radin Tumenggong Chandra Negara.
* 23) Gusti Kanjeng Ratu Devi (d/o Ratu Kinchana). m. Kanjeng Radin Tumenggong Wijil.
* 24) Bandara Radin Ayu Chandra Praya/Bandara Radin Ayu Vira Kusuma/Gusti Bandara Radin Ayu Vira Kusuma (d/o Ratna Juwita). m. Kanjeng Radin Tumenggong Chandra Praya /Kanjeng Radin Tumenggong Vira Kusuma.
* 25) Gusti Kanjeng Ratu Anum (d/o Ratu Mas). m. Kanjeng Radin Tumenggong Suriyatama/Kanjeng Pangeran Arya Suriyadi.
* 26) Bandara Radin Ayu Nitipraya /Bandara Radin Ayu Praviradi-ning Rat /Gusti Bandara Radin Ayu Praviradi-ning Rat (d/o Puyaratna). m. Kanjeng Radin Tumenggong Nitipraya/Kanjeng Radin Tumenggong Pravira di-ning Rat.
* 27) Gusti Kanjeng Ratu Bandara II (d/o Ratu Mas). m. Kanjeng Radin Tumenggong Puspa di-ning Rat.
* 28) Gusti Kanjeng Ajeng Mursamsila (d/o Ratu Kinchana). She d. young.
* 29) Bandara Radin Ayu Jaya di-Pura/Gusti Bandara Radin Ayu Jaya di-Pura (d/o Ratnajumanten). m. Kanjeng Radin Tumenggong Jaya di-Pura.
* 30) Bandara Radin Ayu Brangta di-ning Rat /Gusti Bandara Radin Ayu Brangta di-ning Rat (d/o Puryaratna). m. Kanjeng Radin Tumenggong Brangta di-ning Rat.
* 31) Bandara Radin Ajeng Murlintangpayar (d/o Ratnajumanten).
* 32) Gusti Kanjeng Ratu Bandara III (d/o Ratu Kinchana). m. Kanjeng Radin Tumenggong Puspadi-ning Rat. Copyright© Christopher Buyers
* 33) Bandara Radin Ayu Mangku Negara /Gusti Bandara Radin Ayu Mangku Negara (d/o Ratna Mandaya). m. Kanjeng Radin Tumenggong Mangku Negara.
* 34) Bandara Radin Ayu Purwa Negara /Gusti Bandara Radin Ayu Purwa Negara (d/o Ratnapurnama). m. Kanjeng Radin Tumenggong Purwa Negara.
* 35) Gusti Kanjeng Ratu Chandra Kirana II (d/o Ratu Kinchana). m. at Kraton Yogyakarta, 1st December 1933, her first cousin, Kanjeng Pangeran Arya Adipati Dhanuraja VIII (b. 12th November 1882), son of Gusti Pangeran Arya Bumi Nata - see above.
* 36) Bandara Radin Ajeng Murkadariya/Bandara Radin Ayu Suriyawinata/Gusti Bandara Radin Ayu Suriyawinata (d/o Ratna Ranga Asmara). m. at the Kraton, Yogyakarta, 16th February 1925, Bandara Radin Mas Suriyawinata.
* 37) Bandara Radin Ajeng Murnisumullalati/Bandara Radin Ayu Pringadi-ning Rat/Gusti Bandara Radin Ayu Pringadi-ning Rat (d/o Ratna Satya Asmara). m. at the Kraton, Yogyakarta, 16th February 1925, Kanjeng Radin Tumenggong Pringgadi-ning Rat.
* 38) Bandara Radin Ajeng Mursudarina/Radin Ajeng J Kirana Rukmi/Gusti Kanjeng Ratu Mas. b. 1893 (d/o Ratu Kinchana). m. at the Kraton, Yogyakarta, 2nd October 1915, Lieutenant-General H.P.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun ingkang Minula saha ingkang Wijaksana Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana X Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama, Susuhanan of Surakarta (b. 29th November 1866; d. at Kraton, Surakarta, 20th February 1939), son of Major-General H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana IX Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama, Susuhanan of Surakarta, by his wife,, Bandara Radin Ajeng Kustiya/Kanjeng Ratu Sri Paku Buwana IX, daughter of Pangeran Arya Adi Vijaya III - see Indonesia (Surakarta).
* 39) Bandara Radin Ajeng Murharyina/Bandara Radin Ayu Padmadi-ning Rat/Gusti Bandara Radin Ayu Padmadi-ning Rat (d/o Puryaratna). m. 16th February 1925, Kanjeng Radin Tumenggong Padmadi-ning Rat.
* 40) Bandara Radin Ajeng Mursudariya/Gusti Kanjeng Ratu Timur (d/o Ratu Kinchana). m. at Surakarta, 6th September 1920, Colonel H.H. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangku Negara VII Senapati ing Ayuda (b. 15th August 1885; d. 19th July 1944), son of Colonel H.H. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangku Negara V Senapati ing Ayuda. She had issue - see Indonesia (Mangkunegara). Copyright© Christopher Buyers
* 41) Bandara Radin Ajeng Mursiwida/Bandara Radin Ayu Purbadirya/Gusti Bandara Radin Ayu Purbadirya (d/o Centhung). m. 16th February 1925, Kanjeng Radin Tumenggong Purbadirya.
* 42) Bandara Radin Ajeng Murharida (d/o Ratna Ranga Asmara). She d. young.
* 43) Bandara Radin Ayu Mangun Kusuma/Gusti Bandara Radin Ayu Mangun Kusuma (d/o Ratna Ranga Asmara). m. Kanjeng Radin Tumenggong Mangun Kusuma/Kanjeng Pangeran Arya Mangun Kusuma.
* 44) Gusti Radin Ajeng Murbilanatirini (d/o Ratu Kinchana).
* 45) Bandara Radin Ayu Brangta di-ning Rat II/Gusti Bandara Radin Ayu Brangta di-ning Rat (d/o Ratnapurnama). m. Kanjeng Radin Tumenggong Brangta di-ning Rat/Kanjeng Pangeran Arya Brangta di-ning Rat.
* 46) Bandara Radin Ajeng … (d/o Ratnapurnama). She d. young.
* 47) Bandara Radin Ajeng Murarayatina/Bandara Radin Ayu Suriya Negara/Gusti Bandara Radin Ayu Suriya Negara (d/o Ratna Ranga Asmara). m. at Yogyakarta, 4th June 1929, Kanjeng Radin Tumenggong Suriya Negara.
* 48) Bandara Radin Ajeng Muryalitarina/Bandara Radin Ayu Jati Kusuma/Bandara Radin Ayu Purbanegara/Gusti Bandara Radin Ayu Purbanegara (d/o Ratnaliring Asmara). m. at Kraton Yogyakarta, 4th June 1929, as his first wife, General H.H. Bandara Pangeran Arya/Bandara Kanjeng Arya Jati Kusuma/Bandara Kagjeng Pangeran Purbanegara (b. at Solo, 1st July 1917), son of Lieutenant-General H.P.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun ingkang Minula saha ingkang Wijaksana Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana X Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama, Susuhanan of Surakarta, by his wife, Radin Ajeng J Kirana Rukmi/Ratu Mas - see Indonesia (Surakarta).
-->
== Galeri ==
<center><gallery>
Berkas:Hamengkoe Boewono VII, sultan van Jogjakarta, in uniform - Kassian Céphas - KITLV 10001.tif|Sri Sultan Hamengkubuwana VII. [[Kassian Cephas]], 1885. Koleksi [[KITLV]].
Berkas:KITLV 10008 - Kassian Céphas - Ratu Angger, sister of Hamengkoe Buwono VII sultan of Yogyakarta, in court dress - Around 1885.tif|Ratu Angger, saudara perempuan Sultan Hamengkubuwana VII, berpakaian kerajaan, sekitar tahun 1885.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ratoe Madoeretna dochter van sultan Hamengkoe Boewono VII TMnr 60001467.jpg|Ratoe Madoeretna, putri Sultan Hamengkubuwono VII
</gallery></center>
== Pranala luar ==
{{reflist}}
 
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/yogya7.htm HB VII - Genealogy] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080616033437/http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/yogya7.htm |date=2008-06-16 }}
 
== Kepustakaan ==
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
 
{{kotak mulai}}
{{s-reg}}
{{kotak suksesi|jabatan = [[Raja Kesultanan Yogyakarta]]|pendahulu=[[Hamengkubuwono VI]]|pengganti = [[Hamengkubuwono VIII]]|tahun = 1877-1921}}
{{kotak selesai}}
 
{{Hamengkubuwana}}
 
{{lifetime|1839|1931|}}
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort =
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m = 4
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m = Februari
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1839
|tempat_lahir =
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m = 30
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m = Desember
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1931
|tempat_makam =
}}
 
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Sultan Yogyakarta]]
[[Kategori:Kelahiran 1839Poligamis]]
[[Kategori:KematianTokoh 1921Jawa]]